Karbon Aktif TK 500 Karbon Aktif TK 900

aktif tempurung kelapa. Dari hasil analisa kadar karbon tempurung kelapa untuk daya serap air yang terbaik pada suhu 900 o sebesar 75,20.

4.1.4 Karakteristik Mikrostruktur Karbon Aktif Tempurung Kelapa

Karakterisasi mikrostruktur karbon aktif dilakukan untuk melihat morfologi permukaan karbon aktif pada aktivasi fisika. Dari hasil pengujian karakterisasi karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika untuk parameter kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan kadar karbon yang mendekati dengan syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 adalah pada suhu 700 o C . Akan tetapi untuk hasil pengujian daya serap air tertinggi pada suhu 900 o C, sehingga diperlukan pengujian mikrostruktur untuk melihat karbon aktif yang terbaik untuk dijadikan filter pada proses penjernihan air sumur galian. Morfologi permukaan karbon aktif tempurung kelapa aktivasi fisika pada suhu pemanasa 500 o

C, 700

o C dan 900 o C diidentifikasi menggunakan SEM EVO MA 10 dengan perbesaran objek 5000 kali yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.6.

a. Karbon Aktif TK 500

o C b. Karbon Aktif TK 700 o C Universitas Sumatera Utara

c. Karbon Aktif TK 900

o C Gambar 4.6 Mikrograf SEM Permukaan Karbon Aktif Tempurung Kelapa Aktivasi Fisika Berdasarkan Gambar 4.6 terlihat perbedaan morfologi permukaan dari karbon aktif yang telah diaktivasi fisika pada suhu pemanasan 500 o

C, 700

o C dan 900 o C. Pada karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika suhu 900 o C terlihat adanya rongga – rongga kecil yang lebih banyak bila dibandingkan dengan karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika suhu 500 o C dan 700 o C. Banyaknya rongga – rongga ini dikarenakan adanya pengaruh panas saat proses aktivasi yang menyebabkan terjadinya proses penguraian senyawa organik pada tempurung kelapa. Sehingga semakin tinggi suhu aktivasi maka rongga – rongga yang terbentuk akan semakin banyak sehingga luas permukaan karbon aktif tempurung kelapa akan semakin besar. Karbon Aktif Tempurung Kelapa Optimum Setelah dilakukan pengujian terhadap karbon aktif tempurung kelapa dengan aktivasi fisika, penulis melihat karbon aktif yang optimum pada suhu 700 o C dilihat dari parameter kadar air sebesar 4,86 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu maksimal 4,5, kadar zat Universitas Sumatera Utara mudah menguap 10,84 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu maksimal 15, kadar abu 2,04 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu maksimal 2,5, dan kadar karbon 87,12 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu minimal 80. Sedangkan daya serap hasil yang didapat pada suhu 700 o C sebesar 56,12 dan hasil daya serap tertinggi pada suhu 900 o C sebesar 75,20. Berdasarkan parameter – parameter karbon aktif tempurung kelapa yang telah diuji dapat disimpulkan bahwa suhu optimum untuk aktivasi fisika berdasarkan SNI No. 06-3730-1995 untuk parameter kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan kadar karbon adalah pada suhu 700 o C. Sedangkan untuk pengujian daya serap air yang tertinggi diperoleh pada suhu 900 o C sebesar 75,20. Dari hasil pengujian karbon aktif dan daya serap air dilakukan analisis mikrostruktur dengan SEM, maka karbon aktif tempurung kelapa yang digunakan untuk proses penjernihan air sumur galian adalah karbon aktif yang sudah diaktivasi fisika pemanasan pada suhu 900 o C. Apabila dibandingkan dengan penelitian Haniffudin N 2013 yang membuat karbon aktif tempurung kelapa dengan aktivasi kimia menggunakan Kalium Hidroksida KOH memiliki hasil pengujian mikrostruktur yang lebih baik. Hal ini dikarenakan aktivasi kimia memiliki perlakuan khusus sebelum dipanaskan yaitu direndam larutan kimia agar pengotor pada permukaan arang setelah dikarbonisasi terlepas atau terurai dengan larutan kimia, sehingga rongga – rongga yang terbentuk dari karbon aktif lebih terlihat jelas. Walaupun aktivasi fisika tidak sebaik aktivasi kimia, akan tetapi aktivasi fisika juga memiliki kelebihan antara lain tidak menggunakan bahan kimia terbebas dari bahan – bahan kimia, biaya pembuatannya yang relative lebih murah dibandingkan dengan aktivasi kimia dan aktivasi fisika pemanasan selalu digunakan setelah aktivasi kimia. Universitas Sumatera Utara

4.2 Penjernihan Air Sumur