66 Hal penting yang perlu dicermati dalam deskripsi kriteria
kapitalisasi untuk tanah dan bangunan di atas adalah dalam melakukan kapitalisasi: 1 mengabaikan sumber pembiayaan
tersebut diperoleh, 2 biaya penambahan konstruksi baru rehabilitasi terhadap bangunan dikapitalisasi ke dalam nilai
bangunan tersebut dan manambah masa penggunaan, 3 penambahan konstruksi baru rehabilitasi tersebut bernilai
100,000 seratus ribu dollar Amerika atau lebih.
2. Kapitalisasi Pada Sektor PublikPemerintahan
Definisi kapitalisasi
berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia KMK RI No. 01KM.122001
tentang Pedoman Kapitalisasi Barang MilikKekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pasal 1 adalah sebagai
berikut: Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap
semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitasefisiensi, dan atau
memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.
Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 07-8 mengatur kapitalisasi sebagai berikut:
50. Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan
besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan
67 standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset
yang bersangkutan. 51. Kapitalisasi biaya dimaksud pada paragraf 50 harus
ditetapkan dalam kebijakan akuntansi suatu entitas berupa kriteria seperti pada paragraph danatau suatu batasan jumlah
biaya capitalization thresholds tertentu untuk dapat digunakan dalam penentuan apakah suatu pengeluaran harus
dikapitalisasi atau tidak. 52. Dikarenakan organisasi pemerintah sangatlah beragam
dalam jumlah dan penggunan aset tetap, maka suatu batasan jumlah biaya kapitalisasi capitalization thresholds tidak dapat
diseragamkan untuk seluruh entitas yang ada. Masing-masing entitas harus menetapkan batasan jumlah tersebut dengan
mempertimbangkan kondisi keuangan dan operasionalnya. Bila telah terbentuk maka batasan jumlah biaya kapitalisasi
capitalization thresholds harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Lebih lanjut, kapitalisasi juga diatur dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 239 yang menyatakan bahwa kebijakan
kapitalisasi aset merupakan pengakuan terhadap jumlah kassetara kas dan nilai wajar imbalan lainnya yang dibayarkan sebagai
penambah nilai aset tetap. Pemeliharaan terhadap aset tetap yang bersifat rutin dan berkala tidak dapat dikapitalisasi. Rehabilitasi
yang bersifat sedang dan berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah satu kriteria menambah volume, menambah kapasitas,
meningkatkan fungsi, meningkatkan efisiensi danatau menambah masa manfaat.
Pengeluaran-pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang dapat dikapitalisasi diatur dalam Pasal 3 KMK RI No.
01KM.122001 yaitu:
68 a.
pembangunan gedung dan bangunan meliputi: 1 pembangunan
gedung dan
bangunan yang
dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama;
2 pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap
pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan,
biaya perizinan,
biaya pengosongan
dan pembongkaran bangunan lama;
Batasan nilai nominal rupiah yang dapat dikapitalisasi untuk gedung dan bangunan dinyatakan dalam Pasal 6 KMK RI No.
01KM.122001 yaitu: 1 Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap adalah
pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi,
renovasi, dan restorasi. 2 Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap meliputi:
a. pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin, dan alat olah raga yang sama dengan atau lebih dari
Rp. 300.000 tiga ratus ribu rupiah; dan b. pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang
sama dengan atau lebih dari Rp. 10.000.000 sepuluh juta rupiah.
3 Nilai Satuan
Minimum Kapitalisasi
Aset Tetap
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalanirigasijaringan,
dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
B. Belanja Daerah