Pencemaran tanah Aspek perilaku dalam kesehatan

dalam udara ambien oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak memenuhi fungsinya. Udara yang banyak mengandung uap air, memberikan kelembaban yang tinggi. Kelembaban udara tinggi dapat mengganggu fungsi paru-paru Azwar 1989. Udara lembab dapat mengikat berbagai zat pencemar udara, seperti zat- zat kimia, virus, bakteri dan lain-lain Miller 1983 yang selanjutnya dapat tertular kepada manusia melalui saluran pernafasan, sentuhan atau melekat pada tubuh.

c. Pencemaran tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Pencemaran tanah dapat pula terjadi sebagai akibat banjir atau genangan pasang, air yang meluap waktu banjir atau pasang, membawa kotoran, sampah dan bibit penyakit ke atas tanah. Bibit penyakit yang terdapat pada kotoran, sampah dan air tertular kepada manusia melalui sentuhan atau media perantara serangga seperti lalat dan kecoa. Jika suatu zat berbahaya telah mencemari Universitas Sumatera Utara permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. 2.6. Kesehatan, Penyakit Menular dalam Air, Penyebab dan Penularan 2.6.1. Pengertian sehat Konsep sehat menurut WHO meliputi keadaan sehat fisik, mental maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyalit dan kelemahan. Sehat pada dasarnya adalah gambaran keadaan keseimbangan dari berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan tubuh, yaitu faktor agen agent, pejamu host dan lingkungan environment . Penyakit timbul apabila terjadi gangguan terhadap keseimbangan faktor-faktor tersebut yang disebabkan oleh adanya perubahan dari satu faktor atau lebih Kusnoputranto 1983.

2.6.2. Penyakit menular dalam air

Banyak penyakit ditularkan kepada manusia melalui air yang terkontaminasi, tetapi dengan adanya peningkatan dan pengembangan atas air limbah, perlindungan dan penyehatan air, keberadaan penyakit-penyakit infeksi bersumber dari air telah berkurang di Negara-Negara maju. Bardley dalam Craun 1986, megklasifikasikan penyakit-penyakit bersumber dari air atas dasar pertimbangan epidemik yang ditimbulkan, yaitu : a Waterborne Universitas Sumatera Utara diseases, b. Water-washed diseases, c. Water-based diseases, d. Water-vectored diseases. Cara penularan penyakit-penyakit air kepada manusia melalui : a Waterborne diseases : bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum yang terkontaminasi seperti kolera, tipus dan lain-lain b Water-washed diseases : penularan bibit penyakit erat hubungannya dengan sanitasi buruk dan kebiasaan-kebiasaan kotor dan tidak cukupnya air untuk kebersihan dan untuk mandi. Timbul penyakit pada mata dan jaringan kulit seperti trachoma, dermatitis, infeksi konjunctivitas, scabies dan penyakit- penyakit disentri diarrchea . c Water-Based diseases : kuman pathogen berada dalam air atau tergantung pada organism aquatic untuk kelangsungan hidupnya. Contoh, schistosomiasis, ditularkan melalui kontak dengan air tercemar schistosomiasis. d Water-Vectored : penyakit-penyakit demam kuning, dengue, filariasis, malaria dan penyakit tidur ditularkan oleh serangga yang bertelur dalam air seperti nyamuk atau serangga yang menggigit dekat air seperti cacing filariasis, lalat dan sebagainya, Universitas Sumatera Utara

2.6.3. Penyebab dan penularan penyakit

Penyebab penularan penyakit menular adalah suatu mikroorganisme. Penyakit menular termasuk ke dalam kelompok penyakit infeksi infectious diseases. Menular atau tidaknya suatu penyakit infeksi dipengaruhi oleh banyak faktor. Penyakit menular secara umum dapat dibedakan atas empat kelompok, yaitu : 1. Penyakit karantina atau penyakit-penyakit wabah, seperti kolera, pes, poliomillitis dan difteri 2. Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi, seperti dengue, diare, campak, pertusis dan rabies 3. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah, seperti malaria, meningitis, frambusia, keracunan, influensa, anthrax, tetanus neonatorium dan tipus abdominalis 4. Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah, seperti TBC, penyakit cacing, lepra. Penyakit akan mudah berkembang biak pada lingkungan pemukiman kumuh dimana penduduknya padat, miskin dan jorok. Banyaknya orang yang mendiami satu rumah kecil, memudahkan penularan bibit penyakit seperti diare, TBC, penyakit kulit, batuk pilek dan lain-lain. Penularan bibit penyakit lebih besar kemungkinannya apabila ruangan lembab dan kurang mendapat ventilasi udara segar. Tidak adanya ruangan terbuka dan pohon-pohon atau tanaman hijau yang dapat menetralisir gas-gas CO 2 dan sekaligus mengalirkan gas-gas O 2 yang dibutuhkan tubuh untuk pembakaran energi tubuh, sehingga tubuh terasa lemas dan kurang tenaga. Bibit penyakit akan mudah tertular dalam kondisi tubuh lemah. Lingkungan kumuh, dimana sampah berserakan, adalah tempat bersarangnya berbagai bibit penyakit. Air selokan kotor penuh dengan kotoran manusia, bangkai Universitas Sumatera Utara binatang, zat-zat beracun buangan indsurti dan pertanian dan limbah yang lain. Selain jorok air selokan mengeluarkan bau yang tidak sedap, banyak mengundang lalat dan serangga lain. Penularan bibit penyakit kepada manusia melalui sentuhan langsung, melalui serangga dan dapat pula melalui udara.

2.7. Aspek perilaku dalam kesehatan

Perilaku ialah reaksi psikologis seseorang terhadap lingkungannya. Perilaku manusia memberikan kontribusi besar terhadap tingkat kesehatan. Perilaku selain berpengaruh langsung terhadap kesehatan, juga berpengaruh tidak langsung melalui faktor lingkungan terutama lingkungan fisik buatan manusia, sosial budaya serta fasilitas kesehatan Umboh 1985. Penduduk yang baru memasuki lingkungannya akan beradaptasi sehingga menjadi biasa terhadap lingkungannya. Rangsangan-rangsangan berlangsung secara konstan sehingga reaksi terhadap rangsangan akan semakin kecil, lama kelamaan akan menjadi terbiasa terhadap lingkungannya. Pada waktu pasang menggenangi jalanan tidak menimbulkan kekuatiran akan bahaya yang timbul pada awalnya, tetapi setelah timbul wabah kekuatiran muncul apalagi dengan adanya peringatan dari pihak-pihak tertentu. Pada waktu itu meningkat pula usaha-usaha untuk mencegah atau melindungi diri terhadap wabah penyakit. Tetapi setelah wabah mulai menurun, menurun pula kekuatiran atau ketakutan penduduk yang pada akhirnya kembali kepada keadaan semula. Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka konsep