JURNAL ILMU INFORMASI, PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN

JURNAL

ILMU INFORMASI, PERPUSTAKAAN, DAN

KEARSIPAN

Diterbitkan oleh DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA

Penanggung Jawab

Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Editor Eksekutif

Fuad Gani, M.A

Staf Editor

Dr. Tamara Adriani Susetyo-Salim, M.A Y.Sumaryanto, Dip. Lib, M.Hum.

Indira Irawati, M. A. Purwanto Putra, M. Hum.

Dewan Redaksi

Dr. Laksmi, M.A Dr. Zulfikar Zen, S.S, M.A. Utami Budi Rahayu Hariyadi, M.Lib. M,Si.

Taufik Asmiyanto, M.Si. Nina Mayesti, M.Hum.

Sekretariat dan Administrasi

Cempaka Putri Andiani Denada Annisa Fitri Faisal Hazami

Alamat Sekretariat

Gedung VII Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Tel/Fax. (021)7872353 email: [email protected]

ISSN 1411 - 0253

Redaksi menerima tulisan ilmiah bidang informasi, perpustakaan dan kearsipan. Tulisan akan dimuat dengan pertimbangan yang didasarkan pada keaslian dan relevansinya dengan ilmu informasi, perspustakaan dan kearsipan.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan Volume 15 Nomor 2 September Tahun 2014 ini dapat kembali diterbitkan. Artikel pertama ditulis oleh Siti Soleha dengan judul Penyusutan Arsip Rekam Medis : Studi Kasus Rumah Sakit Haji Jakarta yang membahas mengenai kegiatan penyusutan arsip rekam medis di Rumah Sakit Haji Jakarta. Adapun arsip rekam medis yang terakhir kali dipindahkanadalah arsip tahun 2004. Arsip rekam medis tahun2005 hingga saat ini belum mengalami prosespenyusutan dan masih disimpan di Sub UnitRekam Medis. Oleh karena itu, banyak arsiprekam medis yang terpaksa harus ditumpuk dikardus-kardus akibat sudah tidak ada RoolO’Pack yang dapat menampung lagi. Sehinggafenomena tersebut menarik untuk diteliti.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Rumah Sakit Haji Jakarta belum mempunyai Jadwal Retensi Arsip (JRA) dan kegiatan pemusnahan arsip rekam medis sejak Rumah Sakit Haji Jakarta berdiri.

Arsip sebagai salah satu informasi terekam memiliki fungsi yang sangat penting untuk menunjang proses kegiatan instansi. Setiap kegiatan memerlukan data atau informasi, salah satu sumber informasi itu adalah arsip. Tidak dapat dipungkiri, dalam era globalisasi ini setiap kegiatan instansi, baik instansi pemerintah, instansi swasta dan pendidikan tidak akan berjalan tanpa data dan informasi. Penjelasan terebut ditulis olehYossua Hot dibawah bimbingan dan arahan Nina Mayesti, M.Hum dengan judul Implementasi Jadwal Retensi Arsip di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dengan tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi implementasi Jadwal Retensi Arsip di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga tercapainya pengelolaan arsip yang efektif dan efisien. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan unit-unit pengelola kearsipan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil penelitian mengungkapkan fakta di lapangan bahwa implementasi Jadwal Retensi Arsip ini belum dilaksanakan secara merata dikarenakan masih ada unit-unit kearsipan yang belum melakukan penyusutan. Kurangnya kesadaran pimpinan yang menyebabkan permasalahan ini timbul. Jadwal Retensi Arsip dibuat tanpa diberikan fasilitas seperti sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan kearsipan dan Sumber Daya Manusia masih ada yang tidak mengerti kearsipan atau tidak berlatar pendidikan kearsipan sehingga menyebabkan lambat dalam implementasi.

Berikutnya artikel ketiga berjudul Pendapat Anak Terhadap Rubrik Ensiklobobo Di Taman Bacaan Anak Melati, Pitara Depok yang ditulis Risqa Tri Oktaviani membahas i Berikutnya artikel ketiga berjudul Pendapat Anak Terhadap Rubrik Ensiklobobo Di Taman Bacaan Anak Melati, Pitara Depok yang ditulis Risqa Tri Oktaviani membahas i

Artikel keempat berjudul Proses Temu Kembali Arsip Vital Izin Mendirikan Bangunan di Kantor Arsip Daerah Kota Tangerang yang ditulis oleh Vilianty Rizki Utami di bawah bimbingan dan arahan Ir. Anon Mirmani, MIM.Arc/Rec.Penelitian ini membahas tentang proses temu kembali arsip vital di Kantor Arsip Daerah (KAD) Kota Tangerang sebagai upaya untuk meningkatkan temu kembali arsip vital di KAD, khususnya arsip vital Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Tujuannya adalah untuk mengetahui proses temu kembali arsip vital IMB, penyebab tidak ditemukannya arsip vital IMB di KAD Kota Tangerang serta hubungan KAD dengan lembaga pencipta arsip vital tersebut. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kurangnya advokasi arsip, kurangnya keamanan akses arsip, arsip vital yang tidak lengkap saat diserahkan dari lembaga pencipta dan tidak dibuatnya daftar pencarian arsip vital yang belum diserahkan oleh lembaga pencipta, merupakan penyebab tidak ditemukannya arsip vital IMB di KAD pada saat pencarian oleh pengguna.

Artikel kelima berjudul Budaya Penyimpanan Naskah Kuno di Ruang Penyimpanan Naskah Keraton : Studi Kasus Keraton Kasepuhan dan Kanoman, Cirebon ditulis oleh Permadi Heru Prayogo, S.Hum., dibawahbimbingan dan arahan Dr. Tamara Adriani Susetyo- Salim, S.S, M.A.Penelitian ini membahas tentang budaya kontrol lingkungan di Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman dengan membandingkan keadaan ruang penyimpanan pada Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Ditemukan dalam penelitian ini bahwa kontrol lingkungan dalam penyimpanan naskah masih belum dilakukan dengan baik. Budaya keraton adalah salah satu latar belakang atas tindakan penyimpanan naskah di dalam keraton. Kearifan lokal menjadi salah satu bentuk tindakan yang dilakukan dalam menjaga ruang penyimpanan. Tindakan yang dilakukan antara lain berbentuk peng-ukup-an, hal tersebut dilakukan untuk menciptakan ruangan yang bebas dari serangga. Kendala-kendala yang menjadi penghambat kegiatan pemeliharaan ruang juga disebabkan oleh budaya keraton. ii

Eka Widya Ningrum, S.Hum dibawah bimbingan dan arahan Ir. Anon Mirmani, MIM.Arc/Rec. menulis artikel berjudul Pemanfaatan Arsip Sebagai Sumber Daya Pengetahuan Bagi Masyarakat di Pusat Arsip Pura Pakualaman Yogyakarta . Sebagai artikel keenam, tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pemanfaatan arsip di Pura Pakualaman ditinjau dari segi pengelolaan kearsipannya dan identifikasi sosialisasi terhadap arsip tersebut sebagai sumber daya pengetahuan bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pusat Arsip Pura Pakualaman telah mengupayakan pendekatan kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi arsip yang dilakukan seperti penerbitan naskah sumber arsip, pameran, dan seminar pendidikan. Namun, masyarakat masih jarang memanfaatkan arsip sebagai sumber daya pengetahuan mereka. Hal ini dikarenakan publikasi arsip masih jarang dilakukan; minimnya informasi mengenai pusat arsip; dan arsip belum diolah seluruhnya.

Selanjutnya ada artikel berjudul Analisis Arsitektur Informasi Perpustakaan Digital Universitas Terbuka, yang ditulis oleh Wiwit Ratnasari, S.Hum. di bawah bimbingan dan arahan Arie Nugraha, S.Hum., M.TI. Artikel ini membahas tentang arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan Digital Universitas Terbuka. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode observasi dan wawancara terhadap informan terkait dengan pengembangan Perpustakaan Digital Universitas Terbuka. Analisis pada perpustakaan digital didasarkan pada empat komponen dasar dalam arsitektur informasi yaitu, sistem organisasi, sistem pelabelan, sistem navigasi dan sistem pencarian. Hasil penelitian menyatakan bahwa situs web Perpustakaan Digital Universitas Terbuka belum memenuhi prinsip-prinsip dalam komponen dasar arsitektur informasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada pihak perpustakaan untuk meningkatkan dan mengembangkan arsitektur informasi pada perpustakaan digital sehingga memberikan kemudahan-kemudahan akses informasi bagi penggunanya.

Sebagai artikel kedelapan sekaligus yang terakhir dimuat dalam edisi ini yaitu berjudul Kajian Terhadap Perspektif Multikultural Perpustakaan Umum di DKI Jakarta Dalam Praktik Layanan Publik yang di tulis oleh Yohanes Sumaryanto, Laksmi, dan Yasintus T. Runesi membahas mengenai perspektif multikultural yang dimiliki perpustakaan umum dalam layanan publiknya. Relasi multikultural adalah satu kondisi manusiawi (la conditione humain ) dan kondisi yang harus ada (conditione sine qua non) dalam suatu negara yang multietnis dan multiagama. Salah satu sarana merajut perilaku multikulturalistik adalah melalui perpustakaan sebagai sumber pengetahuan. Tetapi dapat terjadi bahwa perpustakaan

iii iii

Kedelapan tulisan tersebut disajikan secara lebih lengkap dalam Jurnal Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan Volume 15 Nomor 2 September Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Semoga pengetahuan, penerapan, dan penelitian yang telah disampaikan dapat bermanfaat untuk pengembangan dan kemajuan bidang informasi, perpustakaan, dan kearsipan.

Salam Redaksi

iv

DAFTAR ISI

1 Penyusutan Arsip Rekam Medis: Studi Kasus Rumah Sakit Haji

Jakarta

Siti Soleha

10 Implementasi Jadwal Retensi Arsip Di Kementerian Pendidikan

Dan Kebudayaan Republik Indonesia

Yossua Hot, Nina Mayesti

20 Pendapat Anak Terhadap Rubrik Ensiklobobo Di Taman Bacaan

Anak Melati, Pitara Depok

Risqa Tri Oktaviani

29 Proses Temu Kembali Arsip Vital Izin Mendirikan Bangunan di

Kantor Arsip Daerah Kota Tangerang

Vilianty Rizki Utami, Anon Mirmani

37 Budaya Penyimpanan Naskah Kuno di Ruang Penyimpanan

Naskah Keraton : Studi Kasus Keraton Kasepuhan dan Kanoman, Cirebon

Permadi Heru Prayogo, Tamara Adriani Susetyo-Salim

47 Pemanfaatan Arsip Sebagai Sumber Daya Pengetahuan Bagi

Masyarakat di Pusat Arsip Pura Pakualaman Yogyakarta

Eka Widya Ningrum, Anon Mirmani

56 Analisis Arsitektur Informasi Perpustakaan Digital Universitas

Terbuka

Wiwit Ratnasari, Arie Nugraha

71 Kajian terhadap Perspektif Multikultural Perpustakaan Umum di

DKI Jakarta Dalam Praktik Layanan Publik

Yohanes Sumaryanto, Laksmi, Yasintus T. Runesi

Siti Soleha, S.Hum

PENYUSUTAN ARSIP REKAM MEDIS : STUDI KASUS RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

Siti Soleha, S.Hum

Program Studi Ilmu Perputakaan,Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, 16424

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai kegiatan penyusutan arsip rekam medis di Rumah Sakit Haji Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis proses penyusutan arsip rekam medis dan kendala yang dihadapi Rumah Sakit Haji Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif berbentuk studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Rumah Sakit Haji Jakarta belum mempunyai Jadwal Retensi Arsip (JRA) dan kegiatan pemusnahan arsip rekam medis sejak Rumah Sakit Haji Jakarta berdiri. Oleh karena itu, penggunaan JRA di Rumah Sakit Haji Jakarta sangat disarankan dalam kegiatan penyusutan agar kegiatan penyusutan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, juga meningkatkan peran arsiparis dalam kegiatan penyusutan rekam medis serta meningkatkan pemahaman pegawai mengenai penyusutan arsip rekam medis.

Kata kunci : Penyusutan, Rekam Medis, Jadwal Retensi Arsip

ABSTRACT

This research conducts an in-depth analysis of themedical recordsdisposal activity in Rumah Sakit Haji Jakarta. The purpose of this research is to identify and analyze the disposition process of medical record archivesand the obstacles faced by Rumah Sakit Haji Jakarta. The method usedin this researchis descriptive method in form of case study by using qualitative approach. The result of this research shows that at Rumah Sakit Haji Jakarta does not have Archive Retention Schedule (Jadwal Retensi Arsip -JRA) and the diminishing process of the medical record archives has not been done. Based on these results, it is suggested that Rumah Sakit Haji Jakarta should use JRA for their disposal activity, improve the role of archivists in the medical record disposal process, and improve the employees understanding related to the medical record archives disposal process. In addition, the hospital has to provide profer facilities for the disposal process of medical record archives disposal.

Keywords :Disposal, Medical Record,Archive RetentionSchedule

PENDAHULUAN

kepada masyarakat dilakukan oleh rumah sakit. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di

Hidup sehat merupakan hak setiap manusia. Hal bidang pelayanan masyarakat menghasilkan arsip tersebut dengan jelas disebutkan dalam Undang-

dari setiap kegiatan administrasi yang dilakukan. Undang Dasar 1945 Pasal 28 H poin satu, “Setiap

Arsip yang dimiliki oleh rumah sakit harus orang berhak hidup sejahtera lahir batin dan

dikelola agar dapat melayani masyarakat dengan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

baik. Menurut Amsyah (1998:7), kantor-kantor kesehatan”. Salah satu pelayanan kesehatan

yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat

Penyusutan Arsip Rekam Medis: Studi Kasus Rumah Sakit Haji Jakarta

diharapkan mempunyai file yang dapat berjalan rekam medis ke Unit Kesekretariatan lagi untuk efektif dan efisien. Kalau tidak, pelayanan

dimusnahkan.

masyarakat yang diberikan niscaya akan lamban dan tidak memuaskan. Sehingga, untuk

Masalah Penelitian

mengantisipasi agar pelayanan agar tidak lamban dan memuaskan, diperlukan pengelolaan yang

Arsip rekam medis yang terakhir kali dipindahkan baik terhadap arsip.

adalah arsip tahun 2004. Arsip rekam medis tahun 2005 hingga saat ini belum mengalami proses

Pengelolaan arsip atau lebih dikenal dengan penyusutan dan masih disimpan di Sub Unit sebutan record management merupakan sesuatu

Rekam Medis. Oleh karena itu, banyak arsip yang penting bagi suatu institusi. Salah satu arsip

rekam medis yang terpaksa harus ditumpuk di yang dihasilkan rumah sakit adalah arsip rekam

kardus-kardus akibat sudah tidak ada Rool medis (medical record). Sebagai lembaga

O’Pack yang dapat menampung lagi. Sehingga, profesional, rumah sakit harus menjunjung tinggi

fenomena tersebut menarik untuk diteliti. prinsip transparasi dan pertanggungjawaban (accountability) sebagai bentuk penerapan Good

Tujuan Penelitian

Governance yang baik. Akuntabilitas merupakan suatu prinsip bahwa seseorang, organisasi,

Peneliti meneliti lebih lanjut mengenai proses maupun

penyusutan arsip rekam medis di Rumah Sakit mempertanggungjawabkan tindakan mereka

komunitas

perlu

Haji Jakarta untuk mencari tahu mengapa sampai terhadap pihak lain (Kennedy, 1998). Arsip

terjadi penumpukan arsip rekam medis inaktif rekam medis merupakan bagian dari bukti

yang seharusnya telah dipindahkan ke Unit pertanggung jawaban rumah sakit atas

Kesekretariatan untuk dimusnahkan. Penelitian pelayanannya. Oleh karena itu, pengelolaan arsip

ini akan meneliti lebih lanjut tentang proses rekam medis di rumah sakit harus sesuai dengan

penyusutan arsip rekam medis di Rumah Sakit ketentuan, petunjuk, dan pedoman kearsipan.

Haji Jakarta dan kendala yang dihadapai Rumah Pengelolaan arsip rekam medis yang baik

Sakit Haji Jakarta dalam melakukan kegiatan seharusnya juga dilakukan di Rumah Sakit Haji

penyusutan arsip rekam medis. Jakarta.

Tinjauan Literatur

Penyusutan arsip menjadi aspek yang perlu diperhatikan karena jika penambahan arsip rekam

Penyusutan Arsip

medis yang terus meningkat tidak diimbangi Penyusutan merupakan tahapan terakhir dalam dengan

daur hidup suatu arsip. Menurut Barthos mengakibatkan

(1989:8), penyusutan arsip adalah proses kegiatan mengganggu aktivitas kerja sebagaimana penyiangan arsip/berkas untuk memisahkan arsip dikatakan

aktif dari inaktif serta menyingkirkan arsip-arsip penyusutan merupakan salah satu sarana untuk yang tidak berguna berdasarkan Jadwal Retensi mengatasi

Arsip. Suraja (2006:145) mendefinisikan Jadwal bertimbunnya arsip-arsip yang tidak mempunyai Retensi Arsip adalah suatu daftar yang memuat nilai guna lagi. Penyusutan arsip rekam medis di informasi ketentuan waktu lamanya arsip Rumah Sakit Haji Jakarta juga perlu diperhatikan disimpan. Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun mengingat Rumah Sakit Haji Jakarta terus 2009 Tentang Kearsipan, Jadwal Retensi Arsip mengalami pertambahan pasien. Pertambahan yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar kuantitas arsip rekam medis harus diimbagi yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu dengan pengelolaan arsip rekam medis yang baik penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan dari mulai penciptaan hingga penyusutan.Jika keterangan yang berisi rekomendasi tentang tidak, akan terjadi penumpukan arsip seperti yang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai terjadi saat ini di gudang penyimpanan arsip kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan rekam medis inaktif Rumah Sakit Haji Jakarta. sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan Akibat sudah tidak melakukan pemindahan arsip arsip. Menurut Smith (2002:148) pada tahap

Siti Soleha, S.Hum

penyusutan, keputusan yang dibuat adalah (1) pertanggungjawaban Nasional tetapi sudah tidak memusnahkan rekod, (2) menyimpan rekod

diperlukan untuk penyelenggaraan administrasi secara permanen atau (3) memindahkan rekod ke

sehari-hari kepada Arsip Nasional Republik penyimpanan inaktif.

Indonesia (ANRI).

a. Pemindahan Arsip Manajemen Arsip Rekam Medis

Pemindahan arsip (transferring) menurut

Penyusutan Rekam Medis

Menurut Depkes RI (1997), penyusutan arsip memindahkan arsip-arsip dari arsip aktif kepada

Wursanto (1991:216)adalah

kegiatan

adalah suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak arsip tak aktif (inaktif) karena tidak atau jarang

penyimpanan dengan cara :

sekali dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari.

a. Memindahkan berkas rekam medis inaktif Menurut Smith (2002:149) terdapat dua metode

dari rak aktif ke rak inaktif pemindahan rekod yaitu :

b. Memikrofilmisasi berkas rekam medis

a. Metode

menerus/berulang-ulang

c. Memusnahkan berkas rekam medis yang

b. Metode pemindahan berkala

telah dimikrofilmkan

Menurut Suraja (2006:195) persiapan yang perlu diselenggarakan adalah :

Pemusnahan Rekam Medis

a. Menyiapkan peralatan seperti folder, boks, Menurut Depkes RI (1997) pemusnahan adalah dan lain-lain

suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik

b. Membuat daftar arsip-arsip yang akan arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi dan dipindahkan

nilai gunanya rendah. Berdasarkan Surat Edaran

c. Mempersiapkan berita acara pemindahan Dirjen Pelayanan Medik No. HK.00.06.1.5.01160 arsip

Tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis dan Pemusnahan Arsip Rekam

Medis di Rumah Sakit, tata cara pemusnahan Pemusnahan merupakan kegiatan akhir dari

b. Pemusnahan Arsip

berkas rekam medis inaktif adalah pembuatan tim rangkaian proses penyusutan. Menurut Barthos

pemusnah, membuat daftar pertelaan, dan (1989:8) pemusnahan arsip adalah proses

membuat berita acara pemusnahan. kegiatan penghancuran arsip yang tidak diperlukan lagi baik oleh instansi yang

Penilaian Arsip Rekam Medis

bersangkutan maupun oleh Arsip Nasional. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan

Medik tahun 1995 No. Hk. 00.06.1.501160, beberapa cara. Menurut Suraja (2006:196)

disebutkan bahwa tata cara penilaian berkas memusnahkan arsip dapat dilakukan dengan cara

rekam medis yang akan dimusnahkan dilakukan dirobek, dibakar, dicacah, dilebur atau

dengan cara sebagai berikut:

dihancurkan dengan mesin penghancur kertas

a. Berkas rekam medis yang dinilai adalah yang atau dengan memakai bahan kimia. Menurut

telah 2 tahun inaktif

Barthos (1990:123)

b. Indikator yang digunakan untuk menilai berkas dilaksanakan dengan ketentuan berikut :

pemusnahan harus

rekam medis inaktif :

1. Membuat daftar arsip-arsip yang akan

1) Seringnya rekam medis digunakan dimusnahkan

untuk pendidikan dan penelitian

2. Diketahui

2) Nilai guna primer, mencakup: berwenang

administrasi, hukum, keuangan, dan iptek

3. Pemusnahan dilakukan dengan berita

3) Nilai guna sekunder, mencakup: acara pemusnahan

pembuktian dan sejarah

c. Lembar rekam medis yang dipilah adalah

ringkasan masuk dan keluar, resume, lembar Menurut Laksmi dkk (2008:220) penyerahan

c. Penyerahan Arsip

operasi, lembar identifikasi bayi lahir hidup, arsip adalah menyerahkan arsip bernilai

lembar persetujuan dan lembar kematian sekunder/bernilai

guna

sebagai

bahan

Penyusutan Arsip Rekam Medis: Studi Kasus Rumah Sakit Haji Jakarta

d. Berkas rekam medis tertentu disimpan di ruang berkas rekam medis inaktif

e. Lembar rekam medis sisa, rusak atau tidak terbaca disiapkan dimusnahkan

f. Tim penilai dibentuk dengan SK direktur beranggotakan komite rekam medis/komite medis, petugas rekam medis senior, perawat senior dan petugas lain yang terkait.

Jadwal Retensi Rekam Medis

Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis menyebutkan bahwa rekam medis rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu lima tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan setelah batas waktu lima tahun dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik. JRA rekam medis lebih lengkap diatur dalam Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.1.5.01160 tanggal 21 Maret 1995 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis di Rumah Sakit dan AHIMA (American Health Information Management Association).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 hingga bulan Mei 2013 di Rumah Sakit Haji Jakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara terstruktur, observasi dan analisis dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive sampling).

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Penelitian mengenai penyusutan arsip rekam medis dilakukan terhadap dua unit yang mengelola arsip rekam medis yaitu Sub Unit Rekam Medis dan Unit Kesekretariatan. Pengumpulan

mewawancarai empat orang narasumber serta observasi langsung ke lokasi. Dari hasil penjabaran hasil penelitian dan pembahasan,

diketahui bahwa dalam melakukan kegiatan pengelolaan arsip rekam medis Rumah Sakit Haji Jakarta telah mempunyai pedoman khusus yaitu Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Haji Jakarta. Pedoman tersebut disusun dengan mengacu kepada Departemen Kesehatan. Pengelolaan arsip rekam medis di Rumah Sakit Haji Jakarta menganut sistem sentralisasi.

Pengelolaan arsip rekam medis dari awal diciptakan hingga arsip tersebut inaktif dilakukan oleh Sub Unit Rekam Medis. Dalam melakukan pengelolaan arsip rekam medis, Sub Unit Rekam Medis dibagi menjadi 5 pembagian kerja sebagaimana tercantum dalam struktur organisasi berikut :

Gambar 1:Struktur Organisasi Sub Unit Rekam Medis

Arsip rekam medis yang dikelola Sub Unit Rekam Medis per hari berkisar antara 500-1000 rekam medis. Arsip rekam medis tersebut merupakan arsip rekam medis yang keluar masuk (diterima dan dipinjam) dari Sub Unit Rekam Medis. Sedangkan total keseluruhan arsip rekam medis yang pernah dikelola oleh Sub Unit Rekam medis adalah lebih dari 436.000 arsip rekam medis. Nomor registrasi arsip rekam medis berasal dari nomor registrasi pasien. Sistem klasifikasi arsip rekam medis di Rumah Sakit Haji Jakarta menggunakan no.registrasi pasien yang berjumlah 6 digit dan warna. Sistem klasifikasi menggunakan angka tersebut, sesuai dengan pengertian klasifikasi menurut Sulistyo- Basuki (2005:39) sistem klasifikasi adalah penataan secara klasifikasi dan logis dengan menggunakan angka, huruf, atau gabungan angka dan huruf untuk identifikasi rekod. Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan, arsip rekam medis aktif hingga berstatus siap musnah disimpan di empat tempat yaitu ruang pengolah, ruang scanning, gudang penyimpanan

Penyimpanan dan Pengembalian Rekam Medis

Siti Soleha, S.Hum

arsip rekam medis inaktif, dan Unit Kesekretariatan.

Dalam penjabaran mengenai proses penyusutan, peneliti

penyusutan menurut Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2012, Smith (2002) dan Depkes RI (1997) dan disimpulkan terdapat lima kegiatan utama dalam proses penyusutan di Rumah Sakit Haji Jakarta sebagai berikut:

Gambar 2 : Siklus Pengelolaan Arsip Rekam Medis

1. Penilaian Arsip Rekam Medis

Dalam menilai masa simpan arsip rekam medis Rumah Sakit Haji Jakarta belum menggunakan Jadwal Retensi Arsip. Bahkan terdapat pegawai Sub Unit Rekam Medis yang tidak mengetahui mengenai JRA. Penentuan masa simpan hanya berdasarkan peraturan general saja yakni 5 tahun masa simpan (3 tahun aktif dan 2 tahun inaktif). Peraturan tersebut diatur dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis RS Haji Jakarta. Namun, ada beberapa arsip rekam medis tertentu yang disimpan lebih dari 3 tahun seperti rekam medis penyakit dalam, bayi dan sebagainya. Perbedaan masa simpan terhadap arsip rekam medis tertentu tidak diatur dalam pedoman yang tertulis.

Dalam menentukan arsip rekam medis mana yang disimpan lebih dari 3 tahun di ruang pengolah hanya berdasarkan inisiatif pribadi pegawai saja. Berikut masa simpan arsip rekam medis Rumah Sakit Haji Jakarta yang disebut sebagai JRA rekam medis :

Tabel 1 : Masa simpan Arsip Rumah Sakit Haji Jakarta No Jenis Dokumen

Lama Simpan

1 Dokumen Keuangan

10 tahun

2 Dokumen Umum Internal

2 tahun setelah tidak berlaku lagi

3 Dokumen Umum Eksternal

2 tahun setelah tidak berlaku lagi

4 Dokumen biasa seperti

yang disebutkan diatas

2 tahun

Sumber : Prosedur Opersional Baku Penyimpanan Arsip RS Haji Jakarta (19 Januari 2006)

Dengan peraturan masa simpan arsip Rumah Sakit Haji Jakarta yang sangat general seperti yang telah dijelaskan diatas, hal tersebut tidak dapat dikatakan JRA jika mendasarkan pengertian JRA berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan. Ketidakberdaan JRA rekam medis di Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Haji Jakarta dapat disebabkan karena tidak adanya arsiparis yang dilibatkan dalam tim penyusunan Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Haji Jakarta dan tidak ada nya arsiparis dalam struktur organisasi Sub Unit Rekam Medis. Mengenai Jadwal Retensi Arsip Rekam Medis telah diatur dalam Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.1.5.01160 tanggal 21 Maret 1995 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar sebagai berikut:

No Kelom pok Penya kit

Aktif Inaktif Rawat

Jalan

Rawat Inap

Rawat Jalan

Rawat Inap

1 Umum 5th

5th

2th 2th 2 Mata

5th

10th

2th 2th 3 Jiwa

10th

5th

5th 5th 4 Orthop edi

10th

10th

2th 2th 5 Kusta

15th

15th

2th 2th 6 Keterg antung an Obat

7 Jantun g

10th

10th

2th 2th 8 Paru

Tabel 2 : Jadwal Retensi Arsip Dirjen Pelayanan Medik

Penyusutan Arsip Rekam Medis: Studi Kasus Rumah Sakit Haji Jakarta

Sedangkan menurut AHIMA

(American

Health

kurang lebih sebulan sekali. Sub Unit Rekam

Information Management Association) dalam Huffman

Medis dalam melakukan pemindahan arsip rekam

(1994:306) jadwal retensi minimal adalah : Patient health records

medis menggunakan metode pemindahan

10 years after the most

(adults)

recent encounter

berulang-ulang. Menurut Suraja (2006:194)

Patient health records Age pf majority plus

pemindahan berulang-ulang adalah pemindahan

(minors)

statute of limitation

arsip yang dilakukan berulang-ulang dalam selang

Diagnostic images (such

5 yeras

waktu yang tidak ditentukan. Sub Unit Rekam

as x-ray fil)

Medis

sebaiknya

menggunakan metode

Desease index

10 yeras

pemindahan berkala untuk mengimbangi kegiatan

Fatal heart

monitor 10 yeras

after infant

records

reached age of majority

pemisahan arsip rekam medis inaktif oleh unit

Master patient index

Permanently

pengolah yang dilakukan secara berkala yakni 2-3

Operative index

10 years

kali dalam satu bulan dan mencegah terjadinya

Registers of births

Permanently

penumpukkan arsip rekam medis inaktif di unit

Register of deaths

Permanently

pengolah. Pemindahan arsip rekam medis inaktif

Register of emergency Permanently department patients

ke gudang penyimpanan arsip rekam medis

inaktif tidak terdapat berita acara pemindahan

Register of surgical Permanently

procedures

arsip dan daftar arsip yang akan dipindahkan.

Tabel 3 : Jadwal Retensi Arsip AHIMA

Padahal menurut Suraja (2006:195) salah satu persiapan yang perlu diselenggarakan dalam

pemindahan arsip adalah mempersiapkan berita Pemilahan arsip rekam medis aktif dan inaktif

2. Pemilahan Arsip Rekam Medis

acara pemindahan arsip dan membuat daftar dilakukan dengan memeriksa satu per satu arsip

arsip-arsip yang akan dipindahkan. rekam medis yang ada dan dilakukan pada hari libur dengan frekuensi dalam satu bulan

4. Pendigitalan Arsip Rekam Medis Inaktif

setidaknya 2 kali. Dalam melakukan pemisahan Sub Unit Rekam Medis telah melakukan arsip rekam medis inaktif Sub Unit Rekam Medis

kebijakan pendigitalan arsip rekam medis inaktif saat ini tidak lagi melakukan pencatatan. Dalam

sesuai ketentuan yang dikatakan dalam Depkes RI memilah arsip rekam medis, Sub Unit Rekam

(1997) penyusutan arsip adalah suatu kegiatan Medis memisahkan arsip rekam medis pasien

pengurangan arsip dari rak penyimpanan dengan yang telah 3 tahun tidak datang berobat ke Rumah

cara memikrofilmisasi berkas rekam medis inaktif Sakit Haji Jakarta. Namun terdapat pengecualian

sesuai ketentuan yang berlaku. Namun dalam terhadap jenis arsip rekam medis tertentu yang

melakukan kegiatan pendigitalan arsip rekam disimpan lebih dari 3 tahun yaitu resume medis

medis, petugas yang bertugas mendigitalkan arsip dan persetujuan operasi yang disimpan terus

rekam medis mendigitalkan semua arsip rekam dengan cara di scan. Tindakan ini merupakan

medis. Padahal telah ditentukan hanya resume tindakan yang benar karena resume medis dan

medis, surat kesediaan operasi, bayi, sertifikasi persetujuan operasi bernilai permanen dan harus

menginggal saja yang di scan. Menurut terus disimpan sesuai dengan peraturan dalam

pengamatan peneliti, hal ini dapat disebabkan Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008

karena petugas yang bertugas mendigitalkan arsip pasal 8.

rekam medis tidak lagi menyimpan pedoman mengenai arsip rekam medis apa saja yang harus

di scan. Sehingga, perlu dilakukan sosialisasi Sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan

3. Pemindahan Arsip Rekam Medis

ulang dan meningkatkan konrtol pimpinan dalam Rekam Medis RS Haji Jakarta Bab V Tentang

memastikan kegiatan pendigitalan arsip rekam Penyimpanan Berkas Rekam Medis, pasien yang

medis berjalan dengan benar. Sejak tahun 2011, telah 3 tahun (terhitung dari tanggal terakhir

Rumah Sakit Haji Jakarta tidak lagi melakukan pasien datang) tidak datang berobat ke Rumah

kegiatan pendigitalan arsip rekam medis karena Sakit Haji Jakarta dinyatakan inaktif dan

rusaknya alat scanner. Kondisi tersebut dipindahkan dari unit pengolah ke gudang

mengakibatkan terjadinya penumpukkan arsip penyimpanan arsip rekam medis inaktif.

rekam medis yang belum di scan di gudang Frekuensi pemindahan arsip rekam medis inaktif

penyimpanan arsip rekam medi dan menyebabkan

Siti Soleha, S.Hum

Sub Unit Rekam Medis tidak lagi menyerahkan arsip rekam medis kepada Unit Kesekretariatan.

Kendala Penyusutan Arsip Rekam Medis

Dalam melakukan kegiatan penyusutan arsip

rekam medis kendala yang dihadapi Rumah Sakit Pihak yang bertanggungjawab dan mempunyai

5. Pemusnahan Arsip Rekam Medis

Haji Jakarta adalah :

tugas melakukan kegiatan pemusnahan rekam

1. Status Rumah Sakit Haji Jakarta medi Rumah Sakit Haji Jakarta adalah Unit

Status Rumah Sakit Haji Jakarta yang masih Kesekretariatan. Pemusnahan terhadap arsip

dalam masa transisi seperti saat ini, petinggi rekam medis dapat dilakukan setelah 2 tahun

Rumah Sakit Haji tidak dapat mengambil arsip rekam medis tersebut berstatus inaktif.

keputusan dan kebijakan stategis seperti membuat Pemusnahan arsip rekam medis Rumah Sakit Haji

Surat Keputusan, mengangkat pegawai baru, Jakarta dilakukan dengan cara dibakar.

melakukan pengadaan fasilitas-fasilitas rumah Pembakaran arsip rekam medis digabung dengan

sakit, dan kebijakan strategis lainnya.Sehingga, pembakaran sampah medis. Karena pembakaran

untuk melakukan penambahan maupun mutasi arsip rekam medis dapat dikatakan “numpang” di

pegawai dan penambahan fasilitas rumah sakit tempat pembakaran sampah medis, Unit

untuk menunjang kegiatan cukup sulit dilakukan Kesekretariatan harus menyesuaikan dengan

saat ini karena status Rumah Sakit Haji Jakarta kondisi di tempat pembakaran arsip rekam medis

yang masih dalam masa transisi. memungkinkan atau tidak untuk melakukan

2. Rumah Sakit Haji Jakarta belum pembakaran dengan jumlah banyak. Hal ini

mempunyai JRA Rekam Medis mengakibatkan tidak ada jadwal pemusnahan

Ketidakberadaaan JRA yang spesifik mengatur yang jelas di Unit Kesekretariatan karena harus

masa simpan arsip rekam medis di Sub Unit menyesuaikan dengan kondisi di pembakaran

Rekam Medis dapat mengakibatkan kebingungan sampah medis.

pegawai dalam menentukan suatu arsip telah inaktif atau belum.

Sebelum melakukan kegiatan pemusnahan arsip

3. Kendala SDM

rekam medis, petugas pemusnah telah membuat Sub Unit Rekam Medis maupun Unit daftar arsip yang akan di musnahkan dan berita

Kesekretariatan mengalami kekurangan SDM dan acara. Peraturan tersebut juga telah diatur dalam

kurangnya pemahaman pegawai mengenai Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis

penyusutan arsip rekam medis seperti JRA dan tentang Pemusnahan Dokumen Rekam Medis.

arsip rekam medis apa saja yang perlu di scan dan Namun, dalam melakukan pemusnahan arsip

tidak. Selain itu, kondisi pegawai Sub Unit rekam medis Unit Kesekretariatan hanya

Rekam Medis yang sudah tidak lagi muda juga memusnahkan kulit arsip rekam medis saja. Isi

mempengaruhi kecepatan dalam melakukan dari arsip rekam medis belum pernah

kegiatan penyusutan arsip rekam medis. Pegawai dimusnahkan sejak Rumah Sakit Haji Jakarta

Sub Unit Rekam Medis yang sudah tidak lagi berdiri hingga saat ini. Padahal Permenkes RI

muda, cukup sulit untuk bekerja cepat dan sigap. Nomor 269/Menkes/Per/III/2008

pasal 8 4. Keterbatasan Sarana Prasarana menyebutkan bahwa rekam medis di rumah sakit

Keterbatasan sarana prasarana mencangkup wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka

terbatasnya ruang penyimpanan arsip rekam waktu 5 (lima) tahun dari tanggal terakhir pasien

medis inaktif, lokasi penyimpanan arsip di Unit berobat atau dipulangkan. Setelah batas 5 (lima)

Kesekretariatan yang tidak strategis juga yakni di tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

rooftop (atap bangunan) yang menyulitkan dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan,

pegawai dalam mobilisasi arsip rekam medis dari kecuali ringkasan pulang dan persetujuan

Sub Unit Rekam Medis yang berada di lantai tindakan medik. Selain itu, Depkes RI (1997)

dasar ke Unit Kesekretariatan untuk disimpan dan juga menyebutkan bahwa penyusutan arsip adalah

dari Unit Kesekretariatan ke tempat pemusnahan suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak

arsip yang berada di lantai dasar, rusaknya alat penyimpanan dengan cara memusnahkan berkas

scanner, dan tidak adanya alat pemusnah khusus rekam medis yang telah dimikrofilmkan dengan

untuk memusnahkan arsip rekam medis. cara tertentu sesuai ketentuan.

Penyusutan Arsip Rekam Medis: Studi Kasus Rumah Sakit Haji Jakarta

KESIMPULAN

Black, James A dan Dean J Champion. (1999). Metode dan Masalah Penelitian

Rumah Sakit Haji Jakarta telah melakukan Sosial. Bandung : Refika Aditama kegiatan penyusutan yang dilakukan oleh Sub Unit Rekam Medis dan Unit Kesekretariatan

Boedi Martono. (1990). Sistem Kearsipan Praktis tanpa adanya JRA rekam medis yang spesifik.

: Penyusutan dan

Padahal, menurut PP No. 28 Tahun 2012 pasal 52 Pemeliharaan Arsip.Jakarta : Pustaka disebutkan

bahwa

penyusutan dilakukan

Sinar Harapan

berdasarkan JRA. Proses penyusutan arsip rekam ____________. (1992). Penataan Berkas dalam

medis di Rumah Sakit Haji Jakarta meliputi Manajemen Kearsipan. Jakarta : kegiatan pemilahan arsip rekam medis inaktif di Pustaka Sinar Harapan unit pengolah, pemindahan arsip rekam medis

inaktif ke gudang penyimpan arsip rekam medis Burhan Bungin. (2006). Metodologi Penelitian

inaktif, pendigitalan arsip rekam medis inaktif Kualitatif : Aktualisasi Metologi

dan pemusnahan arsip rekam medis. Kegiatan ke Arah Ragam Varian Kontemporer. pemilahan, pemindahan dan pendigitalan Jakarta : PT Raja Grahindo Persada dilakukan oleh Sub Unit Rekam Medis sedangkan

kegiatan pemusnahan dilakukan oleh Unit Creswell, John W. (2010). Research Design :

Kesekretariatan. Proses pemindahan arsip rekam Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

medis inaktif ke gudang penyimpan arsip rekam dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar medis inaktif tidak dilakukan secara berkala dan

sejak tahun 2011 Sub Unit Rekam Medis tidak Huffman, Edna K. (1994). Health Information

melakukan kegiatan pendigitalan terhadap rekam Management ; Edisi 10. Illionis :

medis inaktif karena rusaknya alat scanner. Selain Physician Record Company

itu, Rumah Sakit Haji Jakarta tidak pernah melakukan pemusnahan terhadap arsip rekam

Indonesia. (2002). Kamus Besar Bahasa medis sejak Rumah Sakit Haji Jakarta berdiri

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka hingga saat ini. Pemusnahan hanya dilakukan

terhadap kulit arsip rekam medis. Hal tersebut ________. (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam yang menyebabkan terjadi penumpukan arsip

Medis Rumah Sakit di

rekam medis. Indoensia. Jakarta : Diretorat Jendral Pelayanan Medis Departemen Kesehatan

Kendala Rumah Sakit Haji Jakarta dalam ________. (2012). Peraturan Pemerintah melakukan kegiatan penyusutan adalah status

Republik Indonesia Nomor 28 Tahun Rumah Sakit Haji Jakarta yang masih dalam masa

2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang transisi, tidak adanya JRA, kurangnya SDM

Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan sehingga terjadinya double job, SDM yang

Permenkes tidak lagi muda sehingga kurang dapat bekerja

dimiliki Sub Unit Rekam Medis mayoritas sudah

No.269/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis. cepat, pengelolaan terhadap arsip rekam medis

Jakarta

maya yang kurang efektif, ruangan penyimpanan : Departemen Kesehatan Direktorat arsip rekam medis yang terbatas, rusaknya alat

Jendral Pelayanan Medis

scanner, lokasi penyimpan arsip rekam medis yang tidak strategis, dan tidak adanya alat

________. (1995). Surat Edaran Direktorat pemusnah khusus arsip rekam medis.

Jendral Pelayanan Medis No. HK.00. 06.1.501160 Tentang Petunjuk Teknis

DAFTAR PUSTAKA

Pengadaan Formulir Rekam Medis dan Basir Barthos. (1989). Manajemen Kearsipan : Pemusnahan Arsip Rekam Medis di untuk Lembaga Negara, Swasta Rumah Sakit. Jakarta : Departemen dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Bumi Aksara

Kesehatan RI

Siti Soleha, S.Hum

Wursanto Ig. (1991). Kearsipan. Yogyakarta : _______.(2009). Undang-Undang

Republik

Kanisius

IndonesiaNomor 43 Tahun 2009 TentangKersipan

(2006). Manajemen _______. (2009). Undang-Undang Republik

Yohannes

Suraja.

Kearsipan.Malang : Dioma

Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Zulkifli Amsyah (1998). Manajemen Kearsipan. Tentang Rumah Sakit Jakarta : PT Gramedia Pustaka

ISO 15489-1. (2001). Information and

Utama

Documentation – Records Management Part 1 : General

ISO 15489-1. (2001). Information and Documentation – Records Management

Part 2 : Guideline Kennedy, Jay; & Cherryl Schauder. (1998).

Record management : A guide to corporate records keeping (2nd ed.).Malaysia : Longman Malaysia

Laksmi; Fuad Gani; & Budiantoro. (2008). Manajemen Perkantoran Modern.

Jakarta : Penaku Muhammad Idrus. (2007). Metode Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial :Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta : UII Press

Nasution (1996). Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara

Penn, Ira A; Gail Pennix; & Jim Coulson. (1994). Records Management

Handbook (2nd ed.). United States : Gower

Read-Smith, Judith; Mary Lea Ginn; & Norman

F. Kallaus. (2002). Records Management. USA : South Western

Sulistyo-Basuki. (2003). Manajemen Arsip Dinamis : Pengantar Memahami dan

Mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Kearsipan. Yogyakarta : Kanisius ____________. (2006). Metode Penelitian.

Jakarta : Wedatama Widya

Implementasi Jadwal Retensi Arsip Di Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

IMPLEMENTASI JADWAL RETENSI ARSIP DI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Yossua Hot, S.Hum Dosen Pembimbing: Nina Mayesti, M.Hum

I Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424.

Email: [email protected] Email dosen pembimbing: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini membahas Implementasi Jadwal Retensi Arsip di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Jadwal Retensi Arsip di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga tercapainya pengelolaan arsip yang efektif dan efisien. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan unit-unit pengelola kearsipan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil penelitian ini mengungkapkan fakta di lapangan bahwa implementasi Jadwal Retensi Arsip ini belum dilaksanakan secara merata dikarenakan masih ada unit-unit kearsipan yang belum melakukan penyusutan. Kurangnya kesadaran pimpinan yang menyebabkan permasalahan ini timbul. Jadwal Retensi Arsip dibuat tanpa diberikan fasilitas seperti sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan kearsipan dan Sumber Daya Manusia masih ada yang tidak mengerti kearsipan atau tidak berlatar pendidikan kearsipan sehingga menyebabkan lambat dalam implementasi .

Kata Kunci: Jadwal Retensi Arsip, penyusutan.

Abstract

This research describes about Implementation of the Records Retention Schedules in the Ministry of Education and Culture. The purpose of this research is knowing the implementation Schedule Retention Archives at the Ministry of education and culture trough they can to reach the effectiveness and efficient of records management and efficiency. This is qualitative research with case study methods. The information was taken by doing an interview with executive of archival unit in the ministry of education and culture. Information obtained by conducting interviews with archival management units in the Ministry of education and culture. The results of this research reveal that fact in field implementation of The Records Retention Schedule has not been implemented because there are still evenly-archives that have not been doing depreciation. Lack of awareness of the leadership is the lead of the problems. Records Retention Schedule was made without any facilities and infrastructures that support the archival activities. Also human resources are still the one who don't understand the archival or not set archival education thus causing slow in implementation.

Keywords: Records Retention Schedule, Disposal.

Yossua Hot, S.Hum; Dosen Pembimbing: Nina Mayesti, M.Hum

Pendahuluan

perawatan supaya keberadaan arsip tersebut tetap baik khususnya keberadaan arsip dinamis aktif

Dalam era globalisasi setiap kegiatan intansi, yang terdapat dalam organisasi harus baik-maupun instansi pemerintah, instansi

diperhatikan karena arsip ini termasuk arsip yang swasta dan pendidikan tidak akan berjalan tanpa

masih dipergunakan dalam organisasi. data dan informasi. Informasi pada intansi sangat

dibutuhkan dan bentuk informasi adalah rekaman dari kegiatan perusahaan itu sendiri,

Pengelolaan arsip inaktif pada dasarnya tidak rekaman tersebut terdapat pada arsip. Arsip

dapat dilepaskan dari pengelolaan semasa sebagai salah satu informasi terekam memiliki

aktifnya. Apabila pada masa aktifnya arsip fungsi yang sangat penting untuk menunjang

dikelola dengan baik, maka pada masa inaktifnya proses kegiatan intansi. Setiap kegiatan

akan menjadi baik, sehingga akan memudahkan memerlukan data atau informasi, salah satu

proses penyusutan dan penataan arsip ada masa sumber informasi itu adalah arsip.

statis. Fase penyusutan merupakan penentuan masa simpan arsip. Sehingga dalam fase ini ditentukan

suatu arsip harus Arsip dinamis (records) sebagai salah satu

apakah

dimusnahkan, dipindahkan atau disimpan secara sumber informasi terekam memiliki fungsi

permanen.

sangat penting untuk menunjang proses kegiatan administrasi

Disamping itu arsip statis (archives) dapat pula Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dimanfaatkan oleh lembaga instansi pemerintah

merupakan salah satu instansi pemerintahan serta masyarakat umum bagi pendidikan dan

meningkatkan penelitian. Sebagai endapan informasi kegiatan

yang membantu dalam

layanan pendidikan dan administrasi dan manajemen, arsip akan terus

ketersediaan

memperluas keterjangkauan tumbuh dan berkembang secara akumulatif

kebudayaan,

dan kebudayaan, sejalan dengan semakin kompleksnya fungsi dan

layanan

pendidikan

meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan organisasi.

kebudayaan, mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh

layanan

pendidikan dan

kepastian atau Perkembangnya fungsi osirganisasi yang begitu

kebudayaan,

menjamin

keterjaminan memperoleh layanan pendidikan pesat membuat penciptaan arsip yang begitu

dan melestarikan dan memperkukuh bahasa dan banyak. Dengan tercipta arsip yang begitu

kebudayaan Indonesia.

banyak dapat membuat dampak penumpuk secara tidak terkontrol. Arsip–arsip yang tidak terkontrol

pelayanan yang diberikan pengelolanya, karena dipandang tidak perlu

Salah satu

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah disimpan di dalam suatu sistem. Arsip sebagai

layanan informasi dengan cepat, tepat dan akurat salah satu sumber informasi membutuhkan suatu

kegiatan organisasi. sistem pengelolaan (management) yang tepat

berdasarkan

arsip

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah sehingga dapat menciptakan efiktifitas, efisiensi

membuat kebijakan mengenai Jadwal Retensi dan produktifitas bagi organisasi.

Arsip sebagai pedoman dalam menata arsip, agar informasi dapat dicari dengan cepat, tepat dan efisien sesuai dengan kebutuhan unit-unit kerja.

Pada dasarnya pengolahan arsip terdiri dari Demi peningkatan efisiensi dan efektifitas beberapa unsur pokok bahwa penataan arsip

operasional instansi, arsip harus dikelola dengan terdiri

baik sehingga nilai dari informasi tidak hilang. penyimpanan,

atas proses

pemeliharaan arsip. Tetapi arsip tidak hanya sekedar untuk disimpan saja, arsip juga perlu

Implementasi Jadwal Retensi Arsip Di Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia