Mangkoesapoetra 2004:2 mengemukakan bahwa prinsip kerja MGMP adalah cerminan kegiatan dari, oleh dan untuk guru dari semua
sekolah atas dasar ini MGMP merupakan organisasi non struktural yang bersifat mandiri, berdasarkan kekeluargaan, dan tidak memiliki
hubungan hierarkis dengan lembaga lain.
c. Struktur Program MGMP
Struktur progam kegiatan MGMP Depdiknas 2009:16-18 terdiri dari:
1 Program umum adalah program yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan-kebijakan pendidikan di
tingkat daerah sampai pusat. 2 Program inti adalah program-program utama yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas profesionalisme guru. Program inti dapat dikelompokkan
ke dalam
program rutin
dan program
pengembangan.
d. Program penunjang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan peserta
MGMP Sosiologi-Antropologi
Kota Semarang dengan materi-materi yang bersifat penunjang.
B. Landasan Teori
Teori merupakan unsur penelitian yang besar peranannya dalam menjelaskan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat
penelitian. Teori yang relevan dengan masalah yang diteliti adalah teori peran role theory. Konsep peran mengasumsikan bahwa ketika seseorang
menempati suatu posisi sosial tertentu, perilakunya akan ditentukan terutama oleh apa yang diharapkan ketika seseorang berada pada posisi tersebut
daripada oleh karakteristik yang ada pada diri mereka Abercrombie 2010:479. MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang menjalankan
perannya, yang memuat beberapa kegiatan profesional yang diharapkan dalam meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran Sosiologi di kota
Semarang. Teori peran pertama kali digunakan oleh George H. Mead seorang
pelopor interaksionalisme simbolik symbolic interactionism pada tahun 1934. George H. Mead menggambarkan peran sebagai hasil dari proses
interaksi yang tentatif dan kreatif Abercrombie 2010:480. Setiap peran melibatkan interaksi dengan peran lainnya. Dalam penelitian ini, peran
MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang tidak dapat dipahami tanpa adanya peran guru mata pelajaran Sosiologi di kota Semarang.
C. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Sosiologi sejak tahun 1994 ternyata keberadaannya tidak diimbangi dengan ketersediaan guru yang berkompeten di bidangnya,
yakni guru yang berlatar belakang dari pendidikan sosiologi. Posisi guru mata pelajaran Sosiologi akhirnya diisi oleh guru yang berasal dari berbagai latar
belakang pendidikan. Beberapa SMAMA di kota Semarang mengalami hal ini, oleh karena itu guru mata pelajaran Sosiologi di kota Semarang
menyelenggarakan sebuah organisasi yang disebut dengan MGMP Sosiologi- Antropologi Kota Semarang. MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang
sebagai wadah kegiatan profesional bagi guru mata pelajaran Sosiologi di kota Semarang sangat diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme guru mata
pelajaran Sosiologi di kota Semarang. Dalam pelaksanaan kegiatan MGMP Sosiologi-Antropologi Kota
Semarang terdapat beberapa kendala yang dialami oleh guru mata pelajaran Sosiologi di kota Semarang. Kendala-kendala itu dapat diatasi dengan
berbagai macam cara atau solusi agar pelaksanaan kegiatan MGMP Sosiologi- Antropologi Kota Semarang ini dapat berjalan dengan baik, guna
meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran Sosiologi di kota Semarang. Dari keterangan tersebut dapat disajikan kerangka berpikir pada
bagan 1 berikut. Bagan 1. Kerangka Berpikir
Guru Mata Pelajaran Sosiologi di Kota Semarang
Kegiatan MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang
Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Sosiologi di Kota Semarang
Solusi Pelaksanaan Kegiatan MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang
pada Guru Mata Pelajaran Sosiologi di Kota Semarang
Kendala Pelaksanaan Kegiatan MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang
pada Guru Mata Pelajaran Sosiologi di Kota Semarang
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Dasar penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena mengenai apa yang dialami
oleh subjek penelitian, secara holistik melalui berbagai metode alamiah sehingga menghasilkan sebuah data deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah. Penggunaan metode kualitatif ini adalah untuk mengkaji atau meneliti serta mengungkap persoalan
mengenai peranan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang dalam meningkatkan profesionalisme
guru mata pelajaran Sosiologi di kota Semarang.
B. Fokus Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari yang kosong atau tanpa adanya masalah, baik masalah yang berasal dari pengalaman peneliti atau dari
pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah. Fokus dalam penelitian kualitatif berasal dari masalah iu sendiri dan fokus dapat menjadi
bahan penelitian. Fokus dari penelitian ini adalah peranan kegiatan MGMP Sosiologi-
Antropologi Kota Semarang dalam meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran Sosiologi di kota Semarang, yang meliputi bagaimana peranan
kegiatan MGMP Sosiologi-Antropologi Kota Semarang dalam meningkatkan