Metodologi Penelitian Dissenting Opinion Sebagai Bentuk Kebebasan Hakim dalam Membuat Putusan Pengadilan guna Menemukan Kebenaran Materiil

bahan-bahan hukum. Sedangkan fungsi teoritikal bertujuan menghasilkan doktrin yang memberikan preskripsi tentang bagaimana interpretasi seharusnya dilakukan terhadap suatu kaidah dalam sistem hukum yang penelitiannya akan lebih banyak mengacu kepada doktrin-doktrin hukum yang dikembangkan oleh yuris terkemuka dalam rangka menghasilkan konsepteori baru atau mempertajam konsepteori lama dengan mengacu kepada bahan-bahan hukum yang kebayakan berupa buku-buku hukum seperti treatise, rechtsboek bukan wetboek, tulisan pada jurnal hukum, hasil penelitian hukum dari para yuris. 1 1. Menjawab rumusan masalah yang diajukan penulis terkait konsepsi dissenting opinion dalam putusan pengadilan, persfektif kebebasan hakim dalam penemuan kebenaran materiil dan konsepsidissenting opinion sebagai bentukkebebasan eksistensial hakim. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: 2. Memberikan sumbangsih pemikiran akademis atau teoritis terhadap upaya pengkajian, penelaan, pengembangan ilmu hukum yang berkaitan dengan substansi penerapan konsep dissenting opinion, kebebasan hakim dalam penemuan kebenaran materiil di Indonesia. 3. Menstimulus akademisi untuk lebih giat lagi dalam mengkaji dan menelaah konsep dissenting opinion, kebebasan hakim dalam penemuan kebenaran materiil dalam sistem hukum Indonesia.

E. Metodologi Penelitian

Metode merupakan unsur mutlak yang harus ada di dalam pelaksanaan kegiatan penelitian agar dapat terarah dan tidak menyimpang sehingga dapat diperoleh hasil yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan 1 Alvi Syahrin, Penelitian Hukum: Fungsi Penelitian Hukum, Jurnal, 2014, http:alviprofdr.blogspot.com201402penelitian-hukum-fungsi.html, diakses pada 10 Juli 2014. Universitas Sumatera Utara pemilihan rumusan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukumnormatif legal research.

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan statute approach.Melalui pendekatan ini dilakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Selain itu digunakan pendekatan lain yang diperlukan. Penggunaan beberapa pendekatan dalam penelitian pada dasarnya untuk mempertajam analisis ilmiah dalam penelitian ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Cambell dar Glasson sebagaimana yang diktip oleh Valerine 2

2. Spesifikasi Penelitian

“There is no single technique that is magically ‘right’ for all problem. Beberapa pendekatan tersebut antara lain pendekatan konsep conceptual approach, pendekatan analitis analytical approach, dan pendekatan perbandingan historical approach. Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif analitis, dimana analisis dilakukan secara kritis dengan menggunakan berbagai teori dalam penyusunan konsep dissenting opinion, konsep penemuan kebenaran materiil, konsep putusan hakim, serta persfektif kebebasan hakim. Selanjutnya dari seluruh bahan yang telah diperoleh tersebut dilakukan berbagi proses identifikasi dan klasifikasi 2 Valerine J.L.K, Metode Penelitian Hukum Kumpulan Bahan Bacaan Untuk Mata Kuliah Metode Penelitian Hukum, Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta,2009, hlm.414. Universitas Sumatera Utara secara sistematis, kemudian dilakukan analisis yang hasilnya akan disajikan secara deskriptif.

3. Bahan Hukum

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 3 a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan. Bahan Primer, yang terdiri dari: Selain bahan hukum, dalam penelitian ini juga menggunakan bahan non hukum yang relevan untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti dalam mengkaji rumusan permasalahan yang tidak bersifat dominan dibandingkan bahan hukum. 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2 Undang-Undang No 48 Tahun 2009, Jo Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004, Jo Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Kekuasaan Kehakiman 3 Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009, Jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, Jo Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. 4 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 3 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2009, hlm. 141. Universitas Sumatera Utara 5 Wet Algemene Bepalingan wAB. 6 Surat Edaran Mahkamah AgungNo. 51959 tanggal 20 April 1959. 7 Surat Edaran Mahkamah AgungNo. I1962 tanggal 7 Maret 1962. 8 Surat Keputusan Mahkamah Agung Nomor: 15KMASKXIII2007. b. Bahan Sekunder yang merupakan bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang bersumber dari media cetak dan elektronik, yang meliputi buku ilmu hukum, jurnal hukum, laporan hukum, hasil karya ilmiah para sarjana, yurisprudensi dan hasil- hasil simposium yang berkaitan dengan topik penelitian. c. Bahan Tersier, yaitu bahan hukum yang bersifat menunjang bahan- bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti rancangan KUHAP, kamus hukum, kamus besar bahasa Indonesia, ensiklopedia, dan lain-lain

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Dalam penelitian tehnik pengumpulan bahan merupakan prosedur yang dilakukan secara sistematis untuk dapat memecahkan permasalahan. Adapun prosedur pengumpulan bahan penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan library researce, dilakukan dengan cara mengumpulkan, memahami, mengutip dan menganalisis bahan pustaka yang didapat dari berbagai literatur atau buku-buku dan berbagai peraturan perundang- undangan yang terkait dengan penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Analisis bahan hukum dilakukan dengan cara analisis kualitatif dengan menguraikan hasil penelitian tentang konsep, azas, doktrin secara deskriptif sehingga diperoleh gambaran yang jelas atas permasalahan yang diteliti dengan menggunakan penalaran deduktif.

6. Pengambilan Kesimpulan dan Perumusan Rekomendasi

Berpegang pada karakter ilmu hukum sebagai ilmu terapan dan preskriptif, maka preskripsi yang diberikan dalam penelitian ini berupa argumentasi baru terkait rumusan permasalahan serta merumuskan rekomendasi yang relevan yang dapat diterapkan.

F. Tinjauan Pustaka