39
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti diungkapkan misalnya suara tokoh laki-laki, perempuan, suara
orang yang sedang sedih, marah, gembira, 3 bukalah Alkitab bila memakai referensi Alkitab, 4 pakailah diri anda sebagai
mediaalat peraga, 5 jangan layani interupsi sampai don- geng selesai agar konsentrasi pendengar tidak terpecah, sesu-
dah selesai mendongeng baru layani pertanyaan. 4. Bermain peran role-play. Role-play bertujuan untuk me-
mecahkan masalah aktual yang sedang dihadapi kelompok komunitas dengan cara mengidentifikasikan diri, mema-
hami, berempati, mengambil sikap. Masalah bisa diambil dari hal-hal yang dihadapi kelompokkomunitas, misaln-
ya kenakalan remaja, mencontek, hamil di luar nikah, su- lit memahami peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, perkelahi-
an, bullying di sekolah, dan lain lain. Untuk itu tahapan-ta- hapan tertentu perlu dilakukan: a pemilihan tokoh-tok-
ah yang akan melakukan pemeranan; b mendeskripsikan sikap, perasaan, tindakan yang harus diperankan; c pema-
nasan bermain peran d bermain peran yang sesungguhnya; e analisis pemeranan, mengenali masalah, sikap, perasaan,
emosi, para tokoh; f bermain peran perlu diulang jika para to- koh tidak bermain peran dengan baik dan sulit dilakukan ana-
lisis, sehingga identifikasi perasaan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dipegang tokoh tidak dapat disimpulkan dengan baik;
g membandingkan masalah sesungguhnya yang sedang di- hadapi dengan permainan peran yang dilakukan persamaan
dan perbedaan; h memecahkan dan mendiskusikan masa- lah aktual yang sedang dihadapi komunitas.
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
40 Kelas III SD
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Kurikulum 2013 menerapkan
penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik dan
instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Acuan penilaian
bagi pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah standar penilaian yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tentang Standar Penilaian.
Berbagai metode dan instrumen – baik formal maupun nonformal – digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi.
Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang, terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat
dilakukan selama pembelajaran berlangsung penilaian proses dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan penilaian hasilproduk.
Penilaian dilakukan dengan penekanan pada penilaian autentik berkelanjutan continuous authentic assessment yang
menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi. Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan kompetensi telah
benar-benar dikuasai dan dicapai yang dilakukan dengan berbagai metode cara.
Beberapa prinsip-prinsip penilaian autentik yaitu: 1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran.
41
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata real
world problems, bukan masalah dunia sekolah schoolwork- kind of problems.
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar. 4. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
D. Prinsip dan Pendekatan Penilaian