commit to user 19
desentalisasi fiskal merupakan rangkaian konsep atau proses pembuatan keputusan dan asas yang menjadi pedoman dalam kebijakan desentralisasi
fiskal. Desentralisasi fiskal yang merupakan bagian dari otonomi daerah
mempunyai keharusan untuk mentukan fungsi fiskal yang sebaiknya dilaksanakan oleh daerah dalam rangka mencapai tujuan pemberian
otonomi kepada daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemeritahan Daerah Pasal 66 ayat 3 telah menetapkan fungsi alokasi
sebagai tanggung jawab daerah. Kedekatan kepala daerah dengan masyarakat merupakan alasan utama penerapan desentralisasi fiskal
sebagai tugas daerah. Daerah dianggap lebih mengetahui aspirasi masyarakatnya sehingga kebijakan publik dapat ditetapkan sesuai dengan
keinginan masyarakat.
2. Tinjauan Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
a. Pengertian Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka Anggaran
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah. Sedangkan APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam angaran tertentu,
artinya bahwa APBD merupakan rencana pelaksanaan semua pendapatan daerah dan semua belanja daerah dalam rangka pelaksanana desentralisasi
bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalan APBD. Semua pengeluaran dan ikatan yang membebani daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan sasaran yang ditetapkan dalam APBD sehingga APBD menjadi dasar bagi kegiatan
pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan keuangan daerah.
commit to user 20
b. Sistem Pengurusan Keuangan Daerah
Dalam pengurusan keuangan negara, dikenal adanya organ atau kewenangan sebagai berikut:
1 Pengurusan administratif
administratif beheer
Pengurus administratif atau dikenal juga sebagai pengurus umum, mengandung unsur hak penguasaan serta memberikan perintah
menagih dan perintah membayar. Pelaksanaan pengurusan ini membawa akibat pengeluaran dan atau penerimaan daerah.
2 Pengurus khusus
comptabel beheer
Pengurusan khusus atau dikenal dengan bendaharawan mengandung unsur
kewajiban yaitu
menerima, menyimpan,
mengeluarkanmembayar uang atau yang disamakan dengan uang dan barang milik daerah dan selanjutnya mempertanggungjawaban
kepada Kepala Daerah. c.
Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah terdapat apa yang disebut sebagai asas umum pengelolaan keuangan daerah yaitu:
1 Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,
dan manfaatuntuk masyarakat Pasal 4 ayat 1 . 2
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatusistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun
ditetapkan dengan peraturan daerah Pasal 4 ayat 2. 3
Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah
daerah dalam kepemilikan kekayaan Pasal 5 ayat 1.
commit to user 21
d. Tata Usaha Keuangan Derah
Tata usaha
umum menyangkut
kegiatan surat-menyurat,
mengagenda, memprediksi, menyimpan surat-surat penting atau memngarsipkan serta kegiatan dokumentasi lainnya. Sementara tata
uasaha keungan intinya adalah tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dibidang keuangan
berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standar, tertentu serta prosedur- prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi aktual di bidang
keuangan. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan akuntansi yang sekarang ini telah berkembang sangat pesat baik di bidang akuntansi perusahaan
maupun balam bidang akuntansi pemerintahan. Salah satu tujuan dari tata buku akuntansi ini adalah menyediakan
informasi keuangan yang lengkap, cermat dan akurat sehinga dapat menyediakan
laporan keuangan
yang handal,
dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengevaluasi pelaksanaan keuangan masa lalu dalam rangka pengambilan keputusan serta perencanaan untuk masa yang akan datang.
e. Pengeloaan Keuangan Daerah
Dalam pengelolaan keuangan daerah beberapa hal yang menjadi pedoman adalah tercantum sebagaimana dalam Pereturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu:
1 Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan Pasal 5
ayat 1 . 2
Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai kewenangan:
a menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
commit to user 22
c menetapkan kuasa pengguna anggaranbarang;
d menetapkan
bendahara penerimaan
danatau bendahara
pengeluaran; e
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah;
f menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
utang dan piutang daerah; g
menetapkan pejabat yang bertugas melakukanpengelolaan barang milik daerah; dan
h menetapkan pejabat yang bertugas melakukanpengujian atas
tagihan dan memerintahkan pembayaran Pasal 5 ayat 2 . 3
Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh:
a Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku PPKD
pejabat Pengelola Keuangan Daerah; b
Kepala SKPD Satuan Kerja Pernagkat Daerah selaku pejabat pengguna anggaranbarang daerah Pasal 5 ayat 1.
4 Dalam pelaksanaan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat 3,
Sekretaris Daerah bertindak selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.
5 Pelimpahan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ayat 3,
dan ayat 4 ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah berpedoman pada peraturan perundangundangan.
3. Tinjauan Tentang Kabupaten Klaten.