Dimensi Kualitas Pelayanan Model untuk Mengukur Kualitas Pelayanan

32 4 Tanggung jawab meliputi kesediaan untuk membantu konsumen dan daya tanggap karyawan terhadap permintaan pelayanan dalam waktu yang singkat. 5 Empati meliputi perhatian dan kesungguhan memahami kebutuhan konsumen.

2.2.2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Terdapat lima dimensi mengenai kualitas pelayanan yaitu yang terkenal dengan sebutan SERVQUAL sebagai berikut Parasuraman, et.all , dalam Lupioyadi, 2001:148 1 Bukti Fisik Tangible Tersedia fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi dan lain-lain yang dapat dan harus ada dalam proses jasa. Penilaian terhadap dimensi ini dapat diperluas dalam bentuk hubungan dengan konsumen lain pengguna jasa. 2 Kehandalan Reliability Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat accurately dan kemampuan untuk dapat dipercaya dependably , terutama memberikan jasa secara tepat waktu ontime , dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali. 3 Daya Tanggap Responsiveness Kemampuan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan konsumen menunggu, terutama tanpa alasan yang jelas akan 33 menimbulkan kesan negatif yang seharusnya tidak perlu terjadi, kecuali apabila kesalahan ini ditanggapi dengan cepat. 4 Jaminan Assurance Meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopan dan sifat dapat dipercaya dari kontak personel untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko. 5 Empati Empathy Meliputi sikap kontak personel maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan.

2.2.3 Model untuk Mengukur Kualitas Pelayanan

Salah satu model yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan adalah model yang dikembangkan Parasuraman, Zeithaml dan Berry 1985 yang dikenal dengan model PZB. Ketiga peneliti ini mengidentifikasikan adanya lima gap kesenjangan yang menyebabkan kegagalan dalam penyampaian jasa. Adapun model kesenjangan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry 1985 dapat dilihat dalam hambar dibawah ini : 34 Gambar 2.1 Sumber: Parasuraman et al.1985, oleh Rambat Lumpiyoadi 2001:151 a Gap Persepsi Manajemen GAP 1 Yaitu adanya perbedaan antara pengguna jasa dengan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa. Komunikasi dari mulut ke mulut Kebutuhan pribadi Pengalaman masa lalu Jasa yang diharapkan Jasa yang diterima Penyampaian jasa Komunikasi eksternal dengan konsumen Perubahan dari persepsi menjadi spesifikasi kualitas jasa Customer Marketer GAP 5 GAP 3 GAP 4 GAP 1 Persepsi menejemen tentang harapan konsumen GAP 2 35 b Gap antara persepsi manajemen tentang harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa GAP 2 Terjadi karena para manajer menetapkan spesifikasi kualitas jasa berdasarkan apa yang mereka percayai sebagai yang diinginkan konsumen. Padahal pendapat tersebut belum tentu akurat. Sehingga tidak terjalin interaksi langsung antara manajemen dengan konsumen. c Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa GAP 3 Terjadi karena adanya ambiguitas peran, konflik peran, kesesuaian pegawai dengan tugas, teamwork, kesesuaian teknologi yang digunakan pegawai, dan perceived control. d Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal GAP 4 Seringkali harapan para konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan misi atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi. e Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan GAP 5 Gap ini terjadi apabila konsumen mengukur kinerjaprestasi perusahaan dengan cara yang berlainan atau bisa juga keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.

2.3. Minat Beli