24
proses saling belajar. Sebab, sistemnya masih sederhana, biasanya terjadi interaksi langsung antara karyawan dan wirausaha. Bukan hanya wirausaha, karyawan pun
dituntut keterampilan tertentu untuk bisa membuat suatu produk baru. Bahkan karena pengalamannya dalam membuat produk, suatu ide kreatif bisa muncul dari
karyawan, bukan dari wirausaha. Dalam hal ini, justru wirausahalah yang harus belajar dari karyawan. Dengan demikian akan selalu terjadi proses pembelajaran.
Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif.
2.4 Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Muda
2.4.1 Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu
jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan
memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin
banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup
berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada
lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya Kasmir, 2006 : 172.
Menurut Ranto 2007 : 20 keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi
Universitas Sumatera Utara
25
kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa
membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun
kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar
yang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Menurut Nasution 2001 : 12, sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan
anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Hutagalung 2008 : 50, sukses tidak terjadi secara kebetulan,
secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan
uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.
Seorang wirausaha dapat mendayagunakan segala sumber daya yang dimiliki, dengan proses yang kreatif dan inovatif, menjadikan usaha kecil dan
menengah UKM siap menghadapi tantangan krisis global. Beberapa peran kewirausahaan dalam mengatasi tantangan di UKM adalah Manurung, 2013 :
84:
Universitas Sumatera Utara
26
1. Memiliki daya pikir kreatif, yang meliputi:
a. Selalu berpikir secara visionaris melihat jauh ke depan, sehingga
memiliki perencanaan tidak saja jangka pendek, namun bersifat jangka panjang stratejik.
b. Belajar dari pengalaman orang lain, kegagalan, dan dapat terbuka
menerima kritik dan saran untuk masukan pengembangan UKM. 2.
Bertindak inovatif, yaitu: a.
Selalu berusaha meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas dalam setiap aspek kegiatan UKM.
b. Meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi persaingan bisnis.
3. Berani mengambil resiko, dan menyesuaikan profil resiko serta
mengetahui resiko dan manfaat dari suatu bisnis.35 UKM harus memiliki manajemen resiko dalam segala aktivitas usahanya. Sementara untuk
mengatasi masalah yang ada di UKM saat ini, tidak saja dibutuhkan 3 tiga sikap di atas, namun juga diperlukan langkah-langkah pendukung
dari manajemen UKM, dalam aspek penataan manajemen UKM .
2.4.2 Wirausaha Muda
Hampir setiap orang memiliki potensi untuk menjadi young entrepreneur. Tentu saja keragaman menjadi tanda entrepreneurship. Penelitian ini berfokus
pada young entrepreneur yaitu orang-orang muda yang mulai mengambil bagian dalam memulai bisnis Zimmerer, 2008 : 26. Didorong akan sempitnya lapangan
pekerjaan atau rasa kekecewaan akan prospek dalam perusahaan serta keinginan
Universitas Sumatera Utara
27
untuk memiliki peluang dan menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi muda yang lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.
Menurut Hurlock Hutagalung, 2010 : 9 menyatakan bahwa usia 18 tahun sampai 40 tahun adalah usia dewasa awal, dimana masa itu merupakan masa yang
terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam usia dewasa awal yang memiliki tugas
pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat, minat serta faktor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang
bingung dengan pilihan karirnya, situasi seperti ini sering terjadi pada entrepreneur. Hurlock menyebutkan masa dewasa awal adalah masa coba-coba
untuk berkarir. Penelitian yang dilakukan oleh College Zimmerer, 2008 : 26 menemukan
bahwa Generasi X mereka yang lahir antara tahun 1965-1981 tiga kali lebih mungkin meluncurkan bisnis dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok
umur lainnya. Anggota generasi ini menangani sekitar 80 dari seluruh bisnis awal, sehingga mereka menjadi generasi yang paling memiliki jiwa
kewirausahaan tinggi dalam sejarah. Tidak ada kemunduran yang terjadi ketika generasi ini menegangkan otot-otot kewirausahaannya. Generasi X ini mungkin
lebih tepat disebut sebagai Generasi Entrepreneur.
2.5 Penelitian Terdahulu