PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 1 CIMAHI.

(1)

DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK

DIGITAL DI SMK NEGERI I CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro

oleh:

Yusak Kusumanagara

E.0451.0608133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


(2)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dan Model Konvensional Pada Mata Pelajaran Teknik Digital Di SMK Negeri I Cimahi” merupakan penelitian dengan menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi pada kelas X Program Keahlian Elektronika Industri semester ganjil Tahun Ajaran 2011/2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Teknik analisis data menggunakan anova satu arah dan anova dua arah. Anova satu arah digunakan untuk menganalisis data pre test dan data post test, sedangkan anova dua arah digunakan untuk menganalisis data gain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa diberikan materi menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TPS dan model konvensional. Peningkatan hasil belajar siswa diberikan materi menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TPS lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan materi menggunakan model konvensional pada materi Gerbang Logika mata pelajaran Teknik Digital. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TPS mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Think Pair Share, Konvensional, Hasil Belajar Siswa, TPS


(3)

ABSTRACT

Skripsi with the title "Perbandingan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dan Model Konvensional Pada Mata Pelajaran Teknik Digital Di SMK Negeri I Cimahi" is a study using experimental methods carried out in SMK Negeri 1 Cimahi in class X Skills Program Electronics Industry in Academic Year 2011/2012.

This study aims to determine the ratio between the learning outcomes of students using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS) with student learning outcomes using conventional learning model. Data analysis techniques using one-way ANOVA and two-way ANOVA. One-way ANOVA was used to analyze the data pre-test and the data post-test, while the two-way ANOVA was used to analyze the data gain.

The results showed that there were differences in student learning outcomes using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS) and conventional learning model. Improved student learning outcomes using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS) is higher than the increase in student learning outcomes using conventional learning models on the subject Logic Gate Digital Techniques. Based on these results it can be concluded that cooperative learning model type Think Pair Share (TPS) have a greater effect in improving student learning outcomes than learning using conventional learning model.

Keywords : Learning models, Think Pair Share, Conventional Model, Learning Outcomes of Students, TPS


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR GAMBAR ……… xii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 4

1.3 Pembatasan Masalah ………. 4

1.4 Tujuan Penelitian ……….. 5

1.5 Manfaat Penelitian ………. 5

1.6 Hipotesis ………... 6

1.7 Metode Penelitian ………... 7

1.8 Definisi Operasional ... 7

1.9 Sistematika Skripsi ....………... 8

BAB II MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE.. 10

2.1 Model Pembelajaran ...……….... 10

2.2 Model Konvensional ..………..…………... 12

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ..………... 19

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. 23 2.5 Hasil Belajar ...……….. 30

2.6 Teknik Digital ...……….. 35


(5)

BAB III METODE PENELITIAN ...………. 44

3.1 Metode Penelitian ………. 44

3.2 Desain Penelitian ………... 45

3.3 Variabel Penelitian ……… 46

3.4 Paradigma Penelitian ………. 46

3.5 Populasi dan Sampel ………. 48

3.6 Teknik Pengumpulan Data ……… 48

3.7 Instrumen Penelitian ………. 49

3.8 Teknik Analisis Data ………. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1 Uji Instrumen Penelitian ... 65

4.2 Deskripsi Data ... 68

4.3 Analisis Data Pre Test ... 74

4.4 Analisis Data Post Test ... 78

4.5 Analisis Data Gain ... 81

4.6 Temuan Penelitian ... 86

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ………... 93


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Konvensional ... 15

Tabel 2.2 Contoh Skenario Pembelajaran Model Konvensional Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Operasi Logika ... 16

Tabel 2.3 Contoh Skenario Pembelajaran Model TPS Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Operasi Logika ... 28

Tabel 2.4 Tabel kebenaran dari gerbang NOT... 36

Tabel 2.5 Tabel kebenaran dari gerbang AND... 37

Tabel 2.6 Tabel kebenaran dari gerbang OR... 37

Tabel 2.7 Tabel kebenaran dari gerbang NAND... 38

Tabel 2.8 Tabel kebenaran dari gerbang NOR... 39

Tabel 2.9 Tabel kebenaran dari gerbang XOR... 39

Tabel 2.10 Tabel kebenaran dari gerbang XNOR... 40

Tabel 2.11 Tabel gerbang fungsi setara... 42

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design... 45

Tabel 3.2 Klasifikasi Gain... 53

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 66

Tabel 4.2 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Penelitian ... 67

Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Penelitian ... 68

Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 69

Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 70


(7)

Tabel 4.6 Deskripsi Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.... 72

Tabel 4.7 Deskripsi Data Gain dengan Tabel Faktorial... 73

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pre Test ... 76

Tabel 4.10 Hasil Anova Data Pre Test ... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Post Test ... 78

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Data Post Test... 79

Tabel 4.13 Hasil Anova Data Post Test ... 80

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Gain ... 81

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Gain ... 82


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simbol gerbang NOT... 36

Gambar 2.2 Simbol gerbang AND... 37

Gambar 2.3 Simbol gerbang OR... 37

Gambar 2.4 Simbol gerbang NAND... 38

Gambar 2.5 Gerbang NAND sebagai Universal Gate... 38

Gambar 2.6 Simbol gerbang NOR... 39

Gambar 2.7 Simbol gerbang XOR... 40

Gambar 2.8 Simbol gerbang XNOR... 40

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ...………... 47

Gambar 4.1 Diagram Data Hasil Pre Test Kelas Eksperimen... 69

Gambar 4.2 Diagram Data Hasil Pre Test Kelas Kontrol ... 70

Gambar 4.3 Diagram Data Hasil Post Test Kelas Eksperimen ... 71

Gambar 4.4 Diagram Data Hasil Post Test Kelas Kontrol ... 71

Gambar 4.5 Diagram Data Gain Kelas Eksperimen ... 73


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Siswa merupakan subjek dan objek dari kegiatan belajar mengajar. Inti dari proses pengajaran tidak lain merupakan kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan tercapai jika siswa berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila aktif hanya pada fisik siswa, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Keberhasilan belajar ditentukan dari pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dituntut aktif dan mandiri. Metode belajar mengajar tradisional yaitu ceramah. Metode ceramah kurang merangsang aktivitas berfikir siswa dan cenderung pasif karena siswa hanya mendengarkan. Siswa pasif menerima informasi dari guru, guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan dan mengembangkan gagasannya. Siswa hanya mendengar dan menulis teori diberikan oleh guru. Guru menekankan penjelasan suatu konsep, sedangkan pemahaman konsep dan pengembangan konsep dalam aplikasi serta kemampuan daya nalar kurang diperhatikan.


(10)

terlepas dari kemampuan guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan mengajar guna menjadi guru profesional.

Meningkat atau tidaknya kualitas pendidikan tergantung pada kemampuan guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tepat dengan tetap memperhatikan materi, waktu, dan jumlah siswa di dalam kelas. Guru diharapkan dapat menyampaikan materi dengan cara-cara baru untuk membangkitkan keaktifan siswa dan mudah diterima oleh siswa.

SMK Negeri 1 Cimahi, dulu lebih dikenal dengan STMN Pembangunan, berlokasi di Jl. Mahar Martanegara No.48 Cimahi. SMK Negeri 1 Cimahi merupakan salah satu sekolah favorit di Cimahi. Keadaan tersebut mendorong kami untuk meneliti kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Observasi awal kami lakukan pada bulan Maret 2011 di kelas X EIND A, khusus untuk mata pelajaran Teknik Digital. Temuan awal dari hasil observasi diperoleh sebagai berikut.

Penggunaan model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung atau model konvensional didominasi oleh ceramah. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Interaksi antara siswa dan guru sangat kurang, siswa umumnya pasif, hanya beberapa siswa aktif. Kesempatan untuk berpastisipasi dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang.


(11)

Penggunaan sumber belajar siswa umumnya yaitu catatan pemberian guru pada kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknik Digital di kelas X EIND A bahwa 93,75% siswa tidak mencapai KKM. Hasil tersebut menunjukan bahwa perlu ada perbaikan pada model belajar atau mengganti model pembelajaran.

Model-model pembelajaran hendaknya relevan dan mendukung tercapainya tujuan pengajaran. Jadi perkembangan untuk pemilihan model ialah pencapaian tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran yaitu siswa dapat berfikir aktif dan diberi kesempatan untuk mencoba kemampuan di dalam berbagai kegiatan.

Salah satu model pembelajaran menyenangkan dan mengaktifkan siswa adalah pembelajaran dengan model Think Pair Share (TPS). Pembelajaran dengan model TPS merupakan pembelajaran dengan merangsang aktivitas siswa untuk berfikir. Siswa dapat mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman-temannya. Siswa juga dirangsang keberaniannya untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Keadaan tersebut akan mendorong aktivitas belajar siswa sehingga menjadi lebih aktif dan mandiri.

Pembelajaran dengan model TPS merupakan pembelajaran secara berkelompok. Keistimewaan TPS yaitu setiap kelompok terdiri dari dua orang sehingga memudahkan dalam membentuk kelompok. Selain mudah membentuk kelompok, siswa mudah pula untuk berinteraksi. Pembelajaran TPS memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas sehingga menumbuhkan rasa percaya diri.


(12)

Berdasarkan uraian di atas, kami mencoba melakukan penelitian untuk membandingkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian kami berjudul

Perbandingan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Model Konvensional Pada Mata Pelajaran Teknik Digital di SMK Negeri I Cimahi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat interaksi antara tingkat kemapuan siswa dan model pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus, pembatasan masalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Program Keahlian Elektronika Industri A dan B (X EIND A dan X EIND B) tahun ajaran 2011/2012 SMK


(13)

Negeri 1 Cimahi, 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1 kelas sebagai kelas eksperimen.

2. Penggunaan model pembelajaran yaitu model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

3. Pokok bahasan pada materi gerbang logika dasar, Aljabar Boole, Teorema De Morgan, tabel kebenaran, dan rangkaian ekivalen.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian sebagai berikut.

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar anatara siswa dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar antara siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran konvensional.

3. Mengetahui interaksi antara tingkat kemampuan siswa dengan model pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa.

1.5 Manfaat Penalitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi siswa: melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS, diharapkan dapat merangsang siswa untuk berpikir sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.


(14)

2. Bagi guru: sebagai bahan masukan dalam menentukan model pembelajaran sesuai untuk siswa.

3. Bagi sekolah: menjadi sumbangan pemikiran dan masukan dalam menerapkan inovasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS guna meningkatkan mutu pendidikan.

1.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Hipotesis nol (H0)

(A) H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara siswa

dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

(B) H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa

mendapat pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran konvensional.

(C) H0 : Tidak terdapat interaksi antara tingkat kemampuan siswa dan model

pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa. 2. Hipotesis kerja (H1)

(A) H1 : Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara siswa dengan

tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

(B) H1 : Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa mendapat

pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran konvensional.


(15)

(C) H1 : Terdapat interaksi antara tingkat kemampuan siswa dan model

pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen. Tahapan-tahapan dilakukan pada penelitian akan dibahas lebih rinci pada Bab III. Dua buah variabel digunakan dalam penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model konvensional. Variabel terikat pada penelitian adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknik Digital.

1.8 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul skripsi, perlu penjelasan istilah tersirat di dalamnya. Beberapa istilah tersebut sebagai berikut.

Perbandingan adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain sehingga dapat dilihat persamaan ataupun perbedaannya. Dalam penelitian, kami membandingkan hasil belajar pada mata pelajaran Teknik Digital antara menggunakan model konvensional dan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya hasil belajar meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.


(16)

Model konvensional atau model pembelajaran langsung merupakan pembelajaran dengan menggunakan metode biasa yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal, dan pemberian tugas.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS Menurut Hasanudin (2010: 23): Model pembelajaran TPS membantu para siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep dan materi pembelajaran, mengembangkan kemampuan untuk berbagi informasi dan menarik kesimpulan, serta mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai lain dari suatu materi pelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu salah satu model pembelajaran pengembangan dari teori kontrukivisme merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan belajar secara berkelompok.

Teknik Digital merupakan mata pelajaran dengan standar kompetensi menerapkan dasar-dasar teknik digital. Kompetensi dasar pada penelitian yaitu menjelaskan operasi logika. Materi pada penelitian meliputi gerbang logika dasar, Aljabar Boole, Teorema De Morgan, tabel kebenaran, dan rangkaian ekivalen.

1.9 Sistematika Skripsi

Sistematika dalam skripsi disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, bagian akhir.

Pada bagian awal skripsi berisi halaman judul, persetujuan, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.


(17)

Pada bagian isi dalam skripsi terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika skripsi.

Model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share merupakan bab kedua dalam skripsi. Konsep, pengertian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS, model konvensional, hasil belajar, dan mata pelajaran digital merupakan hal yang dibahas pada bab kedua.

Bab ketiga yaitu metode penelitian. Dalam bab ketiga dibahas metode penelitian, variabel penelitian, data, sumber data, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis.

Hasil penelitian dan pembahasan yaitu bab keempat dalam skripsi. Uji coba instrumen penelitian, hasil data yang diperoleh dalam penelitian, analisis data, temuan penelitian, dan pembahasan hasil penelitian merupakan isi dari bab keempat.

Kesimpulan dan saran ditempatkan dalam bab kelima. Kesimpulan dari penelitian dan saran-saran diberikan kami merupakan isi dalam bab kelima.

Pada bagian akhir dalam skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian penggunaan strategi oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian agar mencapai suatu tujuan penelitian dan menjawab masalah penelitian.

Tujuan penelitian yaitu mengetahui perbandingan hasil belajar model pembelajaran TPS dan model konvensional terhadap mata pelajaran Teknik Digital. Sesuai dengan tujuan penelitian, penggunaan metode penelitian yaitu metode eksperimen.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen yaitu penelitian dilakukan untuk mengetahui keterkaitan atntara variabel terikat dan variabel bebas, dalam penelitian variabel bebas yaitu penerapan model pembelajaran TPS untuk selanjutnya dikontrol dan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar.

Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan dikenai perlakuan penerapan model pembelajaran TPS sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan penerapan model konvensional.

Tahap akhir dari penelitian yaitu masing-masing kelas diberi tes untuk mengukur tingkat hasil belajar masing-masing kelas.


(19)

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan Nonequievalent Control Group Design, yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelas terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol serta dipilih secara acak. Adapun mekanisme penelitian dari dua kelas tersebut digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pre Test Perlakuan Post Test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 Y O4

Keterangan:

X : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS diberikan pada kelas eksperimen

Y : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model konvensional diberikan pada kelas kontrol

O1 : Test awal dilaksanakan pada kelas eksperimen

O2 : Test akhir dilaksanakan pada kelas eksperimen

O3 : Test awal dilaksanakan pada kelas kontrol

O4 : Test akhir dilaksanakan pada kelas kontrol

Berdasarkan desain tersebut, penelitian dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen belajar menggunakan model pembelajaran TPS dan kelas kontrol belajar dengan menggunakan model konvensional pada mata pelajaran


(20)

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian yaitu model pembelajaran. Indikator pada variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran tipe TPS untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kontrol. Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel bebas eksperimen yaitu model pembelajaran TPS. 2. Variabel bebas kontrol yaitu model konvensional.

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian yaitu hasil belajar. Indikator pada variabel terikat yaitu nilai test hasil belajar. Adapun skala pengukuran digunakan interval.

3.4 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir untuk menunjukan hubungan antar variabel sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah melalui penelitian, penggunaan teori untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan penggunaan teknik analisis statistik. Paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(21)

Gambar 3.1 Paradigma penelitian

Kajian Terhadap Model Pembelajaran

Tipe TPS:

1.Orientasi siswa untuk berpikir

2.Mengorganisasi siswa untuk berkelompok 3.Saling bertukar pikiran antara satu kelompok 4.Saling berbagi dengan kelompok lain dalam

satu kelas

5.Membahas dan mengevaluasi hasil diskusi

Kelas Eksperimen Model TPS Kelas Kontrol Model pembelajaran Konvensional Prestasi Belajar

Pre Test dan Post Test

1.Hasil Penelitian 2.Kesimpulan Temuan :

1.Masih digunakannya cara-cara pembelajaran yang konvensional di sekolah-sekolah.

2.Pola dan sistem pendidikan konvensional yang diterapkan di sekolah masih kurang dapat mengembangkan kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah.

3.Guru belum melakukan inovasi strategi pembelajaran.

Umpan balik

Ideal : Pembelajaran Konvensional berjalan dengan lancar dan

baik.

Model Pembelajaran TPS Model Pembelajaran Konvensional

Tipe konvensional:

1. Orientasi pembelajaran 2. Penyajian Materi 3. Latihan


(22)

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi pada penelitian yaitu seluruh siswa kelas X Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2011/2012. Populasi terdiri dari dua kelas dengan jumlah keseluruhan siswa 60 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel dalam penelitian yaitu siswa kelas X EIND A dan B. Siswa satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran tipe TPSdan siswa satu kelas sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengambilan sampel di dalam penelitian dilakukan dengan undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tes. Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dengan cara memberikan soal tes sama pada kedua kelas sampel. Pre test sebelum diberi perlakuan dan post test setelah diberi perlakuan.


(23)

3.7 Instrumen Penelitian

Penggunaan instrumen dalam penelitian yaitu soal tes sub pokok bahasan gerbang-gerbang logika. Sebelum soal tes digunakan, terlebih dahulu soal tes diujicobakan untuk mengetahui apakah soal tersebut valid dan reliabel atau tidak. Rancangan pembuatan instrumen sebagai berikut.

1. Membuat batasan soal. 2. Menentukan tujuan tes. 3. Membuat kisi–kisi soal tes. 4. Menyusun soal–soal tes. 5. Uji coba soal tes

Dalam membuat batasan soal yaitu soal-soal dibuat berdasarkan pada sub pokok bahasan gerbang-gerbang logika. Kemudian tes dibuat memiliki tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan gerbang-gerbang logika. Selanjutnya membuat kisi-kisi soal berdasarkan batasan soal yang telah dirumuskan agar memudahkan pada penyusunan soal. Setelah soal selesai disusun maka soal tersebut harus melalui tahap uji coba soal tes. Uji coba dilakukan sebagai berikut.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji kevaliditasan soal. Validitas suatu soal dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi pearson product moment sebagai berikut.


(24)

√{ ( ) } ( )

(Sugiyono, 2010: 255) Dengan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel dikorelasikan

n = Jumlah responden

xi = Skor tiap item dari responden uji coba variabel X

yi = Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y

Koefisien korelasinya (r) tersebut kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi korelasi dengan menggunakan rumus tstudent, yaitu:

√ √

(Sugiyono, 2010: 257) Kemudian t hasil perhitungan dibandingkan dengan t tabel dengan taraf signifikan 5 % dengan dk = n-2. Jika thitung > ttabel, maka instrumen penelitian tersebut

dikatakan valid. Sebaiknya, jika thitung < ttabel maka instrumen penelitian tersebut

dapat dikatakan tidak valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah soal tes reliabel atau tidak. Soal tes dikatakan reliabel apabila pengukuran dilakukan pada orang sama di waktu berbeda dan hasil pengukuran dengan soal tersebut sama atau hampir sama.


(25)

Untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson) sebagai berikut.

{

}

(Sugiyono, 2010: 186) Dengan:

ri = Reliabilitas tes seluruh instrumen

k = Jumlah item dalam instrumen

pi = Proporsi banyaknya subyek menjawab pada item dengan benar

qi = Proporsi banyaknya subyek menjawab pada item dengan salah

s2t = Varians total

3.7.3 Menghitung Derajat Kesukaran

Derajat kesukaran menyatakan bahwa item suatu soal yaitu mudah, sedang atau sukar. Kemudian tingkat kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

(Nurkancana 1986: 136) Dengan:

DK = Derajat kesukaran

WL = Jumlah individu kelompok bawah (27% dari bawah) tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu


(26)

WH = Jumlah individu kelompok atas (27% dari atas) tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu

nL = Jumlah kelompok bawah nH = Jumlah kelompok atas

Menurut Wayan Nurkancana (1986: 140) derajat kesukaran baik yaitu derajat kesukaran bergerak antara 25% sampai 75%. Item mempunyai derajat kesukaran di bawah 25% berarti bahwa item tersebut terlalu mudah. Sebaliknya item mempunyai derajat kesukaran di atas 75%, berarti bahwa item tersebut terlalu sukar.

3.7.4 Menghitung Daya Pembeda

Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa dengan kemampuan lebih dan siswa dengan kemampuan rendah. Rumusan untuk menghitung daya pembeda sebagai berikut.

(Nurkancana 1986: 136) Dengan:

DB = Daya pembeda

WL = Jumlah individu kelompok bawah (27% dari bawah) tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu

WH = Jumlah individu kelompok atas (27% dari atas) tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu


(27)

Menurut Wayan Nurkancana (1986: 140) Daya beda ideal yaitu daya beda 0,40 ke atas. Namun untuk ulangan-ulangan harian masih dapat ditolelir daya beda sebesar 0,20.

3.8 Teknik Analisis Data

Skor gain yaitu perbandingan gain aktual dengan gain maksimum. Gain aktual yaitu selisih skor post test terhadap skor pre test. Skor gain diperlukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Rumus gain sebagai berikut.

(Hake 1999: 1) Klasifikasi gain dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut.

Tabel 3.2 Klasifikasi Gain

Batasan Kategori

( < g > ) > 0,7 Tinggi 0,7 > ( < g > ) > 0,3 Sedang ( < g > ) < 0,3 Rendah

(Hake 1999: 1) Data dari hasil tes merupakan data mentah sehingga diperlukan analisis untuk merubah data mentah menjadi gambaran nyata mengenai permasalahan penelitian. Teknik analisis dalam penelitian menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan anova.


(28)

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel dalam penelitian berasal dari populasi normal atau tidak. Uji distribusi chi kuadrat digunakan sebagai metode untuk uji normalitas. Prosedur penggunaannya sebagai berikut.

1. Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi normal

H1 = Sampel berasal tidak dari populasi normal

2. Menentukan rentang skor (r)

r = skor maksimum – skor minimum

(Sudjana, 2002: 47) 3. Menentukan banyak kelas interval (k)

k = 1 + 3,3 log n

(Sudjana, 2002: 47) Dengan:

n = Jumlah sampel

4. Menentukan panjang kelas interval (p)

(Sudjana, 2002: 47) Dengan:

p = Panjang kelas interval r = Rentang skor

k = Banyaknya kelas interval


(29)

6. Menghitung Mean ( ̅)

̅

(Sudjana, 2002: 67) Dengan:

̅ = Mean (rata-rata)

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi

xi = Tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval

7. Menentukan simpangan baku (S)

̅

(Sudjana, 2002: 95) Dengan:

S = Simpangan baku (standar deviasi)

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi

xi = Tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval

8. Menghitung harga baku (Z)

̅

(Sudjana, 2002: 99) Dengan:

Z = Harga baku K = Batas kelas


(30)

9. Menghitung luas interval (Li)

Li = L1– L2

(Arikunto, 2006: 319) Dengan:

L1 = Nilai peluang baris atas

L2 = Nilai peluang baris bawah

10. Menghitung frekuensi ekspetasi/harapan (ei)

(Sudjana, 2002: 121) Dengan:

ei = Frekuensi ekspetasi/harapan

Li = Luas interval

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi

11. Menghitung Chi-kuadrat (χ2)

(Sudjana, 2002: 273) Dengan:

χ2

= Chi kuadrat hitung

ei = Frekuensi ekspetasi/harapan

fi = Frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xi

12. Hasil perhitungan χ2hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ2tabel dengan


(31)

13. Keputusan Uji

H0 diterima jika 2 hitung < χ2tabel, atau H0 ditolak jika 2 hitung > χ2tabel.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah populasi mempunyai variansi sama atau tidak. Uji Bartlett digunakan sebagai metode untuk uji homogenitas. Prosedur pemakaiannya sebagai berikut.

1. Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama atau homogen.

H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda atau tidak homogen.

2. Membuat tabel skor dari dua kelompok data 3. Mengitung variansi (S2i) tiap kelompok sampel

(Sudjana, 2002: 94) Dengan:

S2i = Varians sampel

xi = Nilai sampel

n = Jumlah sampel

4. Membuat tabel harga-harga diperlukan untuk uji Barlett 5. Variansi gabungan dari semua sampel


(32)

Dengan:

S2 = Varians gabungan S2i = Varians sampel

ni = Jumlah sampel

6. Harga satuan Barlett

(Sudjana, 2002: 263) Dengan:

B = Harga satuan Barlett S2 = Varians gabungan ni = Jumlah sampel

7. Menghitung harga Chi Kuadrat

(Sudjana, 2002: 263) Dengan:

B = Harga satuan Barlett S2 = Varians gabungan ni = Jumlah sampel

8. Hasil perhitungan χ2hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ2tabel dengan

ketentuan taraf signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan (dk = n - 1) 9. Keputusan Uji


(33)

3.8.3 Anova Satu Arah

Anova (Analisys of variances) satu arah dilakukan terhadap data tes awal (pre test) dan data tes akhir (post test) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Anova satu arah dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara dua rata-rata lebih atau tidak. Adapun prosedurnya sebagai berikut.

1. Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 = ... = µn

H1 : Salah satu µ tidak sama

2. Menghitung jumlah kuadrat total (SSt)

(Irianto, 2010: 222) Dengan:

SSt = Jumlah kuadrat total

X = Nilai sampel

G = Total nilai keseluruhan N = Jumlah sampel keseluruhan

3. Menghitung variabilitas antar kelompok (SSb)

(Irianto, 2010: 221) Dengan:


(34)

G = Total nilai keseluruhan N = Jumlah sampel keseluruhan

n = Jumlah sampel masing-masing kelompok 4. Menghitung variabilitas dalam kelompok (SSW)

(Irianto, 2010: 222) Dengan:

SSW = Variabilitas dalam kelompok

SSt = Jumlah kuadrat total

SSb = Variabilitas antar kelompok

5. Menghitung derajat kebebasan (dk SSt, dk SSb,dan dk SSW)

(Irianto, 2010: 225) Dengan:

N = Jumlah sampel keseluruhan k = Banyaknya kelompok

6. Menghitung deviasi rata-rata kuadrat (MSb dan MSW)


(35)

Dengan:

MS = Deviasi rata-rata kuadrat SS = Variabilitas

dk = Derajat kebebasan 7. Menghitung F distribusi (F)

(Irianto, 2010: 226)

Dengan:

MSb = Deviasi rata-rata kuadrat antar kelompok

MSW = Deviasi rata-rata kuadrat dalam kelompok

8. Hasil perhitungan Fhitung selanjutnya di bandingkan dengan Ftabel dengan

ketentuan taraf signifikansi sebesar 5% dan dua dk yaitu dk SSb dan dk SSW.

9. Keputusan Uji

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel.

3.8.4 Anova Dua Arah

Anova dua arah dilakukan terhadap data gain. Anova dua arah dilakukan untuk tiga tujuan yaitu mengetahui pebedaan hasil belajar terhadap faktor tingkat kemampuan siswa, mengetahui pebedaan hasil belajar terhadap faktor penggunaan model pembelajaran, dan mengetahui interaksi antara faktor tingkat kemampuan


(36)

1. Hipotesis

Pengaruh faktor A H0 : µA1 = µA2 = ... = µAn

H1 : Salah satu µ tidak sama

Pengaruh faktor B H0 : µB1 = µB2 = ... = µBn

H1 : Salah satu µ tidak sama

Interaksi A x B

H0 : Efek faktor A tidak tergantung pada faktor B dan sebaliknya

H1 : Efek faktor satu bergantung pada faktor lainnya

2. Menghitung SSt dan dk SSt (sama seperti pada anova satu arah)

3. Menghitung SSb dan dk SSb

(Irianto, 2010: 256) Dengan:

A = Jumlah nilai masing-masing kelompok pada faktor A B = Jumlah nilai masing-masing kelompok pada faktor B G = Total nilai keseluruhan

N = Jumlah sampel keseluruhan n = Jumlah sampel masing-masing sel


(37)

Dengan:

p = Banyaknya kelompok pada faktor A q = Banyaknya kelompok pada faktor B 4. Menghitung SSW dan dk SSW

(Irianto, 2010: 256) 5. Mengitung sum of squares (SSA, SSB, dan SSAB)

(Irianto, 2010: 257) 6. Menghitung derajat kebebasan (dk SSA, dk SSB, dan dk SSAB)


(38)

7. Menghitung mean squares (MSA, MSB, dan MSAB)

(Irianto, 2010: 258) 8. Menghitung F ratio (FA, FB, dan FAB)

(Irianto, 2010: 258) 9. Hasil perhitungan Fhitung selanjutnya di bandingkan dengan Ftabel dengan

ketentuan taraf signifikansi sebesar 5% dan dk. 10. Keputusan Uji


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian, diperoleh kesimpulan berikut. 1. Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara siswa

dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

2. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran konvensional.

3. Tidak terdapat interaksi antara tingkat kemampuan siswa dengan model pembelajaran.

5.2 Saran

Berdasarkan perolehan kesimpulan dari hasil penelitian, kami ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Suasana ketika diskusi harus diciptakan menjadi suasana diskusi edukatif dan waktu ketika diskusi perlu diperhatikan.

2. Bagi guru, model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat digunakan sebagai model pembelajaran alternatif.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Budiyono. 2000. Statistik Dasar untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores [Online], 4 halaman. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [2 Desember 2012]

Hasanudin, Syarif. 2009. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share Pada Mata Diklat Teori Dasar Elektronika Di Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) Bandung. Skripsi S1 FPTK UPI: Tidak Diterbitkan.

Irianto, Agus. 2010. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta : Kencana

Mulyanti, Khairaningrum. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional Dengan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Asissted Individualization (TAI) Pada Mata Pelajaran Akuntansi. Skripsi S1 FPEB UPI: Tidak Diterbitkan.

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


(41)

Nurlaela, Nunur. 2009. Pengaruh Pengunaan Model Cooperative Learning Teknik Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi: Penelitian Quasi Eeksperimen Di Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK PGRI 2 Cimahi. Skripsi S1 FPEB UPI: Tidak Diterbitkan.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana.


(1)

62

Yusak Kusumanagara, 2013

Perbandingan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dan Model Konvensional Pada Mata Pelajaran Teknik Digital Di SMK Negeri 1 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hipotesis

Pengaruh faktor A H0 : µA1 = µA2 = ... = µAn

H1 : Salah satu µ tidak sama

Pengaruh faktor B H0 : µB1 = µB2 = ... = µBn

H1 : Salah satu µ tidak sama

Interaksi A x B

H0 : Efek faktor A tidak tergantung pada faktor B dan sebaliknya

H1 : Efek faktor satu bergantung pada faktor lainnya

2. Menghitung SSt dan dk SSt (sama seperti pada anova satu arah)

3. Menghitung SSb dan dk SSb

(Irianto, 2010: 256) Dengan:

A = Jumlah nilai masing-masing kelompok pada faktor A B = Jumlah nilai masing-masing kelompok pada faktor B G = Total nilai keseluruhan

N = Jumlah sampel keseluruhan n = Jumlah sampel masing-masing sel


(2)

63

Dengan:

p = Banyaknya kelompok pada faktor A q = Banyaknya kelompok pada faktor B 4. Menghitung SSW dan dk SSW

(Irianto, 2010: 256) 5. Mengitung sum of squares (SSA, SSB, dan SSAB)

(Irianto, 2010: 257) 6. Menghitung derajat kebebasan (dk SSA, dk SSB, dan dk SSAB)


(3)

64

Yusak Kusumanagara, 2013

Perbandingan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dan Model Konvensional Pada Mata Pelajaran Teknik Digital Di SMK Negeri 1 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Menghitung mean squares (MSA, MSB, dan MSAB)

(Irianto, 2010: 258) 8. Menghitung F ratio (FA, FB, dan FAB)

(Irianto, 2010: 258) 9. Hasil perhitungan Fhitung selanjutnya di bandingkan dengan Ftabel dengan

ketentuan taraf signifikansi sebesar 5% dan dk. 10. Keputusan Uji


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian, diperoleh kesimpulan berikut. 1. Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara siswa

dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

2. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan siswa mendapat pengajaran dengan model pembelajaran konvensional.

3. Tidak terdapat interaksi antara tingkat kemampuan siswa dengan model pembelajaran.

5.2 Saran

Berdasarkan perolehan kesimpulan dari hasil penelitian, kami ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Suasana ketika diskusi harus diciptakan menjadi suasana diskusi edukatif dan waktu ketika diskusi perlu diperhatikan.

2. Bagi guru, model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat digunakan sebagai model pembelajaran alternatif.

3. Kami mengalami beberapa keterbatasan yaitu ketersediaan waktu kurang maksimal dan dalam pengumpulan data kurang melibatkan banyak siswa.


(5)

Yusak Kusumanagara, 2013

Perbandingan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dan Model Konvensional Pada Mata Pelajaran Teknik Digital Di SMK Negeri 1 Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Budiyono. 2000. Statistik Dasar untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores [Online], 4 halaman. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [2 Desember 2012]

Hasanudin, Syarif. 2009. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share Pada Mata Diklat Teori Dasar Elektronika Di Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) Bandung. Skripsi S1 FPTK UPI: Tidak Diterbitkan.

Irianto, Agus. 2010. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta : Kencana

Mulyanti, Khairaningrum. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional Dengan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Asissted Individualization (TAI) Pada Mata Pelajaran Akuntansi. Skripsi S1 FPEB UPI: Tidak Diterbitkan.

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

94

Nurlaela, Nunur. 2009. Pengaruh Pengunaan Model Cooperative Learning Teknik Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi: Penelitian Quasi Eeksperimen Di Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK PGRI 2 Cimahi. Skripsi S1 FPEB UPI: Tidak Diterbitkan.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 2 MEDAN TA 2016/2017.

0 3 26

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN

0 0 56

PENINGKATAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DI SMK NEGERI 2 GODEAN

0 0 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMKN 1 SEYEGAN SLEMAN DALAM MATA PELAJARAN TEKNIK DASAR OTOMOTIF.

0 0 125