Analisis perkembangan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode Camel studi kasus di PD. BPR Badan Kridit Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo periode 2009 2011

(1)

BANK PERKREDITAN RAKYAT

MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus di PD. BPR Badan Kredit Kecamatan Grogol

Kabupaten Sukoharjo Periode Tahun 2009 – 2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Michel Kusuma Ayu

NIM: 092114065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(2)

AN

ALI SI S PERKEM

BAN

G

AN

TI N

G

KAT KESEH

ATAN

BAN

K PERKRED

I TAN

RAKYAT

I I EN

G

G

U

N

AKAN

I ETO

D

E CAM

t t L

St udi Kas us di PDo BPR Badan Rt t edi t Kec amat an Gr ogol

Kabupat en Sukohar J o Per i ode Tahun 2009- 2011

SKRI PSI

Di t t ukan unt k Mc l nc nuhi Sal ah Sat u Syt t at Mc mper ol eh Gc l ar St t anaEkonomi

P■ogr am St udi Akunt ans i

Ol eh:

Mi c hel Kus l l l ma Ayu

N

I M

: 092114065

PRO

G

RAⅣ I STU

D

I AKU

N

TAN

SI J U

RU

SAN

AKU

N

TAN

SI

FAKU

LTAS EKO

N

O

I I

U

N

I VERSI TAS SAN

ATA D

Ⅱ ARPI A

YO

G

YAKARTA


(3)

Skr i ps i

AN

AI SI S PERKEM

BAN

G

AN

I N

G

KAT KESEH

ATAN

BAN

K PEⅨ

RED

I TAN

I I AKYAT

M

EN

G

G

I I N

AKAN

M

ETO

D

E CAM

EL

St udi Kas us di PD. BPR Badal l l K■ edi t Kec anLat an Gr ogol Kabl l pat en Sukol l ar J o Per i ode Tahul 1 2009- 2011

Li s i a Apr i at i , SE" 劇に, M. Si 。

, Q

I A

Tanggal 3 Juli 2013 Tel ah Di 諄ui Ol eh I


(4)

Kefua

Sekretaris

Anggota Anggota Anggota

Skr i ps i

AN

ALI SI S…

理願〕墨坤

G

Tt t W

G

nT KESEEATAN

BAN

K Ft t RKRED

EAN

RAKYAT

EN

G

G

U

N

AKAN

M

ETO

D

E CAM

EL

St udi K蓋遜

di D

. BPR BI C Cr ogol …

Tah磁

. 2009- 2011

E》i per s i apkan dan di t ul i s ol eh: Rt t i c hel Kus uma Ayu

N

I M

: 092114065

Tc l at t di per t ahanl an di del pan Dewal l Pel l guJ l Pada Tangga1 25」 ul i 2013

Dan di nyat akan mement hi s yar at Sus ul l an Dewan Pengul i

Nama Lengkap

Firma Sulistyowati, S.E.. M.Si., Ak., QIA.

LisiaApriani, S.E., M.Si., Akt., QIA. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt-, QLA. Josephine Wuri, S.E.. M.Si.

Dr . Ti t us Odong Kus umaJ ゞ i , MA.

Yogyakart4 Ze agustus ZOt:

Fakultas Ekonomr

Universitas Sanata Dharma


(5)

"Semua berawal dari satu langkah kemudian mengalir ialan paniang, berlilat, menanjalq terjal, terkadang

lilkifu

terantukbatu dan

aht

terjatuh. Tapi aku tak

berhenti, aku bangkit, matqlru memandangiauh, senyum menghias waiahht,

aht

tau aht sedang merwjuminpiku. Kunibnati perialanan

ini."

"Saya berusaha dan Tuhan yang menyempurnakan.

"

Slcripsi

ini

kupersembahkan untuk :

TuhanYesus Yang Keren

Papaku dan mamaku tersayang Adikku Flo yang cantik dan Niko yang ganteng

l V


(6)

PER}IYATAAI{ KEASLIAI\I KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, sayamenyatakan bahwa skripsi dengan

judul:

Analisis Perkembangan Tingftat Kesehatan Bank Perkreditan Ralryat Menggunakan Metode Camel

(Studi Kasus di PD. BPR Badan Kredit Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Periode Tahun 2009

-

2011).

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 25 Juli 2013 adalah hasil karya saya.

Dengan

ini

saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini

tidak

terdapat keseluruhan atau sebagai tulisan orang

lain

yang saya ambil

dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran penulis lain yang saya

aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya sali&

tiru,

atau yang saya ambil dari tulisan ofimg lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melalarkan hal tersebut

di

atas, baik sengaja maupun

tidah

dengan

ini

saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisan

karya saya sendiri

ini.

bila

kemudian terbtrkti bahwa saya temyata melakukan tindalmn menyalin atau menirutulisan oftmg lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan rjasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya

terima.

Yogyakart4

Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

Ur)

ruul

(Michel Kusunia Ayu)


(7)

LEMBAR PERIYYATAAI{

PERSETUJUAI\I

PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

T]NTT]K KEPENTINGAIY

AKADEMIS

Yeng bertanda tangan dibawah

ini,

saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

:

Mchel

KusumaAyu

NIM

:092114065

Demi pengembangan

ilmu

pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Analisis

Perkembangan

Tingkat

Kesehatan

Bank

Perkreditan

Rakyat Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus

di

PD. BPR

BKK

Grogol Periode

Tahur 2009

-

2011).

Dengan

demikian

saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma

hak

untuk

,

mengalihkan

dalarn bentuk

media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistibusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya

di

intemet atau media

lain untuk

kepentingan akademis tanpa

perlu

meminta

izin

dari

ffrya maupun

memkrikan royalty

kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan

ini

saya buat dengan sebenarnya.

Dihutdi

Yogyakarta

Padatanggal 15 Agustus 2013 Yang menyatakan,


(8)

KATA PEN

G

AN

TAR

Puji

syukur dan

terima kasih

kepada Tuhan

Yang Maha

Esa yang telah melimpahkan segalaberkat, rahmat, dan kasih-Nya kepadapenulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Penulisan skripsi

ini

bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat

untuk

memperoleh

gelar

sarjana pada Program

Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Dalam menyelesaikan skripsi

ini

penulis

bantuan, bimbingan, dan arahan

dari

berbagai pihak. Oleh karena

itu

penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1.

Tuhan

Yesus

Kristus yang

selalu

menyertai

dan

memberkati

serta menguatkan penulis dalam setiap proses kehidupan yang dijalani.

2.

Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3.

Dr.

H.

Herry Maridjo,

M.Si.

selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

4.

Drs.

YP.

Supardiyono,

M.Si.,

Akt.,

QIA.

selaku

Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5.

Lisia Apriani,

SE.,

AkL, Msi., QIA.

selaku doseu pembimbing yang telah membantu sertamembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

6.

Josephine

Wuri

S.8.,

M.Si.

dan

Dr. Titus

Odong Kusumajati,

M.A

selaku dosenpeuguji.


(9)

7. Yusup Harsono,

SE

selaku

Direktur

PD. BPR

BKK

Grogol

yang telah

memberikan

ijin

untuk melakukan penelitian serta segenap karyawan yang telah banyak membantu dengan mencarikan data

Papa,

Mama,

Flo

dan

Iko

tersayang

yang peduli

pada pendidikan saya,

banyak mendorong dan mendoakan hingga skripsi

ini

dapat selesai.

Mas

FX

Joko Indarto yang selalu ada dan telah memberi semangat luar biasa kepada penulis serta menjadi tempat untuk berbagi.

Seluruh teman-teman angkatan

2009 dan

teman-teman

kelas

MPT

yang saling memberikan dorongan dan motivasi dalam perjuangan bersama

Romo Har, Romo Tri,Ivlbak Luluk dan Mbak Agnes, Septi, Indi, Anin, Yosi,

Galang, dan

Mas

Lilik,

yang selalu mendoakan dan mengingatkan untuk selalu bersemangat dalam mengerjakan skripsi.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa

skripsi

ini

masih

banyak kekuranganny4 oleh karena

itu

penulis mengharapkan

kritik

dan saran. Semoga skripsi

ini

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 15 Agustus 2013

8.

9.

10。

12.


(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Definisi Bank ... 8

B. Jenis-jenis Bank ... 9

1. Bank Sentral ... 9

2. Bank Umum ... 9

3. Bank Perkreditan ... 10

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan ... 11

D. Pengertian Metode CAMEL ... 11

1. Capital ... 13

2. Assets Quality ... 13

3. Management ... 15

4. Earnings ... 16

5. Liquidity ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

B. Jenis penelitian ... 19

C. Subjek Penelitian ... 19

D. Obyek Penelitian ... 20

E. Data yang Diperlukan... 20

F. Teknik Pengumpulan Data ... 21

G. Definisi Operasional Variabel ... 22

H. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

A. Sejarah Berdiri Perusahaan ... 31

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 31


(11)

x

D. Organisasi dan Sumber Daya Perusahaan ... 33

E. Struktur Organisasi Perusahaan ... 34

F. Wilayah dan Layanan Nasabah Perusahaan ... 35

G. Produk dan Layanan Perusahaan ... 35

BAB V ANALISIS DATA DN PEMBAHASAN ... 36

A. Data Penelitian ... 36

B. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol ... 37

1. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009 ... ... ... ... 37

2. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2010... 50

3. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2011... 65

BAB VI PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Keterbatasan ... 81

C. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel.1 Tabel Bobot CAMEL ... 13 Tabel.2 Tabel Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat ... 30 Tabel.3 Pertsentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol

Tahun 2009 ... 38 Tabel.4 Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan PD. BPR BKK Grogol

Tahun 2009 ... 38 Tabel.5 Penyisihan Penghapusan aktiva Produkti yang wajib Dibentuk PD.

BPR BKK Grogol Tahun 2009 ... 38 Tabel.6 Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009 41 Tabel.7 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun

2009 ... 45 Tabel.8 Persentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol

Tahun 2010 ... 52 Tabel.9 Aktiva Produktif yang Dikualifikasikan PD. BPR BKK Grogol

Tahun 2010 ... 52 Tabel.10 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk

PD. BPR BKK Grogol Tahun 2010 ... 52 Tabel.11 Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol Tahun 2010 55 Tabel.12 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun

2011 ... 66 Tabel.13 Persentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol

Tahun 2011 ... 66 Tabel.14 Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan PD. BPR BKK Grogol

Tahun 2011 ... 66 Tabel.15 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk

PD. BPR BKK Grogol Tahun 2011 ... 66 Tabel.16 Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol Tahun 2011 69 Tabel.17 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun

2011 ... 73 Tabel.18 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR BKK Grogol Tahun


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp.1 Laporan Rugi Laba PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009-2011 ... 84

Lamp.2 Neraca PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009-2011 ... 85

Lamp.3 Perhitungan Akiva Terimbang Menurut Resiko PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009 ... 86

Lamp.4 Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum Tahun 2009... 87

Lamp.5 Perhitungan Aktiva Tertimbang Tahun 2010 ... 88

Lamp.6 Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum Tahun 2010... 89

Lamp.7 Perhitungan Aktiva Tertimbang Tahun 2011 ... 90

Lamp.8 Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum Tahun 2011... 91

Lamp.9 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perhitungan Faktor Manajemen Umum ... 92

Lamp.10 Kuesioner Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perhitungan Faktor Manajemen Umum ... 95

Lamp.10 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perhitungan Faktor Manajemen Resiko ... 96


(14)

xiii

ABSTRAK

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus pada PD. BPR BKK Grogol periode tahun 2009 sampai 2011

Michel Kusuma Ayu NIM : 092114065 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat pada PD. BPR BKK Grogol dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dengan menggunakan metode CAMEL. Penelitian ini berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesehatan PD. BPR Grogol pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 mendapat predikat sehat.


(15)

xiv

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF THE HEALTH LEVEL OF PEOPLE CREDIT BANK

USING THE CAMEL METHOD

A Case Study at PD. BPR BKK Grogol For The Periode 2009 - 2011

Michel Kusuma Ayu NIM: 092114065 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research aims to know the development of the health level of people credit bank at PD. BPR BKK Grogol for the period of 2009 – 2011, employing CAMEL method. Based on the Letter of Decision of the Board of Direction of Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR on April 30th 1997 concerning The Health Level Assesment Method of People Credit Banks.

This research is a case study. The data were obtained through interviews, documentations, and questionnaire. The data was analysed based on the health level assesment method for Rural Credit Bank which issued by Bank Indonesia as mentioned previously.

Based on the analysis, the health level of PD. BPR BKK Grogol for the period of 2009 - 2011 could be categorized as healthy.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai perananan penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk–bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Kesehatan atau kondisi keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank dan pihak lainnya. Analisis tingkat kesehatan bank tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang

berlaku dan manajemen risiko.

Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan risiko yang dihadapi bank. Perubahan risiko bank dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berkaitan pada kondisi bank secara keseluruhan. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau


(17)

kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Penilaian atas faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

Pada umumnya bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan, giro, tabungan dan deposito. Bank dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat penyimpanan uang bagi pihak yang kelebihan dana (surplus unit), tetapi tidak hanya itu saja namun bank juga memiliki fungsi-fungsi lain yang ke depannya semakin meluas. Terlebih lagi dikarenakan oleh kemajuan perekonomian dan semakin tingginya tingkat kegiatan ekonomi, telah mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan yang sifatnya memberikan kepuasan dengan kemudahan-kemudahan untuk para

nasabahnya, misalkan menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, serta memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga dan penawaran jasa-jasa keuangan lainnya.

Bank Pekreditan Rakyat sebagai salah satu bentuk lembaga/perbankan di Indonesia yang tidak luput dari masalah-masalah yang ditimbulkan dari adanya krisis ekonomi. BPR dituntut untuk tetap berkembang di dalam


(18)

mencapai tujuannya. Bank dapat mencapai hasil operasional yang memuaskan jika salah satu cara untuk mengukur dalam pengelolaan usaha BPR telah melakukan sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan–ketentuan yang berlaku, dapat dilihat dari tingkat kesehatan keuangan bank BPR yang bersangkutan. Tingkat kesehatan keuangan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi suatu kewajiban dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.

Keberhasilan suatu usaha Bank Perkreditan Rakyat dapat dicerminkan dari perannya terhadap kebijakan ekonomi rakyat. Penilaian terhadap tingkat kesehatan keuangan Bank Perkreditan Rakyat secara menyeluruh dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan Bank Perkreditan Rakyat. Hasil dari rasio keuangan digunakan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan bank dalam suatu periode sehingga diketahui seberapa besar pencapaian target seperti yang telah ditetapkan. Dari penilaian tingkat

kesehatan keuangan bank yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai target perbankan. Didalam pengelolaan perbankan dibutuhkan juga tenaga-tenaga terdidik, terampil dan cakap.

Bank Perkreditan sebagai salah satu bentuk lembaga/perbankan di Indonesia dituntut untuk tetap bertahan hidup dan berkembang di dalam


(19)

mencapai tujuannya sehingga perlu adanya pengelolaan yang professional untuk mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat dan mampu memberikan pelayanan kepada para nasabahnya. Maka dalam penelitian ini, penulis menganalisis tingkat kesehatan bank sehingga mampu untuk digunakan sebagai alat evaluasi kinerja bank.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan bank pada PD. BPR BKK Grogol tahun 2009 - 2011 ditinjau menggunakan metode CAMEL ? 2. Bagaimana perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada PD.

BPR BKK Grogol tahun 2009 - 2011 ditinjau menggunakan metode CAMEL ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank diukur dengan analisis CAMEL pada Bank PD. BPR BKK Grogol tahun 2009-2011.

2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada Bank PD. BPR BKK Grogol tahun 2009-2011.


(20)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mengharapkan adanya beberapa manfaat yang dapat diambil oleh beberapa segi diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, terutama dalam hal analisis laporan keuangan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan bank pada PD BPR BKK Grogol.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Bank

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang akan diambil.

b. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan teori yang telah diambil di bangku kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya khususnya pada

objek yang diteliti. c. Bagi Pihak Luar

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka membuat karya ilmiah berikutnya.


(21)

d. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah kepustakaan di bidang manajemen berdasarkan penerapan yang ada dalam kenyataannya.

E. Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Penelitian ini menguraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai Definisi Bank, Jenis–Jenis Bank, Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan dan Pengertian Metode CAMEL.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Objek Penelitian, Data yang

Diperlukan, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Operasional Variabel dan Teknik Analisis Data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum perusahaan yang meliputi Sejarah Berdiri, Organisasi dan Sumber Daya Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, Wilayah Layanan dan Nasabah Perusahaan, serta Produk dan Layanan Perusahaan.


(22)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai Data-data penelitian, Analisis Penelitian dan Pembahasan Tingkat Kesehatan Bank, serta Analisis Tingkat Kesehatan Bank untuk periode tahun 2009– 2011.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi PD. BPR BKK Grogol.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bank

Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk

asset keuangan (financial assets) serta memiliki tujuan utama yaitu

mendapatkan profit dan juga terlibat dalam kegiatan sosial, (Hasibuan, 2003:2). Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry

Rosenberg, bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito

dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga dan menanamkan dananya dalam surat berharga.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat disimpulkan bahwa bank adalah badan usaha yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.


(24)

B. Jenis-jenis Bank

Pada dasarnya bank dibangi menjadi 3, yaitu Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat.

1. Bank Sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu negara. Disetiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya. Indonesia memiliki bank sentral yaitu Bank Indonesia yang merupakan bank yang dapat membuat uang kartal baik dalam bentuk kertas ataupun logam. Bank Indonesia memiliki tugas-tugas sebagai Bank Sentral Indonesia yaitu :

a. Mengatur peredaran uang di Indonesia

b. Tempat penyimpanan terakhir (Lender of the last resort)

c. Mengatur perbankan Indonesia (Bank to Bank)

d. Mengatur perkreditan

e. Menjaga stabilitas mata uang

f. Mengajukan pencetakan/penambahan mata uang rupiah

2. Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tetapi lepas dari itu bank umum merupakan suatu lembaga profit yang tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Bank umum menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam


(25)

berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. Perbedaan dari Bank Umum dengan Bank Sentral adalah Bank Sentral dapat menerbitkan Uang Kartal sedangkan Bank Umum hanya dapat menerbitkan Uang Giral.

3. Bank Perkreditan Rakyat, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Serta Bank Perkreditan Rakyat juga merupakan bank penunjang yang memilik keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia, deposito

berjangka, sertifikat/surat berharga dan tabungan. Pada Bank Perkreditan Rakyat, sistem yang digunakan hampir sama dengan sistem yang digunakan pada koperasi yaitu dengan cara bagi hasil pada setiap bulannya kepada setiap anggotanya.


(26)

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.

D. Pengertian Metode CAMEL

Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan


(27)

menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut maka bank tersebut akan mengalami kesulitan.

Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 1. Bobot CAMEL

No. Faktor CAMEL Bobot

Bank Umum BPR

1. Permodalan 25% 30%

2. Kualitas Aktiva Produktif 30% 30%

3. Kualitas Manajemen 25% 20%

4. Rentabilitas 10% 10%

5. Likuiditas 10% 10%

Sumber : Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank menurut Bank Indonesia

Perbedaan penilaian tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR hanya pada bobot masing-masing faktor CAMEL. Pelaksanaan penilaian selanjutnya dilakukan sama tanpa ada membedaan antara bank umum dan BPR. Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan melakukan kuantifikasi atas komponen dari masing-masing faktor


(28)

tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan suatu bank.

Selanjutnya, penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan system kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain yang sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana diuraikan di atas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya akan diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.

Bagian–bagian dari metode CAMEL : 1. Capital

Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami

bank-bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk. Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar-benar bertanggung jawab atas modal yang sudah ditanamkan.


(29)

Pengertian kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%.

2. Assets Quality

Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering disebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Didalam menganalisis suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi memang penting. Kualitas aktiva produktif bank yang sangat buruk secara implisit akan menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk akan bisa


(30)

mengakibatkan kondisi modalnya menjadi buruk pula. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di Indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu:

a. Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan untuk rasio sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1

dengan maksimum 100.

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva

Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

3. Management

Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan. Penilaian


(31)

tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar 25 kuesioner yang dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen risiko. Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.

4. Earning

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja kerugian tersebut akan berpengaruh modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat.

Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank

yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :

a. Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA/Earning 1) Rumusnya adalah :


(32)

Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100.

b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Rumusnya adalah :

Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

5. Liquidity

Penilaian terhadap faktor likuiditas dilakukan dengan menilai 2 rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal Inti dan rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Kewajiban Bersih Antar Bank adalah selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordinasi), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari


(33)

tiga bulan dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.

Liquidity yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas

bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :

a. Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar.

Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

b. Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di PD. BPR BKK Grogol yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Maret 2013.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan studi kasus pada PD. BPR BKK Grogol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan bank dan perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada PD BPR BKK Grogol. Hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada PD. BPR BKK Grogol dan tidak dapat digeneralisasikan terhadap objek penelitian lain.

C. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian meliputi :

1. Pihak manajemen

2. Kepala bagian operasional

3. Bagian administrasi dan akuntansi


(35)

D. Objek Penelitian

Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi, serta laporan kualitas aktiva produktif pada PD. BPR BKK Grogol tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

E. Data yang diperlukan

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumbernya, yaitu :

a. Hasil wawancara dengan pihak manajemen serta kepala operasional.

b. Data dari jawaban kuesioner yang diberikan kepada bagian

operasional.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil atau dikumpulkan dari pihak lain baik internal maupun eksternal, yaitu :

a. Sejarah Berdirinya PD. BPR BKK Grogol.

b. Struktur Organisasi PD. BPR BKK Grogol.

c. Data laporan keuangan gan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi, serta laporan kualitas aktiva produktif.


(36)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan metode : 1. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung atau secara lisan kepada pimpinan atau karyawan perusahaan.

2. Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat berkas catatan akuntansi dan dokumen lain yang berkaitan dengan objek penelitian.

3. Kuesioner

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak manajemen.

G. Definisi Operasional Variabel

Definisi penelitian ini terdapat variabel-variabel sebagai berikut :

1. Kesehatan Keuangan Bank

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran


(37)

serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

2. Capital

Capital adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksud untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.

3. Asset

Asset adalah semua aktiva dalam rupiah atau valas yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, yaitu pemberian kredit, kepemilikan surat–surat berharga, dan penempatan dana kepada bank lain baik dari dalam maupun luar negeri terkecuali penanaman dana dalam bentuk giro atau penyertaan.

4. Management

Management adalah kegiatan manusia untuk memimpin dan mengawasi bekerjanya badan usaha. Manajemen ini terpusat pada administrasi dan mengintegrasi manusia, material, dan uang ke dalam suatu unit operasi yang efektif, mengawasi berbagai kegiatan dalam perusahaan. Penilaian ini didasarkan pada manajemen


(38)

permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen umum.

5. Earning

Earning adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.

6. Liquidity

Liquidity adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.

H. Teknik Analisis Data

Rumus rasio untuk menjawab rumusan masalah pertama yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan Bank Perkreditan Rakyat untuk masing–masing faktor dan komponennya adalah sebagai berikut :

1. Menghitung angka rasio masing-masing komponen metode CAMEL

a. Permodalan

Dalam menghitung modal tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR).


(39)

Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%.

1) Perhitungan ATMR

ATMR = aktiva neraca x bobot risiko

2) Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) KPMM = 8% x ATMR

3) Rasio Modal (CAR)

CAR merupakan perbandingan antara modal bank dengan tertimbang menurut risiko ATMR. Menurut SE BI No. 8/28/ DPBPR tanggal 12 Desember 2006 :

Cara penilaian nilali kredit dihitung berdasarkan kriteria sesuai dengan ( SK Direksi NI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 ) sebagai berikut :

Rasio modal 8% dengan nilai kredit 81 diberi predikat “sehat” dan untuk setiap kenaikan 0,1% mulai dari 8% dengan nilai kredit 81 ditambah maksimum 100, setiap penurunan 0,1% dari 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dikurangi 1.


(40)

b. Kualitas aktiva produktif

Dalam melakukan penelitian terhadap komponen faktor kualitas asset didasarkan atas 2 rasio :

1) Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Produktif (KAP 1). Aktiva Produktif Diklasifikasikan menjadi Lancar, Kurang Lancar, rumusnya :

Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan untuk rasio

sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (KAP 2). Rumusnya adalah :

Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.


(41)

c. Faktor Manajemen

Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu manajemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam penilaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatannya. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan.

Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan 25 pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen risiko. Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan dan budaya kerja. Sedangkan, untuk kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko

pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.

Perhitungan nilai kredit untuk setiap pertanyaan manajemen diberi nilai sampai dengan 4 dengan kriteria :

1) Nilai 0 kondisi lemah 2) Nilai 1,2,3 kondisi antara 3) Nilai 4 kondisi baik


(42)

Selanjutnya dari hasil penjumlahan yang diperoleh atas 25 pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh nilai kredit, untuk kewajiban dikalikan dengan bobot faktor manajemen sebesar 20% sehingga didapat angka nilai kredit faktor manajemen.

d. Faktor Rentabilitas

Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :

1) Laba terhadap Total Assets (ROA/Earning 1).

Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100.

2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2). Rumusnya adalah :

Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.


(43)

e. Faktor Likuiditas

Likuiditas yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :

1) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.


(44)

2. Menghitung nilai kredit komponen untuk masing-masing CAMEL Nilai Kredit masing-masing rasio CAMEL dapat dihitung melalui rumus :

a) Rasio CAR

Nilai Kredit = 81 + [ (rasio – 8) 0,1 ] b) Rasio KAP

Nilai Kredit = (22,5 - rasio) : 0,15 Rasio PPAP

Nilai Kredit = Rasio x 1 c) Faktor Manajemen

Nilai yang diperoleh dari penelitian faktor manajemen langsung menjadi nilai kreditnya.

d) Rasio ROA

Nilai Kredit= Rasio : 0,015 Rasio BOPO

Nilai Kredit= (100 - rasio) : 0,08

e) Cash Rasio

Nilai Kredit= Rasio : 0,05 Rasio LDR


(45)

3. Menghitung nilai kredit faktor untuk masing-masing komponen CAMEL.

Nilai Kredit Faktor masing-masing komponen CAMEL dihitung dengan mengalikan Nilai Kredit Komponen masing-masing faktor CAMEL dengan bobot faktor.

4. Menjumlahkan seluruh nilai kredit faktor CAMEL.

5. Menentukan predikat tingkat kesehatan bank berdasarkan Tabel Predikat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Setelah menjumlahkan seluruh nilai komponen CAMEL, maka dapat ditentukan predikat tingkat kesehatan bank yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 2. Tabel Predikat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

Nilai Kredit Predikat

81-100 Sehat

66≤81 Cukup Sehat

51≤66 Kurang Sehat

0≤51 Tidak Sehat

Sumber : Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank menurut Bank Indonesia

6. Menganalisis perkembangan kesehatan Bank dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.


(46)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdiri Perusahaan

PD. Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan Grogol didirikan dengan anggaran dasar awal yang dibuat di hadapan notaris Fransisca Eka Sumarningsih, Sarjana Hukum, tertanggal 5 November 1996 dengan akta nomor 41 dan telah mendapat izin usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat dari Direksi Bank Indonesia sebagaimana terdapat dalam Surat Keputusan nomor 32/209/KEP/DIR tertanggal 14 Mei 1999. Anggaran dasar yang terakhir dibuat dan disahkan dihadapan notaris Dewi W. Retno Murni, Sarjana Hukum, di Klaten dengan akta nomor 11 tertanggal 27 Januari 2004. PD. Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan Grogol berkedudukan di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Sesuai Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 11 tahun 2008, PD. BPR BKK Grogol didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu serta mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah serta berfungsi sebagai salah satu lembaga intermediasi di bidang keuangan dengan tugas menjalankan


(47)

usaha BPR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Perijinan Perusahaan

Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha sebagai berikut : 1. Surat Keputusan Pemberian Izin Usaha PD. BPR BKK Grogol dari

Direksi Bank Indonesia dengan nomor keputusan 32/209/KEP/DIR tertanggal 14 Mei 1999.

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan nomor NPWP 1.245.984.8-525, dan nomor register 00164235.

3. Ijin Mendirikan Bangunan dari Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dengan nomor : 503/IMB/378/IV/2004 tertanggal 26 April 2004.

Undang-Undang/Peraturan yang menjadi dasar :

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah. 3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2008

tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan di Provinsi Jawa Tengah.


(48)

4. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 148 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2008 tentang PD. BPR BKK Jawa Tengah.

5. Peraturan Bank Indonesia dan SE BI yang berkaitan dengan BPR.

D. Organisasi dan Sumber Daya Perusahaan

1. Struktur Organisi dan Tata Kerja PD. BPR BKK Grogol Kabupaten Sukoharjo ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi PD BPR BKK Grogol Nomor 539/013/I/2012 Tanggal 15 Januari 2012.

2. PD. BPR BKK Grogol Kabupaten Sukoharjo selain membuka pelayanan di kantor induk, juga membuka pelayanan di Pos Pelayanan di Pasar Telukan, Pos Pelayanan di Pasar Grogol, Pos Pelayanan di Pasar Cemani.

3. Dewan Pengawas PD. BPR BKK Grogol ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Maret 2011 dengan susunan sebagai berikut :

Ketua : Drs. Sugeng, MM, Msi

Anggota : Ir. Slamet Sanyoto, Dipl. SE, MT

4. Perusahaan Daerah BPR BKK Grogol Kabupaten Sukoharjo dipimpin oleh seorang Direksi yaitu Sdr. Yusup Harsono, SE yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Maret 2011. 5. Jumlah Pegawai sebanyak 21 orang yang terdiri dari 20 orang pegawai


(49)

(50)

F. Wilayah dan Layanan Nasabah Perusahaan

Dalam operasionalnya PD. BPR BKK melaksanakan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

PD. BPR BKK Grogol Kabupaten Sukoharjo juga melaksanakan pemberian kredit/pinjaman kepada masyarakat/nasabah dengan sistem pinjaman sebagai berikut :

1. Kredit Pegawai dengan Suku bunga 14,40% s.d 19,20% per tahun. 2. Kredit Umum dengan Suku bunga 15% s.d 30% per tahun.

3. Kredit Karyawan swasta dengan Suku bunga 18% s.d 24% per tahun. 4. Kredit Pensiunan dengan suku bunga 15% s.d 24% per tahun.

5. Kredit LKM/Lainnya dengan Suku bunga 18% s.d 24% per tahun.

G. Produk dan Layanan Perusahaan

Berdasarkan anggaran dasar pendirian PD. BPR BKK Grogol, maksud dan tujuan perusahaan adalah untuk melakukan usaha Bank Perkreditan Rakyat dengan produk dan layanan sebagai berkut :

1. Membantu menyediakan modal usaha bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di pedesaan.

2. Memberikan pelayanan modal dengan cara mudah, murah dan mengarah dalam rangka mengembangkan kesempatan berusaha di pedesaan.

3. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan. 4. Menjadi salah satu sumber pendapatan daerah.


(51)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan bank. Data yang diambil berasal dari PD. BPR BKK Grogol adalah data yang meliputi Neraca, Laporan Rugi Laba, dan Laporan Kredit dalam jangka waktu tiga tahun, mulai dari tahun 2009 hingga 2011. Data Neraca dan Laporan Rugi Laba disajikan dalam lampiran.

Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh pada saat penelitian. Hasil penelitian ini digunakan untuk menghitung Capital

Adequacy Ratio, Asset Quality, Earning Ability dan Liquidity. Sedangkan

untuk faktor Management, diperoleh dari pertanyaan yang dijawab oleh pihak manajemen. Data dari Capital Adequacy Ratio, Asset Quality,

Management, Earning Ability dan Liquidity kemudian dijumlahkan.

Hasilnya akan menjadi data nilai tingkat kesehatan bank. Penilaian kelima faktor tersebut biasanya disebut sebagai faktor CAMEL. Tata cara perhitungan disesuaikan peraturan yang berlaku sesuai Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.


(52)

B. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK GROGOL

1. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun

2009

a. Permodalan

Jumlah Modal = 3.133.647, 94 ATMR = 20.100.795, 40

Rasio CAR = Jumlah Modal x 100 % ATMR

CAR = 3.133.647,94 x 100 % 20.100.795,40

= 15,59 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 81 + [(15,59 – 8) : 0,1] = 81 + 75,9

= 156,9 Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100 Bobot faktor = 30%

Nilai Kredit Faktor (NKF) Permodalan = 100 x 30% = 30

b. Kualitas Aktiva Produktif

Perhitungan terhadap faktor Kualitas Aktiva Produktif didasarkan pada data persentase tingkat kolektibilitas kredit yang disajikan


(53)

dalam tabel–tabel berikut ini :

Tabel 3. Persentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

Jumlah Kredit

(dalam ribuan Rp) Kolektibilitas Persentase (%)

16.735.717 Lancar (L) 93,15 172.237 Kurang Lancar (KL) 0,95 208.939 Diragukan (D) 1,2

849.370 Macet (M) 4,7

17.966.263 100 %

Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

Tabel 4. Aktiva Produktif yang diklasifikasikan PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

Jumlah Kredit (dalam ribuan Rp) Kolektibilitas Bobot Risiko (%) Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (dalam ribuan Rp) 172.237 Kurang Lancar

(KL) 50 86.119

208.939 Diragukan (D) 75 156.704

849.370 Macet (M) 100 849.370

1.230.546 1.092.193

Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

Tabel 5. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk

PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

Kolektibilitas

Jumlah Kredit (dalam ribuan Rp)

Nilai Agunan (dalam ribuan Rp) Bobot Risiko (%) Aktiva Produktif yang Dibentuk (dalam ribuan Rp)

Lancar (L) 16.735.717 10.747.893 0,5 29.939 Kurang

Lancar (KL) 172.237 110.613 10 6.162

Diragukan (D) 208.939 134.183 50 37.378

Macet (M) 849.370 545.476 100 303.894

17.966.263 11.538.166 377.373


(54)

1) Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif (KAP)

Rasio KAP = Jumlah Aktiva yang Diklasifikasikan x 100% Jumlah Aktiva Produktif

= 1.092.192, 75 x 100 % 25.228.045

= 4,33 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(22,5-4,33):0,15]

= 121,13

Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

Bobot faktor = 25%

Nilai Kredit Faktor (NKF) KAP = 100 x 25%

= 25

2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD).

Rasio PPAP = PPAP yang dibentuk oleh Bank x 100% PPAP yang wajib dibentuk oleh Bank

= 341.084,00 x 100% 341.084,00

= 100 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 100 x 1


(55)

Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) PPAP = 100 x 5%

= 5

Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Kualitas Aktiva Produktif = 25 + 5

= 30

c. Manajemen

Faktor Manajemen diperoleh dari jumlah jawaban atasan pertanyaan yang diberikan pada pihak manajemen PD. BPR BKK Grogol. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan/pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan/pernyataan manajemen risiko.

Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan antara 0 sampai 4 dengan kriteria :

1) Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah. 2) Nilai 1,2 dan 3 mencerminkan kondisi antara. 3) Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.


(56)

Jawaban dari 25 pertanyaan kuesioner yang diajukan untuk perhitungan faktor manajemen disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 6. Penilaian Aspek Manajemen

PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

Aspek yang dinilai Jumlah Pertanyaan Nilai Kredit

I. Manajemen Umum

A. Strategi / Sasaran 1 3

B. Struktur 2 4

C. Sistem 4 8

D. Kepemimpinan 3 5

Total 20

II. Manajemen Resiko

A. Resiko Likuiditas 2 5

B. Resiko Kredit 3 4

C. Resiko Operasional 3 8

D. Resiko Hukum 3 9

E. Resiko Kepemilikan dan

Kepengerusan 4 10

Total 36

Total Nilai Kredit 56

Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

1) Manajemen Umum

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 20 Bobot faktor = 20% Nilai Kredit Faktor (NKF) = 20 X 20%

= 4

2) Manajemen Resiko

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 36 Bobot faktor = 20% Nilai Kredit Faktor = 36 x20%


(57)

Total Nilai Kredit Faktor Faktor Manajemen = 4 + 7,2

= 11,2

d. Rentabilitas

1) Rasio Laba sebelum Pajak terhadap Total Aset (ROA)

ROA = x 100% = 594.498.000 x 100%

237.845.550 = 2,5 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 2,50 : 0,015 = 167

Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100 Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) ROA = 100 x 5%

= 5

2) Rasio Biaya Operasional (BO) terhadap

Pendapatan Operasional (PO)

BOPO = X 100%

= 4.417.674.000 x 100% 54.876.960

= 80,50%

Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(100 – 80,50) : 0,08] = 244

N

ilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100


(58)

Nilai Kredit Faktor (NKF) BOPO = 100 x 5% = 5

Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Rentabilitas (Earning

Ability)

= 5 + 5 = 10 e. Likuiditas

1) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Cash Ratio = x 100%

= Kas + Antar Bank Aktiva + Giro – Tab ABP x 100% Kew. sgr + Tab + Dep berjangk + Tab ABP

= 2.947.219.000 x 100% 213.309.110

= 13,82 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 13,82 : 0,05 = 276,4 Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100 Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) Cash Ratio = 100 x 5% = 5

2) Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana

yang Diterima


(59)

LDR = x100% = 17.966.263.000 x 100%

236.803.080 = 75,87%

Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(115 – 75,87) : 1 x 4] = 156,52

N

ilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) LDR = 100 x 5%

= 5

Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Likuiditas = 5 + 5 = 10

Berdasarkan perhitungan tingkat kesehatan PD. BPR BKK Grogol tahun 2009, maka dapat ditentukan penilaian tingkat kesehatan PD. BPR BKK Grogol untuk tahun 2009 yang ditunjukkan dalam Tabel 7.


(60)

Tabel 7. Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2009

Faktor dan Komponen yang dinilai 2009 Bobot rasio (%) Rasio (%) Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat A.Permodalan Rasiomodal terhadap ATMR 30,00

30,00 15,59 100,00 30,00 Sehat B. Kualitas Aktiva

produktif 1.Rasio KAP 2.RasioPPAP 30,00 25,00 5,00 4,33 100 100,00 100,00 25,00 5,00 Sehat Sehat C.Manajemen 1. Umum 2.Resiko 20,00 20,00 20,00 20 30

56,00 11,20 Sehat D. Rentabilitas 1.RasioROA 2.RasioBOPO 10,00 5,00 5,00 2,5 80,50 100,00 100,00 5,00 5,00 Sehat Sehat E. Likuiditas 1.CashRatio 2.RasioLDR 10,00 5,00 5,00 13,81 75,87 100,00 100,00 5,00 5,00 Sehat Sehat Total Nilai 91,2 Sehat Sumber: Data sekunder diolah, PD. BPR BKK Grogol tahun 2009

Penilaian tingkat kesehatan PD. BPR BKK Grogol pada tahun 2009 (dapat dilihat pada Tabel 7) menunjukkan saat Nilai Kredit Faktor sebesar 91,2 dan berpredikat Sehat. Predikat tersebut diperoleh dari hasil kuantifikasi semua faktor dan komponen dalam tahun 2009.


(61)

1. Permodalan

Permodalan (CAR) yang dikuantifikasikan terdiri dari dua komponen yaitu jumlah Modal Bank dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal Bank pada tahun 2009 sebesar Rp 3.133.648.000,00 (Lampiran 4) dan ATMR sebesar Rp 20.100.795.000,00 (Lampiran 3). Modal Bank terhadap ATMR menghasilkan CAR sebesar 15,59% yang berarti modal minimum yang harus disediakan telah berada diatas batas yang telah ditentukan yaitu sebesar 8%. Pencapaian rasio modal ini menyumbang nilai Kredit Faktor terhadap tingkat kesehatan Bank sebesar 30.

2. Kualitas Aktifa Produktif

Penilaian faktor Kualitas Aktiva Produktif yang terdiri dari dua rasio yaitu :

a. Rasio Kualitas Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.

Rasio Kualitas Aktiva Produktif diperoleh dari jumlah Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan dibagi dengan jumlah Aktiva Produktif. Jumlah Aktiva yang Diklasifikasikan pada tahun 2009 sebesar Rp 1.092.192.750,00 dan jumlah Aktiva Produktif sebesar Rp 25.228.045.000,00. Rasio Kualitas Aktiva Produktif yang dihasilkan adalah sebesar 4,33%. Rasio tersebut


(62)

menunjukkan bahwa 4,33% dari Jumlah Aktiva Produktifnya, merupakan Aktiva Produktif yang memiliki potensi tidak dapat dikembalikan atau potensial menjadi kerugian bank. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor sebesar 25. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ini mendapat predikat Sehat.

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk.

Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk Bank sebesar 100%. Besarnya Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada tahun 2009 sebesar Rp 341.084.000,00 (Lampiran 2) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk Bank sebesar Rp 341.084.000,00 (Tabel 7). Hal ini berarti cadangan yang berhasil dibentuk pihak bank untuk menutup kemungkinan kerugian adalah sebesar 100% berdasarkan penggolongan Kualitas Aktiva Produktifnya. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor sebesar 5. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada tahun 2009 ini berada pada predikat Sehat.


(63)

3. Manajemen

Penilaian manajemen PD. BPR BKK Grogol pada tahun 2009 menghasilkan nilai total jawaban sebesar 56 yang terdiri dari 20 untuk Manajemen Umum dan 36 untuk Manajemen Resiko (Tabel 6). Nilai Kredit Faktor Manajemen menyumbang nilai kredit sebesar 11,20 yang terdiridari 4,0 dari penilaian Manajemen Umum dan 7,2 dari penilaian Manajemen Resiko. Ini berarti kondisi PD. BPR BKK Grogol dalam kriteria Sehat, dalam arti bahwa pelaksanaan dan pengelolaan bank selama tahun 2009 telah dijalankan dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip perbankan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mengenai manajemen umum dan manajemen risiko.

4. Rentabilitas

Penilaian faktor Rentabilitas terdiri dari dua rasio yakni: a. Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Total Aset

Laba sebelum pajak tahun 2009 dapat dilihat pada (Lampiran1) sebesar Rp 584.489.000,00 dan Total Aset pada tahun 2009 sebesar Rp 23.784.555.000,00. Kedua komponen tersebut setelah dikuantifikasikan menghasilkan rasio sebesar 2,50% dengan nilai kredit komponen sebesar 100. Hal ini menunjukkan bahwa laba tahun berjalan yang dicapai bank sebesar 2,50%. Ini berarti PD. BPR BKK


(64)

Grogol sudah mampu meraih laba atas pendayagunaan aktiva.

b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional pada tahun 2009 adalah sebesar 80,50%. Rasio ini menunjukkan bahwa Bank sudah mampu melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien. Hal ini terbukti dengan penggunaan dana sebesar Rp 4.417.674.000,00 untuk kegiatan operasional dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 5.487.696.000,00. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor terhadap tingkat kesehatan bank sebesar 5. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut rasio ini mendapat predikat Sehat.

5. Likuiditas

Penilaian kuantitatif terhadap Likuiditas didasarkan pada 2 rasio, yakni:

a. Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Rasio alat likuid terhadap Hutang Lancar pada tahun 2009 adalah sebesar 13,82%. Alat likuid terdiri dari Kas dan Antar Bank Aktiva sedangkan Hutang Lancar meliputi Kewajiban Segera Lainnya, Tabungan dan Deposito Berjangka. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp1 kewajiban yang harus


(65)

segera dibayar dapat ditutupi dengan Rp0,12 alat likuid bank. Rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor terhadap tingkat kesehatan sebesar 5. Ini berarti bahwa alat likuid yang digunakan untuk menjamin hutang lancar dalam kondisi baik.

b. Rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima

Pada tahun 2009 hasil perhitungan rasio Loan to Deposits

Ratio (LDR) sebesar 75,87%. Rasio LDR ini menunjukkan

bahwa 75,876% dari dana pihak ketiga ditanamkan dalam kredit yang diberikan. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor sebesar 7,826. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut rasio ini mendapat predikat Sehat.

2. Perhitungan Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun

2010

a. Permodalan

Jumlah Modal = 3.701.783.000 ATMR = 22.797.770.000

Rasio CAR = Jumlah Modal x 100 % ATMR

CAR = 3.701.783.000 x 100 % 22.797.770.000


(66)

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 81 + [(16,24 – 8) : 0,1] = 81 + 82,4

= 163,4 Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100 Bobot faktor = 30%

Nilai Kredit Faktor (NKF) Permodalan = 100 x 30% = 30

b. Kualitas Aktifa Produktif

Perhitungan terhadap faktor Kualitas Aktiva Produktif didasarkan pada data persentase tingkat kolektibilitas kredit yang disajikan


(67)

dalam tabel–tabel berikut ini :

Tabel 8. Persentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

Jumlah Kredit

(dalam ribuan Rp) Kolektibilitas Persentase (%)

18.529.376 Lancar (L) 91,69 228.032 Kurang Lancar (KL) 1,13 289.640 Diragukan (D) 1,43

1.162.446 Macet (M) 5,75

20.209.494 100 %

Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

Tabel 9. Aktiva Produktif yang diklasifikasikan PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

Jumlah Kredit (dalam ribuan Rp) Kolektibilitas Bobot Risiko (%) Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (dalam ribuan Rp) 228.032 Kurang Lancar

(KL) 50 114.016

289.640 Diragukan (D) 75 217.230

1.162.446 Macet (M) 100 1.162.446

1.680.118 1.493.692

Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

Tabel 10. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk

PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

Kolektibilitas

Jumlah Kredit (dalam ribuan Rp)

Nilai Agunan (dalam ribuan Rp) Bobot Risiko (%) Aktiva Produktif yang Dibentuk (dalam ribuan Rp)

Lancar (L) 18.529.376 11.417.338 0,5 35.560 Kurang

Lancar (KL) 228.032 140.508 10 8.752

Diragukan (D) 289.640 178.469 50 55.586

Macet (M) 1.162.446 716.270 100 446.176

20.209.494 12.452.585 546.074


(68)

1) Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif (KAP)

Rasio KAP = Jumlah Aktiva yang Diklasifikasikan x 100% Jumlah Aktiva Produktif

= 1.493.692.000 x 100 % 27.484.867.000

= 5,43 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = (22,5 – 5,43) : 0,15

= 113,8

Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

Bobot faktor = 25%

Nilai Kredit Faktor (NKF) KAP = 100 x 25%

= 25

2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD).

Rasio PPAP = PPAP yang dibentuk oleh Bank x 100% PPAP yang wajib dibentuk oleh Bank

= 546.074.000 x100% 546.074.000

= 100%

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 100 x 1


(69)

Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) PPAP = 100 x 5%

= 5

Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Kualitas Aktiva Produktif = 25 + 5

= 30

c. Manajemen

Faktor Manajemen diperoleh dari jumlah jawaban atasan pertanyaan yang diberikan pada pihak manajemen PD. BPR BKK Grogol. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan/pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan/pernyataan manajemen risiko.

Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan antara 0 sampai 4 dengan kriteria :

1) Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah. 2) Nilai 1,2 dan 3 mencerminkan kondisi antara. 3) Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.


(70)

Jawaban dari 25 pertanyaan kuesioner yang diajukan untuk perhitungan faktor manajemen disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 11. Penilaian Aspek Manajemen PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

Aspek yang dinilai Jumlah Pertanyaan Nilai Kredit

I. Manajemen Umum

A. Strategi / Sasaran 1 3

B. Struktur 2 4

C. Sistem 4 8

D. Kepemimpinan 3 5

Total 20

II. Manajemen Resiko

A. Resiko Likuiditas 2 5

B. Resiko Kredit 3 4

C. Resiko Operasional 3 8

D. Resiko Hukum 3 9

E. Resiko Kepemilikan dan

Kepengerusan 4 10

Total 36

Total Nilai Kredit 56

Sumber : Data Sekunder diolah PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

1) Manajemen Umum

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 20 Bobot faktor = 20% Nilai Kredit Faktor (NKF) = 20 X 20%

= 4

2) Manajemen Resiko

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 36 Bobot faktor = 20% Nilai Kredit Faktor = 36 x20%


(71)

Total Nilai Kredit Faktor Faktor Manajemen = 4 + 7,2

= 11,2

d. Rentabilitas

1) Rasio Laba sebelum Pajak terhadap Total Aset (ROA)

ROA = x 100% = 668.085.000 x 100% 265.621. 390

= 2,52 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 2,52 : 0,015 = 168

Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100 Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) ROA = 100 x 5%

= 5

2) Rasio Biaya Operasional (BO) terhadap Pendapatan Operasional (PO)

BOPO = X 100%

= 4.822.228.000 x 100% 60.317.570

= 79,95 %

Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(100 – 79,95) : 0,08] = 251


(72)

Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) BOPO = 100 x 5%

= 5

Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Rentabilitas (Earning

Ability)

= 5 + 5 = 10 e. Likuiditas

1) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Cash Ratio = x 100%

= Kas + Antar Bank Aktiva + Giro – Tab ABP x 100% Kew. sgr + Tab + Dep berjangk + Tab ABP

= 2.510.692.000 x 100% 23.330.646.000

= 10,76%

Nilai Kredit Komponen (NKK) = 10,64 : 0,05 = 215,2 Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100 Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) Cash Ratio = 100 x 5% = 5

2) Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana

yang Diterima


(73)

LDR = x100% = 20.209.494.000 x 100%

25.371.805.000 = 79,65%

Nilai Kredit Komponen (NKK) = [(115 – 79,65) : 1 x 4] = 141,4

N

ilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

Bobot faktor = 5%

Nilai Kredit Faktor (NKF) LDR = 100 x 5%

= 5

Total Nilai Kredit Faktor (NKF) Likuiditas = 5 + 5 = 10

Berdasarkan perhitungan tingkat kesehatan PD. BPR BKK Grogol tahun 2010, maka dapat ditentukan penilaian tingkat kesehatan PD. BPR BKK Grogol untuk tahun 2010 yang ditunjukkan dalam Tabel 12.


(74)

Tabel 12. Penilaian Tingkat Kesehatan PD. BPR BKK Grogol Tahun 2010

Faktor dan Komponen yang dinilai 2010 Bobot rasio (%) Rasio (%) Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat A.Permodalan Rasiomodal terhadap ATMR 30,00

30,00 16,24 100,00 30,00 Sehat B. Kualitas Aktiva

produktif 1.Rasio KAP 2.RasioPPAP 30,00 25,00 5,00 5,43 100 100,00 100,00 25,00 5,00 Sehat Sehat C.Manajemen 1. Umum 2.Resiko 20,00 20,00 20,00 20 36

56,00 11,20 Sehat D. Rentabilitas 1.RasioROA 2.RasioBOPO 10,00 5,00 5,00 2,52 79,95 100,00 100,00 5,00 5,00 Sehat Sehat E. Likuiditas 1.CashRatio 2.RasioLDR 10,00 5,00 5,00 10,76 79,65 100,00 100,00 5,00 5,00 Sehat Sehat Total Nilai 91,2 Sehat Sumber: Data sekunder diolah, PD. BPR BKK Grogol tahun 2010

Penilaian tingkat kesehatan PD. BPR BKK Grogol pada tahun 2010 (dapat dilihat pada Tabel 12) menunjukkan saat Nilai Kredit Faktor sebesar 91,2 dan berpredikat Sehat. Predikat tersebut diperoleh dari hasil kuantifikasi semua faktor dan komponen dalam tahun 2010.


(75)

1. Permodalan

Permodalan (CAR) yang dikuantifikasikan terdiri dari dua komponen yaitu jumlah Modal Bank dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal Bank pada tahun 2010 sebesar Rp 3.701,783.000,00 (Lampiran 6) dan ATMR sebesar Rp 22.797.770.000,00 (Lampiran 5). Modal Bank terhadap ATMR menghasilkan CAR sebesar 16,24% yang berarti modal minimum yang harus disediakan telah berada diatas batas yang telah ditentukan yaitu sebesar 8%. Pencapaian rasio modal ini menyumbang nilai Kredit Faktor terhadap tingkat kesehatan Bank sebesar 30.

2. Kualitas Aktifa Produktif

Penilaian faktor Kualitas Aktiva Produktif yang terdiri dari dua rasio yaitu :

a. Rasio Kualitas Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.

Rasio Kualitas Aktiva Produktif diperoleh dari jumlah Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan dibagi dengan jumlah Aktiva Produktif. Jumlah Aktiva yang Diklasifikasikan pada tahun 2010 sebesar Rp 1.493.692.000,00 dan jumlah Aktiva Produktif sebesar Rp 27.484.867.000,00. Rasio Kualitas Aktiva Produktif yang dihasilkan adalah sebesar 5,43%. Rasio tersebut


(76)

menunjukkan bahwa 5,43% dari Jumlah Aktiva Produktifnya, merupakan Aktiva Produktif yang memiliki potensi tidak dapat dikembalikan atau potensial menjadi kerugian bank. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor sebesar 25. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ini mendapat predikat Sehat.

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk.

Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk Bank sebesar 100%. Besarnya Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada tahun 2010 sebesar Rp 546.074.000,00 (Lampiran 2) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk Bank sebesar Rp 546.074.000,00 (Tabel 10). Hal ini berarti cadangan yang berhasil dibentuk pihak bank untuk menutup kemungkinan kerugian adalah sebesar 100% berdasarkan penggolongan Kualitas Aktiva Produktifnya. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor sebesar 5. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada tahun 2010 ini berada pada predikat Sehat.


(77)

3. Manajemen

Penilaian manajemen PD. BPR BKK Grogol pada tahun 2010 menghasilkan nilai total jawaban sebesar 56 yang terdiri dari 20 untuk Manajemen Umum dan 36 untuk Manajemen Resiko (Tabel 10). Nilai Kredit Faktor Manajemen menyumbang nilai kredit sebesar 11,20 yang terdiridari 4,0 dari penilaian Manajemen Umum dan 7,2 dari penilaian Manajemen Risiko. Ini berarti kondisi PD. BPR BKK Grogol dalam kriteria Sehat, dalam arti bahwa pelaksanaan dan pengelolaan bank selama tahun 2010 telah dijalankan dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip perbankan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mengenai manajemen umum dan manajemen risiko.

4. Rentabilitas

Penilaian faktor Rentabilitas terdiri dari dua rasio yakni: a. Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Total Aset

Laba sebelum pajak tahun 2010 dapat dilihat pada (Lampiran 1) sebesar Rp 668.085.000,00 dan Total Aset pada tahun 2010 sebesar Rp 26.562.139.000,00 Kedua komponen tersebut setelah dikuantifikasikan menghasilkan rasio sebesar 2,52% dengan nilai kredit komponen sebesar 100. Hal ini menunjukkan bahwa laba tahun berjalan yang dicapai bank sebesar 2,52%. Ini berarti PD. BPR BKK


(78)

Grogol sudah mampu meraih laba atas pendayagunaan aktiva.

b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional pada tahun 2010 adalah sebesar 79,95%. Rasio ini menunjukkan bahwa Bank sudah mampu melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien. Hal ini terbukti dengan penggunaan dana sebesar Rp 4.822.228.000,00 untuk kegiatan operasional dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 6.031.757.000,00. Pencapaian rasio ini menyumbang Nilai Kredit Faktor terhadap tingkat kesehatan bank sebesar 5. Berdasarkan Nilai Kredit Faktor tersebut rasio ini mendapat predikat Sehat.

5. Likuiditas

Penilaian kuantitatif terhadap Likuiditas didasarkan pada 2 rasio yakni:

a. Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Rasio alat likuid terhadap Hutang Lancar pada tahun 2010 adalah sebesar 10,76%. Alat likuid terdiri dari Kas dan Tabungan di Bank Lain sedangkan Hutang Lancar meliputi Kewajiban Segera Lainnya, Tabungan dan Deposito Berjangka. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp1 kewajiban yang harus segera dibayar dapat ditutupi dengan


(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE CAMEL PADA PERUSAHAAN DAERAH BADAN PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT KECAMATAN (PD. BPR BKK) BOYOLALI KOTA (periode 2006-2008).

0 1 8

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011) Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 0 11

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 1 7

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011) Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 2 15

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015).

0 1 158

Analisis perkembangan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode Camel : studi kasus di PD. BPR Badan Kridit Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo periode 2009-2011.

0 0 132

Analisis perkembangan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT. Bank Perkreditan Rakyat [BPR] Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah.

2 8 194

Analisis tingkat kesehatan Bank perkreditan rakyat ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)

0 1 121

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

0 0 192

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode camel : studi kasus pada PT. BPR Shinta Daya periode tahun 2007 sampai 2009 - USD Repository

0 0 139