STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN

(1)

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

(TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1

KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Oleh : Alfina Zaenimar

1005680

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

(TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1

KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh:

ALFINA ZAENIMAR

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis

© Alfina Zaenimar

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetakulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Alfina Zaenimar, 2014

ALFINA ZAENIMAR

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

(TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1

KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing,

Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si NIP. 197406272001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001


(4)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa bahwa skripsi yang berjudul “Studi Komparatif Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Antara Kearsipan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square (TPSq) Dengan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Di Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan

Alfina Zaenimar NIM. 1005680


(5)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2. Identifikasi dan rumusan masalah... Error! Bookmark not defined.

1.3. Tujuan Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

1.4. Kegunaan Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS ... Error!

Bookmark not defined.

2.1. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1. Pengertian Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2. Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4. Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.2. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.3. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2. Unit Analisi ... Error! Bookmark not defined.


(6)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4. Teknik dan Alat Pengumpul Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1. Pengujian Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.5. Teknik dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1. Penghitungan Skor Tes Individu (Post-test) ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5.3. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.6. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... Error! Bookmark not defined.

4.1 Profil Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1. Uji Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.2.4. Uji Daya Pembeda Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.3. Deskripsi Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1. Kelas Eksperimen 1 ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2. Kelas Eksperimen 2 ... Error! Bookmark not defined.

4.4. Hasil Pengujian Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1. Uji Data Ulangan Harian Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2. Hasil Post-Test ... Error! Bookmark not defined.

4.4.3. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.5. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1. Kesimpulan... Error! Bookmark not defined.

5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Alfina Zaenimar, 2014


(8)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Produktif .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 2 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Kearsipan . Error! Bookmark not defined.

Tabel 3 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Kompetensi Dasar Menjelaskan Penyelamatan dan Penyusutan Arsip ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 5 Desain Penelitian ... 47

Tabel 6 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 7 Tabel Distribusi Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 8 Skenario Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 9 Uji Validitas Instrumen ... 67

Tabel 10 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 69

Tabel 11 Daya Pembeda Instrumen ... 70

Tabel 12 Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Kearsipan... 85

Tabel 13 Uji Normalitas Ulangan Harian Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 ... 87

Tabel 14 Uji Homogenitas Data Ulangan Harian ... 88

Tabel 15 Hasil Uji-T Data Ulangan Harian ... 88

Tabel 16 Nilai Post-Test ... 89

Tabel 17 Uji Normalitas Data Post-Test ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 18 Uji Homogenitas Data Post-Test ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2 Model Pembelajaran Think Pair Square (TPSq) Error! Bookmark not defined.

Gambar 3 Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4 Presentase Kelulusan Post-Test ... Error! Bookmark not defined. Gambar 9 Nilai Rata-Rata Post-Test Kelas Eskperimen 1 dan Eksperimen 2 ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014


(11)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

(TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1

KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

ALFINA ZAENIMAR (1005680)

Skripsi ini dibimbing oleh: Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung pada mata pelajaran Kearsipan. Hal tersebut ditandai dengan hasil ulangan harian yang belum optimal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempeoleh data mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dan model Think Pair Share (TPS) terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode true experimental dengan desain post-test only. Penelitiani ini dilaksanakan di Kelas X AP 1 dan AP 2 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Kelas eksperimen 1 pada penelitian ini adalah kelas X AP 2 yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Square dan Kelas X AP 1 sebagai kelas eksperimen 2 yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar yaitu menggunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 1 yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Square (TPSq) dengan kelas eksperimen 2 yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di kelas yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Square (TPSq) lebih tinggi dibandingkan kelas yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).


(12)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

COMPARATIVE STUDY OF STUDENTS LEARNING

OUTCOMES ON SUBJECT OF ARCHIVES BETWEEN

COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SQUARE

(TPSq) WITH COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK

PAIR SHARE (TPS) IN 10

TH

GRADE STUDENT OF OFFICE

ADMINISTRATION

PROGRAM

EXPERTISE

SMK

PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG ACADEMIC YEAR 2013/2014

ALFINA ZAENIMAR

(1005680)

This Thesis is Guided By: Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si

ABSTRACT

The issues examined in this study was about the low10th grade student learning outcomes on Archieve subject at Office AdministrationExpertise SMK Pasundan 1 Kota Bandung. It was marked by the results of the test that were not optimal.. The aims of this study was to obtain data about the influence of Think Pair Square (TPSq) and Think Pair Share (TPS) learning model application towards student’s learning outcomes.

The method used was a True-eksperimental methods with post-test only design. This study was conducted on 10th grade students (X AP 1 and X AP 2) of Office Administration expertise program at SMK Pasundan 1 Kota Bandung. The 1st experimental group on this study was class X AP 2 which applied Think Pair Square (TPSq) learning model meanwhile class X AP 1 was 2nd experimental group which applied Think Pair Shared (TPS) learning model. Data analysis techniquesused were t-test that was used to see the difference improvement of learning outcomes between 1st experimental group and 2nd experimental group.

The result showed that they were differences learning outcomes between students in 1st experimental group that implemented Think Pair Square (TPSq) learning model and students in 2nd experimental group that implemented Think Pair Share (TPS) learning model.It can be concluded that the student’slearning outcomes in the 1st experimental group that implemented Think Pair Square (TPSq) learning model is higher than the student’s learning outcomes in the class that implemented Think Pair Share (TPS) learning models.


(13)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL Salah satu masalah pendidikan pada tataran mikro yang menarik untuk dikaji saat ini adalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan data yang dilansir oleh Tempo (Jumat, 6 Desember 2013) mengenai hasil studi Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2012. Menyatakan bahwa pendidikan Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara peserta PISA. PISA merupakan studi internasional yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development. Pemeringkatan tersebut dilihat dari skor yang dicapai para pelajar Indonesia usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan

sains. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2012 posisi negara Indonesia selalu berada di peringkat bawah. (Rizki Puspita Sari, 2013)

Melihat tidak terjadinya peningkatan prestasi dari tahun 2000 hingga tahun 2012, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia masih berada pada taraf rendah. Rendahnya tingkat pendidikan Indonesia menyebabkan sumber daya manusia tidak mampu berkompetisi dengan sumber daya manusia dari negara lain. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Meskipun sebenarnya upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dirintis pemerintah melalui banyak cara,


(14)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantaranya perubahan sistem kurikulum, perbaikan sarana-prasarana, dan peningkatan kesejahteraan guru. Namun upaya tesebut belum menunjukan


(15)

Alfina Zaenimar, 2014 hasil yang signifikan.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenjang pendidikan tingkat lanjut yang diharapkan mampu menyiapkan tamatan yang berkualitas, profesional, terampil, kompetitif, dan dapat bersaing di dunia kerja. Keberadaan sekolah menengah kejuruan ini dijelaskan dalam Pasal 15 Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah

yang mempersiapkan Siswa untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu membentuk sikap profesional siswa guna mencetak manusia yang produktif dan kreatif. Maka dari itu, dengan adanya sekolah menengah kejuruan diharapkan mampu memperbaiki rendahnya kualitas pendidikan saat ini. Namun pada kenyataanya output yang dihasilkan SMK pun belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Strukur Kurikulum SMK memiliki perbedaan dengan Struktur Kurikulum pendidikan menengah atas lainnya, dimana pada Struktur Kurikulum SMK kelompok mata pelajaran tidak hanya terdiri dari pelajaran adaptif dan normatif saja, melainkan ada kelompok pelajaran produktif. Kelompok mata pelajaran adaptif lebih menekankan pada penguasaan konsep suatu ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan


(16)

3

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehari-harinya. Kelompok mata pelajaran normatif membentuk siswa menjadi seorang pribadi yang utuh dan memiliki norma-norma yang digunakan dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Sementara kelompok mata pelajaran produktif lebih menekankan pada pembelajaran yang melatih keterampilan vokasional siswa sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

SMK Pasundan 1 Kota Bandung merupakan salah satu sekolah kejuruan swasta rumpun Bisnis dan Manajemen yang diunggulkan di Kota

Bandung. SMK tersebut memiliki akreditasi “A” yaitu sangat baik. Di SMK Pasundan 1 ini memiliki beberapa program keahlian yaitu program keahlian Akuntansi, Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran.

Program keahlian Administrasi Perkantoran mendidik siswa untuk menjadi seorang sekretaris yang terampil dalam pengelolaan dokumen, berkomunikasi dan dapat mengaplikasikan kemampuannya dalam bidang teknologi guna mempermudah penyelesaian pekerjaan. Maka dari itu, untuk menjadi seorang calon sekretaris yang kompeten, siswa hendaknya dapat menguasi berbagai materi pembelajaran, terutama mata pelajaran produktif. Namun pada kenyataanya, output yang diperoleh siswa pada mata pelajaran produktif belumlah maksimal. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pada tabel berikut:


(17)

Alfina Zaenimar, 2014

Tabel 1

Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Produktif

Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas KKM

Mata Pelajaran Korespondensi Otomatisasi

Perkantoran Kearsipan X AP 1

75

77,82 80,25 77,17

X AP 2 80,39 78,47 76,69

X AP 3 78,88 78,37 79,38

X AP 4 79,58 78,97 79,74

Rata-Rata 79,16 79,01 78,30

(Sumber : Arsip SMK Pasundan 1 Kota Bandung (data diolah) Tahun 2013, Terlampir)

Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas X pada mata pelajaran produktif masih belum optimal. Meskipun nilai dari ketiga mata pelajaran tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan KKM yang ditetapkan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Jika dianalisis dari ketiga mata pelajaran diatas, nampak bahwa nilai rata-rata mata pelajaran Kearsipan berada di bawah nilai rata-rata mata pelajaran Korespondensi dan Otomatisasi Perkantoran. Rendahnya nilai rata-rata pada mata pelajaran Kearsipan tersebut dikarenakan nilai yang diperoleh siswa dari setiap kompetensi dasar tersebut lebih rendah dari nilai dari


(18)

5

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi dasar mata pelajaran lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2

Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Kearsipan

Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas KKM Rata-Rata Nilai Mata Pelajaran Kearsipan

KD 1 KD 2 KD 3

X AP 1

75

76,56 77,70 77,25

X AP 2 76,27 77,34 76,46

X AP 3 78,88 77,91 78,66

X AP 4 78,52 80,84 79,75

Rata-Rata 77,55 78,44 77,91

(Sumber : Arsip SMK Pasundan 1 Kota Bandung (data diolah) Tahun 2013, Terlampir)

Mengacu pada tabel diatas, maka nilai Kompetensi Dasar Pertama lebih rendah dibandingkan dengan nilai Kompetensi Dasar lainnya. Kompetensi Dasar Pertama tersebut membahas mengenai Menjelaskan Pengertian Dokumen dan Mengidentifikasi Perbedaan serta Jenis-Jenis Dokumen. Berdasarkan pemaparan guru mata pelajaran Kearsipan Kelas X, rendahnya nilai siswa pada KD pertama diindikasikan karena siswa masih menyesukaikan pembelajaran ketika SMP dengan pembelajaran di SMK. Sebab ketika di bangku SMP siswa hanya memperoleh mata pelajaran normatif dan adaptif,


(19)

Alfina Zaenimar, 2014

sehingga ketika menginjak bangku SMK siswa masih sedikit bingung akan makna dari mata pelajaran produktif itu sendiri.

Rendahnya nilai pada KD pertama dapat di jabarkan pada tabel berikut:

Tabel 3

Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Kearsipan

Kompetensi Dasar Menjelaskan Penyelamatan dan Penyusutan Arsip Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran

di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas KKM

Nilai Rata-Rata Kompetensi Dasar MenjelaskanPenyelamatan dan Penyusutan

Arsip

Afektif Kognitif Psikomotor X AP 1

75

80,50 69,30 79,90

X AP 2 80,07 66,50 81.60

X AP 3 81,89 71,80 82,96

X AP 4 80,31 72,29 83,31

Rata-Rata 80,69 69,97 81,94

(Sumber : Arsip SMK Pasundan 1 Kota Bandung (data diolah) Tahun 2013, Terlampir)

Rendahnya nilai pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Penyelamatan dan Penyusutan Arsip dipengaruhi karena nilai siswa pada aspek Kognitif rendah. Nilai siswa pada aspek kognitif tersebut berada dibawah kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

Berdasar tabel diatas, nampak pula siswa Kelas X AP 2 memperoleh nilai pengetahuan yang paling rendah. Sedangkan Kelas X AP 4 memperoleh


(20)

7

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai paling tinggi. Namun pada dasarnya, nilai dari Kelas X AP 1 hingga Kelas X AP 4 berada di bawah KKM yang telah ditentukan..

Rendahnya hasil belajar siswa pada ranah kognitif ini, dapat menggambarkan bahwasanya informasi dan pengetahuan yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung tidak dapat dicerna secara optimal.

Rendahnya hasil belajar ini harus segera ditangani. Sebab jika dibiarkan akan berdampak pada lulusan SMK yang tidak kompeten dalam bidang keahliannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar yaitu faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat berupa minat, motivasi, daya nalar, dan sebagainya. Hal tersebut akan berpengaruh pada kecepatan siswa memahami pelajaran. Semakin tinggi minat dan motivasi yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi pula perhatian yang dicurahkan siswa pada mata pelajaran tersebut. Sementara faktor Internal, sepenuhnya timbul dari dalam diri siswa tanpa memerlukan rangsangan luar diri siswa. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa diantaranya adalah kurikulum, sarana, dan model pembelajaran yang digunakan. Kecepatan siswa untuk mencerna pelajaran dan mencurahkan perhatiannya pada pembelajaran akan bergantung pada rangsangan dari luar diri siswa. Salah satu faktor eksternal yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat.

Pembelajaran konvensional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered) masih umum dan banyak digunakan oleh guru dalam


(21)

Alfina Zaenimar, 2014

menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat transmitif membuat siswa pasif dalam pembelajaran. Siswa hanya memperhatikan, mendengarkan, kemudian mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Maka tidak heran jika pembelajaran konvensional ini akan membuat siswa cepat bosan, jenuh, sehingga berdampak pada terganggunya perhatian dan konsentrasi belajar siswa.

Keberadaan pembelajaran konvensional pada saat ini sebenarnya sudah kurang relevan dengan Kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menuntut proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered). Keadaan ini menuntut guru untuk merancang suatu upaya guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat berpengaruh pada partisipasi aktif dan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas siswa diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan strategi untuk mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jika model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa maka tujuan pembelajaran yang ditetapkan tidak akan tercapai. Keberhasilan dari proses pembelajaran dapat ditentukan oleh metode ataupun model pembelajaran apa yang digunakan oleh guru ketika menyampaikan materi ajar. Sebab tidak dapat dipungkiri, bahwasanya guru adalah ujung tombak dari proses pembelajaran,


(22)

9

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga keberhasilan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh bagaimana guru mengelola pembelajaran tersebut.

Dalam penggunaan model pembelajaran kerapkali guru sulit menemukan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dikelas. Hal tersebut banyak peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Ketika seorang guru menerapkan suatu model pembelajaran yang tidak sesuai maka siswa cenderung bersikap acuh dan kurang memperhatikan akan materi yang disampaikan oleh guru tesebut.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan tidak berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan yang beragam. Pengelompokan tersebut bertujuan untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama, saling bertukar informasi sesuai dengan pemahamannya, dan menciptakan suasana pembelajaran yang aktif.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan pembelajaran lainnya. Pembelajaran ini tidak sepenuhnya menuntut siswa memperoleh nilai akademik yang lebih baik. Point utama pembelajaran ini terdiri dari dua hal yaitu keberlangsungan proses pembelajaran dan siswa mampu bekerja sama dalam memahami materi yang telah diajarkan oleh gurunya. Unsur proses


(23)

Alfina Zaenimar, 2014

pembelajaran dan kerja sama ini merupakan ciri utama dari pada pembelajaran kooperatif.

Meskipun pembelajaran kooperatif ini dibentuk dalam beberapa kelompok kecil, bukan berarti pembelajaran ini sama dengan belajar kelompok pada umumnya. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok biasa. Ada aturan dalam penyelenggaraannya, tidak seenaknya membagi kelompok kemudian belajar secara bersama-sama. Johnson & Johnson (Anita Lie,2008:7) menyatakan bahwa suasana belajar cooperative learning

menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar biasa yang penuh persaingan dan mengkotak-kotakan siswa.

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe, diantaranya :

Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation

(investigasi kelompok), Think Pair Share (berfikir-berpasangan-berbagi),

Think Pair Square (berfikir-berpasangan-berempat), Number Head Together

(kepala bernomor terstruktur), Teams Games Tournament (pertandingan permainan tim), Two Stay Two Stray (dua tinggal dua tamu) dan kancing gemerincing.

Mata pelajaran Kearsipan merupakan salah satu keahian yang harus dikuasi siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Kearsipan memiliki peranan penting dalam organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan pusat


(24)

11

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingatan organisasi. Dalam mata pelajaran Kearsipan siswa mempelajari bagaimana penanganan arsip, mulai dari proses penerimaan, pencatatan, pengiriman, hingga pemusnahan surat atau warkat. Kegiatan pengarsipan ini bertujuan, agar ketika warkat atau surat tersebut dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan kembali.

Dalam Kurikulum 2013, guru tidak menjadi satu-satunya sumber belajar siswa, melainkan teman-temannya pun dapat menjadi sumber belajar bagi siswa lainnya. Siswa dituntut untuk aktif, mencari, dan berbagi informasi mengenai materi yang sedang dibahas bersama teman-temannya berdasarkan sumber yang telah dibacanya. Dengan adanya keterlibatan langsung dalam pembelajaran maka siswa akan lebih mudah mengingat mengenai materi yang sedang dibahas. `Keterlibatan tersebut dapat diwujudkan melalui pembelajaran kelompok yang lebih menekankan pada kerja sama guna meraih keberhasilan belajar bersama. Berdasarkan kriteria diatas, model pembelajaran kooperatif yang relevan digunakan pada penelitian ini adalah Model Kooperatif tipe

Think Pair Square (TPSq) dan Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Model ini sangat cocok dengan Kompetensi Dasar Penyelamatan dan penyusutan arsip. Karena model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dan Think Pair Share (TPS) menuntut siswa untuk berfikir mengenai suatu permasalahan kemudian membagi dan mendiskusikannya dalam suatu kelompok kecil. Kegiatan berfikir, berbagi informasi dan berdiskusi tersebut sangat cocok dengan materi pembelajaran yang bersifat


(25)

Alfina Zaenimar, 2014

teoritis. Kedua model pembelajaran yang dipilih tersebut dan kompetensi dasar yang ditentukan sama-sama menekankan pada aspek kognitif siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dan

Think Pair Share (TPS) kini mulai banyak digunakan dalam pembelajaran. Sebab, pembelajaran ini lebih mengoptimalkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat mendorong siswa untuk aktif berdiskusi dan memecahkan masalah secara bersama. Model ini pun memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak menunjukan keaktifan kepada teman-temannya di bandingkan dengan pembelajaran klasikal. Penerapan model pembelajaran di kelas yang menerapkan model

Think Pair Square (TPSq) dan Think Pair Share (TPS) ini dilakukan guna melihat perbedaan hasil belajar siswa pada masing-masing kelas tersebut.

Model pembelajaran Think Pair Square (TPSq) dan Think Pair Share

(TPS) banyak melibatkan interaksi antar siswa. Siswa dituntut untuk mencari sendiri akan suatu pengetahuan baru dengan cara memikirkannya secara mandiri terlebih dahulu, kemudian mendiskusikan pemikirannya dengan pasangannya, dan terakhir membagi informasi yang telah didiskusikan dengan pasangannya dalam kelompok kecil. Dengan dilibatkannya siswa dalam pembelajaran, diharapkan siswa tidak akan mudah lupa dengan materi tersebut dan akan berdampak baik pada peningkatan hasil belajar siswa.


(26)

13

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diungkapkan diatas, maka permasalah yang disoroti adalah mengenai bagaimana cara guru untuk memperbaiki aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan adanya model pembelajaran yang dapat mendorong interaksi aktif siswa dalam belajar.

Guna memecahkan fenomena mengenai rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kearsipan, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai sejauh mana “STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014”.

1.2. Identifikasi dan rumusan masalah

Inti dari kajian dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya hasil belajar siswa di SMK Pasnundan 1 Kota Bandung, khususnya hasil belajar siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Kearsipan. Hal tersebut diduga berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, sehingga berpengaruh pada penerimaan informasi dan


(27)

Alfina Zaenimar, 2014

pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pendekatan terhadap model pembelajaran yang digunakan.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Model Pembelajaran merupakan salah satu aspek dari faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat mengkoordinir siswa, sehingga siswa dapat fokus pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Salah satunya adalah kegiatan diskusi dengan model kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dan Think Pair Share (TPS). Penggunaan metode pembelajaran yang dirancang secara matang akan meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus menumbuhkan kreativitas guru dalam merancang model pembelajaran yang interaktif.

Berdasarkan pemaparan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian yaitu: Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dengan model pembelajran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dan Think Pair Share (TPS).


(28)

15

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan Khusus yang ingin peneliti capai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dikelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

1.4. Kegunaan Penulisan

Manakala tujuan penelitian diatas tercapai, maka penelitian ini akan memberikan dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Menjadi sumbangan ilmu pengetahuan tambahan khususnya dalam bidang model pembelajaran, khususnya model pembelajaran Think Pair Square (TPSq) dan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) serta pengaruhnya terhadap hasil belajar.

b. Sebagai bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori ilmu admnistrasi, khususnya administrasi perkantoran, sehingga dapat melahirkan temuan ilmiah baru yang lebih produktif.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik, terutama pada mata pelajaran Kearsipan, sehingga diharapkan dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas belajar siswa, khususnya siswa SMK Pasundan 1 Kota Bandung.


(29)

Alfina Zaenimar, 2014

b. Bagi guru diharapkan dapat menjadi masukan guna menentukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi sekolah diharapkan dapat menjadi masukan positif guna

meningkatkan kualitas siswa dan memberikan masukan kepada para pengajar lainnya bahwa pemilihan model pembelajaran yang tepat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.


(30)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014


(31)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design dengan bentuk Posttest-Only Control Group Design. Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua kelompok kelas eksperimen yang mana keduanya dipilih secara random dan akan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran yang berbeda. Kelompok eksperimen 1 yaitu kelas X AP 2 yang akan diberi perlakuan dengan model pembelajaran Think Pair Square, sedangkan kelompok eksperimen 2 yaitu kelas X AP 1 yang akan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Think Pair Share.

Secara singkat, desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

Random Eksperimen 1 X1 T

Random Eksperimen 2 X2 T

(Sugiyono, 2009:112) Keterangan :


(32)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X2 : Penerapan Model Think Pair Share (TPS)


(33)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL 3.2. Unit Analisi

Kegiatan pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat penting guna mengetahui karatkeristik subjek dan objek penelitian. Pada penelitian nilai rata-rata ulangan harian siswa pada Mata Pelajaran Kearsipan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan subjek penelitian, dimana rata-rata ulangan harian terendah yaitu di kelas X AP 2 yaitu 66,50 dan kelas X AP 1 dengan nilai 69,30.

3.3. Populasi dan Sample Penelitian

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:1) “populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakter tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi suatu perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Jadi, populasi tidak selalu berkaitan kumpulan orang saja, melainkan apa saja yang dapat menarik perhatian kita. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

Sementara pengertian sampel menurut Sugiyono(2013:118) adalah “ bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X AP 2 sebagai kelas eksperimen 1 dan X AP 1 sebagai kelas eksperimen 2.


(34)

50

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:193) menyatakan “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”

Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes uraian, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemaham kognitif siswa secara kompleks pada materi menjelaskan penyelamatan dan penyusutan arsip. Pemilihan tes uraian ini menuntut siswa untuk mampu menganalisis, menjelaskan, dan memberikan alasan mengenai suatu persoalan berdasarkan pemahamannya sendiri.

Intrumen ini digunakan pada saat pemberian post-test. Pemberian post-test dilakukan di dua kelas, yaitu di kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Square (TPSq) dan di kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Pemberian post-test dilakukan manakala fase pemberian treatment telah selesai di kedua kelompok tersebut. Selanjutnya hasil dari pada post-test kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 di bandingkan, sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang meneapkan model pembelajaran Think Pair Square (TPSq) dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).


(35)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL 3.4.1. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Butir soal pada tes tersebut hendaknya disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ditetapkan, yaitu penyelamatan dan penyusutan arsip.

Sebelum instrumen tersebut diberikan pada subjek penelitian (siswa) tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas XI AP 3. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian ini atau tidak.

Tes tersebut diberikan kepada siswa yang telah mempelajari materi menjelaskan penyelamatan dan penyusutan arisp. Soal tersebut terdiri dari sepuluh soal uraian. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan sebelum instrumen ini diberikan pada kelas eksperimen yang sebenarnya adalah penghujian Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran Soal, dan Daya Pembeda.

3.4.1.1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen penelitian yang valid dan reliabel akan menghasilkan data yang akurat. Data yang akurat dapat diperoleh manakala instrumen tersebut dapat mengukur suatu hal yang diteliti secara tepat. Manakala data yang dihasilkan akurat maka tingkat kepercayaan terhadap hasil penelitian tersebut tinggi. Pengujian valid atau tidaknya instrumen dalam penelitian ini


(36)

52

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan nilai validitas ditentukan menggunakan koefisien product moment. Adapun rumus validitas yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Sambas Ali Muhidin, 2010: 26)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : Skor tiap item X Y : Skor tiap item Y N : Jumlah responden 3.4.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2008:60) suatu tes dikatakan memiliki nilai kepercayaan tinggi manakala memberikan hasil yang tetap ketika diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Meskipun terjadi suatu perubahan, perubahan tersebut masih dapat dikategorikan tidak berarti dan tidak memberikan pengaruh besar. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan software Microsoft Excel 2010, dengan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:


(37)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL (Sambas Ali Muhidin, 2010: 31)

Keterangan:

= Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya pernyataan ∑ 2

= Jumlah varian butir 2 = Varian total

3.4.1.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Sukar atau tidaknya suatu instrumen penelitian bersumber dari sudut pandang siswa. Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis tingkat kesukaran soal adalah bagaimana menentukan proporsi soal yang berkategori mudah, sedang, dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang terdiri dari ketiga kriteria tersebut, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menentukan tingkat kesukaran pada soal berbentuk uraian dapat dilakukan dengan mempresentasekan antara jumlah siswa yang mengikuti test dan jumlah siswa yang gagal menjawab soal tersebut. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal ini adalah :

TK

=


(38)

54

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Arifin, 2011 : 266)

Keterangan :

TK : Tingkat Kesukaran

S : Banyak Siswa yang menjawab soal itu dengan salah N : Jumlah seluruh Siswa peserta tes

Kriteria yang menjadi acuan untuk menganalsisi tingkat kesukaran soal tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 2

Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai Indeks

Kesukaran Interpretasi < 27% Soal mudah < 72% Soal sedang > 72% Soal sukar (Arifin, 2011: 266)

3.4.1.4. Daya Pembeda Instrumen

Tujuan dari perhitungan daya pembeda yaitu untuk mengukur seberapa jauh setiap butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah mampu


(39)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL menguasai materi dengan siswa yang kurang menguasai materi. Perhitungan daya pembeda dilakukan dengan cara menghitung rata-rata nilai siswa dari kelompok atas dan rata-rata nilai siswa dari kelompok bawah pada setiap butir soal. Perhitungan daya pembeda dapat menggunakan rumus berikut:

� = � − �

�12+ �22

�(� −1)

(Arifin, 2011 : 278) Keterangan:

t = Daya Pembeda

� = Rata-rata skor Siswa kelompok atas

� = Rata-rata skor Siswa kelompok bawah

�12 = Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas

�22 = Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

n = 27% x N (baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah

3.5. Teknik dan Analisis Data

Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 207) memaparkan “ dalam penelitian kuatitatif, analsis data merupakan kegitan setelah data tekumpul dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”.


(40)

56

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis tes hanya dapat dilakukan setelah hasil post-test pada masing-masing kelas (kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2) telah terkumpul. Kemudian dihitung untuk memperoleh perbedaan dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

3.5.1. Penghitungan Skor Tes Individu (Post-test)

Data yang diperoleh merupakan hasil pre-testdan post-testsiswa. Data tersebut akan dinilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Perhitungan terhadap penilaian hasil pre-testdan post-test tidak mengenal minus, hal tersebut agar tidak terjadi perolehan skor negatif.

3.5.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data 3.5.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan agar mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Hal tersebut akan menentukan ketepatan pemilihan uji stratistik yang akan digunakan. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu uji Liliefors Test.Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada uji

Liliefors Test menurut Ating dan Sambas (2006: 289) adalah sebagai berikut : a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali,

meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatimya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).


(41)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z f. Menghitung Theoretical Proportion.

g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion,

kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi

Dalam pengujian normalitas ini digunakan tabel distribusi pembantu yaitu sebagai berikut :

Tabel 7

Tabel Distribusi Uji Normalitas X F Fx (�) Z (�) � -

�� (��)

�� �� - �� (��)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(Ating dan Sambas, 2006: 289) Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, � (�) = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula, �= Xi−�

S

Dimana : � = ��

� dan S = ��−

� � 2 �


(42)

58

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kolom 6 :Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulalif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada label distribust normal.

Kolom 7 :Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6) Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara 0,886

� .

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

 D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.

 D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak

berdistribusi normal. 3.5.2.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan guna mengetahui apakah skor pada penelitian ini memiliki varians yang homogen, untuk taraf signifikansi α. Pada uji homogenitas ini, uji statistik yang digunakan yaitu Uji F. UjiF memiliki


(43)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL kriteria dimana nilai hitung Fhitung < nilai Ftabel, maka H0 menyatakan vaarians

skor homogen. Adapun langkah-langkah pada pengujian F yaitu : 1. Menentukan varians data

2. Menentukan Derajat Kebebasan dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2 – 2

3. Menghitung nilai F (tingkat homogenitas) menggunakan rumus:

f hitung =

2

2

Keterangan :

S2b = varian terbesar

S2k = varian tekecil

4. Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui intepolasi. Jika Fhitung < Ftabel ,maka data dinyatakan berdistribusi homogen.

3.5.3. Pengujian Hipotesis

Proses pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan rata-rata skor yang diperoleh siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berdasarkan post-test yang telah dijalaninya. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini ditolak atau tidak.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006: 161) yaitu:


(44)

60

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis

penelitian yang diajukan.

b. Menentukan taraf kemakanaan atau nyata α (Level Of Significance α). c. Gunakan uji signifikansi yang tepat, dalam penelitian ini statistik uji

yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata. Uji perbedaan rata-rata ini akan menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square

lebih baik dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Rumus Uji-t (t-test) yang digunakan adalah :

�= � −1 � 2

�1− 1 �1 2–( �2− 1 )�2 2

�1− �2− 2 (

1

�1 −

1

�2)

(Sugiyono, 2006: 118) Keterangan :

t = thitung

n1 = jumlah responden kelompok eksperimen 1

n2 = jumlah responden kelompok eksperimen 2

S1 = standar deviasi kelompok eksperimen 1

S2 = standar deviasi kelompok eksperimen 2

� 1 = rata-rata kelompok eksperimen 1


(45)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL Setelah hasil dari thitung diperoleh, selanjutnya thitung dibandingkan

dengan ttabel dengan melakukan langkah berikut:

1. Menentukan derajat kebebasan (dk) = N1 + N2– 2

2. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikasi tertentu.

d. Pengambilan keputusan uji perbedaan rata-rata ini dijelaskan dalam bentuk kriteria sebagai berikut:

Apabila nilai thitung< ttabel atau thitung> ttabel l maka H0 ditolak dan H1

diterima.

3.6. Prosedur Penelitian

Menurut Zaenal Arifin (2011:70) prosedur penelitian eksperimen dilakukan melalui langkah-langkah berikut :

Langkah ke 1 : Memilih masalah

Langkah ke 2 : Mengidentifikasi masalah

Langkah ke 3 : Melakukan kajian pustakan yang rrelevan dengan permasalahan

Langkah ke 4 : Merumusakan hipotesis statistik (H0)

Langkah ke 5 : Merumuskan definisi operasional dan variabel penelitian

Langkah ke 6 : Menyusun desain penelitian eksperimen, yang

meliputi: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan operasional variabel, dan cara mengontor variabel, (f) tujuan dan manfaat hasil penelitian, (g) model desain ekperimen, (h) populasi dan sampel, (i) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, (j) instrument penelitian, (k) langkah-langkah pengumpulan data-data, dan (l) langkah-langkah pengelolaan data.


(46)

62

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu eksperimen

Langkah ke 8 : Melaksanakan eksperimen yang sesungguhnya Langkah ke 9 : Mengumpulkan, mengelompokkan, dan

mendeskripsikan data. Langkah ke 10 : Analisas data

Langkah ke 11 : Membahas eksperimen sesuai dengan rumusan masalah

Langkah ke 12 : Membuat simpulan, implikasi dan saran, dan Langkah ke 13 : Menyusun laporan penelitian eksperimen

Langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) pada kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada kelas kontrol, yang dapat digambarkan pada skenario pembelajaran berikut :

Tabel 8

Skenario Pembelajaran Model Think Pair Square

(Kelas Eksperimen)

Model Think Pair Share (Kelas Kontrol) 1.Tahap Persiapan

a. Guru merancang rencana pembelajaran (RPP)

b. Guru menyiapkan materi yang akan dibahas

c. Menyiapkan soal untuk pre-testdan

post-test

1. Tahap Persiapan

a. Guru merancang rencana pembelajaran (RPP)

b. Guru menyiapkan materu yang akan dibahas

c. Menyiapkan soal untuk pre-testdan


(47)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pendahuluan Orientasi

1. Siswa beserta guru berdoa bersama-sama sebelum memulai pelajaran.

2. Siswa merespon saat dicek kehadirannya.

2. Tahap Pelaksanaan a. Pendahuluan Orientasi

1. Siswa beserta guru berdoa bersama-sama sebelum memulai pelajaran.

2. Siswa merespon saat dicek kehadirannya.

Apersepsi

Siswa diajak mengulas kembali materi yang telah dipelajari minggu lalu. Motivasi

Siswa diberikan motivasi berupa pre-test serta tujuannya untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Acuan

1. Siswa menyimak informasi mengenai pokok materi yang akan disampaikan.

2. Siswa menyimak mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok

dan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Kelompok tersebut merupakan kelompok

Apersepsi

Siswa diajak mengulas kembali materi yang telah dipelajari minggu lalu. Motivasi

Siswa diberikan motivasi berupa pre-test serta tujuannya untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Acuan

1. Siswa menyimak informasi mengenai pokok materi yang akan disampaikan.

2. Siswa menyimak mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Guru Menjelaskan

langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share


(48)

64

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu heterogen.

4. Guru Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Square

b. Kegiatan Inti

1. Mengamati (observing)

Siswa mengamati materi yang ditampilkan pada slide mengenai pengamanan arsip, pemeliharaan arsip, dan perawatan arsip.

2.Menanya (questioning)

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi Siswa mengamati materi pengamanan arsip, pemeliharaan arsip, dan perawatan arsipyang belum dipahaminya dalam bahasa yang santun.

3.Menalar (Explore)

Siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam materi pembelajaran, kemudian memikirkan penyelesaian tersebut secara individu.

4.Mengasosiasikan

a. Setelah memiliki pendapat masing-masing, setiap siswa bergabung

b. Kegiatan Inti

1. Mengamati (observing)

Siswa mengamati materi yang ditampilkan pada slide mengenai pengamanan arsip, pemeliharaan arsip, dan perawatan arsip.

2.Menanya (questioning)

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi Siswa mengamati materi pengamanan arsip, pemeliharaan arsip, dan perawatan arsipyang belum dipahaminya dalam bahasa yang santun.

3.Menalar (Explore)

Siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam materi pembelajaran, kemudian memikirkan penyelesaian tersebut secara individu.

4.Mengasosiasikan

a. Setelah memiliki pendapat masing-masing, setiap siswa bergabung


(49)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL dengan pasangannya. Setiap

pasangan mendiskusikan hasil pemikirannya masing-masing yang diperoleh dari berbagai sumber. b. Setelah berdiskusi dengan

kelompok pasangannya, siswa bergabung dengan kelompok yang berjumlah 4 orang, kemudian saling berbagi dan bertukar informasi mengenai apa yang telah mereka peroleh.

c. Setelah memiliki kesamaan pendapat dan persepsi, siswa membuat kesimpulan dan solusi atas permasalahan tersebut berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

5.Mengkomunikasikan

Beberapa kelompok pasangan diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.Siswa lainnya berhak bertanya, menambahkan bahkan menyanggah apabila ada jawaban yang tidak sesuai.

dengan pasangannya. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pemikirannya masing-masing yang diperoleh dari berbagai sumber. b. Setelah memiliki kesamaan

pendapat dan persepsi, siswa membuat kesimpulan dan solusi atas permasalahan tersebut berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

5.Mengkomunikasikan

Hasil diskusi dengan pasangannya, kemudian dikomunikasikan dan dipresentasikan kepada teman-temannyadikelas.

3. Tahap Penutup

1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan pembelajaran

3. Tahap Penutup

1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan


(50)

66

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengenai pengamanan arsip,

pemeliharaan arsip, dan perawatan arsip.

2. Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi

3. Siswa menanyakan hal-hal yang masih belum dipahaminya.

4. Siswa diberikan informasi untuk memersiapkan diri menghadapi

post-test pada akhir pertemuan sekaligus mengakhiri proses pembelajaran.

pembelajaran mengenai

pengamanan arsip,

pemeliharaan arsip, dan perawatan arsip.

2. Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi

3. Siswa menanyakan hal-hal yang masih belum dipahaminya.

4. Siswa diberikan informasi untuk memersiapkan diri menghadapi

post-test pada akhir pertemuan sekaligus mengakhiri proses pembelajaran.


(51)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen 1 yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dengan kelas eksperimen 2 yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran Kearsipan Kompetensi Dasar Penyelamatan dan Penyusutan Arsip di kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

5.2. Saran

Mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa saran berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Square(TPSq) yaitu:

1. Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) ini memerlukan persiapan dan perencanaan skenario pembelajaran yang benar-benar matang. Karena jika perencanaannya kurang matang maka dapat berdampak pada pengalokasian waktu yang tidak sesuai dan tujuan pembelajaranpun tidak tercapai


(52)

98

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengenalan akan teknis pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair

Square (TPSq) kepada siswa hendaknya di komunikasikan hingga siswa benar-benar paham. Sebab pada penelitian ini, proses pembelajaran di pertemuan pertama kurang kondusif. Hal tesebut terjadi karena, siswa bingung akan setiap tahap pelaksanaan dari model pembelajaran ini. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian lanjutan guna memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini


(53)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2008). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. (2013). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta:Gramedia.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian.

Bandung: Karya Andhika Utama

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer

Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung : Alfabeta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Slavin, Robert. E. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, Robert. E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusamedia.


(54)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung. Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2006) Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2011). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto.(2009). Mendesai Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan

NasionalPasal 15

Winata, Hendri. (2014). Langkah-langkah Eksperimen. Bandung.

Yamin, Martinis. (2013). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Sumber lain :

Fanari, Heri Akhmad. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Think Pair Square untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V SD Negeri Di Kecamatan Rajeg. Tesis, Sekolah Pasca Sarjana. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.


(55)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL Tresnayanti, Ni Made Dwi, dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Square Terhadap Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja. Jurnal. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sari, Puspita Rizki. “Mutu Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia”.

(Online). Tersedia :

http://tempo.co/read/news/2013/12/06/173535256/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Terendah-di-dunia

Wulandari, Meitrida, dkk. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Disertai Kuis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Padang. Jurnal. Sumatera Barat: STKIP PGRI Sumatera Barat.


(56)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014


(1)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen 1 yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dengan kelas eksperimen 2 yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS) pada mata pelajaran Kearsipan Kompetensi Dasar Penyelamatan

dan Penyusutan Arsip di kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

5.2. Saran

Mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa saran berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran Think Pair

Square(TPSq) yaitu:

1. Penerapan model kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) ini memerlukan persiapan dan perencanaan skenario pembelajaran yang benar-benar matang. Karena jika perencanaannya kurang matang maka dapat berdampak pada pengalokasian waktu yang tidak sesuai dan tujuan pembelajaranpun tidak tercapai


(2)

98

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengenalan akan teknis pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair

Square (TPSq) kepada siswa hendaknya di komunikasikan hingga

siswa benar-benar paham. Sebab pada penelitian ini, proses pembelajaran di pertemuan pertama kurang kondusif. Hal tesebut terjadi karena, siswa bingung akan setiap tahap pelaksanaan dari model pembelajaran ini. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian lanjutan guna memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini


(3)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2008). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. (2013). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta:Gramedia.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian.

Bandung: Karya Andhika Utama

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer

Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung : Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert. E. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, Robert. E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusamedia.


(4)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam

Penelitian. Bandung. Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2006) Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2011). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto.(2009). Mendesai Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan

NasionalPasal 15

Winata, Hendri. (2014). Langkah-langkah Eksperimen. Bandung.

Yamin, Martinis. (2013). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Sumber lain :

Fanari, Heri Akhmad. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Think Pair Square untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V SD Negeri Di

Kecamatan Rajeg. Tesis, Sekolah Pasca Sarjana. Bandung : Universitas


(5)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tresnayanti, Ni Made Dwi, dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Square Terhadap Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar IPS

Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja. Jurnal. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha.

Sari, Puspita Rizki. “Mutu Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia”.

(Online). Tersedia :

http://tempo.co/read/news/2013/12/06/173535256/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Terendah-di-dunia

Wulandari, Meitrida, dkk. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Disertai Kuis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Padang. Jurnal. Sumatera Barat: STKIP PGRI Sumatera Barat.


(6)

Alfina Zaenimar, 2014

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KORESPONDENSI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 BANDUNG

0 0 23

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAH ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NA

0 0 46

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 1 CIMAHI.

0 0 41