commit to user 68
2. Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang
Telah Ditetapkan Dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi Fiskal Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Di Kabupaten Klaten Tahun
2009
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang tertuang dalam APBD sering kali mengalami beberapa hambatan yang disebabkan karena beberapa
faktor. Pemerintah daerah dalam hal ini telah berupaya semaksimal mungkin untuk memaksimalkan pengelolaan keuangan, namun masih terdapat beberapa
kekurangan yang terjadi. Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten dalam pencapaian target pendapatan dan belanja secara
umum antara lain : a.
Masih Terbatasnya Sarana Dan Prasarana Sebagai Penunjang Penarikan Pajak Dan Retribusi
Sistem pemungutan pajak dan retribusi yang digunakan di Kabupaten Klaten adalah sistem Jemput Bola, yaitu sistem pemungutan
pajak dan retribusi dengan cara petugas pajak yang mendatangi wajib pajak untuk memberikan surat penetapan pajak dan penagihan pajak
kepada wajib pajak. Sistem jemput bola telah ditrapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 14 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin
Trayek pada Pasal 10 ayat 1 berisi bahwa retribusi terutang dipungut oleh petugas di wilayah daerah tempat proyek retribusi. Dengan
diterapkannya sistem jemput bola tersebut maka pemerintah daerah kabupaten Klaten memerlukan sarana prasarana yang memadahi untuk
menujang pemberlakuan sistem jemput bola pada penarikan pajak dan retribusi. Besarnya pajak yang dikenakan adalah sebeser 10 dari
pendapatan atau barang yang yang digunakan, misalanya saja seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, pajak
pengambilan bahan galian golongan C dan pajak parkir sedangkan untuk pajak reklame sebesar 25.
commit to user 69
Pajak penerangan jalan sebesar 10 pemungutannya diserahkan pada PLN Pasokan Listrik Negara. Dalam penarikannya pajak
penerangan jalan melekat pada rekening listrik wajib pajak. Sedangkan untuk pajak proyaek-proyek galian C yaitu proyek pengambangan atau
pengaliaan material berupa pasir di kabupaten klaten terdapat pada daerah Kali Woro yang mana terletak di Desa Ligitan dan Desa Jiwan. Besarnaya
peajak 10 dikenakan pada setiap truk yang mengangkut material pasir, biasanya pajak yang di berikan sebesar Rp 10.000,00 pada setiap truk yang
telah mengankut pasir. Sedangkan untuk perijinan dari pemasangan iklan atau reklame, perijinan mengenai restoran,hotel dan peggalian golongan C
semuanya di urusa dalam satu atap di KPT Kantor Pelayanaan Terpadu. Pajak reklame memiliki prosentase yang sangat besar dalam dalam
pemungutannya karena pajak reklame di kenkan sebesar 25 dari dari hilai sewa reklame NSR, hal ini di atur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pajak Reklame pada Pasal 7.
Sitem jemput bola yang diterapkan di Kabupaten Klaten dalam pemungutan pajak dan retribusi menuntut petugas pajak untuk memiliki
alat trsansportasi seperti sepeda motor, namun keadannya keberadaan sepeda motor sebagai alat trasportasi petugas pajak untuk memberikan
penetapan dan penagihan kepada wajib pajak masih dirasa sangat kurang. Jumlah kendran bermotor yang sedikit sedangkan banyaknya wajib pajak
yang harus diberikan surat penetapan pajak dan melakukan penagihan pajak kepada wajib pajak membuat petugas pajak menjadi kewalahan
sehingga menyebabkan terganggunya penagihan dan pemungutan pajak yang berdampak pada tidak tercapainya anggaran PAD.
Selain kendaraan bermotor yang dirasa kurang, ketersediaan sarana dan prasarana komputerisasi juga masih kurang. Banyaknya wajib pajak
memerlukan pendataan yang akurat dan sistematis, sedangkan pendataan tersebut dilakukan dengan menggunakan komputer. Data yang digunakan
untuk menghitung besarnya pajak yang dikenakan kepada wajib pajak di
commit to user 70
olah dengan komputer, namun keadannya komputer yang di gunakan dalam pengolahan data pengelolaan pajak dan retribusi sudah lama dan
ketinggalan zaman. Penggunaan komputer yang sudah ketinggalan zaman dan banyak kerusakan kerusaan pada komputer seperti kerusakan pada
monitor, server dan printer membuat tidak optimalnya pengelolaan data pada penetapan dan penagihan pajak. Akibat dari tidak optimalnya
pengelolaan data mengakibatkan tidak tercapainya anggaran PAD. b.
Belum Optimalnya Penanganan Pemungutan Pajak dan Retribusi Pemugutan pajak dan retribusi dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti peraturan daearah tentang penetapan pemungutan pajak dan retribusi daerah, keputusan
Kepala Daerah yang menyangkut pemungutan dan penyetoran pajak dan retribusi daerah. Besar kecilnya beban yang dikenanakan pada wajib pajak
telah dihitung dan ditentukan oleh petugas pajak dengan perhitungan yang benar dan sesuai dengan undang-undang. Retribusi dan pajak
penanganannya ditentukan oleh petugas pajak, misalnya untuk retribusi pemakaian kekayaan alam tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan
jangka waktu dan atau jumlah pemakiaan kekayaan alam dengan cara petugas retribusi menentukan perhitungan retribusi pemakaian kekayaan
alam yang harus di bayar, setelah melakukan perhitungan dilakuakan penetapan petribusi kemudian petugas menyampaikan surat penetapan
retribusi dan setelah waktu pembayaran tiba maka petugas retribusi akan menagih pembayaran retribusi tersebut kepada wajib retribusi, hal ini telah
diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2007 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Retribusi yang penagihannya diserahkan pada masing-masing kantor atau instansi terkesan belum optimal, hal ini bisa disebabkan
kaereana faktor interen dari masing-masing kantor maupun dari faktor eksteren dari kantor tersebut. Selain itu belum optimalnya penanganan
pemungutan pajak dan retribusi juga dikarenakan belum optimalnya
commit to user 71
petugas pemungut pajak dan retribusi dalam mengelolan dan memungut pajak dan retribusi. Dalam pengelolannya petugas pajak seringkali
kewalahan atau kesulitan dalam menentukan wajib pajak yang dikenai penetapan dan penagihan pajak, karena seringkali ada petugas pajak yang
sudah mendapat surat penetapan pajak namun saat penagihannya wajib pajak tidak mau membayarnya.
c. Belum Optimalnya Peran Serta Atau Dukungan Masyarakat.
Pelasanaan pengelolan keuangan daerah memerlukan partisipasi atau dukungan dari masyarakat. Dalam menentukan kebijakan-kebijak
yang ditujukan kepada masyarakat pemerintah daerah harus mengetahui apa keinginan atau tuntutan dari masyarakat, hal ini dimaksudkan agar
kebijakan yang diambil tidak merugikan masyarakat. Utuk itu maka masyarakat harus mendukung pelaksana kebijakan pemerintah, salah
satunya dalah pelaksanaan pambayaran pajak dan retribusi. Pelaksanaan pembayaran pajak dan retribusi mejadi sangat penting karena berpengaruh
pada pendapatan daerah. Pembayaran pajak yang menggunakan sisten jemput bola
mewajibkan petugas pajak utuk mendatangi langsung wajib pajak. belum optimalnya peran serta atau dukungan masyarakat ini terlihat dari adanya
wajib pajak yang mau membayar pajak namun harus diperingati berkali- kali baru mau membayar, dengan adanya peringatan yang berulang-ulang
ini maka petugas pajak harus medatang wajib pajak berulang-ulang hingga wajib pajak tersebut mau membayar pajaknya. Belum optimalnaya peran
serta atau dukungan masyarakat ini berakibat pada tidak tercapainya target anggaran pengelolaan keuangan daerah.
d. Peran BUMD Dalam Memberikan Kontribusi Terhadap PAD Masih
Rendah Banyaknya Badan Usaha Milik daerah BUMD yang terdapat di
kabupaten Klaten sangat berpengaruh pada pendapatan daerah, baik usaha kecil, usaha menengah atau usaha besar. Banyaknya kendala yang terdapat
commit to user 72
dari interen badan usaha maupun kendala dari eksteren badan usaha mengakibatkan belum optimalnya pemungutan pajak dan retribusi.
Kendala iteren atau kendala dari dalam badan usaha itu sendiri misalnya seperti ketersedian modal bagi uasahanya yang masih sangat terbatas
sedangkan proses pengembangan badan usaha itu sendiri memerlukan modal yang tidak sedikit. Sistem menejemen pengelolaan BUMD pada
masing-masing unit atau tim masih belum pas, hal ini terbukti dengan adanya BUMD yang masuk dalam aneka usaha yang dapat memberikan
konstribusi berupa pajak hanyalah percetakan sengkan untuk BUMD aneka industri yang lain seperti usaha usaha kecil atau usaha rumahan
belum memberikan kontibusi berupa pajak, hal ini disebabkan karena beberapa faktor salah satu faktornya adalah ketidak sesuaian sisten
menejemen dari BUMD aneka industri yang berakiat pada pengembangan BUMD tersebut sehingga tidak dapat atau tidak mampu membayar pajak
daerah. Pengelolaan BUMD di kabupaten Klaten yang dikelola pada
masing-masing unit atau tim dari badan usaha itu sendiri menuntut pengelolaan yang professional dan sebaik mungkin, namun dalam
prakteknya pengelolan yang masih sangat kurang hal ini disebabkan karena sitem managemen yang digunakan masih belum pas, misalnya pada
BUMD aneka indusrti, PDAM Perusahaan Daerah Air Minum dan Bank Pasar masih menggunakan sistem pengelolaan yang belum optimal. peran
BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD yang masih rendah berdampak pada tidak terpenuhinya target APBD Kabupaten Klaten.
e. Lemahnya Sanksi Bagi Wajib Pajak Dan Wajib Retribusi Yang Melanggar
Hukum Peraturan daearah tentang penetapan pemungutan pajak dan
retribusi daerah, Keputusan Kepala Daerah yang menyangkut pemungutan dan penyetoran pajak dan retribusi daerah merupakan peraturan yang
mengatur tentang hak dan kewajiban masyarakat serta hak dan kewajiban dari pemerintah dalam penetapan dan penagihan pajak. Peraturan
commit to user 73
perundang-undangan tersebut memberikan gambran yang jelas mengenai pemungutan dan pengelolaan pajak, dengan demikian diharapkan
masyarakat sebagai wajib pajak dan pemerintah daerah sebagai pengelola keuangan daerah diharap dapat melakukan hak dan kewajibannya sesuai
dengan peraturan yang sudah ada. Selain mengatur tentang hak dan kewajiaban dari wajib pajak dan pemerintah daerah sebagai pengelola
keuanagn daerah peraturan tersebut juga mengatur mengenai sanksi-sanksi bagi wajib pajak yang tidak mau untuk mematuhinya.
Sanksi administrasi maupun sanksi pidana telah jelas dituangkan dalam preturan perundang-undangan,misalnya saja Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2009 tentang Retribusi izin Di Bidang Kesehatan pada Pasal 16 dan 18 telah disebutkan bahwa dalam hal wajib
retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 setiap bulannya
dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan tagihan dengan menggunakan STRD surat tanda retribusi daerah dan
wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya diancam hukuman paling lama 6 enam bulan atau denda paling banyak 4 empat kali
jumlah retribusi yang tertuang. Dalam kenyataanya banyak sekali wajib retribusi yang membayar kurang dari yang sudah ditentukan oleh petugas
retribusi, namun tidak ada sanksi yang dilakunakan secara tegas, selain itu sanksi adnistrasi maupun sanksi pidana dirasa masih lemah, sehingga
masih banyaknya wajib retribusi maupun wajib pajak yang melanggar perataturan perundang-undangan tersebut. Lemahnya sanksi bagi wajib
pajak dan wajib retribusi yang melanggar hukum ini lah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya target anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
commit to user 74
f. Masih Rendahnya Tingkat Pendidikan Sehingga Menyebabkan Rendahnya
Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Dimiliki Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten.
Dalam malaksanakan tugasnya untuk mennjalankan pemerintahan, Pemeritah Daerah dibantu oleh beberapa pegawai yang disebut sebagai
PNS. Tugas dari PNS ini bermaca-macam sesuai dengan bidang yang dikerjakannya. Profesionalitas dan betanggungjawab merupakan salah satu
faktor yang ditutut dari seorang pegawai negri utuk itu tingkat pendidikan dari pegawai negri sipil sangat diperukan. Pemerintahan kabupaten klaten
masih banyak menggunakan pegawai dengan pendidian akhir SMA Sekolah Menengah Atas sedangkan tuntutan dari pekerjaannya
mem,erlukan pegawai dengan pendidikan akhir S1. Masih rendahnya tingkat pendidikan sehingga menyebabkan rendahnya kualitas sumber
daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah daerah kabupaten klaten ini menyebadkan tidak tercapainya target APBD kabupaten klaten.
g. Masih Terbatasnya Sumber Daya Aparatur Birokrasi, Khususnya Tenaga
Yang Memiliki Keahlian Profesi Di Bidang Kesehatan, Pendidikan, Maupun Tenaga Yang Dapat Mendukung Pelaksanaan Program-Program
Pembangunan Pada Sektor Pelayanan Dasar. Pemerintah Daerah dalam melaksanaka tugasnya dibantu oleh
beberapa pegawai negri sipil salah satunya adalah aparatur birokrasi yang memiliki keahlian khusus sesuai dengan pendidikannya. Dengan masih
banyaknya aparatur birokrasi yang memiliki latar belakang pendidikan yang hanya lulusan SMA merupakan salah satu persoalan yang
menyebabkan masih terbatasnya sumber daya aparatur birokrasi. Tenaga ahli yang sangat di perlukan di kabupaten klaten adalah tenaga ahli di
bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar,
seperti tenaga ahli perpajakan dan tenaga ahli pengukuran tanah. Masih terbatasnya sumber daya aparatur birokrasi, khususnya tenaga yang
memiliki keahlian profesi di bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga
commit to user 75
yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar merupakan salah satu faktor tidak tercapainya
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabuaten klaten.
C. Strategi Dan Kebijakan Yang Ditempuh Pemerintahan Daerah Untuk Mengatasi Permasalahan Yang Muncul Dalam Implementasi Kebijakan
Desentralisasi Fiskal Kabupaten Klaten Tahun 2009.
Implementasi desentralisasi fiskal memberikan kewenangan kepada kabupaten Klaten untuk mengali dan mengelola keuangannya sendiri, yang
mana pemeritah daerah harus mengoptimalkan Pendapatan asli daerah. Permasalahan atau persoalan yang muncul dalam inpementasi kebijakan
desentralisasi fiskal Kabupaten Klaten tahun 2009 yaitu tidak sesuainya antara APBD dengaan realisasinya. Ketidak sesuaian antara APBD dengan
realisasinya ini desebabkan karena beberapa faktor butuh upaya dari pemerintah daerah untuk menangani malah-masalah atau faktor-faktor
penghambat tersebut dengan cara : 1.
Masih terbatasnya sarana dan prasarana sebagai penunjang penarikan pajak dan retribusi yaitu dengan masih terbatasnya kendaran bermotor dan
komputerisasi yang ada pada lingkup pemerintahan daerah khususnya pada bagian PAD yang menangani masalah penarikan dan penetapan pajak
maupun retribusi dapat dilakukan dengan cara dilakukan pengadaan kendaran bermotor dan komputerisasi utuk APBD tahun berikutnya yaitu
tahun 2010. Selain itu dapat dilakukan pemakaian kendaran dari bagian- bagian lain maksudnya dalam hal ini kendran bagian selain bagian PAD
yang tidak digunakan untuk digunakan petugas PAD khususnya untuk penarikan dan penetapan pajak, sedangkan untuk sarana komputerisasi
dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada komputer yang sudah rusak. 2.
Belum optimalnya penanganan pemungutan pajak dan retribusi dapat diatasi dengan cara pengoptimalaan penanganan pemungutan pajak dengan
lebih mengoptimalkan kinerja dari petugas pemungut pajak dengan
commit to user 76
menyedikan sarana dan prasarana yang memadahi sehingga petugas pajak dapat mengoptimalkan kinerjanya dalam melakukan penetapan dan
pemungan pajak maupun retribusi bagi wajib pajak dan wajib retribusi 3.
Belum optimalnya peran serta atau dukungan masyarakat ini dapat di optimalkan dengan cara menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pembayaran pajak selain itu masyarakat harus diajak ikut atau turut serta dalam pengambilan kebijakan atau keputusan keputusan daerah
dalam pemerintahan yang menyangkut tentang pajak dan retribusi dengan turut sertanya masyarakat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan
daerah maka masyarakat dapat menyampaikan sapirasisnya sehingga kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah berpihak pada
rakyat, dangan hal ini diharapkan dapat mengatasi masalah tidak tercapainya angaran pendapatan dan belanja daerah.
4. Peran BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD yang masih
rendah merupakan salah satu faktor penghambat dalam tercapainya target APBD utuk mengatasinya maka harus diadakan pembenahan sistem
menejemen pada masing-masing unit atau tim dari BUMD menjadi lebih baik, dengan adanya perubahan sistem menejemen dari BUMD yang
semula dirasa kurang pas menjadi sistem nenejemen yang bagus dan menguntungkan bagi daerah diharapkan dapat meningkatkan peran peran
BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD. 5.
Lemahnya sanksi bagi wajib pajak dan wajib retribusi yang melanggar hukum terlihat dari banyaknya wajib retribusi yang membayar kurang dari
yang sudah ditentukan oleh petugas retribusi, namun tidak ada sanksi yang dilakunakan secara tegas, selain itu sanksi admistrasi maupun sanksi
pidana dirasa masih lemah, sehingga masih banyaknya wajib retribusi maupun wajib pajak yang melanggar perataturan perundang-undangan
tersebut, utuk itu perlu ditegakannya atau di ubahnya perundangan- perundangan tersebut menjadi lebih baik yaitu adanya sanksi pidana dan
daninistrasi yang tegas sehingga akan memperkecil kemungkina wajib
commit to user 77
pajak atau wajaib retreibusi untuk melakuakn pelanggaran. Selain itu petugas pajak dan petugas retrubusi harus melakuan kerjasama dengan
SATPOL PP dan PPSS Penyidik Pegawai Negri Sipil utuk melakukan penagihan padawajib pajak dan wajib retribusi yang tidak mau melakukan
kewajibannya. Dengan adanya perubahan peraturan daerah dan kerjasama antara petugas pemungut pajak dengan SATPOL PP dan PPNS diharapkan
maumpu mengatasi permasalahan perbedaan APBD yang dianggarkan dengan realisasinya.
6. Masih rendahnya tingkat pendidikan sehingga menyebabkan rendahnya
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah daerah kabupaten klaten ini terlihat dari masih banyak pegawai dengan pendidian
akhir SMA Sekolah Menengah Atas sedangkan tuntutan dari pekerjaannya memerlukan pegawai dengan pendidikan akhir S1. Masih
rendahnya tingkat pendidikan sehingga menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah daerah kabupaten
klaten. Utuk nengatasi hal tersebut mulai tahun berikutnya yaitu tahun 2010 Perintah Daerah Kabupaten Klaten hanya menerima pegawai dengan
pendidikan akhir minimal D3 utuk teknisi computer, dan S1 utuk pekerjaan yang menuntut pendidikakan sesuai dengan profesinya. Dengan
adanya peneriman pegawai negri sipil dilingkup kabupaten klaten yang tidak lagi nenerima pegawai dengan lulusan SMA diharapkan dapat
meningkatkan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Klaten dan dapat mengatasi permasalahan perbedaan APBD
yang dianggarkan dengan realisasinya. 7.
Masih terbatasnya sumber daya aparatur birokrasi, khususnya tenaga yang memiliki keahlian profesi di bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga
yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar dapat diatasi dengan penerimaan pegawai negiri
sipil dengan pedidikan yang lebih baik yaitu minimal D3 atau S1 di bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga yang dapat mendukung
pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar,
commit to user 78
selain itu tahap penseleksian dari ujian masuk pegawai harus dilaksanakan dengan jujur sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga dapat
meningkatkan sumber daya aparatur birokrasi, khususnya tenaga yang memiliki keahlian profesi di bidang kesehatan, pendidikan, maupun tenaga
yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan pada sektor pelayanan dasar.
commit to user 79
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan