40
Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. oleh
karena penelitian ini menggunakan banyak variabel independen, maka penelitian ini menggunakan adjusted karena lebih tepat untuk
mengukur seberapa jauh variabel dependen diterangkan oleh variabel
–variabel independen.
c. Uji F-statistik.
Uji F-statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai
pengaruh secara
bersama-sama terhadap
variabel terikat
Nazaruddin dan Basuki, 2015. Setelah F garis regeresi ditemukan hasilnya, kemudian dibandingkan dengan F tabel. Untuk
menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar α = 5 dengan derajat kebebasan degree of
freedom df = n-k dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Jika F hitung F tabel maka hal
ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara bersama-sama, begitupun sebaliknya Nazaruddin dan
Basuki, 2015.
41
d. Uji t statistik
Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara
variabel bebas
terhadap variabel
terikat dengan
mengasumsikan variabel lain adalah konstan Nazaruddin dan Basuki, 2015. Hasil pengujian terhadap t statistik adalah:
a. Jika sig α, t hitung t tabel dan koefisien β positif, maka
hipotesis diterima. b.
Jika sig α, t hitung t tabel dan koefisien β negatif, maka hipotesis ditolak.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan
ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu perangkat lunak yakni SPSS versi 15.0. Adapun penjelasan hasil penelitian dan
pembahasan adalah sebagai berikut ini:
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. BEI pada awalnya didirikan
oleh pemerintah Belanda di Indonesia sejak tahun 1912 namun kemudian ditutup karena Perang Dunia I. Tahun 1977 bursa dibuka kembali dan
dikembangkan menjadi bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automoted Trading System JATS yang terintegrasi oleh sistem
kliring dan penyelesaian, serta depositori saham yang dimiliki oleh PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia KDEI dengan mengenai Harga Saham
Gabungan IHSG. Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3
juni 1952, namun pada tanggal 10 Agustus 1977 pasar modal Indonesia mengalami perubahan. Bursa Efek Jakarta dipisahkan dari institusi Bapepam
pada tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pasar modal tumbuh dengan pesat dalam