pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan
mendatangkan tikus got dan serangga lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain yang membawa kuman penyakit.
Sampah yang dibuang di jalan dapat menghambat saluran air yang akhirnya membuat air terkurung dan tidak bergerak, menjadi tempat berkubang bagi nyamuk
penyebab malaria. Sampah yang menyumbat saluran air atau got dapat menyebabkan banjir. Ketika banjir, air dalam got yang tadinya dibuang keluar oleh setiap rumah
akan kembali masuk ke dalam rumah sehingga semua kuman, kotoran dan bibit penyakit masuk lagi ke dalam rumah.
2.3. Jenis-jenis Sampah
Menurut Notoatmodjo 2003; 187 sampah meliputi tiga jenis yaitu:
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah
yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
2.3.1. Sampah Padat
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam biodegradability, maka dapat dibagi lagi menjadi:
1. Biodegradable yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan. 2. Non-biodegradable yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: a. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain- lain.
b. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal dan lain-lain
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
2.3.2. Sampah Cair
a. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
b. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Universitas Sumatera Utara
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri dikenal juga dengan sebutan limbah, misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu
waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya membuang ke selokan. Sampah jika ditinjau dari segi jenisnya diantaranya yaitu:
1. Sampah yang dapat membusuk atau sampah basah garbage. Garbage adalah sampah yang mudah membusuk karena aktifitas mikroorganisme pembusuk.
2. Sampah yang tidak membusuk atau sampah kering refuse. Sampah jenis ini tidak dapat didegradasikan oleh mikroorganisme, dan penanganannya
membutuhkan teknik yang khusus. Contoh sampah jenis ini adalah ketas, plastik, dan kaca.
3. Sampah yang berupa debu atau abu. Sampah jenis ini biasanya hasil dari proses pembakaran. Ukuran sampah ini relatif kecil yaitu kurang dari 10
mikron dan dapat memasuki saluran pernafasan. 4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan Sampah jenis ini sering disebut
sampah B3, dikatakan berbahaya karena berdasarkan jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat kimiawi atau fisika atau mikrobanya dapat:
Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan mortalitas dan mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit yang tidak reversibel ataupun sakit berat tidak
dapat pulih ataupun reversibel atau yang dapat pulih. b. Berpotensi menimbulkan bahaya pada saat ini maupun dimasa yang akan
datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah, ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik. Sampah yang masuk
dalam tipe ini tergolong sampah yang beresiko menimbulkan keracunan baik manusia maupun fauna dan flora di lingkungan tersebut, Slamet
1994; 154. Sedangkan Hadiwiyono, 1983 mengelompokkan sampah berdasarkan dua
karakteristik, yaitu: 1 Kimia
1. Organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa organik atau sampah yang tersusun dari umsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan pospor.
2. Anorganik, yaitu sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, jika bisapun membutuhkan waktu yang sangat lama.
2 Fisika 1. Sampah basah garbage, yaitu garbage tersusun dari sisa-sisa bahan-bahan
organik yang mudah lapuk dan membusuk. 2. Sampah kering rubbish, yaitu sampah kering dapat digolongkan menjadi dua
kelompok yaitu jenis logam seperti besi, seng,aluminium dan jenis non logam seperti kertas dan kayu.
Universitas Sumatera Utara
3. Sampah lembut, yaitu sampah lembut memiliki ciri khusus yaitu berupa partikel-partikel kecil yang ringan dan mudah terbawa oleh angin.
4. Sampah besar bulkywaste, yaitu sampah jenis ini memiliki ukuran yang relatif lebih besar, contohnya sampah bekas mesin kendaraan.
5. Sampah berbahaya hazardous waste, yaitu Sampah jenis ini terdiri dari : a. Sampah patogen biasanya sampah jenis ini berasal dari kegiatan medis
b. Sampah beracun contoh sampah sisa pestisida, isektisida, obat-obatan, sterofom
c. Sampah ledakan, misiu, sisa bom dan lain-lain d. Sampah radioaktif dan bahan-bahan nuklir.
2.4. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang
Universitas Sumatera Utara
tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Menurut Notoatmodjo 2003; 188 cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai
berikut : 1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang mengahassilkan sampah. Oleh sebab itu,
harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah.
Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara TPS sampah, dan selanjutnya
ke tempat penampungan akhir TPA. Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk di daerah perkotaan
adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan.
Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa memerlukan TPS, maupun TPA. Sampah
rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk. 2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah
Pemusnahan atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Ditanam lanfill, yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b. Dibakat incenaration, yaitu memusnakan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran incenarator
c. Dijadikan pupuk composting Yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, khususnya untuk
sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa, sedangkan di daerah
perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap anggota rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dan an-organik, kemudian
sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah an-organik dibuang, dan akan segera dipungut
oleh para pemulung. Dengan demikian maka masalah sampah akan berkurang.
2.5. Sumber Sampah