Sumber Potensi Konflik HASIL PENELITIAN

anak saya mandi kolam renang, karena air sungai tidak sejrnih seperti saya muda dulu”. Sumber : Wawancara 11 juni 2015. Dari wawancara diatas terlihat masyrakat merasa keberatan atas bermunculannya ternak-ternak babi itu di daerah mereka. Hal ini disebabkan karena keberadaan peternakan babi hanya akan merusak lingkungan . tetapi tidak semua masyarakat menolak dengan adanya peternakan babi. Ada juga masyrakat yang dapat menerima kemunculan peternakan babi di sekitar pemukiman mereka. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Mahadi : “ Saya sebenarnya merasa tidak terganggu dengan kehadiran peternakan babi ini. Karena mereka melakukan ini pasti ada sebabnya. Namun tidak semestinya para peternak babi ini merusak lingkungan sekitar nya,” Sumber : Wawancara 10 juni 2015 Dari wawancara diatas terlihat meskipun masyarakat dapat menerima keberadaan ternak babidisekitar pemukiman mereka namun tidak semsetinya keberadaan itu dibuat tanpa mengikuti aturan main yang ditetapkan oleh pemerintah.

4.4 Sumber Potensi Konflik

Kemunculan konflik di masyarakat tidak bisa dipastikan kapan waktu yang tepat untuk menuntaskan konflik tersebut. Sifat alamiah dari konflik ini yang menyebabkan mengapa konflik tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diminimalisir. Keberadaan konflik ditengah-tengah Universitas Sumatera Utara masyarakat memiliki faktor-faktor sebagai pemicu pembentukan konflik. Faktor-faktor penentu ini dapat terbentuk dikarenakan adanya gesekan antara kelompok masyarakat maupun masyarakat dengan pemerintah. Potensi konflik yang berlokasi di daerah Kelurahan Kwala Bekala merupakan konflik yang terjadi antar masyarakat dengan peternak babi. Peternak babi yang membuat kandang babi dekat dengan lingkungan masyarakat. Potensi konflik yang terjadi merupakan akar dari timbulnya peternakan babi didaerah yang tidak seharusnya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Hasyim : “Keberadaan ternak babi yang dekat dengan pemukiman warga ini tidak dibenarkan di daerah ini. Ternak babi ini bisa merusak ekosistem, karena para peternak membuang limbah kotorang ternaknya ke sungai yang ada dibelakang kandang. Sehingga apat membuat air sungai dapat tercemar. Selain itu bau yang ditimbulkan dari kotorang babi itu sendiri membuat suasana menjadi tidak enak” Sumber : Wawancara 10 juni 2015 Hal ini juga diperkuat dengan Bapak Mahadi yang megatakan bahwa : “Setiap kali mereka mencuci kandang dengan cairan kimia, mereka selalu membuang limbah itu kedalam sungai yang membuat ikan disungai mati. Pernah suatu saat saya mincing di sungai belakang rumah saya, ketika sedang menikmati hobi saya, saya terkejut melihat ikan- ikan yang mengapung di dasar sungai.” Sumber: Wawancara 11 juni 2015 Dari keterangan Bapak Hasyim diatas bahwa pembuangan limbah kotoran ternak menjadi salah satu potensi konflik di masyarakat. Peternak babi yang membuang llimbah kotoran ternak nya ke sungai menyebabkan air sungai menjadi tercemar sehingga tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu peternak babi yang menggunakan cairan Universitas Sumatera Utara kimia untuk membersihkan kandangnya membuat ekosistem di sungai kuala menjadi terganggu. Kualitas udara yang tidak baik pun menjadi efek yang paling terasa dikarenakan adanya peternakan babi di sekitar daerah ini. Penggunaan cairan kimia ini lah yang menjadi salah satu permasalahan bagi masyarakat yang ingin mencuci serta mandi di aliran sungai membuat masyarakat berfikir lagi, kareana efeknya lama-kelamaan akan menimbulkan penyakit bagi masyarakat itu sendiri. Selain itu tidak adanya kesempatan regenerasi kedepannya, bibit-bibit hewan di sungai dapat berkembang tanpa harus terkena cairan kimia itu sendiri. Proses ini sifatnya bersiklus dan siklus ini harus dijaga yang salah satunya dengan menggunakan cairan yang ramah lingkungan. Jika regenerasi hewan laut terputus, maka masyarakat akan terkena dampaknya yaitu tidak tersedianya ikan, udang, kepiting, dan lain-lain. Akibat yang ditimbulkan adalah masyarakat akan kehilangan mata pencaharian mereka karena tidak tersedianya lagi ikan disungai yang dimanfaatkan sebagai pengahasilan tambahan bagi masyarakat. Keterangan Bapak Hasyim juga diperkuat oleh Bapak Mahadi yang merupakan salah satu nmasyarakat yang sudah lama menenmpati daerah tersebut. Beliau sebagai masyarakat daerah tersebut slelalu mendapatkan efek dari adanya kandang babi di daerah tersebut. Selain itu efek yang paling dirasakan adalah ketika dating nya bulan puasa. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ijul yaitu : Universitas Sumatera Utara “Kalau sudah bulan puasa, aroma yang di cium tidak sedap. Dikarenakan bau yang ditimbulkan limbah kotoran babi itu sangat menyengat, sehingga menjadi salah satu cobaan di bulan puasa. Karean rumah saya berada tidak jauh dari kandang babi tersebut.” Wawancara: 11 juni 2015 Penjelasan dari Bapak Ijul juga diperjelas dengan pernyataan dari Bapak Mahadi, yaitu: “Memang keberadaan ternak babi didaerah yang dekat pemukiman warga sangatlah meresahkan kami. Tapi apa boleh buat , namanya hidup bermasyarakat kita ya harus legowo mengahadapinya.” Wawancara: 11 juni 2015 Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Mahadi diatas bahwa selain penggunaan cairan kimia untuk membersihkan kandang, bau yang ditimbulkan juga menjadi pemicu munculnya potensi konflik antar masyarakat di Lingkungan X Kelurahan Kwala Bekala . Potensi konflik ini dapat muncul karena belum adanya kesadaran dari peternak babi tentang kebersihan lingkungan serta menjaga ekosistem di sungai. Bagi masyarakat itu sendiri keadaan seperti ini sudah menjadi kebiasaan yang harus dijalani setiap harinya. Masyarakat yang kontra akan adanya peternakan babi di daerah nya harus berbesar hati menerima keadaan ini. Keadaan seperti ini lah yang awalnya menjadi kan potensi konflik dimasyarakat menjadi konflik terbuka antara masyarakat yang pro dan kontra terhadap peternakan babi itu sendiri. Fakta yang terjadi dilapangan adalah para peternak babi masih menggukan cairan kimia tersbut untuk membersihkan kandang nya dan membuang limbahnya ke dalam sungai. Selain itu babi yang mati pun ikut serta dibuang kesungai. Rusaknya ekosistem sungai sangat berpengaruh terhadap kelestarian sumber daya lsungai khususnya bibit-bibit ikan Universitas Sumatera Utara dan penghsilan dari para masyarakat. Kondisi sekarang bahwa hasil tangkapan dari masyarakat yang mencari ikan di sungai mengalami penurunan, Selain faktor alam faktor manusia juga mempengaruhinya. Faktor manusia yang dimaksud adalah pengrusakan ekosistem sungai oleh para manusia yang belum mengerti akan pentingnya menaga kelestarian lingkungan. Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa keberadaan kandang babi yang dekat dengan pemukiman serta kesadaran akan kebersihan lingkungan . Faktor seperti inilah yang menyebabkan konflik antara masyarakat dan peternak babi di Lingkungan X Kelurahan Kwala Bekala. Selain beberapa faktor diatas, tidak bisa dipungkiri bahwa kandang babi itu sendiri dapat menimbulkan wabah penyakit bagi masyarakat sekitar, di karenakan kebersihan kandang yang tidak sesuai dengan standar kebersihan itu sendiri yang dapat mendatang kan hewan-hewan yang dapat menimbulkan penyakit. Selain itu virus serta bakteri juga akan memberikan sumbangan penyakit bagi masyarakat, contohnya saja virus H5N1 yang sempat menjadi wabah penyakit dinegeri ini. Seperti yang dikatakan Bapak Asnadi sebagai Kepala Lingkungan X: “Menurut pengamatan saya, kandang babi yang tidak menjaga kebersihan akan mendatangkan sebab akibat bagi peternak itu sendiri maupun masyarakat, wabah-wabah penyakit akan menyerang masyrakat . untung saja di daerah ini belum ada masyarakat yang terkena penyakit yang di sebabkan oleh virus babi itu, setau saya palingan peternak babi itu sendiri yang sering terkena penyakit sesak nafas.” Wawancara: 17 juni 2015 Universitas Sumatera Utara Bapak Asnadi menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang memicu timbulnya potensi konflik di di masyarakat Lingkungan X salah satunya adalah wabah penyakit. Wabah penyakit ini lah yang menjadi potensi konflik yang paling berbahaya, alasnya adalah ini menyangkut kesehatan masyarakat sert peternak babi itu sendiri. Dimana tidak adanya kesadaran akan standar kandang serta kebersihan kandang itu sendiri. Dapat dilihat bagaiman virus yang disebabkan oleh babi itu dapat merenggut nyawa seseorang. Keberadaan kandang babi yang dekat pemrmukiman warga ini akan dapat memicu potensi konflik yang besar di masyarakat. Pihak yang memiliki otoritas pemberian izin terhadap kebradaan peternakan adalah Dinas peternakan. Mulai dari pemberian izin hingga pengawasan terhadap kandang-kandang peternak . Pemberian izin tersebut berfungsi sebagai pelindung bagi peternak itu sendiri. Seandainya peternakan babi yang berada jauh dari permukiman warga tentu akan dapat meminimalisir konflik yang terjadi di masyarakat. Factor penyebab timbulnya potensi dimasyarakat menurut informan adalah : NO INFORMAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK 1 ASNADI Peternakan babi dapat menimbulkan wabah penyakit 2 HASYIM Tidak adanya kesadaran dari para peternak babi tentang kebersihan lingkungan 3 NURMAWATI Tidak ada nya ketegasan dari pemerintah dalam memberantas ternak yang ada disekitar masyarakat Universitas Sumatera Utara Konflik atau perselisihan Mempengaruhi Hubungan yang dekat 4 MAHADI Pencemaran air yang membuat kelangsungan hidup hewa-hewan di sungai terancam 5 HAMDAN Bau yang tidak enak yangditimbulkan dari kandang babi 6 Ijul Keberadaan ternak babi yang terlalu dekat dengan pemukiman

4.5 Potensi Konflik di Masyarakat