2. Komponen Self-Esteem
Menurut Coopersmith dalam Burn, 1998, komponen harga diri terdiri dari:
a. Feeling of Belonging Perasaan Diterima
Perasaan individu sebagai bagian dari kelompok dan merasa dirinya diterima, diinginkan, serta diperhatikan oleh kelompoknya. Kelompok ini dapat berupa
keluarga, kelompok teman sebaya, dan sebagainya. Individu akan memiliki self-esteem yang tinggi apabila dirinya merasa diterima sebagai bagian dari
kelompok. Namun individu akan memiliki self-esteem yang rendah apabila dirinya merasa tidak diterima atau ditolak dalam suatu kelompok.
b. Feeling of Competence Perasaan Mampu
Perasaan individu bahwa dirinya yakin pada hasil pekerjaan dan kemampuannya dalam mencapai hasil yang diharapkan serta dalam
menghadapi permasalahan. Individu akan memiliki self-esteem yang tinggi apabila dirinya yakin pada hasil pekerjaan dan kemampuannya serta yakin
dirinya dapat menghadapi permasalahan yang ada. Sebaliknya, individu akan memiliki self-esteem yang rendah apabila dirinya tidak yakin pada hasil
pekerjaan dan kemampuannya, serta tidak yakin dirinya dapat menghadapi permasalahan yang ada.
c. Feeling of Worth Perasaan Berharga Perasaan individu dimana dia merasa dirinya berharga. Perasaan ini banyak
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Perasaan yang dimiliki individu sering ditampilkan dan berasal dari pernyataan-pernyataan positif yang
sifatnya pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain-lain. Individu dikatakan
Universitas Sumatera Utara
memiliki self-esteem yang tinggi apabila dirinya merasa berharga dengan hal- hal yang ada pada dirinya. Namun, individu dikatakan memiliki self-esteem
yang rendah apabila dirinya tidak merasa berharga dan merasa dirinya tidak memiliki kelebihan.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Esteem
Menurut Wirawan dan Widyastuti dalam Sari, 2010, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi self-esteem, antara lain:
a. Faktor Fisik
Penampilan fisik seperti karakteristik wajah, bentuk tubuh, dan sebagainya dapat mempengaruhi self-esteem individu. Beberapa orang yang memiliki
wajah yang menarik cenderung memiliki self-esteem yang lebih tinggi. b.
Faktor Psikologis Faktor psikologis yang dimaksud misalnya kepuasan kerja, persahabatan,
kehidupan romantis, dan lain-lain. Seorang wanita yang diperlakukan dengan romantis oleh pasangannya cenderung memiliki self-esteem yang lebih tinggi.
c. Faktor Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial seperti orang tua dan teman turut mempengaruhi pembentukan self-esteem. Ketika orang tua dapat menerima kelebihan dan
kekurangan anaknya, maka anak juga dapat menerima dirinya sendiri. Tetapi, apabila orang tua menuntut anak lebih tinggi dari kemampuan anak
sebenarnya, anak dapat merasa dirinya tidak mampu dan tidak diterima oleh orang tuanya. Semakin dewasa seorang individu, maka semakin banyak orang
di lingkungan sosialnya yang mempengaruhi pembentukan self-esteem dirinya.
Universitas Sumatera Utara
d. Faktor Tingkat Inteligensi
Semakin tinggi tingkat intelijensinya, maka individu cenderung memiliki self- esteem yang lebih tinggi.
e. Faktor Status Sosial-Ekonomi
Secara umum, individu yang berasal dari status sosial-ekonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki self-esteem yang lebih tinggi juga.
f. Faktor Ras dan Kebangsaan
Individu yang berasal dari ras minoritas cenderung memiliki self-esteem yang lebih rendah ketika berada di tengah ras mayoritas. Misalnya, saat seorang
pelajar kulit hitam menjalani pendidikan di sekolah yang mayoritas kulit putih, pelajar kulit hitam tersebut cenderung memiliki self-esteem yang lebih rendah.
g. Faktor Urutan Keluarga
Anak tunggal cenderung memiliki self-esteem yang lebih tinggi daripada anak- anak yang memiliki saudara kandung.
C. REMAJA