19
3.6. Analisis data
Data yang didapat dari lapangan selanjutnya akan dianalisa kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi kehadiran dan frekuensi relatif menggunakan
rumus menurut Fachrul 2007 sebagai berikut: a. Kerapatanjenis alga merahKi =
�
dengan: Ki
= Kerapatanjenis suatu alga merah n
= Jumlah individu suatu jenis A
= Luas areal total pengambilansampel yaitu 25 m
2
b. Kerapatan Relatif Jenis alga merahKR =
� ∑ �
X 100 dengan:
KR = Kerapatan relatifsuatu alga merah
K = Nilai Kerapatan suatu jenis
∑ K = Jumlah kerapatan individuseluruhjenis
c. Frekuensi Relatif alga merahFR =
∑
X 100 dengan:
FR = Frekuensi Relatif F
= Frekuensi suatu jenis ∑ F = Jumlahfrekuensiuntukseluruhjenis
d. Frekuensi Kehadiran alga merahFK =
� ∑ �
X 100 dengan:
FK =Frekuensi Kehadiran
P = Jumlahpetaksampeltempatditemukan suatu spesies
∑ P = Jumlah total petaksampel yang diamati FK : 25
: sangat jarang 25-50
: jarang 50-75
: banyak
75 - 100 : sangat banyak
e. Indeks Keragaman Shannon-Wiener denganrumus : H’ = - ∑ pi ln pi
pi = niN
Universitas Sumatera Utara
20 dengan:
H’ = Indekskeragaman jenis ni= Jumlahindividuuntukjenis yang diamati
pi = Proporsijumlahindividujeniske-i N = Jumlah total individu
S= Jumlahjenis
Jika nilai H’ 1, keragaman jenis alga merah sedikitataurendah, jika 1 H’
3,keragaman jenis alga merah sedangdanbila H’ 3 maka keragaman jenis alga
merah tinggi.
f. Indeks Keseragaman E = H’
H maks dengan:
H’ = Indeks Keragaman Jenis Hmaks = Indeks Keragaman maksimum
Nilai indeks keseragaman E berkisar antara 0 – 1. Semakin kecil nilai E,
semakin kecil pula keseragaman populasinya. Bila mendekati 0, ada satu spesies yang mendominasi. Nilai E mendekati 1 sebaran individu tiap jenis merata.
g. Indeks Similaritas IS dihitung menggunakan persamaan menurut Michael1984.
100 x
b a
2c IS
dengan:
IS = Indeks Similaritas
a = Jumlah spesies pada lokasi A
b = Jumlah spesies pada lokasi B
c = Jumlah spesies yang sama pada lokasi A dan B
Bila IS = 75-100 sangat mirip 50-75 mirip
25-50 tidak mirip ≤ 25 sangat tidak mirip
h. Penutupan jenis alga merah P = Luas total penutupan alga merah jenis ke-i Luas total pengambilan sampel alga merah
Universitas Sumatera Utara
21 i. Penutupan Relatifalga merahPR =Penutupan jenis alga merah ke-i×100
Penutupan Seluruh jenis alga merah j. Indeks Nilai Penting INP
Indeks nilai penting menggambarkan peran suatu jenis alga merah terhadap komunitas alga merah jenis lain, semakin tinggi nilai Indeks nilai penting
suatu jenis relatif terhadap jenis lainnya, semakin tinggi peranan jenis pada komunitas tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung INP adalah:
INP = KR+ FR + PR dengan:
INP = Indeks Nilai Penting FR = Frekuensi Relatif
KR = Kerapatan Relatif PR = Penutupan Relatif
k. Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keterkaitan hubungan
antara Keragaman alga merah Rhodophyta di Pantai Gamo Desa Sisarahili Gamo Kota Gunungsitoli dengan faktor fisik kimia perairannya. Analisis korelasi
dihitung menggunakan Analisa Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver.16.00.
Menurut Sugiyono 2005, tingkat hubungan nilai indeks korelasi dinyatakan pada Tabel 3.2. berikut.
Tabel 3.2. Tingkat Hubungan Nilai Indeks Korelasi Pearson Internal Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pantai Gamo Desa Sisarahili
Gamo Kota Gunungsitoli diperoleh data sebagai berikut:
4.1.1. Faktor Fisik dan Kimia Perairan
Hasil pengukuran faktor fisik dan kimia yang dilakukan pada saat penelitian di Pantai Gamo Desa Sisarahili Gamo Kota Gunungsitoli terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Nilai Faktor Fisik dan Kimia Perairan setiap Stasiun Penelitian
No. Parameter
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 1.
Suhu ◦C
29 30
29 2.
pH 7,9
7,6 8
3. Salinitas
o oo
37 33
29 4.
Intensitas Cahaya Candela 492 x 200.000
395 x 200.000 360 x 200.000
5. Penetrasi cahaya m
1,12 0,83
0,61 6.
Kejenuhan Oksigen 81,152
79,681 82,461
7. DO mgL
6,2 6
6,3 8.
BOD mgL 1,2
1 1,3
Keterangan: Stasiun 1 : Daerah Aktivitas nelayan 01
o
20’20,7” N dan 097
o
35’13,7” E Stasiun 2 : Daerah Pemukiman warga 01
o
20’19,9” N dan 097
o
35’14,3” E Stasiun 3 : Daerah Pertanian 01
o
20’18,6” N dan 097
o
35’15,4” E
a. Suhu Suhu yang diperoleh dari ketiga stasiun penelitian berkisar 29-30
o
C. Suhu tertinggi terdapat pada stasiun 2 sebesar 30
o
C dan suhu terendah terdapat pada stasiun 3 sebesar 29
o
C. Nilai suhu yang diperoleh pada ketiga stasiun tidak memiliki perbedaan yang jauh. Nilai suhu pada lokasi penelitian diduga karena
pengaruh penetrasi cahaya ke dalam perairan. Suhu memiliki hubungan erat dengan cahaya matahari, semakin tinggi cahaya yang masuk ke dalam perairan,
menyebabkan suhu di perairan semakin tinggi. Menurut Rumahlatu et al.2008, suhu air laut terus mengalami peningkatan dan kecenderungan kenaikan suhu
pada daerah pasang surut dipengaruhi oleh adanya penetrasi matahari yang kuat.
Universitas Sumatera Utara