commit to user 68
2. Hambatan  Dan  Kendala  Yang  Ada  Dalam  Pencapaian  Target  Yang
Telah  Ditetapkan  Dalam  Implementasi  Kebijakan  Desentralisasi  Fiskal Terhadap  Pengelolaan  Keuangan  Daerah  Di  Kabupaten  Klaten  Tahun
2009
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang tertuang dalam APBD sering  kali  mengalami  beberapa  hambatan  yang  disebabkan  karena  beberapa
faktor.  Pemerintah  daerah  dalam  hal  ini  telah  berupaya  semaksimal  mungkin untuk memaksimalkan pengelolaan keuangan, namun masih terdapat beberapa
kekurangan  yang  terjadi.  Kendala  yang  dihadapi  oleh  Pemerintah  Daerah Kabupaten  Klaten  dalam  pencapaian  target  pendapatan  dan  belanja  secara
umum antara lain : a.
Masih  Terbatasnya  Sarana  Dan  Prasarana  Sebagai  Penunjang  Penarikan Pajak Dan Retribusi
Sistem  pemungutan  pajak  dan  retribusi  yang  digunakan  di Kabupaten  Klaten  adalah  sistem  Jemput  Bola,  yaitu  sistem  pemungutan
pajak  dan  retribusi  dengan  cara  petugas  pajak  yang  mendatangi  wajib pajak  untuk  memberikan  surat  penetapan  pajak  dan  penagihan  pajak
kepada  wajib  pajak.  Sistem  jemput  bola  telah  ditrapkan  dalam  Peraturan Daerah  Kabupaten  Klaten  Nomor  14  Tahun  2009  tentang  Retribusi  Izin
Trayek  pada  Pasal  10  ayat  1  berisi  bahwa  retribusi  terutang  dipungut oleh  petugas  di  wilayah  daerah  tempat  proyek  retribusi.  Dengan
diterapkannya  sistem  jemput  bola  tersebut  maka  pemerintah  daerah kabupaten  Klaten  memerlukan  sarana  prasarana  yang  memadahi  untuk
menujang  pemberlakuan  sistem  jemput  bola  pada  penarikan  pajak  dan retribusi.  Besarnya  pajak  yang  dikenakan  adalah  sebeser  10  dari
pendapatan atau barang yang yang digunakan, misalanya saja seperti pajak hotel,  pajak  restoran,  pajak  hiburan,  pajak  penerangan  jalan,  pajak
pengambilan  bahan  galian  golongan  C  dan  pajak  parkir  sedangkan  untuk pajak reklame sebesar 25.
commit to user 69
Pajak  penerangan  jalan  sebesar  10  pemungutannya  diserahkan pada  PLN  Pasokan  Listrik  Negara.  Dalam  penarikannya  pajak
penerangan  jalan  melekat  pada  rekening  listrik  wajib  pajak.  Sedangkan untuk  pajak  proyaek-proyek  galian  C  yaitu  proyek  pengambangan  atau
pengaliaan material berupa pasir di kabupaten klaten terdapat pada daerah Kali Woro yang mana terletak di Desa Ligitan dan Desa Jiwan. Besarnaya
peajak  10  dikenakan  pada  setiap  truk  yang  mengangkut  material  pasir, biasanya pajak yang di berikan sebesar Rp 10.000,00 pada setiap truk yang
telah  mengankut  pasir.  Sedangkan  untuk  perijinan  dari  pemasangan  iklan atau reklame, perijinan mengenai restoran,hotel dan peggalian golongan C
semuanya di urusa dalam satu atap di KPT  Kantor Pelayanaan Terpadu. Pajak  reklame  memiliki  prosentase  yang  sangat  besar  dalam  dalam
pemungutannya  karena  pajak  reklame  di  kenkan  sebesar  25  dari  dari hilai  sewa  reklame  NSR,  hal  ini  di  atur  dalam  Peraturan  Daerah
Kabupaten  Klaten  Nomor  10  Tahun  2007  tentang  Pajak  Reklame  pada Pasal 7.
Sitem  jemput  bola  yang  diterapkan  di  Kabupaten  Klaten  dalam pemungutan  pajak  dan  retribusi  menuntut  petugas  pajak  untuk  memiliki
alat  trsansportasi  seperti  sepeda  motor,  namun  keadannya  keberadaan sepeda  motor  sebagai  alat  trasportasi  petugas  pajak  untuk  memberikan
penetapan dan penagihan kepada wajib pajak masih dirasa sangat kurang. Jumlah  kendran  bermotor  yang  sedikit  sedangkan  banyaknya  wajib  pajak
yang  harus  diberikan  surat  penetapan  pajak  dan  melakukan  penagihan pajak  kepada  wajib  pajak  membuat  petugas  pajak  menjadi  kewalahan
sehingga  menyebabkan  terganggunya  penagihan  dan  pemungutan  pajak yang berdampak pada tidak tercapainya anggaran PAD.
Selain kendaraan bermotor yang dirasa kurang, ketersediaan sarana dan  prasarana  komputerisasi  juga  masih  kurang.  Banyaknya  wajib  pajak
memerlukan  pendataan  yang  akurat  dan  sistematis,  sedangkan  pendataan tersebut  dilakukan  dengan  menggunakan  komputer.  Data  yang  digunakan
untuk  menghitung  besarnya  pajak  yang  dikenakan  kepada  wajib  pajak  di
commit to user 70
olah  dengan  komputer,  namun  keadannya  komputer  yang  di  gunakan dalam  pengolahan  data  pengelolaan  pajak  dan  retribusi  sudah  lama  dan
ketinggalan zaman. Penggunaan komputer  yang sudah ketinggalan zaman dan  banyak  kerusakan  kerusaan  pada  komputer  seperti  kerusakan  pada
monitor,  server  dan  printer  membuat  tidak  optimalnya  pengelolaan  data pada  penetapan  dan  penagihan  pajak.  Akibat  dari  tidak  optimalnya
pengelolaan data  mengakibatkan tidak tercapainya anggaran PAD. b.
Belum Optimalnya Penanganan Pemungutan Pajak dan Retribusi Pemugutan  pajak  dan  retribusi  dilaksanakan  sesuai  dengan
peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku  seperti  peraturan  daearah tentang  penetapan  pemungutan  pajak  dan  retribusi  daerah,  keputusan
Kepala  Daerah  yang  menyangkut  pemungutan  dan  penyetoran  pajak  dan retribusi daerah. Besar kecilnya beban yang dikenanakan pada wajib pajak
telah dihitung dan ditentukan oleh petugas pajak dengan perhitungan yang benar  dan  sesuai  dengan  undang-undang.  Retribusi  dan  pajak
penanganannya  ditentukan  oleh  petugas  pajak,  misalnya  untuk  retribusi pemakaian  kekayaan  alam  tingkat  penggunaan  jasa  diukur  berdasarkan
jangka  waktu  dan  atau  jumlah  pemakiaan  kekayaan  alam  dengan  cara petugas  retribusi    menentukan  perhitungan  retribusi  pemakaian  kekayaan
alam  yang  harus  di  bayar,  setelah  melakukan  perhitungan  dilakuakan penetapan    petribusi  kemudian  petugas  menyampaikan  surat  penetapan
retribusi  dan  setelah  waktu  pembayaran  tiba  maka  petugas  retribusi  akan menagih pembayaran retribusi tersebut kepada wajib retribusi, hal ini telah
diatur dalam  Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2007 tentang Retribusi  Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi  yang  penagihannya  diserahkan  pada  masing-masing kantor  atau  instansi  terkesan  belum  optimal,  hal  ini  bisa  disebabkan
kaereana  faktor  interen  dari  masing-masing  kantor  maupun  dari  faktor eksteren  dari    kantor  tersebut.  Selain  itu  belum  optimalnya  penanganan
pemungutan  pajak  dan  retribusi  juga  dikarenakan  belum  optimalnya
commit to user 71
petugas  pemungut  pajak  dan  retribusi  dalam  mengelolan  dan  memungut pajak  dan  retribusi.  Dalam  pengelolannya  petugas  pajak  seringkali
kewalahan  atau  kesulitan  dalam  menentukan  wajib  pajak  yang  dikenai penetapan dan penagihan pajak, karena seringkali ada petugas pajak  yang
sudah  mendapat  surat  penetapan  pajak  namun  saat  penagihannya  wajib pajak tidak mau membayarnya.
c. Belum Optimalnya Peran Serta Atau Dukungan Masyarakat.
Pelasanaan  pengelolan  keuangan  daerah  memerlukan  partisipasi atau  dukungan  dari  masyarakat.  Dalam  menentukan  kebijakan-kebijak
yang  ditujukan  kepada  masyarakat  pemerintah  daerah  harus  mengetahui apa  keinginan  atau  tuntutan  dari  masyarakat,  hal  ini  dimaksudkan  agar
kebijakan  yang  diambil  tidak  merugikan  masyarakat.  Utuk  itu  maka masyarakat  harus  mendukung  pelaksana  kebijakan  pemerintah,  salah
satunya  dalah  pelaksanaan  pambayaran  pajak  dan  retribusi.  Pelaksanaan pembayaran pajak dan retribusi mejadi sangat penting karena berpengaruh
pada pendapatan daerah. Pembayaran  pajak  yang  menggunakan  sisten  jemput  bola
mewajibkan  petugas  pajak  utuk  mendatangi  langsung  wajib  pajak.  belum optimalnya  peran  serta  atau  dukungan  masyarakat  ini  terlihat  dari adanya
wajib  pajak  yang  mau  membayar  pajak  namun  harus  diperingati  berkali- kali  baru  mau  membayar,  dengan  adanya  peringatan  yang  berulang-ulang
ini maka petugas pajak harus medatang wajib pajak berulang-ulang hingga wajib  pajak  tersebut  mau  membayar  pajaknya.  Belum  optimalnaya  peran
serta atau dukungan masyarakat ini berakibat pada tidak tercapainya target anggaran pengelolaan keuangan daerah.
d. Peran  BUMD  Dalam  Memberikan  Kontribusi  Terhadap  PAD  Masih
Rendah Banyaknya  Badan  Usaha  Milik  daerah  BUMD  yang  terdapat  di
kabupaten Klaten sangat berpengaruh pada pendapatan daerah, baik usaha kecil, usaha menengah atau usaha besar. Banyaknya kendala yang terdapat
commit to user 72
dari  interen  badan  usaha  maupun  kendala  dari  eksteren  badan  usaha mengakibatkan  belum  optimalnya  pemungutan  pajak  dan  retribusi.
Kendala  iteren  atau  kendala  dari  dalam  badan  usaha  itu  sendiri  misalnya seperti  ketersedian  modal  bagi  uasahanya  yang  masih  sangat  terbatas
sedangkan  proses  pengembangan  badan  usaha  itu  sendiri  memerlukan modal  yang  tidak  sedikit.  Sistem  menejemen  pengelolaan  BUMD  pada
masing-masing  unit  atau  tim  masih  belum  pas,  hal  ini  terbukti  dengan adanya  BUMD  yang  masuk  dalam  aneka  usaha  yang  dapat  memberikan
konstribusi  berupa  pajak  hanyalah  percetakan  sengkan  untuk  BUMD aneka  industri  yang  lain  seperti  usaha  usaha  kecil  atau  usaha  rumahan
belum  memberikan  kontibusi  berupa  pajak,  hal  ini  disebabkan  karena beberapa  faktor  salah  satu  faktornya  adalah  ketidak  sesuaian  sisten
menejemen dari BUMD aneka industri yang berakiat pada pengembangan BUMD  tersebut  sehingga  tidak  dapat  atau  tidak  mampu  membayar  pajak
daerah. Pengelolaan  BUMD  di  kabupaten  Klaten  yang  dikelola  pada
masing-masing  unit  atau  tim  dari  badan  usaha  itu  sendiri  menuntut pengelolaan  yang  professional  dan  sebaik  mungkin,  namun  dalam
prakteknya  pengelolan  yang  masih  sangat  kurang  hal  ini  disebabkan karena sitem managemen yang digunakan masih belum pas, misalnya pada
BUMD aneka indusrti, PDAM Perusahaan Daerah Air Minum dan Bank Pasar masih menggunakan sistem pengelolaan  yang belum optimal. peran
BUMD  dalam  memberikan  kontribusi  terhadap  PAD  yang  masih  rendah berdampak pada tidak terpenuhinya target APBD Kabupaten Klaten.
e. Lemahnya Sanksi Bagi Wajib Pajak Dan Wajib Retribusi Yang Melanggar
Hukum Peraturan  daearah  tentang  penetapan  pemungutan  pajak  dan
retribusi daerah, Keputusan Kepala Daerah yang menyangkut pemungutan dan  penyetoran  pajak  dan  retribusi  daerah  merupakan  peraturan  yang
mengatur tentang hak dan kewajiban masyarakat serta hak dan kewajiban dari  pemerintah  dalam  penetapan  dan  penagihan  pajak.  Peraturan
commit to user 73
perundang-undangan  tersebut  memberikan  gambran  yang  jelas  mengenai pemungutan  dan  pengelolaan  pajak,  dengan  demikian  diharapkan
masyarakat sebagai wajib pajak dan pemerintah  daerah sebagai pengelola keuangan  daerah  diharap  dapat  melakukan  hak  dan  kewajibannya  sesuai
dengan  peraturan  yang  sudah  ada.  Selain  mengatur  tentang  hak  dan kewajiaban  dari  wajib  pajak  dan  pemerintah  daerah  sebagai  pengelola
keuanagn daerah peraturan tersebut juga mengatur mengenai sanksi-sanksi bagi wajib pajak yang tidak mau untuk mematuhinya.
Sanksi  administrasi  maupun  sanksi  pidana  telah  jelas  dituangkan dalam  preturan  perundang-undangan,misalnya  saja  Peraturan  Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2009 tentang Retribusi izin Di Bidang Kesehatan  pada Pasal 16  dan  18  telah  disebutkan  bahwa  dalam  hal  wajib
retribusi  tidak  membayar  tepat  pada  waktunya  atau  kurang  membayar, dikenakan  sanksi  administrasi  berupa  denda  sebesar  2  setiap  bulannya
dari  besarnya  retribusi  yang  terutang  yang  tidak  atau  kurang  bayar  dan tagihan  dengan  menggunakan  STRD    surat  tanda  retribusi  daerah  dan
wajib retribusi  yang tidak melaksanakan kewajibannya diancam hukuman paling  lama  6  enam  bulan  atau  denda  paling  banyak  4  empat  kali
jumlah  retribusi  yang  tertuang.  Dalam  kenyataanya  banyak  sekali  wajib retribusi  yang membayar kurang dari  yang sudah ditentukan oleh petugas
retribusi, namun tidak ada sanksi yang dilakunakan secara tegas, selain itu sanksi  adnistrasi  maupun  sanksi  pidana  dirasa  masih  lemah,  sehingga
masih  banyaknya  wajib  retribusi  maupun  wajib  pajak  yang  melanggar perataturan  perundang-undangan  tersebut.  Lemahnya  sanksi  bagi  wajib
pajak dan wajib retribusi yang melanggar hukum ini lah merupakan salah satu  faktor  yang  mengakibatkan  tidak  tercapainya  target  anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
commit to user 74
f. Masih Rendahnya Tingkat Pendidikan Sehingga Menyebabkan Rendahnya
Kualitas  Sumber  Daya  Manusia  Yang  Dimiliki  Oleh  Pemerintah  Daerah Kabupaten Klaten.
Dalam malaksanakan tugasnya untuk mennjalankan pemerintahan, Pemeritah  Daerah  dibantu  oleh  beberapa  pegawai  yang  disebut  sebagai
PNS.  Tugas  dari  PNS  ini  bermaca-macam  sesuai  dengan  bidang  yang dikerjakannya. Profesionalitas dan betanggungjawab merupakan salah satu
faktor yang ditutut dari seorang pegawai negri utuk itu tingkat pendidikan dari pegawai negri sipil sangat diperukan. Pemerintahan kabupaten klaten
masih  banyak  menggunakan  pegawai  dengan  pendidian  akhir  SMA Sekolah  Menengah  Atas  sedangkan  tuntutan  dari  pekerjaannya
mem,erlukan  pegawai  dengan  pendidikan  akhir  S1.  Masih  rendahnya tingkat  pendidikan  sehingga  menyebabkan  rendahnya  kualitas  sumber
daya  manusia  yang  dimiliki  oleh  pemerintah  daerah  kabupaten  klaten  ini menyebadkan tidak tercapainya target APBD kabupaten klaten.
g. Masih  Terbatasnya  Sumber  Daya  Aparatur  Birokrasi,  Khususnya  Tenaga
Yang  Memiliki  Keahlian  Profesi  Di  Bidang  Kesehatan,  Pendidikan, Maupun  Tenaga  Yang  Dapat  Mendukung  Pelaksanaan  Program-Program
Pembangunan Pada Sektor Pelayanan Dasar. Pemerintah  Daerah  dalam  melaksanaka  tugasnya  dibantu  oleh
beberapa pegawai negri sipil salah satunya adalah aparatur birokrasi  yang memiliki  keahlian  khusus  sesuai  dengan  pendidikannya.  Dengan  masih
banyaknya  aparatur  birokrasi  yang  memiliki  latar  belakang  pendidikan yang  hanya  lulusan  SMA  merupakan  salah  satu  persoalan  yang
menyebabkan  masih  terbatasnya  sumber  daya  aparatur  birokrasi.  Tenaga ahli  yang  sangat  di  perlukan  di  kabupaten  klaten  adalah  tenaga  ahli  di
bidang  kesehatan,  pendidikan,  maupun  tenaga  yang  dapat  mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar,
seperti  tenaga  ahli    perpajakan  dan  tenaga  ahli  pengukuran  tanah.  Masih terbatasnya  sumber  daya  aparatur  birokrasi,  khususnya  tenaga  yang
memiliki keahlian profesi di bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga
commit to user 75
yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor  pelayanan  dasar  merupakan  salah  satu  faktor  tidak  tercapainya
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabuaten klaten.
C.    Strategi  Dan  Kebijakan  Yang  Ditempuh  Pemerintahan  Daerah  Untuk Mengatasi Permasalahan Yang Muncul Dalam Implementasi Kebijakan
Desentralisasi Fiskal Kabupaten Klaten Tahun 2009.
Implementasi  desentralisasi  fiskal  memberikan  kewenangan  kepada kabupaten  Klaten  untuk  mengali  dan  mengelola  keuangannya  sendiri,  yang
mana  pemeritah  daerah  harus  mengoptimalkan  Pendapatan  asli  daerah. Permasalahan  atau  persoalan  yang  muncul  dalam  inpementasi  kebijakan
desentralisasi fiskal Kabupaten Klaten tahun 2009 yaitu tidak sesuainya antara APBD  dengaan  realisasinya.  Ketidak  sesuaian  antara  APBD  dengan
realisasinya  ini  desebabkan  karena  beberapa  faktor  butuh  upaya  dari pemerintah  daerah  untuk  menangani  malah-masalah  atau  faktor-faktor
penghambat tersebut dengan cara : 1.
Masih  terbatasnya  sarana  dan  prasarana  sebagai  penunjang  penarikan pajak dan retribusi yaitu dengan masih terbatasnya kendaran bermotor dan
komputerisasi yang ada pada lingkup pemerintahan daerah khususnya pada bagian  PAD  yang  menangani  masalah  penarikan  dan  penetapan  pajak
maupun  retribusi  dapat  dilakukan  dengan  cara  dilakukan  pengadaan kendaran  bermotor  dan  komputerisasi  utuk  APBD  tahun  berikutnya  yaitu
tahun  2010.  Selain  itu  dapat  dilakukan  pemakaian  kendaran  dari  bagian- bagian  lain  maksudnya  dalam  hal  ini  kendran  bagian  selain  bagian  PAD
yang  tidak  digunakan  untuk  digunakan  petugas  PAD  khususnya  untuk penarikan  dan  penetapan  pajak,  sedangkan  untuk  sarana  komputerisasi
dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada komputer yang sudah rusak. 2.
Belum  optimalnya  penanganan  pemungutan  pajak  dan  retribusi  dapat diatasi dengan cara pengoptimalaan penanganan pemungutan pajak dengan
lebih  mengoptimalkan  kinerja  dari  petugas  pemungut  pajak  dengan
commit to user 76
menyedikan sarana dan prasarana  yang memadahi sehingga petugas pajak dapat  mengoptimalkan  kinerjanya  dalam  melakukan  penetapan  dan
pemungan pajak maupun retribusi bagi wajib pajak dan wajib retribusi 3.
Belum  optimalnya  peran  serta  atau  dukungan  masyarakat  ini  dapat  di optimalkan  dengan  cara  menumbuhkan  kesadaran  masyarakat  tentang
pentingnya pembayaran pajak selain itu masyarakat harus diajak ikut atau turut serta dalam pengambilan kebijakan atau keputusan keputusan daerah
dalam pemerintahan  yang menyangkut tentang pajak dan retribusi dengan turut  sertanya  masyarakat  dalam  pengambilan  keputusan  atau  kebijakan
daerah  maka  masyarakat  dapat  menyampaikan  sapirasisnya  sehingga kebijakan  dan  keputusan  yang  diambil  oleh  pemerintah  berpihak  pada
rakyat,  dangan  hal  ini  diharapkan  dapat  mengatasi  masalah  tidak tercapainya angaran pendapatan dan belanja daerah.
4. Peran  BUMD  dalam  memberikan  kontribusi  terhadap  PAD  yang  masih
rendah merupakan salah satu faktor  penghambat dalam tercapainya target APBD  utuk  mengatasinya  maka  harus  diadakan  pembenahan  sistem
menejemen  pada  masing-masing  unit  atau  tim  dari  BUMD  menjadi  lebih baik,  dengan  adanya  perubahan  sistem  menejemen  dari  BUMD  yang
semula  dirasa  kurang  pas  menjadi  sistem  nenejemen  yang  bagus  dan menguntungkan  bagi  daerah  diharapkan  dapat  meningkatkan  peran  peran
BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD. 5.
Lemahnya  sanksi  bagi  wajib  pajak  dan  wajib  retribusi  yang  melanggar hukum terlihat dari banyaknya wajib retribusi yang membayar kurang dari
yang sudah ditentukan oleh petugas retribusi, namun tidak ada sanksi yang dilakunakan  secara  tegas,  selain  itu  sanksi  admistrasi  maupun  sanksi
pidana  dirasa  masih  lemah,  sehingga  masih  banyaknya  wajib  retribusi maupun  wajib  pajak  yang  melanggar  perataturan  perundang-undangan
tersebut,    utuk  itu  perlu  ditegakannya  atau  di  ubahnya  perundangan- perundangan  tersebut  menjadi  lebih  baik  yaitu  adanya  sanksi  pidana  dan
daninistrasi  yang  tegas  sehingga  akan  memperkecil  kemungkina  wajib
commit to user 77
pajak  atau  wajaib  retreibusi  untuk  melakuakn  pelanggaran.  Selain  itu petugas  pajak  dan  petugas  retrubusi  harus  melakuan  kerjasama  dengan
SATPOL  PP  dan  PPSS  Penyidik  Pegawai  Negri  Sipil  utuk  melakukan penagihan padawajib pajak dan wajib retribusi yang tidak mau melakukan
kewajibannya. Dengan adanya perubahan peraturan daerah dan kerjasama antara petugas pemungut pajak dengan SATPOL PP dan PPNS diharapkan
maumpu  mengatasi  permasalahan  perbedaan  APBD  yang  dianggarkan dengan realisasinya.
6. Masih  rendahnya  tingkat  pendidikan  sehingga  menyebabkan  rendahnya
kualitas  sumber  daya  manusia  yang  dimiliki  oleh  pemerintah  daerah kabupaten klaten ini terlihat dari masih banyak  pegawai dengan pendidian
akhir  SMA  Sekolah  Menengah  Atas  sedangkan  tuntutan  dari pekerjaannya  memerlukan  pegawai  dengan  pendidikan  akhir  S1.  Masih
rendahnya  tingkat  pendidikan  sehingga  menyebabkan  rendahnya  kualitas sumber  daya  manusia  yang  dimiliki  oleh  pemerintah  daerah  kabupaten
klaten.  Utuk  nengatasi  hal  tersebut  mulai  tahun  berikutnya  yaitu  tahun 2010 Perintah Daerah Kabupaten Klaten hanya menerima pegawai dengan
pendidikan  akhir  minimal  D3  utuk  teknisi  computer,  dan  S1  utuk pekerjaan yang menuntut pendidikakan sesuai dengan profesinya. Dengan
adanya  peneriman  pegawai  negri  sipil  dilingkup  kabupaten  klaten  yang tidak  lagi  nenerima  pegawai  dengan  lulusan  SMA  diharapkan  dapat
meningkatkan sumberdaya manusia  yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten  Klaten  dan  dapat  mengatasi  permasalahan  perbedaan  APBD
yang dianggarkan  dengan realisasinya. 7.
Masih terbatasnya sumber daya aparatur birokrasi, khususnya tenaga yang memiliki keahlian profesi di bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga
yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor  pelayanan  dasar  dapat  diatasi  dengan  penerimaan  pegawai  negiri
sipil dengan pedidikan yang lebih baik yaitu minimal D3 atau S1 di bidang kesehatan,  pendidikan,  maupun  tenaga  yang  dapat  mendukung
pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar,
commit to user 78
selain itu tahap penseleksian dari ujian masuk pegawai harus dilaksanakan dengan  jujur  sesuai  dengan  peraturan  yang  berlaku,  sehingga  dapat
meningkatkan  sumber  daya  aparatur  birokrasi,  khususnya  tenaga  yang memiliki keahlian profesi di bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga
yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar.
commit to user 79
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan