93 bangunan baru terhadap Belanja APBD
Sumber: Catatan Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2008
Data sekunder menyatakan bahwa terdapat penyerapan belanja ke dalam nilai aset gedung dan bangunan atau dengan
kata lain nilai belanja yang diakuimenambah nilai aset gedung dan bangunan, dan untuk Kabupaten Sragen nilai belanja yang
terserapmenambah nilai aset gedung dan bangunan untuk Tahun Anggaran 2008 adalah dari alokasi belanja sebesar Rp.
686.473.841.699 terserap dan menambah nilai aset gedung dan bangunan tidak karena penambahan aset gedung dan bangunan
baru sebesar Rp. 39.569.213.991,- atau 5,76 Tabel IV.3.
4. Prosedur Kapitalisasi Belanja Yang Dapat Diakui Sebagai Aset Gedung dan Bangunan
Peraturan perundang-perundangan baik ditingkat pusat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
01KM.122001 tentang
Pedoman Kapitalisasi
Barang MilikKekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah
maupun di tingkat daerah Peraturan Bupati Sragen Nomor 14 Tahun 2006, tanggal 21-6-2006 tentang Kebijakan Akuntansi
Keuangan Pemerintahan Kabupaten Sragen tidak mengatur secara spesifik tentang prosedur yang dilakukan
dalam
94 pengkapitalisasian belanja yang dapat diakui sebagai aset gedung
dan bangunan.
Hasil interview terhadap 11 orang Bendahara SKPD pada saat penelitian lapangan bulan Aprir 2009 sampai dengan Mei
2009 di Dinas Perhubungan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan, Inspektorat, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaaan dan Aset
Daerah, Sekretariat Daerah, dan Dinas Pendidikan diperoleh gambaran bahwa tidak semua bendahara memahami konsep
kapitalisasi sehingga bendahara mempunyai kecenderungan untuk tidak melakukan kapitalisasi terhadap belanja yang dapat diakui
sebagai nilai aset khususnya aset gedung dan bangunan. Dari interview terhadap 5 orang Bendahara SKPD Dinas Perhubungan,
Dinas Hutbun, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian yang mempunyai pemahaman tentang
kapitalisasi dapat dirumuskan prosedur kapitalisasi belanja yang dapat diakui sebagai aset gedung dan bangunan sebagai berikut:
1 Identifikasi dana yang dipergunakan untuk belanja berpedoman
pada sumber belanja tersebut berasal alokasi dalam mata anggaran
belanja dengan
berpedoman pada
Daftar Penggunaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA-
SKPD.
95 2
Identifikasi biayabelanja yang dikapitalisir ke dalam masing- masing aset sesuai kriteria yang telah ditetapkan dalam
Kebijakan Akuntansi Keuangan Pemerintahan. 3
Pengakuan belanja yang dapat diakui sebagai aset gedung dan bangunan.
4 Pengukuran belanja yang dapat diakui sebagai aset gedung
dan bangunan dengan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal kas yang dikeluarkan.
5 Pelaporan nilai aset aset gedung dan bangunan dalam Neraca
Daerah dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
5. Akuntansi Belanja Daerah