Desain Penelitan Rancangan Penelitian

42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitan

Desain pada penelitian ini menggunakan penelitian tindakan action research yang merupakan pendekatan kolabolatif untuk menyelidiki, menelaah atau mengkaji dan menemukan sesuatu, yang memungkinkan orang menggunakan tindakan yang sistematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hal tersebut sesuai dengan yang kemukakan oleh Burns 1999 dalam Madya 2011 tentang definisi penelitian tindakan, yaitu penelitian yang melakukan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan orang awam masyarakat. Peneliti pada penelitian ini berupaya untuk mendapatkan metode pembelajaran yang baru yang sesuai dengan kondisi STiKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro dimana diharapkan dapat meningkatkan proses berpikir kritis mahasiswa di program studi Ners khususnya akademik. Menurut Sukidin, et al 2002 dalam Daryanto 2014, terdapat 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu : 1 Penelitian 43 tindakan pendidik Guru atau Dosen sebagai peneliti, 2 Penelitian tindakan kolaboratif participant, 3 Penelitian tindakan simultan terintegratif, dan 4 Penelitian tindakan sosial eksperimental.Dan yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan pendidik guru atau dosen.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan ini merupakan salah satu strategi untuk memecahkan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang diuji coba sambil jalan untuk mendeteksi dan memecahkan masalah. Pada proses penelitian ini, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat mendukung satu samalain. Peneliti pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan McTaggart dalam Kusumah dan Dwitagama, 2012. Upaya tersebut pada akhirnya mempunyai langkah-langkah yang sejalan dengan isi dari rancangan penelitian. Berikut ini gambaran langkah - langkah penelitian tindakan dalam menerapkanCase Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. 1. Melakukan identifikasi masalah dengan menganalisis metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen di Program Studi dan 44 hasil evaluasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Keperawataan Medikal Bedah. Peneliti melakukan analisis Kelebihan dan kekurangan daru metode pembelajaran yang dilakukan. 2. Rancangan atau perencanaan awal, peneliti sebelum mengadakan penelitian harus melakukan penyusunan rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya membuat instrument penelitian. 3. Pelaksanaan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai yaitu dengan mengadakan workshop pembuatan case untuk dosen serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya Case Based Learning tersebut pada mahasiswa. 4. Refleksi, yaitu peneliti megkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 5. Rancangan atau rencana tindak lanjut, yaitu berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan membuat rancangan yang direvisi umtuk dilaksanakan pada siklus berikutnya Kusumah dan Dwitagama, 2012. Pada penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus putaran. Observasi dibagi menjadi 2 putaran, yaitu putaran 1 dan 2 dikenai perlakuan yang berbeda-beda. Pada siklus pertama membahas tentang 45 pembuatan perencanaan kasus dengan mengadakan workshop. Kemampuan berfikir kritis mahasiswa sebelum mendapat perlakuan CBL diukur. Pada siklus kedua dosen mempresentasikan kasus yang sudah dibuat. Mahasiswa diminta untuk membaca cepat kasus dalam 5 menit kemudian melakukan proses pembelajaran dengan Case Based Learning. Dosen sebagai fasilitator dalam kasus yang sudah dibaca mahasiswa.Dosen melakukan evaluasi ketercapaian kasus pada mahasiswa sebagai salah satu contoh dengan lembar evaluasi untuk menilai pemahaman tingkat pemahaman mahasiswa. Kemampuan berfikir kritis mahasiswa setelah mendapat perlakuan CBL diukur.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Pelaksanaan Problem Based learning (PBL) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa S1 Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU

8 121 141

PENGARUH PELAKSANAAN TUTORIAL KLINIK DENGAN METODE CASE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA TAHAP PENDIDIKAN PROFESI

0 2 85

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA KEPERAWATAN DI PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

13 65 158

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING.

0 2 56

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH.

0 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA.

0 0 18

Problem Based Learning (PBL) Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

0 2 45