Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
PERANAN PRAMUWISATA DALAM PENGEMBANGAN
KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
KERTAS KARYA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
RANDO SEMBIRING 062204059
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
MEDAN
(2)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
PERANAN PRAMUWISATA DALAM PEMGEMBANGAN KEPERIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
KERTAS KARYA DIKERJAKAN O
L E H
RANDO SEMBIRING 062204059
Pembimbing
Drs. Marzaini Manday, MSPD
Kertas karya diajukan kepada panitia ujian.
Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan. Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Program Studi Pariwisata.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
MEDAN
(3)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PROGRAM STUDI PARIWISATA
KETUA JURUSAN,
Drs Ridwan Azhar m.Hum
NIP. 131 124 058
(4)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
PENGESAHAN Diterima oleh :
PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUSAYA
FAKULTAS MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III
DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA Pada :
Tanggal : Hari :
PROGRAM PENDIDIKAN SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,
Drs. Syaifuddin M.A, Ph.D, NIP. 132 098 531
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. Drs. Marzaini Manday, MSPD. (Dosen Pembimbing) ( )
2. Drs. Parlaungan Ritonga (Dosen Pembaca) ( )
3. Drs. Ridwan Azhar, M. Hum (Ketua Jurusan) ( )
(5)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya telah memberikan ilmu pengetahuan, kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan kertas karya ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul kertas karya ini adalah “Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Keperawisataan Di Kabupaten Karo”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan Pendidikan di Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin M.A, Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M. Hum, Selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Mukhtar, S.Sos S. Par, MA Selaku Sekretaris Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD, Selaku Dosen Pembimbing yang sangat membantu Penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
5. 2. Drs. Parlaungan Ritonga Selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia memeriksa kertas karya ini.
6. Bapak Solahudin Nasution M.SP, Selaku Koordinator Praktek Bidang Usaha Wisata yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan nasehatnya kepada penulis.
7. Untuk seluruh teman-teman Pariwisata khususnya UW 06 (Erawati, Tri Selamat, Faisal, Erda, Popy, Nina, Yuni, Fani, Supri, Fiqi, Ilen, Vera, Lulu, Oni, Yuntel, Dini, Cemul, Keluarga K. Rotua, Keluarga K. Yunda, Veny, Eza, Heri, Rico, Yogi dan lain-lain
8. Untuk teman-teman kost, (Tika, B. Tua, B. Agre, K. Lola, K. Ratna).
9. Untuk teman-teman nyanyi Joshua Flow, K. Siska, Jogi, Vivi, Soyan, Reza, Doremi dan lain-lain thanks ya buat pertemanannya.
(6)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
10. Untuk best friend (Annes, Nia, Mincen, Sintong, Niel, Duma, Eli, Neny, Titin, Kris, Berta thanks ya buat pertemanannya.
11. Untuk Serly terima kasih untuk semua selama ini
12 Untuk keponakan yang nakal Agri Sihombing yang baik, Noel Sihpmbing makasih buat dukungan semangatnya.
Akhirnya penulis mempersembahkan kertas karya ini untuk orang-orang yang penulis sayangi yakni, Keluarga Bapak R. Sembiring Mama, R. Br. Saragih, Kak Juli, Kak Vina, Kak Erti, Kak Rista, B. Leo, B. Jefri yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Pada kesempatan ini penulis mengharapkan adanya kritik dan saran guna penyempurnaan kertas karya ini terima kasih.
Medan, Maret 2009
(7)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……….. i
DAFTAR ISI ………. ii
ABSTRAKSI……… BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ………. 1
1.2 Pembatasan Masalah ………. 2
1.3 Tujuan Penelitian ………. 3
1.4 Metode Penulisan ……….. 3
1.5 Sistematika Penulisan ………... 4
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata ……… 6
2.2 Pengertian Kepariwisataan ……… 7
2.3 Sejarah Profesi Guide ……… 11
2.4 Pengetian Pramuwisata ………. 13
2.4.1 Persyaratan Untuk Menjadi Pramuwisata ……….. 14
2.4.2 Teknik Pelayanan ……….. 15
2.4.3 Proses Kominikasi Pramuwisata ……… 17
2.4.4 Tugas-Tugas Dasar Pramuwisata ……… 20
2.4.5 Peranan Pramuwisata Dalam Memandu Wisatawan …….. 24
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI KEPARIWISATAWAN DI KABUPATEN KARO 3.1 Informasi Umum Tanah Karo ……… 26
3.2 Kebudayaan Kabupaten Karo ……… 29
3.3 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Karo ………. 33
3.4 Sarana Dan Prasarana ……… 40
(8)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV PERANAN PRAMUWISATA DALAM USAHA PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
4.1 Pramuwisata Sebagai Duta Bangsa ………. 43
4.2 Hubungan Pramuwisata Dengan Wisatawan ……… 43
4.3 Peranan Pramuwisata Dalam Meningkatkan
Arus Kunjungan Wisatawan ………. 45
4.4 Hambatan-Hambatan Yang di Hadapi Pramuwisata …….. 47
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……… 48
5.2 Saran ………. 49
DAFTAR PUSTAKA
(9)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAKSI
Profesi sebagai tour guide / gemandu wisata / pramuwisata / duta wisata sebenarnya telah ada sejak terjadi perkembangan peradaban manusia, terutama Di abad pertengahan di mana para pemimpin agama memberi petunjuk memandu bahkan menyediakan tempat pemondokan untuk para pengembara dengan segala tujuannya. Namun secara modern baru dikenal dalam abad XIX.
Sebagai duta bangsa peramuwisata merupakan orang yang langsung berhubungan dan berkomunikasi serta melakukan kontak pribadi dengan wisatawan. Hendaknya pramuwisata dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Seorang pramuwisata juga mestilah orang-orang yang mempunyai wawasan luas tentang daerah, budaya, adat - istiadat, pola hidup masyarakat, dan lingkungan di suatu tempat.
Diharapkan peramuwisata juga dapat menjadi penggerak program sadar wisata di daerahnya. Karena sadar wisata merupakan salah satu penentu dari kemajuan kepariwisataan daerah, sadar merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lainnya, seperti dalam pelayanan, kelestarian, dan keamanan.
(10)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan pemasukan devisa, penyedia lapangan kerja dan penggerak pada perekonomian di sekitar objek wisata. Karena itu komponen bangsa harus turut mendukung kemajuan sektor pariwisata, baik menyangkut tata kelola kebijakannya maupun pengembangan potensi dan pelestarian objek wisatanya.
Sebagai layaknya komoditi lain, yang dapat menghasilkan devisa dan memperbaiki neraca pembayaran hutang luar negeri, industri parawisata dapat dikategorikan sebagai komoditi ekspor. Parawisata dapat mendatangkan dolar bagi negara. Negara bisa mendapat pemasukan yang luar biasa dari sektor pariwisata jika dikelola baik dan benar.
Peningkatan mutu dan pelayanan bagi wisatawan dalam dan luar negeri terus dikampanyekan pemerintah setiap tahunnya. Hal itu dapat di tempuh dengan berbagai kebijakan seperti : peningkatan mutu, pelayanan informasi, teknologi, komunikasi, sarana prasarana berstandar internasional serta peningkatan kualitas pramuwisata. Hal itu menjadi tugas kita sebagai orang-orang yang berwawasan, bermoral dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu saat ini banyak kita jumpai sekolah ataupun universitas yang memiliki jurusan kepariwisataan sebagai sarana dalam menciptakan kader-kader yang berkualitas.
(11)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Pramuwisata juga dapat berfungsi sebagai pemberi informasi tentang struktur negara, kedaulatan negara, idiologi negara dan kebudayaan masyarakat. Pramuwisata yang bertugas memberikan pelayanan kepada wisatawan, menyuguhkan informasi-informasi yang jelas dan menarik. Pramuwisata juga berperan sebagai teman wistawan selama tour berlangsung.
Kabupaten Karo merupakan daerah kunjungan wisata yang utama di Provinsi Sumatera Utara. Berbagai objek wisata menarik terdapat di daerah ini. Kabupaten Karo memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan seperti wisata alam, wisata budaya, dan didukung keramahtamahan penduduk setempat yang semuanya itu memiliki nilai yang sangat tinggi sebagai asset pramuwisata negara. Demi menunjang kemajuan kepariwisataan itu, sangat dibutuhkan partisipasi pramuwisata yang berkualitas menuju wisata di Kabupaten Karo. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk menelaah masalahnya dan menjadikannya sebagai judul kertas karya “Peranan Pramuwisata dalam Pengembangan Kepariwisataan di Kabupaten Karo”.
1.2 Pembatasan Masalah
Bila kita berbicara tentang pariwisata dewasa ini, pembahasannya akan sangatlah luas maka penulis tidak membicarakan secara menyeluruh. Karena itu penulis membatasi tulisan ini hanya mengenai peran pramuwisata dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo. Disampaing itu penulis juga menjabarkan potensi objek wisata yang terdapat di Kabupaten Karo.
(12)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Diploma III, Jurusan Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peran pramuwisata dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo.
1.4 Metode Penulisan
Dalam menyusun kertas karya ini penulis mengumpulkan data dengan tiga cara, yaitu :
1. Studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data/teori dengan membaca buku-buku perkuliahan dan bahan yang ada sangkut pautnya dengan kepariwisataan, serta yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
2. Studi lapangan (field research), yaitu pengumpulan data objek itu sendiri dengan langsung melakukan observasi di lapangan.
(13)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : URAIKAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN
PRAMUWISATA
Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian pariwisata, kepariwisataan, sejarah profesi guide, pengertian pramuwisata dan mencakup mengenai pesyaratan menjadi pramuwisata,teknik pelayanan,proses komunikasi pramuwisata,tugas-tugas dasar pramuwisata dan peranan pramuwisata dalam memandu wisatawan.
BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI
KEPARIWISATAWAN DI KABUPATEN KARO
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai ,informasi umum tanah Karo, kebudayaan Kabupaten Karo, potensi kepariwisataan Kabupaten Karo, sarana dan prasarana dan arus kunjungan wisatawan.
(14)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV : PEMBAHASAN MENGENAI PERAN PRAMUWISATA
DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
Bab ini menjelaskan pramuwisata sebagai duta bangsa, usaha pemerintah Kabupaten Karo dalam pengembangan kepariwisataan, peranan pramuwisata dalam meningkatkan arus kunjungan wisatawan.
BAB V : PENUTUP YANG MELIPUTI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(15)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA
2.1 Pengertian Pariwisata
Defenisi pariwisata menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Menurut Mr. Herman V. Schulard ( dalam Yoeti, 1996:114 ), Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah. b. Menurut Prof. K. Krapt dan Prof. Hunziker ( dalam Yoeti, 1996:112 ),
Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara.
c. Menurut Prof. Salah Wahab ( dalam Yoeti, 1982:107 ), “ A proposeful human activity that serve as a link between people either within one some country or beyond the geographical limits or state. It involves the temporary displacement of people to other region, country, for the satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function “.
“ Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri ( meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain ) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan
(16)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap “.
d. Menurut E. Guyer Fleuler ( dalam Yoeti, 1983:120 ), Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedankan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.
2.2 Pengertian Kepariwisataan
Pada dasarnya kata kepariwisataan berasal dari kata pariwisata. Hal ini sudah menjadi kebiasaan untuk memberikan pengertian yang lebih luas, bagi suatu kata yang memiliki makna jamak. Maka kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata demikianlah seharusnya pengertian kata tersebut ditinjau dari etimologinya.
Sebagaimana diketahui bahwa pengertian kepariwisataan dapat diketahui melalui apa yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun Tap MPR No. 1 dan No. 2 tahun 1960 bahwa “kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain ataupun negara lain. Menghabiskan sebagian uangnya untuk mencari kesenangan, kepuasan, ketenangan, kesan yang mendalam di tempat-tempat wisata yang menarik dan unik demi mencari kepuasan tersendiri baik tiap orang.
(17)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan keterangan di atas umum tampak bahwa pada prinsipnya kepariwisataan merupakan suatu perjalanan yang bersifat menyegarkan jasmani dan rohani dan juga tidak terlepas dari faktor ekonomi.
Sumatera Utara merupakan pintu masuknya wisatawan asing ke Indonesia, ini disebabkan karena banyaknya objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Untuk meningakatkan arus wisata yang lebih tinggi maka Gubernur Sumatera Utara melalui SK No. 355/XIV/GSU tanggal 2 Agustus 1971 pengertian kepariwisataan sebagai berikut :
“Kepariwisatawan adalah lalu lintas manusia dan bahwasannya dengan tujuan perjalanannya untuk keperluan rekreasi, hiburan, kesehatan, pendidikan, agama, olah raga, perdagangan, kekeluargaan, pertemuan-pertemuan, dan kunjungan mengibah oleh warga sendiri maupun warga asing dengan maksud tidak menetap. Jadi pengertian ini telah memuat perjalanan dengan maksud dan alasan tertentu dalam banyak hal karena alasan urusan atau peristiwa-peristiwa penting dan kepergian dari tempat tinggal tetap hanyalah untuk sementara waktu saja dengan ketentuan bahwa perjalanan tersebut selain keperluan dinas, maka harus dikaitkan dengan perjalanan untuk bersenang-senang di tempat yang dikunjunginya.
(18)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Satu hal yang menonjol dari pembatasan yang dikemukakan di atas adalah pada apa yang menjadi ciri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama atau dapat disamakan (waktu cara mengemukakannya berbeda) dalam pengertian kepariwisataan tedapat beberapa faktor penting yang ada dalam pengertian pariwisata. Faktor yang dimaksud antara lain :
1. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya 2. Perjalanan itu untuk sementara waktu.
3. Orang yang melakukan perjalanan itu tidak mencari keuntungan di tempat yang dikungjungi tetapi hanya semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut. Perjalanan tersebut walau bagaimanapun bentuknya harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi. Hanya untuk bersenang-senang menghabiskan sebagian uang demi kebersenang-senangan.
Dari keterangan di atas, penulis mencoba memberikan pengertian tentang wisatawan atau orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, apa-apa saja yang dikatakan sebagai wisatawan dan yang tidak dikatakan sebagai wisatawan.
Menurut Panitia Statistik Liga Bangsa-bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 1937 ( dalam Yoeti, 1983:125-126 ).
Yang dikatakan sebagai wisatawan, yaitu :
1. Mereka yang melakukan perjalanan untuk kesenangan pribadi,
rombongan, dan keluarga.
2. Mereka yang melakukan perjalanan dengan alasan untuk bersenang-senang lebih dari 24 jam.
(19)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3. Mereka yang melakukan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan, atau karena ada tugas tertentu seperti diplomasi, agama, olahraga, dan urusan kesehatan.
4. Mereka yang dalam perjalanan dengan kapal atau pesiar walau singgah disuatu negara atau wilayah kurang dari 24 jam.
Yang bukan wisatawan yaitu :
1. Mereka yang datang dengan tujuan mencari pekerjaan ataupun
mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.
2. Mereka yang melakukan perjalanan kurang dari 24, walaupun untuk mencari kesenangan.
3. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu negara.
4. Penduduk di daerah kapal batas dan mereka tanpa kerja di negara yang berdekatan.
5. Orang-orang yang melintas di suatu negara tanpa tinggal walaupun perjalanan tersebut lebih dari 24 jam. Hanya sebagai orang yang melakukan perlintasan batas, hanya dalam kendaraan.
Sebagaimana yang telah tertulis dalam ketentuan umum pasal 1 Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 24 tahun 1979 bahwa :
“Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang ditunjuk untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan wisata. Dengan melihat uraian tersebut maka cukup jelas mengetahui sedikit banyaknya tentang pengertian kepariwisataan.
(20)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2.3 Sejarah Profesi Guide
Berbicara mengenai pramuwisata berarti tidak luput dari travel agent. Karena pramuwisata merupakan tonggak dari sebuah perusahaan tempat ia bekerja, baik atau buruk perusahaan itu bergantung pada keseriusan pekerjaannya. Oleh karena itu untuk mengetahui sejarah profesi guide, maka disini akan di uraikan mengenai sejarah travel agent pertama di dunia.
Permulaan abad XIX ditandai dengan adanya kemajuan di bidang transportasi, baik darat, laut maupun udara banyak orang-orang melakukan perjalanan dari satu kota ke kota yang lain dan dari satu benua ke benua lain. Hal ini dimungkinkan karena adanya kemajuan pesat dalam pembangunan transportasi dan akomodasi sehingga dapat lebih memudahkan orang untuk melakukan perjalanan.
Thomas Cook lahir pada tanggal 22 November 1818 dianggap sebagai orang yang pertama membangun Travel Agent sebagai salah satu profesi. Sebelumnya Thomas Cook dianggap sebagai orang yang tidak berbakat dalam bekerja. Setelah berusia 10 tahun ia keluar dari sekolah dan kemudian bekerja pada satu perusahaan dan kemudian pindah lagi ke perusahaan yang lainnya, karena ia selalu diliputi rasa tidak betah pada satu pekerjaan yang menetap.
Setelah melihat dan mengamati perkembangan transportasi yang semakin berkembang ditambah banyaknya hotel yang didirikan maka iseng-iseng ia merencanakan perjalanan dengan menggunakan kereta api. Tour yang paling bersejarah yang pernah ia lakukan yaitu A Round Trip Excursion perjalanan antara kota Leincester ke kota Lougborough dengan biaya 1 Shilling setiap orang pada tanggal 5 Juli 1841.
(21)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Diluar dugaan peserta tour itu mendapat sambutan hangat, begitu banyak orang yang ingin ikut kembali jika tour diadakan. Ini membuktikan ia adalah penyelenggaraan perjalanan yang di komersialisasikan untuk pertama kalinya. Thomas Cook sebagai pengatur perjalanan yang terorganisasi pertama di dunia.
Empat tahun kemudian usahanya ini telah menjadi suatu perusahaan perjalanan yang dapat merencanakan, mengorganisir, serta menyelenggarakan perjalanan wisata dengan menggunakan jasa kereta api. Dari usahanya ini ia memperoleh komisi 5 % dari perusahaan kereta api Midland Counties Railway Company.
Tour yang diselenggarakannya itu tidak hanya ditujukan kepada daerah tujuan wisata tetapi juga ke daerah baru sesuai dengan perkembangan jaringan jalur kereta api pada waktu itu.
Atas permintaan orang banyak maka pada tahun 1851 ia mengadakan tour
ke London dengan jumlah peserta 150.000 orang untuk menyaksikan World Exposition dengan menyediakan transportasi lengkap dengan penginapan bagi setiap peserta tour nya. Pada tahun 1855 ia mengadakan tour ke Prancis untuk menyaksikan Paris Exhibition. Ini merupakan Grand Tour pertama yang berhasil dilaksanakannya. Dan tour ini terkenal dengan ‘Cook’s Travel Agent di London pada tahun 1868. setelah itu ia ditunjuk sebagai agent perjalanan wisata dari banyak perusahaan pengangkutan termasuk kapal laut.
(22)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2.4. Pengertian Pramuwisata
Secara umum pengertian pramuwisata (tour guide) adalah orang yang dibayar untuk memberikan informasi tentang objek, wilayah, dan menemani wisatawan ketika mengunjungi, melihat, dan menyaksikan objek atau atraksi wisata.
Menurut SK. MENHUB. NO. SK. 234/K/1970, yang menyatakan “ Seseorang yang mempunyai kartu pramuwisata untuk menyelenggarakan
bimbingan perjalanan serta pemberian penerangan tentang kebudayaan, kekayaan alam dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk di suatu wilayah dan atau mengenai suatu objek spesialisasi/khusus terhadap para wisatawan baik secara perorangan ataupun dalam suatu kelompok, dengan menggunakan satu atau beberapa bahasa tertentu ”.
Menurut SK. MENPARPOSTEL NO. KM. 82/PW.102/MPPT-1998, yang menyatakan “ Seseorang yang memberi bimbingan penerangan dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan ”.
Menurut Drs. Oka A. Yoeti ( dalam bukunya Guiding System ) mengatakan bahwa, pramuwisata adalah orang yang memberi penerangan, penjelasan, serta penunjuk jalan kepada wisatawan dan travellers lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat, disaksikan oleh wisatawan yang bersangkutan bilamana mereka berkunjung pada satu objek, tempat atau daerah tertentu.
(23)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2.4.1 Persyaratan untuk Menjadi Pramuwisata
Menurut Surat Keputusan Dirjen Pariwisata KEP/21/1980, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari SK. MENHUB dengan perincian terutama persyaratan mengenai pramuwisata. Adapun syarat-syarat untuk menjadi pramuwisata adalah :
1. Warga Negara Indonesia (WNI) 2. Umur minimum 18 tahun 3. Berkelakuan baik
4. Sehat fisik dan mental
5. Menguasai bahasa asing yang baik dan benar
6. Menguasai salah satu bahasa asing pilihan dengan lancar
7. Mengetahui tentang objek wisata dan ketentuan mengenai perjalanan wisata
8. Memiliki sertifikat dan tanda pengenal
Bagi pramuwisata yang telah memiliki sertifikat harus memenuhi persyatan sebagai berikut :
1. Memakai tanda pengenal (Badge).
2. Memakai lencana pramuwisata yang telah ditentukan dan disediakan oleh Dinas Pariwisata.
3. Bertingkah laku baik dan sopan
4. Mematuhi tata cara perjalanan yang telah ditentukan
5. Membantu pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan.
(24)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Keharusan lain yang dimiliki oleh pramuwisata yang telah memiliki ijin kerja yaitu memberikan laporan secara tertulis mengenai kegiatannya kepada dinas pariwisata secara berskala sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pariwisata.
Izin itu bias saja dicabut apabila :
1. Memperolej sertifikat dan tanda pengenal secara tidak syah
2. Menjalankan tugas yang bertentangan dengan ijin kerja yang diberikan. 3. Alasan-asalan kesehatan yang tidak memungkinkan prawisata untuk
meneruskan tugasnya dengan baik.
2.4.2 Teknik Pelayanan
Menurut buku pedoman Tugas Pramuwisata yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pariwisata yang dimaksud teknik pelayanan yaitu :
“Suatu seni melaksanakan tugas dengan terampil, luwes dan profesional”
Apabila pramuwisata telah memiliki keterampilan dengan kesamaan tanggapan, dan persamaan fikiran dalam melaksanakan tugas maka akan mendorog terciptanya kesadaran akan untuk melaksanakan tugas secara professional yang akan di taati bersama.
Seorang pramuwisata harus menjamin wisatawan yang pulang kembali ke Negara asalnya sebagai seorant diplomat dengan senyum selalu menghiasi bibir, walaupun perasaan dalam keadaan yang tidak menyenangkan.
Seorang pramuwisata harus dapat menjamin wisatawan yang pulang kembali ke Negara asalnya membawa kesan yang baik tentang daerah-daerah dan pelayanan yang dia terima selama menjalani paket perjalanan. Karenanya
(25)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
pramuwisata harus belajar untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan. Diharapkan juga seorang pramuwisata menguasai teknik-teknik pelayanan sebagai penunjang pelayanan terbaik pelayanan terbaik bagi wistawan.
Teknik pelayanan informasi tentang suatu objek wisata yaitu :
1. Jangan berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat 2. Atur suara dan nada suara kondisi di lapangan
3. ucapkan kata dengan penuh gairah, membina hubungan dengan wisatawan berilah penghormatan atau salam terlebih dahulu sebelum wisatawan yang melakukannya. Sebelum memulai pembicaraan paket perjalanan. Jangan membeda-bedakan pelayanan antara wisatawan yang satu dengan wisatawan lainnya
4. Dengarkan dan terima semua pengaduan dengan baik 5. Jangan beradu argumentasi dengan wisatawan
6. Usahakan untuk memahami pengaduannya
7. Kalau mungkin pengaduannya dapat diterima, sampaikan permintaan maaf atas nama pribadi maupun organisasi walaupun bukan kesalahan anda Menjual jasa pelayanan, yaitu :
1. Selalu memperhatikan orang lain, ingat wajah, inisial atau bahkan nama tamu.
2. ramah tamah baik dalam tingkah laku, suara maupun kata-kata. 3. Berikan pelayanan dengan cepat.
4. Jangan bercakap-cakap dengan petugas yang lain kalau anda sedang menghadapi tamu.
(26)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
5. Jangan mengeluh di depan tamu tentang kelelahan dan kesibukan yang anda rasakan.
6. Jangan membandingkan pelayanan yang doberikan oleh tour guide yang lain.
2.4.3 Proses Komunikasi Pramuwisata
Seorang pramuwisatalah yang langsung berhubungan dan berkomunikasi dengan wisatawan, pramuwisata melakukcan kamunikasi selama menjalankan tugasnya.
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih bertukar fikiran, informasi, pengetahuan maupun perasaan. Bagi seorang pramuwisata berkomunikasi pada wisatawan, berarti memberikan informasi memperkenalkan, menjelaskan objek wisata, kota, daerah, dan negaranya, dengan cerita-cerita yang menarik dan keunikan-keunikan yang bias diceritakan pada wisatawan.
Agar dapat memberikan informasi yang efektif seorang pramuwisata harus mengetahui bahwa rombongan yang dibawanya terdiri dari banyak suku bangsa,. Sehingga paling tidak seorang pramuwisata harus menguasau beberapan bahasa asing dengan baik. Sehingga pramuwisata nantinya dapat menceritakan hal-hal yang positif tentang negaranya, daerah, bangsa, kepada wisatawan yang dibawanya. Sehingga menimbulkan rasa aman bagi setiap wisatawan.
(27)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Seni Berkomunikasi
Salah satucara seorang pramuwisata melakukan komunikasi dengan anggota rombongan wisatawan yang dibawanya adalah dengan jalan memberikan komentar (commentary) yaitu dalam bentuk percakapan yang disampaikan selama dalam perjalanan pada semua anggota rombongan.
Komentar di pusatkan pada suatu objek daerah yang sedang disaksikan atau dikunjungi. Dalam hal ini seorang pramuwisata akan meberikan penjelasan informasi, petunjuk, mengenai segala yang berhubungan dengan objek uang sedang dilihat. Agar dalam memberikan komentar atau informasi tercapai tujuan yang efektif maka seorang pramuwisata harus memenuhi beberapa aspek berikut :
a. Dapat memberi semangat (stimulation)
Ini berarti komentar harus dapat menggerakkan orang-orang agar berbuat dan mengarahkan perhatian serta meyakinkan mereka apa yang sedang disaksikan, melebihi dari apa yang dibaca atau yang diketahui dari brosur dan media promosi lainnya.
b. Komentar yang disampaikan harus jelas dan terang
Komentar harus dapat membantu anggota rombongan wisatawan untuk memberi klarifikasi apa yang dilihat dan disaksikan. Seorang pramuwisata harus selalu beranggapan bahwa dalam pikiran setiap wisatawan selalu diliputi oleh keadaan mas of impression yang timbul secara spontan dalam sekejap waktu dan tidak beraturan karena itu apa yang disampaikan seorang pramuwisata haruslah dapat merumuskan apa yang ingin diutarakan tentang yang dilihat atau disaksikan. Caranya tidak ubah seperti professor yang sedang memberi kuliah umum menerangkan secara ilmiah.
(28)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
c. Komentar harus berkesinambungan
Dalam hal ini tidak berarti seorang pramuwisata akan berbicara dan memberikan komentar secara terus menerus selama dalam perjalanan. Maksudnya berkesinambungan dalam hal ini adalah seorang pramuwisata harus memberikan komentar, apa yang diuraikan atau dijelaskan terdahulu. Harus ada kaitannya dengan yang lain dalam arti tidak merupakan cerita yang terpotong-potong.
Agar seorang pramuwisata dapat melakukan tugasnya seperti apa yang diutarakan diatas, dalam berkomentar ia harus dapat mencegah:
1. Membicarakan tentang hal-hal yang tidak berhubungan dengan tugasnya. Namun dia harus menghindari sifat membisu atau berbicara terlalu sedikit, sehingga wisatawan menilai negatif.
2. Memberikan informasi secara menonton sehingga memberi kesan
membosankan bagi wisatawan. Di usahakan komentar yang bervariasi diselingi oleh humor yang segar.
3. Dalam memberikan komentar jangan berlebih-lebihan, seakan-akan tidak ada tandingnya, baik mengenai objek atau wisata dan cara memberikan informasi.
4. Dalam memberikan komentar harus sadar sebenarnya sedang berhadapan dengan siapa, dan pada siapa pelayanan diberikan.
Karena itu persiapan fisik, mental serta harus menumbuhkan sifat bersahabat dalam beradaptasi dengan wisatawan yang berbesa karakter sehingga dapat menyampaikan informasi secara sistematik. Diketahui bahwa wisatawan meniliki sifat dan karakter berbeda. Karenanya dibutuhkan persiapan yang
(29)
benar-Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
benar matang dari seorang pramuwisata. Pramuwisata juga hcarus menyadari bahwa :
1. Wisatawan adalah orang-orang yang sangat penting dalam profesi guide 2. Wisatawan sangat penting bagi dunia pariwisata.
3. Wisatawan mendatangkan bagi perusahaan dimana pramuwisata bekerja. Hidup dan perusahaan tergantung pada ada atau tidak adanya kunjungan wisatawan.
4. Wisatawan bukanlah lawan yang perlu diajak untuk berdebat, kalau seandainya terpaksa, maka wisatawan selalu dipihak yang benar.
5. Wisatawan merupakan manusia biasa yang memiliki perasaan, bahagia, sedih, benci, suka,emosi, prasangka, kagum.
6. Wisatawan selama dalam perjalanan tidak obahnya seperti anak kecil yang selalu ingin diperhatikan, dimanjakan dan sama sekali tidak suka diremehkan.
2.4.4 Tugas-tugas Dasar Pramuwisata
Menurut SK. MENPARPOSTEL NO. KM.82/PW.102/MPPT 1988 tanggal 17 September menyebutkan bahwa :
1. Mengatur wisatawan baik perorangan maupun rombongan, yang
mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia
2. Memberi penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata serta memberi penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi dan fasilitas wisata lainnya
(30)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
4. Membantu menguruskan barang-barang wisatawan
5. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit, baik yang mendapat kecelakaan atau kehilangan atau musibah lainnya
Diantaranya sekian banyak yang dipercayakan kepada seorang pramuwisata, ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan tugasnya (Fundamental Tasks).
Dalam hal ini tugas tidak berhubungan dengan komentar atau dengan apa yang diperlihatkan pada waktu-waktu tertentu. Tetapi tugas-tugas yang banyak berkaitan dengan organisasi dan aspek-aspek teknis dari suatu kunjunga seperti
city sightseeing dan excursion dalam memberikan panduan kepada wisatawan secara perorangan.
Tugas-tugas dasar harus dilaksanakan secara professional ditunjang dan oleh pengetahuan yang memadai. Maksudnya agar menjasmin terciptanya pelayanan yang sebaik-baiknya kepada wisatawan:
Di antara tugas-tugas dasar ini yang di anggap penting di ketahui adalah : a. Tugas Dalam Kantor
Pramuwisata dapat bertugas sebagai Reception agent, yaitu sebagai orang yang bertugas untuk menemani seseorang maupun rombongan wisatawan yang datang (arrival) atau yang akan berangkat (departure) baik di lapangan udara (airport), pelabuhan (seaport) dan menemani wisatawan selama menjalani tour. Sesuai dengan tugas-tugas tersebut maka seorang pramuwisata harus melakukan tugasnya yang pertama sebagai karyawan pada biro perjalanan yang bersangkutan.
(31)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Adapun tugas-tugasnya adalah:
Sebagai penerima tamu, menyangkut kegiatan-kegitan memberi pelayanan langsung pada wisatawan tanpa perantara dan langsung bertatap muka. Untuk itu sangat dibutuhkan kesiapan dari setiap pramuwisata, seperti :
1. Membuat daftar peket-paket perjalanan yang akan dijual kepada wisatawan lengkap dengan hari, tanggal, jam, objek akomodasi, rute dan biaya yang dibebankan pada wisatawan.
2. Menurut nama-nama wisatawan yang ikut dalam perjalanan wisata yang diselenggarakan.
3. Membuat daftar nama wisatawan yang ikut dalam rombongan dalam satu bus.
4. Mencatat nama, alamat, no telpon perusahaan angkutan wisata yang akan digunakan (kalau biro perjalanan yang bersangkutan tidak memiliki bus sendiri.
5. Mempersiapkan label atau stiker yang akan digunakan sebagai identitas anggota rombongan selama dalam perjalanan.
6. Mencatat nama-nama wisatawan sesuai dengan negaranya, dengan Negara tujuan terakhirnya,
7. Mencatat hari, tanggal serta jam keberangkatan wisatawan atau mereka yang bakalan datang.
8. Membuat nama-nama daftar anggota rombongan yang berhalangan seperti sakit, atau terjadi yang tidak diinginkan dan mengurus kepulangan wisatawan yang bersangkutan jelas Negara asalnya.
(32)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tugas Umum Seorang Pramuwisata
Pelayanan atau Reguler tour ini dapat dibagi dalam beberapa bagian tugas penting yaitu :
1. Meneliti perjalanan yang sudah dipersiapkan. Kondisi objek yang akan dikunjungi baik dari segi keamana, kesiapan pengelola objek, kondisi akomodasi yang digunakan, transportasi, dan yang paling utama konsumsi selama tour berlangsung.
2. Mencatat nama-nama anggota tour baik secara prorangan atau secara rombongan. Lengkap dengan asal Negara, umur, jenis kelamin.
3. Mencatat nama hotel dimana wisatawan akan menginap, mengkomfirmasi ulang apakah hotel tersedia atau tidak sesuai dengan apa yang diminta 4. Menjemput wisatawan dari bandara atau pelabuhan laut, dengan waktu
yang lebih cepat dari jam kedatangan wisatawan.
5. Menentukan dimana tour akan dimulai dan dimana akan selesai lengkap dengan tanggap, hari dan jamnya.
6. Mempersiapkan sejumlah uang yang akan diperlukan selama perjalaan untuk membayar karcis masuk tips.
7. Mempersiapkan stiker yang akan dibagikan pada wisatawan sebagai identitas bagi pengikut tour.
8. Memberitahukan kepada supir dimana rombongan akan beristirahat, berfoto, atau bahkan berbelanja. Sesiuai dengan data-data yang telah disusun sebelumnya.
9. Mempersiapkan (P3K) obat-obatan sebagai pertolongan pertama jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
(33)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
10.Membagikan brocheures perusahaan
11.Mengambil tour statement dan meminta tanda tangan tour leader.
12.Memeriksa dan mengambil Vouce pada tour leader.
2.1.5 Peranan Pramuwisata dalam Memandu Wisatawan
Industri pariwisata adalah industri jasa yang menghasilkan devisa bagi negara, yang ternyata juga penunjang kemajuan suatu bangsa yang terus berkembang dengan pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kepentingan umum maupun kepentingan dunia kepariwisataan. Pembangunan tanpa pengelola tentu tidak akan menghasilkan produk yang memikat. Untuk itu selain peningkatan pembangunan wisata juga diperlukan pekerja-pekerja yang terampil dan handal dari seorang pramuwisata. Pramuwisata sebagai salah satu unsur kepariwisataan bertugas memberikan bimbingan, penerangan, informasi yang jelas mengenai objek wisata serta memberikan pelayanan untuk kepentingan wisatawan. Pramuwisata merupakan orang yang langsung bertatap muka dengan wisatawan.
Tugas pramuwisata tidaklah mudah selain objek yang beraneka ragam juga karena wisatawan merupakan orang-orang yang berasal dari berbagai suku bangsa di dunia yang memiliki perbedaan latar belakang sosial , budaya ekonomi, politik, dan sebagainya. Perbedaan tersebut memerlukan penyesuaian dalam memberikan pelayanan. Pelayanan yang diberi pramuwisata itu tidak akan sempurna, bila pengetahuan-pengetahuan mengenai daerah tersebut belum dikuasai dengan baik.
(34)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Demikian pentingnya peranan pramuwisata itu maka dapat dilihat pengertian pramuwisata menurut SK. MEN. PARPOSTEL No. KM 82/PW.1002/MPPT. 1986 Adalah “ Seorang yang bertugas memberikan bimbingan, penerangan, dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan.”
(35)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG POTENSI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARO
3.1 Informasi Umum Tanah Karo
Tanah Karo merupakan dataran tinggi Karo dengan ibukota Kabanjahe, terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 140 sampai 1400 meter di atas permukaan laut. Memiliki jumlah penduduk 276.763 jiwa, dengan kepadatan penduduk 130 jiwa/km pendapatan PDRB/kapita US$491. Karena berada di ketinggian tersebut tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17 derajat celcius dengan curah hujan 1.000 – 4.000 mm/tahun dan kelembaban udara 82%. Potensi yang dimiliki Kabupaten Karo antara lain komoditas sayur-mayur dan buah-buahan, sumber daya hutan (kayu gergajian, long pinus, log rimba), bahan galian C (dolomite dan belerang, batu, pasir), dan sektor pariwisata (pemandangan alam, galian, udara yang sejuk, bukit-bukit). Karena potensi yang dimilikinya maka Kabupaten Karo memiliki peluang yaitu industri pengolahan buah-buahan dan sayur-mayur, investasi industri hasil hutan (kayu lapis), pembangunan kawasan wisata, hotel, dan restoran.
(36)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Daerah Istimewa Aceh).
Secara umum Kabupaten Karo terletak pada koordinat 20 50’ – 32 19’ LU dan 970 55’ – 980 38’ BT sebelah Utara dengan luas ± 1217,25 km2 dengan ketinggian mulai 140 m – 1400 m di atas permukaan laut dengan perbandingan sebagai berikut :
a. Daerah ketinggian 140 – 200 m dari permukaan laut seluas 9.550 Ha (4,49%) b. Dareh ketinggian 200 – 500 m dari permukaan laut 11.375 Ha (5,32%)
c. Daerah ketinggian 500 – 1000 m dari permukaan laut seluas 79.375 Ha (37,24%)
d. Daerah ketinggian 1000 – 1400 m dari permukaan laut seluas 11.587 Ha (52,90%)
Secara keseluruhan Kabupaten Karo terletak di punggung Bukit serta diapit 2 (dua) pegunungan, yaitu : sebelah utara deretan pegunungan Gunung Sinabung dengan ketinggian 2417 m dari permukaan laut dan Gunung Sibayak yang tingginya 2172 m dari permukaan laut, sedangkan sebelah selatan adalah deretan pegunungan Sibuaten; dan jika ditinjau dari segi topografi dapat dibagi atas 2 (dua) bagian yakni :
(37)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
a. Bagian punggung (upper stream) daerah ketinggian 1000 – 2000 m, umumnya di bagian timur meliputi Kecamatan Kutabuluh, Payung, Simpang Empat serta Kecamatan Mardinding.
b. Bagian dataran dan bukit-bukit (middle stream), merupakan daerah dengan ketinggian 30 – 1000 m yang meliputi Kecamatan Mardinding, Tiga Binanga, Juhar, Serta Kecamatan Munthe.
Dilihat dari sudut kemiringan tanahnya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Datar (2%) = 23.900 Ha = 11,24%
2. Landai (2-15%) = 74.919 Ha = 35,2%
3. Miring (15-40%) = 41.169 Ha = 19,35%
4. Curam (± 40%) = 72.757 Ha = 34,19%
Daerah ini merupakan daerah hulu sungai, serta potensi sumber-sumber mineral dan pertambangan yang ada didaerah ini cukup potensial akan tetapi masih memerlukan penjajakan. Kabupaten Karo mempunyai 2 (dua) musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Adapun curah hujan di daerah ini rata-rata setiap tahunnya berkisar antara 1000 – 4000 mm, dan arah angin di daerah ini adalah :
c. Angin berhembus dari arah barat kira-kira pada bulan Oktober s.d. bulan Maret setiap tahunnya.
d. Angin berhembus dari arah timur dan tenggara antara bulan April s.d. bulan September setiap tahunnya.
(38)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3.2 Kebudayaan Kabupaten Karo
Etnis Karo, salah satu suku di Sumatera Utara yang bermukim di kawasan pegunungan, terdapat di daerah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak. Suku ini terkenal karena keuletannya dalam bertani. Letak geografis dan perbedaan bahasa yang membuat mereka enggan disebut bagian etnis Batak. Pasalnya, mereka mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu Kalak Teba.
Dalam beberapa literature, etimologi Karo berasal dari kata Haru. Haru ini berasal dari mana kerajaan Haru yang berdiri sekitar abad ke 14 sampai abad 15 di daerah Sumatera bagian Utara. Kemudian pengucapan kata Haru ini berubah menjadi Karo. Inilah diperkirakan awal terbentuknya nama Karo.
Masyarakat Karo sudah sejak dahulu kala terikat pada adat-stiadat. Ikatan kekeluargaan atau kekerabatan pada masyarakat Karo agak keras, dalam arti jarang sekali ada ynag berani secara terang-terangan melanggar peraturan adat tersebut. Walaupun ketentuan adat tidak bersifat tulisan, namun sudah menjadi kebiasaan sehari-hari untuk terus-menerus menaatinya. Tutur merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Karo, cara menarik garis keturunan ini dimulai dari nenek moyang ke anak, cucu, cicit, dan seterusnya.
Menurut Sangti (1976:130) dan Sinar (1991:1617), sebelum klan (merga) Karo-karo, Ginting, Sembiring, Tarigan dan Perangin-angin menjadi bagian dari kedatangan kelompok marga Karo-karo, Giting, Sembiring, Tarigan dan Perangin-angin, akhirnya membuat masyarakat Karo semakin banyak. Interaksi ini yang mendorong terjadinya pembentukan merga si lima.
(39)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Pembentukan ini bukan berdasarkan asal keturunan menurut garis bapak (secara genealogis patrilineal) seperti di Batak Toba, tetapi kepada proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Karo Tua kepada masyarakat Karo Muda, yakni lebih kurang pada tahun 1780. Pembentukan ini berkaitan dengan keamanan, sebagai salah satu jalan keluar untuk mengatasi pergolakan antara orang-orang yang datang dari kerajaan Haru dengan penduduk asli.
Kini marga si lima (klan yang lima) tak dapat dipisahkan dari masyarakat Karo. Seiring perkembangan zaman, masyarakat Karo melalui merga si lima yang berdomisili di dataran tinggi, kemudian menyebar ke berbagai wilayah di sekitarnya, seperti ke Deli Serdang, Dairi, Langkat, Simalungun dan Tanah Alas (Aceh Tenggara). Bahkan secara individu kini mulai menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, maupun ke luar negeri.
Dalam masyarakat Karo cara menarik garis keturunan atau yang disebut tutur meliput i :
1. Merga/beru, adalah nama keluarga bagi seseorang dari nama keluarga (merga) ayahnya. Untuk perempuan disebut beru. Bagi anak laki-laki merga ini akan diwariskan secara turun-temurun masyarakat Karo mengenal ada lima marga induk dan masing-masing mempunyai cabangnya (sub marga). Adapun merga-merga induk ini adalah:
a. Perangin-angin, mempunyai 18 sub marga, b. Ginting, mempunyai 16 sub marga,
c. Tarigan, mempunyai 13 sub marga,
d. Karo-karo, mempunyai 18 sub marga, dan e. Sembiring, mempunyai 18 sub marga.
(40)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2. Bere-bere; adalah nama keluarga yang diwariskan seseorang dari beru ibunya. 3. Benuang; adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere
ayahnya.
4. Kempu; (perkempun); adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari
bere-bere ibunya atau beru neneknya dari ibu (ibu dari ibunya).
5. Kampah; adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere nenek dari ibunya (ibu dari ibunya ) atau beru ibu neneknya dari ibu.
Dalam perkembangan selanjutnya marga menurut garis keturunannya masing-masing, maka timbullah suatu ikatan kekeluargaan yang lebih konkrit. Ikatan kekeluargaan tersebut dikenal dalam berbagai nama tetapi berarti sama yaitu Daliken Si Telu Rakut Si Telu / SingkepSi Telu. Daliken artinya tungku tempat menunjukkan betapa pentingnya peranan tiap-tiap tungku, sebab kalau cuma dua tungku maka tidak dapat digunakan untuk memasak. Demikian juga dalam masyarakat Karo terdapat tiga unsur kekerabatan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
1. Senina / sembuyak; yang termasuk dalam kelompok ini adalah orang-orang yang semarga, karena ibu mereka bersaudara atau beru ibu mereka sama. Fungsi senina ini peneting karena pada waktu musyawarah mereka berbicara mewakili pihak (yang mengadakan hajatan/upacara adat) dan menjadi penanggung jawab pelaksana acara adat dalam batas-batas tertentu.
2. Kalimbubu; yang termasuk kelompok ini adalah pihak orang tua dari isteri dan saudara laki-laki dari isteri yang mengadakan suatu upacara adat. Kalimbbuhu
sering juga disebut Dibata Ni Idah (Tuhan yang kelihatan) karena kedudukannya sangat dihormat.
(41)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3. Anak Beru, yang termasuk kelompok ini adalah kelompok yang mengambil istri dan keluarga (merga) tertentu, termasuk pihak keluarga laki-laki tersebut dan suami serta anak laki-laki dari saudara perempuan. Anak beru ini bertugas menjalankan dan nenyelesaikan keputusan-keputusan dengan baik dalam tiap adat, khususnya dalam melayani pihak kalimbubu. Dalam suatu upacara adat pihak ini sering juga disebut tempatnya yakni “kalimbar. Dalam suatu upacara adat pihak ini sering juga disebut tempatnya yakni “idapor”(di dapur) karena memang tugas mereka adalah memasak gulai dan sayur termasuk dalam melayani pada saat acara makan.
Dalam masyarakat Karo, semua adalah raja dan dihormati (sebagai kalimbubu) dan semua orang adalah pekerja atau pelayan (sebagai anak beru) dan juga sesekali sebagai pihak yang mengadakan suatu pesta/upacara adat (sebagai
Senina sembanyak), maka dengan sendirinya tidak dikenal perbedaan derajat antara satu orang dengan yang lainnya.
Dalam hal alam pemikiran dan kepercayaan masyarakat Karo (khususnya yang belum memeluk agama) masih menganut kepercayaan erkiniteken atau kepercayaan akan adanya Tuhan (Dibat) dalam tiga wujud yaitu:
1. Dibata Idatas (Dibata Karo kaci), yang menguasai alam raya/langit 2. Dibata Itengah (Dibata Paduka Niaji), yang menguasai bumi atau dunia. 3. Dibata Iteruh (Dibata Banua Koling), yang menguasai alam di bawah bumi.
Disamping itu masyarakat Karo juga mempercayai bahwa di dalam tubuh manusia yang hidup terdapat roh yang disebut tendi, dan apabila manusia tersebut sudah meninggal maka tendi tersebut akan berubah menjadi arwah atau begu.
(42)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Dalam pemikiran kepercayaan masyarakat Karo peranan guru (dukun) sangat penting, karena dia dipercaya dapat membantu mengatasi penyakit, membaca hari dan bulan baik, memanggil roh atau arwah orang yang sudah meninggal, memanggil hujan, mengusir roh (begu) yang jahat, dan lain-lain. Semua hal kepercayaan dan religi ini sejak zaman dahulu terus berkembang sampai sekarang, walau hanya sebagian pemikiran akan kepercayaan ini terutama bagi para pemeluk agama, akan tetapi membawa perpecahan ataupun keretakan di dalam kehidupan masyarakat Karo tersebut.
3.3 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Karo
Kabupaten Karo adalah salah satu dari ketujuh belas Kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki potensi kepariwisataan yang cukup berpotensi dan banyak.
Daerah ini berhawa sejuk yang dikelilingi oleh Bukit Barisan dan memiliki pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati bagi turis asing maupun domestik. Di Kabupaten Karo terdapat dua gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung yang banyak dikunjungi oleh para turis lokal maupun mancanegara.
Potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
1. Berastagi
Berastagi merupakan tujuan wisata utama di Tanah Karo yang terletak di ketinggian sekitar 4.594 kaki dari permukaan laut dikelilingi barisan gunung-gunung, memiliki udara yang sejuk dari hamparan perladangan pertaniannya yang
(43)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
indah,luas, hijau. Brastagi merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap di Tanah Karo, seperti hotel berbintang, restoran, golf dan lain-lain sampai kepada hotel yang tarifnya relatif dapat terajngkau. Brastagi juga dikenal dengan julukan kota “Markisa& Jeruk Manis”.
Dari kota “Markisa & Jeruk Manis” Brastagi, para pengunjung akan menikmati pemandangan yang indah ke arah pegunungan yang masih aktif, yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Untuk mendaki Gunung Sibayak yang indah itu diperlukan waktu 3 sampai 4 jam perjalanan untuk melihat kekayaan alam di dalamnya baik flora maupun faunanya.
Selain buah-buahan, Berastagi juga terkenal sebagai penghasil berbagai jenis sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bunga. Di kota Berastagi dilaksanakan beberapa peristiwa pariwisata antara lain “Pesta Bunga & Buah” dan festival kebudayaan “Pesta Menjuah-juah” yang diadakan setiap tahun. Tanah Karo juga memiliki tradisi yang telah turun-temurun dilakukan yaitu “Kerja Tahun” yang diselenggarakan setiap tahun oleh orang-orang Karo yang tinggal di daerah tersebut ataupun yang sudah merantau datang kembali ke perkampungan yang memiliki hubungan keluarga untuk saling berkunjunga dan bersilahturahmi.
Pesta buah dan Bunga dilaksanakan pada Bulan Maret setiap tahunnya. Pada festival ini kita dapat melihat beraneka ragam bunga dan buah dipamerkan yang dihasilkan dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu pakaian tradisional Karo juga dipertunjukkan pada festival ini.
Pesta Menjuah-juah yang dilaksanakan pada Bulan Mei yang mana segala Kebudayaan Karo serta cerita-cerita zaman dahulu dan Vocal Groupnya diperlombakan.
(44)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Kegiatan-kegiatan lain yang sering dilakukan oleh para wisatawan adalah hiking, fishing, dan refreshing. Pada hari Minggu kota Berastagi padat dikunjungi oleh wisatawan nusantara terutama dari kota Medan yang mana ingin berakhir Minggu di kota ini. Biasanya mereka melakukan kegiatan shopping (bunga, buah, dan sayuran). Salah satu kegiatan pariwisata yang digemari wisatawan (usia produktif) adalah pendakian gunung, jalan lintas hutan (jungle track) dan kemping
(campingground). Di Berastagi juga terdapat layanan pariwisata (informasi wisata) yang siap memberikan informasi – informasi tentang objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu juga tersedia taxi rental untuk melakukan perjalanan (Sightseeting) dan sado untuk melakukan perjalanan di sekitar kota Berastagi.
Angkutan sado yang merupakan kenderaan langka untuk mengangkut penumpang dalam kota seperti dari Berastagi ke Gundaling atau ke hotel dan lain-lain. Kereta sado ini sangat diminati oleh wisatawan domestik, masyarakat, dan wisatawan mancanegara. Di Berastagi juga banyak terdapat sarana akomodasi, restoran, souvenir shop dengan pelayana yang cukup memadai. Bukit Kubu adalah salah satu hotel di Berastagi yang memiliki asitektur peninggalan zaman kolonial yang mempunyai arena atau lapangan golf, tennis dan kebun bunga yang indah. Bukit Kubu sering dikungjungi oleh turis-turis dari Eropa khususnya wisatawan asal Belanda, untuk berakhir pekan dan untuk mengenang keadaan zaman Kolonial I masa lalu.
(45)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
2. Pesta Tahunan (Kerja Tahunan)
Yaitu aktivitas tradisi turun-temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat Karo. Biasanya diselenggarakan sehabis panen (setiap tahun) yang mempunyai tujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan, khususnya yang sudah berada di luar desa yang menyelenggarakan pesta tahunan ini. Biasanya pesta ini diadakan pada bulan Januari, Juli, Agustus, dan Oktober.
3. Danau Laut Kawar
Danau Lau Kawar terletak 27 km dari Berastagi dan berada di kaki Gunung Sinabung yang memiliki panorama yang indah dengan airnya yang jernih dan dingin dan dikelilingi atau ditumbuhi hutan belantara yang lebat dengan padang rumput hijau yang luas. Kegiatan yang sering dilakukan wisatawan lokal maupun mancanegara di tempat ini adalah hicking, fishing, dan menikmati matahari terbenam (sanset).
4. Tanam Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan
Tahura Bukit Barisan terletak 4 km dari kota Berastagi merupakan sebuah taman yang mempunyai kebun binatang dan pondok-pondok wisata untuk para pengunjung serta tersedia gajah tungangan untuk anak-anak. Jalan setapak menuju hutan juga tersedia untuk pengunjung yang ingin meneliti atau sekedar melihat tumbuh-tumbuhan hutan, anggrek liar, pakis besar, kayu-kayu liar yang ditutupi lumut dan jamur, serta berbagai jenis kupu-kupu, kera, dan lain-lin. Tahura Bukit Barisan merupakan tempat yang menyenangkan untuk melepas d kepenatan dalam perjalanan ke Berastagi atau Tanah Karo. Taman ini dilengkapi oleh restoran serta
(46)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
akomodasi yang cukup memadai disamping daya tarik lainnya berupa “kebun binatang mini”.
5. Rumah Adat Tradisional Karo (Desa Budaya)
Di Kabupaten Karo terdapat rumah-rumah tradisional yang umumnya sudah ratusan tahun dengan arsitektur yang tinggi. Rumah traditional ini terdapat di desa Peceran, Lingga, Barus Jahe dan Dokan. Rumah tradisional ini terkenal dengan Rumah Adat Siwaluh Jabu diisi oleh delapan keluarga dalam satu rumah, demikian juga Rumah Adat Sepuluh Dua Jabu dihuni oleh dua belas keluarga dalam satu rumah.
6. Lau Debuk-debuk
Tempat pemandian air panas yang mengandung belerang. Tempat ini selalu disinggahi wisatawan setelah mendaki Gunung Sibayak, tidak heran jika para wisatawan beredam lama di pemandian ini karena air panas tersebut selain mengusir hawa dingin juga berhasiat menyembuhkan penyakit kulit.
7. Desa Tongkoh
Desa Tongkoh terletak sekitar 5 km dari kota Berastagi. Di desa ini terdapat pabrik markisa dan perkebunan bunga. Meraka menjual bibit bunga yang beraneka ragam dan sangat digemari oleh wisatawan.
Semua ini adalah sebahagian kecil potensi wisata di Kabupaten Karo yang berpotensi dan memiliki proyek yang cukup menjanjikan dan dapat menunjang peningkatan kepariwisataan khususnya di Kabupaten Karo seseuai dengan program pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan daerah.
(47)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Secara umum objek dan daya tarik wisata sebagai salah satu potensi kepariwisataan Kabupaten Karo dibagi atas tiga bahagian besar, yaitu :
a. Objek dan daya tarik wisata alam
1. Objek wisata Bukit Gundaling, Kecamatan Berastagi, jarak 2 km. 2. Objek wisata air terjun Sikulikep, Kecamatan Tiga Panah, jarak 15 km. 3. Objek wisata air terjun Sipiso-piso, Kecamatan Merek, jarak 37 km.
4. Objek wisata air panas Lau Debuk-debuk, Kecamatan Berastagi, jarak 7 km.
5. Objek wisata Gunung Sibayak, Kecamatan Simpang Empat, jarak 16 km. 6. Objek wisata Gunung Sinabung, Kecamatan Payung, jarak 27 km.
7. Objek wisata Gunung Sipiso-piso, Kecamatan Merek, jarak 42 km.
8. Objek wisata Danau Lau Kawar, Kecamatan Simpang Empat, jarak 27 km. 9. Objek wisata Tahura Bukit Barisan, Kecamatan Tiga Panah, jarak 4 km. 10. Objek wisata Goa Ling-Ling, Gara Kecamatan Tiga Nderket, jarak 100
km.
11. Objek wisata Goa Ling-Lahar, Kecamatan Kuta Bulu, jarak 110 km.
Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan Kabupaten Karo.
Sumber : DISPARDA KAB. KARO b. Objek dan daya tarik wisata budaya
1. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Peceran, jarak 2 km.
2. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Lingga, jarak 15 km.
(48)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
3. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Serdang, jarak 15 km.
4. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Barus Jahe, jarak 10 km.
5. Objek wisata Rumah Adat Tradisional Karo, Kecamatan Dokan, jarak 16 km.
6. Objek wisata Pesta Menjuah-juah Karo, Kecamatan Berastagi, jarak 0 km. 7. Objek wisata Pesta Buah dan Bunga, Kecamatan Berastagi, jarak 0 km. 8. Objek wisata Puntungan Meriam Putri Hijau, Kecamatan Sukanalu, jarak
0 km.
9. Objek wisata Guro-guro Aron, Kecamatan Semua Desa, jarak ---
Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan Kabupaten Karo.
Sumber : DISPARDA KAB. KARO c. Objek dan daya tarik wisata aggro
1. Lokasi Kebun Jeruk Jenis Objek Wisata Bukit Jarak 8 Km, Surbakti jarak 8 km, Basam jarak 7 km, Tanjung Barus jarak 10 km, Batu Karang jarak 24 km.
2. Lokasi Bunga jenis Objek wisata Berastagi jarak 0 jm, Tongkoh jarak 4 km, Seberaya jarak 9 km, Dolat Raya jarak 4 Km, Suka jarak 18 km. 3. Lokasi penyemaian dan pengolahan Holtikutura jenis objek wisata Kuta
Gadang jarak 3 km.
4. Lokasi Kol jenis objek Wisata Berastagi jarak 0 km, Simpang Empat jarak 7 km, Tiga Panah jarak 15 km.
(49)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
5. Lokasi Asparagus jenis objek wisata Suka jarak 18 km.
6. Lokasi Marquisah jenis objek wisata Sempa Jaya/Lau Gendek.
Catatan : Jarak diukur dari kota Berastagi sebagai pusat kepariwisataan Kabupaten Karo.
Sumber : DISPARDA KAB. KARO.
3.4 Sarana dan Prasarana A. Sarana
Sarana pokok kepariwisataan (Main Suprastructure) antara lain adalah : a. Biro Perjalanan Wisata (BPW)
b. Hotel c. Restoran
d. Angkutan Wisata, yang mana menjadi sarana penting bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan untuk mencapai salah satu objek wisata yang ingin dikunjungi. Di Kabupaten Karo sekarang ini telah disediakan angkutan wisata selain mobil carteran yaitu “Ferry Carteran” yang terdapat di Desa Tongging. Ferry ini digunakan untuk wisatawan yang ingin mengelilingi Danau Toba dengan kapasitas 30 pax.
e. Objek dan atraksi wisata
Semua sarana-sarana pokok di atas telah dapat digunakan untuk mendukung sektor kepariwisataan di Kabupaten Karo.
Sarana pelengkap kepariwisataan (Supplementary Tourism Suprasturcture)
seperti fasilitas : a. Kegiatan rekreasi
(50)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
b. Olah raga, dan yang telah disediakan oleh Kabupaten Karo menjadi sarana tersebut adalah : lapangan golf, tennis meja, kolam renang, kuda untuk sarana kegiatan olah raga menunggang kuda.
Sarana penunjang kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure), yaitu salah satu sarana kepariwisataan yang berfungsi sebagai perangsang yang dilengkapi fasilitas-fasilitas dalam pemenuhan kebutuhan tambahan atau hiburan bagi wisatawan agar tinggal lebih lama (Length of Stay). Hal ini mengakibatkan jumlah pengeluaran wisatawan akan bertambah. Adapun yang menjadi sarana-sarana penunjang kegiatan kepariwisataan tersebut antara lain: 1. Tersedianya fasilitas hotel berbintang dan restoran sebagai akomodasi
utama bagi kebutuhan perjalanan wisata.
2. Tersedianya Biro Perjalanan Wisata sebagai pengantar perjalanan wisata. 3. Dan juga tersedianya souvenir shop sebagai pelengkap penyedia kepuasan
perjalanan wisatawan.
B. Prasarana
Prasarana yang terdapat di Kabupaten Karo yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan wisaawan adalah sebagai berikut.
a. Prasarana umum yang meliputi jaringan jalan raya, jembatan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan lain-lain
b. Prasarana yang menyangkut dasar kebutuhan hidup yang dibutuhkan oleh wisatawan, seperti : rumah sakit dan apotek, pusat perbelanjaan, kantor
(51)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
polisi, bank (money changer), pemadam kebakaran, kantor pos, dan lain-lain.
3.5 Arus Kunjungan Wisatawan
Perkembangan jumlah arus kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo jika dilihat pada grafik perkembangan dapat dilihat tahun 1990-1998 arus kunjungan wisatawan masih dalam kondisi yang stabil. Penurunan drastis terjadi sekitar krisis moneter di Indonesia yang didukung oleh banyaknya negara, kondisi ekonomi, dan lain-lain; sehingga semakin menampakkan pengaruh negatif yang akhirnya membuat wisatawan menjadi enggan untuk datang berkunjung ke Indonesia. Hal ini juga sangat memberi pengaruh bagi kepariwisataan di Kabupaten Karo.
Memang, akhir-akhir ini dunia pariwisata tanah Karo tidak seperti dulu lagi. Hal ini dapat terlihat dari jumlah kujungan wisatawan dari tahun ke tahun belakangan ini semakin menurun. Buktinya, dari data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata setempat, tercatat penurunan drastis dari tahun 2003 hingga 2006.
Pada tahun 2003 tercatat 400.231 kunjungan wisatawan. Dari jumlah itu hanya 6.557 yang berasal dari mancanegara. Jumlah ini kemudian menurun pada tahun 2006 menjadi 283.563 dan hanya 4.665 orang di antaranya yang berasal dari mancanegara. Dan diperkirakan 30 persen dari jumlah kunjungan tidak memasuki objek wisata.
(52)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV
PERANAN PRAMUWISATA DALAM USAHA PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI
KABUPATEN KARO
4.1. Pramuwisata sebagai Duta Bangsa
Seorang pramuwisata bukan saja sebagai seorang teman, guru, penasihat, tetapi lebih dalam kewajibannya adalah sebagai perwakilan negaranya dalam menerima dan melayani wisatawan asing dari berbagai negara yang datang.
Bagi wisatawan asing pramuwisata merupakan ujung tombak selama berkunjung di suatu daerah yang asing buatnya. Pramuwisata merupakan orang-orang yang mengenali daerah atau negaranya dengan pasti, dan pramuwisata merupakan orang yang secara langsung berhubungan dengan wisatawan. Oleh karena itu pramuwisata boleh dikatakan sebagai duta bangsa, jika pramuwisata dapat melayani wisatawan dengan sebaik-baiknya dan wisatawan dapat merasakan pelayanan yang memuaskan maka akan timbul rasa kebanggaan pada setiap pramuwisata, dan nama baik bagi negara pada khususnya akan tercipta.
Wisatawan akan pulang dengan kenangan yang tidak akan mudah dilupakan sehingga ini akan menjadi bahan pembicaraan di negaranya baik pada teman keluarga dan kenalan-kenalannya, secara tidak langsung pelayanan yang baik bisa menjadi sarana promosi yang efektif bagi dunia pariwisata.
4.2. Hubungan Pramuwisata dengan Wisatawan
Hubungan tentu antara wisatawan dan pramuwisata sangat erat kaitannya. Seorang pramuwisata yang berhubungan dan berkomunikasi langsung dengan wisatawan pramuwisatalah yang memberi pelayanan langsung kepada wisatawan. Pramuwisata juga melakukan kontak pribadi dengan anggota rombongan yang dibawanya. Ia berkomunikasi dengan setiap orang selama melaskanakan tugas, dengan pelayanan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena pramuwisata berhubungan langsung dengan wisatawan, maka seorang pramuwisata diharapkan dapat menunjukkan sikap yang baik dan sopan kepada setiap wisatawan.
(53)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Pramuwisata merupakan orang yang memberi perlindungan, penjelasan selama tour berlangsung bagi wisatawan asing di negara yang ia kunjungi.
Seorang pramuwisata dapat dikatakan berhasil apabila wisatawan yang dibawanya merasa puas. Agar dapat melakukan tugasnya dengan baik, maka seorang pramuwisata haruslah memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Berpenampilan yang menarik (physical Apperance) fisik merupakan suatu hal yang dapat memberikan kesan pertama jika pertama sekali bertemu dengan wisatawan. Oleh karena itu pramuwisata dianjurkan untuk berpakaian yang rapi dan menarik. Pakaian yang menarik bukan berdasarkan bahan yang mahal tetapi keserasian dengan waktu, kondisi, tempat, dan badan si pemakai. Sangat tidak dianjurkan ketika menjalankan tugas untuk memakai sandal, sepatu dapat memberikan kesan yang rapi dan formal.
2. Memiliki sifat menyenagkan dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan (pleasant and character).
3. Rendah hati dan tidak sombong 4. Tidak pendendam.
5. Selalu tampak bergembira di setiap pertemuan menyesuaikan diri. 6. Selalu mengambil langkah setuju atas usul orang yang menjadi anggota
rombongan
7. Selalu memperhatikan apa-apa yang baik dan menarik bagi wisatawan yang dibawanya.
8. Suka membantu tampa harus diminta bantuan terlebih dahulu. Dalam usaha aagar ia dapat disenangi maka satu hal yang penting untuk diketahui bahwa seorang pramuwisata tidak boleh kehilangan kewibawaanya.
9. Mudah berkomunikasi. Seorang pramuwisata harus dapat
memperlihatkan pada semua anggota rombongan apa yang terbaik dari pelayanan yang diberinya. Ia harust berhubungan dan berkomunikasi dengan semua anggota rombongan.
Oleh karena itu diharapkan dalam menjelaskan tugasnya, seorang pramuwisata harus dapat:
(54)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
1. Mengetahui dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan menggunakan bahasa yang jelas, mudah dimengerti, oleh anggota rombongan wisatawan.
2. Dapat dan cepat tanggap apa yang diinginkan wisatawan.
3. Mengerti sampai seberapa jauh anggota rombongannya memahami apa yang diucapkannya.
4. Pramuwisata itu harus mengetahui dan menguasai beberapa bahasa asing dengan sangat baik, memahami pokok pembicaraan yang sedang berlangsung.
5. Menjelaskan setiap pembicaraan secara terperinci. Setiap objek yang ia lihat mulai dari sejarah, adat istiadat, seni budaya, cara hidup yang berbeda di setiap negara, suku, agama. Seperti kita ketahui bahwa wisatawan selalu mengharapkan pelayanan yang baik dari setiap paket yang ia beli.
Dan jika kita optimis untuk maju dalam segala bidang, maka kita pun harus optimis untuk menerapkan prinsip memajukan pariwisata. Sangat dibutuhkan orang-orang yang mengerti seni, mengerti budaya dan memahami arti pariwisata dari sudut pandang yang luas. Hampir seluruh objek wisata Kabupaten Karo masih belum dibenahi secara maksimal, namun setidaknya pemerintah telah memulai dari sekarang. Ke depan sektor ini akan menjadi sektor pendukung signifkan untuk menggenjot pendapatan daerah, setidaknya pembangunan dan pembenahan sektor pariwisata Kabupaten Karo telah dimulai, meski selama ini disinyalir jalan di tempat atau bahkan mundur.
4.3. Peranan Pramuwisata dalam Meningkatkan Arus Kunjungan Wisatawan
Pramuwisata merupakan duta bangsa yang mewakili negara. Selain itu pramuwisata merupakan orang yang langsung berhubungan dan berkomunikasi serta melakukan kontak pribadi dengan wisata yang dibawanya.
Selain sebagai duta bangsa, seorang pramuwisata diharapkan dapat berperan sebagai penggerak sadar wisata untuk masyarakat demi kemajuan dunia pariwisata. Karena sadar wisata merupakan salah satu penentu dari pengembangan
(55)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
dan kemajuan kepariwisataan daerah, dimana sadar wisata dapat dikatakan saling berkaitan satu sama lainnya, seperti dalam pelayanan, kelestarian, keamanan, dan jasa yang lain.
Dengan adanya sadar wisata di kalangan masyarakat terlihat pekembangan yang jelas serta merangsang pertumbuhan ekonomi lainnya. Dalam hal ini peran serta pramuwisata tidak boleh dikesampingkan dalam meningkatkan sadar wisata. Dalam pembinaan sadar wisata adalah :
1. Menggalakkan pemeliharaan lingkungan tempat tinggal serta individu atau secara bergotong-royong.
2. Nilai-nilai keindahan, menciptakan lingkungan supaya bersih, rapi, dan indah. Dengan cara menyediakan tempat-tempat sampah dan menanam pepohonan serta bunga-bunga di pinggir jalan secara teratur serta membuat pagar di pekarangan.
3. Keramahtamahan dan pelayanan, diharapkan dalam menyambut
wisatawan dengan ramah dan sopan, tidak memperolok-olok wisatawan serta memberi segala informasi yang dibutuhkannya.
4. Tarif / harga, para pedagang diharapkan tidak menaikkan harga atau mengurangi takaran apabila wisatawan berbelanja.
5. Sebagai informan, jagalah keperluannya dengan tidak menambah-nambah informasi yang salah.
Dengan peran serta pramuwisata yang berfungsi sebagai penggerak sadar wisata, maka dengan hal ini diharapkan kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan asing dapat meningkat dan betah untuk lama tinggal di daerah tersebut. Masyarakat di sekitar objek wisata tentu akan mendapatkan manfaat dari wisatawan yang berkunjung dan yang akan segera berkunjung melalui media promosi dari mulut-mulut. Jika wisatawan puas diharapkan dunia pariwisata tidak akan mati.
(56)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
4.5. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Pramuwisata
Dalam melakukan tugasnya pramuwisata sering kali mengalami hambatan yang dapat mengganggu kelancaran tugas seperti :
1. Tidak berpengalaman dan tidak lancar dalam berbahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Pasalnya, wisatawan yang datang bukan hanya dari Amerika atau Eropa seperti Jerman, Belanda, Prancis dan Negara lainnya, tapi juga dari Asia, seperti Taiwan, Hongkong dan Jepang. Otomatis persoalan bahasa menjadi kendala utama jika guide bertemu dengan wisaawan dari negara ini, sebab tidak semua dari mereka yang sungguh-sungguh fasih berbahasa Inggris.
Pramuwisata masih ada yang belum menghayati dan mengetahui sejarah kebudayaan suatu daerah.
2. Kurang mengetahui keadaan objek wisata suatu daerah karena kurangnya informasi dari instansi pemerintah ataupun pihak swasta yang terlibat dalam dunia kepariwisataan.
3. Masih banyak masyarakat yang belum memahami dan mengetahui akan arti pentingnya kepariwisataan ini, mereka hanya melihat dari segi negatifnya saja namun dari segi positifnya tidak mereka pikirkan.
4. Kurang menjiwai dalam bidang fuiding rechiqie.
5. Tidak semua pramuwisata berasal dari sekolah-sekolah pariwisata, kebanyakan merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata. 6. Lemahnya asosiasi pembinaan seperti HPI dan lain-lain
7. Tidak adanya pelatihan-pelatihan oleh pemerintah setempat yang diselenggarakan khusus bagi pramuwisata. Agar terjadi peningkatan kualitas seorang pramuwisata.
(57)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB V PENUTUP
Untuk dapat mencapai keuntungan dari dunia pariwisata maka sangat dibutuhkan pengelolaan yang baik dan pelayanan yang memuaskan dari orang-orang yang bekerja di dunia dunia pariwisata, salah satu diantaranya adalah pramuwisata.
Pramuwisata yang langsung berhubungan dan berkomunikasi dengan wisatawan, pramuwisata melakukan kmunikasi selama menjalankan tugasnya.
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih bertukar pikiran, informasi, pengetahuan maupun perasaan. Bagi seorang pramuwisata berkomunikasi pada wisatawan berarti memberikan informasi memperkenalkan, menjelaskan objek wisata, kota, daerah, dan negaranya, dengan cerita-cerita yang menarik dan keunikan-keunikan yang bisa diceritakan pada wisatawan.
5.1 Kesimpulan
Pada lembaran terakhir ini penulis mencoba membuat beberapa kesimpulan yang merupakan rangkuman dari keseluruhan tulisan ini.
1. Dengan adanya peran serta pramuwisata disuatu daerah dan tujuan wisata maka objek tersebut dapat dinikmati oleh wisatawan dengan pandangan yang luas, menarik, dan puas.
2. Dengan adanya pramuwisata maka hubungan wisatawan dengan
masyarakat dapat terjalin dengan baik.
3. Sumber pendapatan dari sektor pariwisata akan berjalan lancar berkat adanya wisatawan yang ingin berkunjung kembali.
4. Melalui pramuwisata pelayanan terhadap wisatawan akan dapat ditingkatkan sehingga menimbulkan rasa puas bagi wisatawan.
5. Pembangunan daerah tujuan wisata dapat berjalan lancar apabila ada kerja sama pemerintah, masyarakat, dan pramuwisata di Kabupaten Karo 6. Pramuwisata turut serta dalam melakukan penyuluhan tentang sadar
(58)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
7. Pramuwisata adalah salah satu kunci kemajuan suatu daerah kunjunga wisata.
5.2. Saran
1. Pentingnya pengawasan yang ketat dari pemerintah agar pramuwisata yang tidak memenuhi syarat dapat dicegah agar tidak beroperasi.
2. Pentingnya peran serta pemerintah dalam usaha pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo.
3. Diharapkan peran serta pramuwisata dalam upaya pengeluaran sadar wisata bagi masyarakat yang ada di sekitar objbek wisata.
4. Sangat dibutuhkan peningkatan wawasan bagi setiap pramuwisata agar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan.
5. Demi nama baik dunia pariwisata sangat dibutuhkan pramuwisata yang menarik, pintar, cerdas, humoris, dan bertanggung jawab dalam setiap pekerjaannya
6. Seorang pramuwisata haruslah menjalani proses belajar terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia pariwisata.
(1)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
4.5. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Pramuwisata
Dalam melakukan tugasnya pramuwisata sering kali mengalami hambatan yang dapat mengganggu kelancaran tugas seperti :
1. Tidak berpengalaman dan tidak lancar dalam berbahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Pasalnya, wisatawan yang datang bukan hanya dari Amerika atau Eropa seperti Jerman, Belanda, Prancis dan Negara lainnya, tapi juga dari Asia, seperti Taiwan, Hongkong dan Jepang. Otomatis persoalan bahasa menjadi kendala utama jika guide bertemu dengan wisaawan dari negara ini, sebab tidak semua dari mereka yang sungguh-sungguh fasih berbahasa Inggris.
Pramuwisata masih ada yang belum menghayati dan mengetahui sejarah kebudayaan suatu daerah.
2. Kurang mengetahui keadaan objek wisata suatu daerah karena kurangnya informasi dari instansi pemerintah ataupun pihak swasta yang terlibat dalam dunia kepariwisataan.
3. Masih banyak masyarakat yang belum memahami dan mengetahui akan arti pentingnya kepariwisataan ini, mereka hanya melihat dari segi negatifnya saja namun dari segi positifnya tidak mereka pikirkan.
4. Kurang menjiwai dalam bidang fuiding rechiqie.
5. Tidak semua pramuwisata berasal dari sekolah-sekolah pariwisata, kebanyakan merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata. 6. Lemahnya asosiasi pembinaan seperti HPI dan lain-lain
7. Tidak adanya pelatihan-pelatihan oleh pemerintah setempat yang diselenggarakan khusus bagi pramuwisata. Agar terjadi peningkatan kualitas seorang pramuwisata.
(2)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
BAB V PENUTUP
Untuk dapat mencapai keuntungan dari dunia pariwisata maka sangat dibutuhkan pengelolaan yang baik dan pelayanan yang memuaskan dari orang-orang yang bekerja di dunia dunia pariwisata, salah satu diantaranya adalah pramuwisata.
Pramuwisata yang langsung berhubungan dan berkomunikasi dengan wisatawan, pramuwisata melakukan kmunikasi selama menjalankan tugasnya.
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih bertukar pikiran, informasi, pengetahuan maupun perasaan. Bagi seorang pramuwisata berkomunikasi pada wisatawan berarti memberikan informasi memperkenalkan, menjelaskan objek wisata, kota, daerah, dan negaranya, dengan cerita-cerita yang menarik dan keunikan-keunikan yang bisa diceritakan pada wisatawan.
5.1 Kesimpulan
Pada lembaran terakhir ini penulis mencoba membuat beberapa kesimpulan yang merupakan rangkuman dari keseluruhan tulisan ini.
1. Dengan adanya peran serta pramuwisata disuatu daerah dan tujuan wisata maka objek tersebut dapat dinikmati oleh wisatawan dengan pandangan yang luas, menarik, dan puas.
2. Dengan adanya pramuwisata maka hubungan wisatawan dengan
masyarakat dapat terjalin dengan baik.
3. Sumber pendapatan dari sektor pariwisata akan berjalan lancar berkat adanya wisatawan yang ingin berkunjung kembali.
4. Melalui pramuwisata pelayanan terhadap wisatawan akan dapat ditingkatkan sehingga menimbulkan rasa puas bagi wisatawan.
5. Pembangunan daerah tujuan wisata dapat berjalan lancar apabila ada kerja sama pemerintah, masyarakat, dan pramuwisata di Kabupaten Karo 6. Pramuwisata turut serta dalam melakukan penyuluhan tentang sadar
(3)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
7. Pramuwisata adalah salah satu kunci kemajuan suatu daerah kunjunga wisata.
5.2. Saran
1. Pentingnya pengawasan yang ketat dari pemerintah agar pramuwisata yang tidak memenuhi syarat dapat dicegah agar tidak beroperasi.
2. Pentingnya peran serta pemerintah dalam usaha pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo.
3. Diharapkan peran serta pramuwisata dalam upaya pengeluaran sadar wisata bagi masyarakat yang ada di sekitar objbek wisata.
4. Sangat dibutuhkan peningkatan wawasan bagi setiap pramuwisata agar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan.
5. Demi nama baik dunia pariwisata sangat dibutuhkan pramuwisata yang menarik, pintar, cerdas, humoris, dan bertanggung jawab dalam setiap pekerjaannya
6. Seorang pramuwisata haruslah menjalani proses belajar terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia pariwisata.
(4)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, http; // Pariwisata Karo. Blogspot. Com/2008-06-16- archive html, 17 Maret 2009.
Djoeli, Hazed. 1999. Bahan Baku Informasi Objek Wisata di Sumatera Utara.
Medan.
Djoeli, Hazed. 1999. Teknik Guiding. Medan.
Informasi Umum Tanah Karo, http; // Student. Ukdw. ac. id/22012614/Tanah Karo. Html. 17 Maret 2009.
Koentjaraningrat. 1969. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara.
Koentjaraningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan. Pramuwisata, http; // id. Wikipedia. Org/Wiki/Pramuwisata. 17 Maret 2009. Prinst, Darwan. 1996. Adat Karo. Medan: Kongres Kebudayaan Karo.
Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yoeti, Oka.A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. ___________. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angka
(5)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rando Sembiring
Tempat / tanggal lahir : Pamah, 10 Februari 1988
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Setia Budi No 467 C
Tanjung Sari Medan Kode Pos 20132
Pendidikan Formal
SD : SD GKPS Pamah 1994-2000
SMP : SMP Swasta Silinda 2000-2003
SMA : SMA N I Lubuk Pakam 2003-2006
(6)
Rando Sembiring : Peranan Pramuwisata Dalam Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009