afektif, dan psikomotor siswa lebih tinggi, sehingga lebih memperkuat pengalaman belajar siswa
Pada periode impact, keputusan-keputusan yang menentukan siswa sendiri, sehingga siswa lebih banyak melakukan gerakan keterampilan mandiri. Siswa merasa
lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri, sehingga keseriusan dalam melakukan gerakan lebih baik. Siswa lebih bersemangat karena diberikan kebebasan
dan kepercayaan dalam melaksanakan tugas latihan secara mandiri. Kreativitas dan kepedulian siswa terhadap teman juga lebih baik melalui latihan secara mandiri.
Gaya mengajar komando lebih monoton, sehingga menjemukan. Keputusan- keputusan pada pre-impact, impact, dan post impact ditentukan oleh guru. Siswa
hanya mengikuti apa yang diinstruksikan guru, sehingga menjadi kurang kreatif. Keterlibatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa lebih rendah, sehingga
pengalaman belajar siswa kurang berkesan. Siswa menjadi tidak mandiri dan acuh tak acuh erhadap teman sekelompoknya.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan presentase keterampilan teknik dasar berenang
gaya bebas yang dihasilkan oleh gaya mengajar latihan lebih baik 1.900 dari pada gaya mengajar komando
2. Perbedaan Pengaruh Kelompok Umur 8-9 Tahun dan Kelompok Umur 10-11
Tahun Terhadap Hasil Belajar Berenang Gaya Bebas. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara kelompok siswa KU 8-9 tahun dengan kelompk siswa KU 10-11
tahun terhadap peningkatan hasil belajar berenang gaya bebas. Pada kelompok siswa KU 10-11 tahun mempunyai peningkatan keterampilan teknik dasar berenang gaya
bebas yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa KU 8-9 tahun. Perbedaan kelompok umur berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar berenang gaya bebas. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh kondisi fisik, perkembangan sosial dan emosional, serta
perkembangan mental anak. Pada kenyataannya ada perbedaan karakteristik fisik, perkembangan sosial dan emosional serta perkembangan mental antara kelompok
umur 8 - 9 tahun dengan anak kelompok umur 10-11 tahun. Perbedaan itu akan membawa dampak pada proses kematangan seseorang. Kematangan mempengaruhi
arti kesiapan dan kesediaan anak di dalam menerima pembelajaran. Bila kesiapan dan kesediaan anak dalam menerima pembelajaran belum siap, maka akan kehilangan
efisien atau anak lebih lama dalam menerima dan menyerap informasi yang diberikan. Kematangan seseorang dipengaruhi oleh tahap – tahap perkembangan,
oleh sebab itu proses belajar mengacu pada tahapan perkembangan kematangan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok umur 10-11 tahun memiliki
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok umur 8 - 9 tahun. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan, antara lain karena tingkat kematangan. Kelompok
umur 10 – 11 tahun lebih memiliki tingkat kesiapan dan kesediaan di dalam menerima pembelajaran keterampilan dengan tingkatan gerak yang komplek. Kematangan
seseorang ditandai dengan minat belajar yang tinggi, minat yang timbul pada dirinya akan bertahan lama, artinya tidak cepat bosan atau tidak mudah jemu. Kemajuan
belajar merupakan kebanggaan tersendiri dalam dirinya. Jadi jelasnya bahwa
seseorang yang lebih matang, akan lebih baik pula hasil pembelajaran yang diperolehnya.
Kelompok umur 8-9 tahun, tingkat kesiapan dan kesediaan dalam menerima pembelajaran keterampilan belum terlalu baik. Siswa kelompok umur 8-9 tahun lebih
senang bermain dibandingkan dengan belajar keterampilan. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa
perbandingan rata-rata peningkatan presentase keterampilan teknik dasar berenang gaya bebas yang dihasilkan oleh Kelompok umur 10-11 tahun lebih baik 3.120 dari
pada kelompok umur 8-9 tahun.
3. Interaksi Antara Gaya Mengajar dan Kelompok Umur Terhadap Hasil Belajar