Persepsi konsumen terhadap produk Bakpia menurut tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan profesi : studi kasus Perusahaan Bakpia 75 Yogyakarta.
(2)
ABSTRACT
CONSUMER’S PERCEPTION ON BAKPIA PRODUCT
PERCIEVED FROM EDUCATIONAL, INCOME, AND
PROFESIONAL LEVEL POINT OF VIEW
A Case Study of Bakpia 75 Enterprise Yogyakarta
Dewi Wulandari Setyoningsih Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of the research is to know whether there is different perception of consumers towards the products of Bakpia 75 Yogyakarta perceived from (1) educational level; (2) income level and (3) the level of consumer’s profession.
This research done in Bakpia 75 Yogyakarta from May to June 2007. The respondents of this research were 350. The samples taken by applying Purposive Sampling Technique. The techniques of data collection were observation and questionnaire. The techniques of data analysis was Chi-square, Non Parametric Statistics.
The result of this research shows that there is different perception of consumers towards the products of Bakpia 75 perceived (1) from educational level ( count = 12.504 > F ble = 5.99); (2) income level (F2c nt = 51.689 > F2
le = 9.48); and (3) the level of consumer’s profession (F2count = 63.99 > F2 le = 9.48)
2
F
tab
2
ta ou
tab
(3)
(4)
ii
(5)
iii
(6)
Moto
Allahlah yang memilih apa yang akan kita alami, kita tinggal
memilih bagaimana kita akan melaluinya
<John C. Maxwell>
Kita kalah karena kita mengatakan kepada diri sendiri bahwa kita
kalah
<Leo Tolstoy>
Tidak semua orang yang bahagia itu murah hati, tapi seseorang
yang murah hati itu pasti orang yang bahagia
<W. W. Siege>
Kalau pintu yang satu tertutup, pintu yang lain terbuka. Tapi
seringkali kita terlalu lama menyesali pintu yang tertutup sehingga
tidak melihat yang terbuka bagi kita
<Alexander Graham Bell>
(7)
Skripsi ini kupersembahkan untuk
:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu
menuntun dan menaungi aku
Bapak dan Ibu yang selalu
memberi semangat dan
melantunkan doa untukku
Adikku Adi, Nisa, Kiki, dan
keponakanku Fadlan yang
menjadi inspirasiku untuk segera
menyelesaikan skripsi ini
L. Prabowo yang selalu sabar
dan mendampingi aku saat aku
mulai jatuh. Makasih aku
belajar banyak hal darimu.
(8)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
(9)
ABSTRAK
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRRODUK BAKPIA
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT
PENDAPATAN, DAN PROFESI
Studi Kasus: Perusahaan Bakpia 75 Yogyakarta Dewi Wulandari Setyoningsih
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari tingkat pendapatan; (3) adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari profesi konsumen.
Penelitian ini dilaksanakan di bakpia 75 Yogyakarta pada bulan Mei sampai Juni 2007. sampel dalam penelitian ini sebanyak 350 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan statistik non parametrik yaitu Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 ditinjau dari tingkat pendidikan ( hitung = 12,504 > table = 5,99); (2) ada perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 ditinjau dari tingkat pendapatan ( hitung = 51,689 > table = 9,48); (3) ada perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 ditinjau dari profesi konsumen ( hitung = 63,99 > table = 9,48).
2 χ 2 χ
2 χ 2
χ 2
χ χ2
.
(10)
ABSTRACT
CONSUMER’S PERCEPTION ON BAKPIA PRODUCT
PERCIEVED FROM EDUCATIONAL, INCOME, AND
PROFESIONAL LEVEL POINT OF VIEW
A Case Study of Bakpia 75 Enterprise Yogyakarta
Dewi Wulandari Setyoningsih Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of the research is to know whether there is different perception of consumers towards the products of Bakpia 75 Yogyakarta perceived from (1) educational level; (2) income level and (3) the level of consumer’s profession.
This research done in Bakpia 75 Yogyakarta from May to June 2007. The respondents of this research were 350. The samples taken by applying Purposive
Sampling Technique. The techniques of data collection were observation and
questionnaire. The techniques of data analysis was Chi-square, Non Parametric Statistics.
The result of this research shows that there is different perception of consumers towards the products of Bakpia 75 perceived (1) from educational level ( count = 12.504 > χ ble = 5.99); (2) income level (χ2c nt = 51.689 > χ2
le = 9.48); and (3) the level of consumer’s profession (χ2count = 63.99 > χ2 le = 9.48)
2 χ tab
2
ta ou
tab
(11)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah dan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia Menurut Tingkat Pendidikan, Tingkat Penghasilan, dan Profesi”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial program studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penulisan ini, penulis banyak sekali dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. FX. Muhadi M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian memberikan bimbingan, koreksi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Kristine, selaku pemilik Perusahaan Bakpia Pathuk 75 Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian di Perusahaan Bakpia Pathuk 75 Yogyakarta
(12)
5. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dorongan semangat, memberikan bantuan materi dan doa-doa yang selalu dipanjatkan untukku. Terima kasih banyak aku bersyukur memiliki orang tua seperti kalian.
6. Adikku Adi-Kiki, Annisa, dan keponakanku Fadlan. Akhirnya aku bisa berkumpul lagi dengan kalian!
7. Mbah putri, Mbah Harto, dan om Agung. Terima kasih untuk doa-doa yang kalian lantunkan untukku agar aku tetap kuat.
8. L. Prabowo, yang selalu mendampingi aku saat aku mulai jatuh. Terima kasih untuk kehadiranmu yang memberi warna baru dalam hidupku.
9. Pemilik “Kutilang 13”: Mas Manda, Mbak Lina, Uti, Adit, Dini. Terima kasih sudah memberi aku tempat berteduh selama ini.
10. Seluruh penghuni “Kutilang 13”: Merli - Mithut ayo wisuda bareng kamu pasti bisa! Titis - Koko yang selalu sabar mengedit hasil ketikanku, makan yang banyak ya! Lia - liul, ayo cari temen cowok jangan Cuma sama Vivi terus! Yeni ”adik” – Tanti ”kakak” yang sudah mendahului kita pulang ke tanah airnya.
11. Dua personil Trio Kwek-Kwek, Iin & Wiwin.Terima kasih untuk bantuan kalian selama ini dan persahabatan yang telah kalian tawarkan untukku, semoga trio kwek-kwek masih tetap eksis ya!
12. Teman seperjuanganku : Goris “cukiee” , Eri “kuthil” , Nungki “kipli” yang telah menjadi partner kerja yang kompak dan selalu mengingatkan aku dalam mengerjakan skripsi ini.
(13)
13. Teman-teman PAK B ’02 : Yuni “mami”, Lusi, Muntari “Mumun”, Yoyok, DP, Vanya, Kriwul, Erma, Tyas, Eli, Imas, Dewa, April, Boim, Bowo, Mbah Harso, Didik, Adi.
14. Pak Waluyo, yang selalu membantu membukakan pintu untukku. Terima kasih ini semua juga berkat pak Waluyo.
15. Seluruh karyawan Bakpia Pathuk 75 Yogyakarta : mbak Angel dan mbak Sri, yang sudah menerima aku dengan ramah dan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.
16. Dan semua pihak yang mengenal aku, tanpa bantuan kalian semua aku tidak akan berkembang menjadi aku yang sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
(14)
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Belakang Masalah ... 1
2. Pembatasan Masalah ... 5
3. Perumusan Masalah ... 6
4. Tujuan Penelitian ... 6
5. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kerangka Teoritik ... 8
1. Persepsi ... 8
1.1.Pengertian Persepsi ... 8
1.2.Faktor yang mempengaruhi persepsi ... 9
2. Produk ... 11
2.1.Pengertian Produk ... 11
2.2.Unsur-unsur Produk ... 12
(15)
3. Tingkat Pendidikan ... 13
4. Tingkat Penghasilan ... 15
5. Jenis Profesi ... 18
B. Kajian Penelitian yang relevan ... 20
C. Kerangka Berpikir ... 21
D. Hipotesis ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN ... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Populasi Penelitian ... 24
D. Sampel Penelitian ... 25
E. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ... 25
F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 25
G. Teknik Pengumpulan Data ... 26
H. Pengujian Kuesioner ... 27
1. Uji Validitas Instrumen ... 27
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 31
I. Teknik Analisis Data ... 33
1. Deskripsi Data ... 33
2. Uji Hipotesis ... 33
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 39
A. Sejarah Berdirinya Bakpia Patuk 75 ... 39
B. Lokasi Perusahaan ... 40
C. Personalia ... 40
D. Bauran Pemasaran ... 42
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Deskripsi Data ... 44
B. Uji Hipotesis ... 51
(16)
C. Pembahasan ... 58
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Keterbatasan Penelitian ... 67
C. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(17)
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 27
Tabel 3.2 Uji Validitas Kualitas Produk ... 28
Tabel 3.3 Uji Validitas Harga ... 29
Tabel 3.4 Uji Validitas Pelayanan ... 30
Tabel 3.5 Uji Validitas Merk ... 31
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Reliabilitas ... 32
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas ... 33
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 46
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 47
Tabel 5.5 Persepsi Konsumen terhadap Produk Bakpia 75 ... 48
Tabel 5.6 Persepsi Konsumen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ... 49
Tabel 5.7 Persepsi Konsumen Ditinjau dari Tingkat Penghasilan ... 50
Tabel 5.8 Persepsi Konsumen Ditinjau dari Jenis Pekerjaan ... 50
Tabel 5.9 Tabel Kontigensi Konsumen ditinjau dari Tingkat Pendidikan ... 52
Tabel 5.10 Daftar Interpretasi Nilai C ... 54
Tabel 5.11 Tabel Kontigensi Konsumen ditinjau dari Tingkat Penghasilan ... 55
Tabel 5.12 Daftar Interpretasi Nilai C ... 58
Tabel 5.13 Tabel Kontigensi Konsumen ditinjau dari Jenis Pekerjaan ... 59
Tabel 5.14 Daftar Interpretasi Nilai C ... 62
(18)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Kuesioner Penelitian ... 72
Validitas dan Reliabilitas ... 77
Reliabilitas Kualitas Produk ... 79
Reliabilitas Variabel Harga ... 80
Reliabilitas Variabel Pelayanan ... 81
Reliabilitas Variabel Merk ... 82
Data Pribadi Responden Bakpia 75 Yogyakarta ... 83
Jawaban Kuesioner ... 91
Data Persepsi Konsumen terhadap Kualitas Produk ... 103
Data Persepsi Konsumen terhadap Harga ... 115
Data Persepsi Konsumen terhadap Pelayanan ... 122
Data Persepsi Konsumen terhadap Merk ... 143
Tabel r ... 146
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Produk merupakan titik berangkat keberhasilan maupun kegagalan kebijakan pemasaran secara keseluruhan. Perkembangan jaman dan kemajuan teknologi dewasa ini membawa pengaruh ke segala bidang. Era pemasaran saat ini menyebabkan persaingan yang semakin tajam dalam dunia bisnis. Perusahaan-perusahaan berusaha menawarkan keunggulan produknya masing-masing. Konsumen semakin selektif dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan.
Semakin meningkatnya tingkat persaingan bagi industri memaksa pasar industri atau perusahaan untuk lebih meningkatkan kepuasan konsumen. Banyak perusahaan sangat mementingkan kepuasan konsumen, diharapkan dengan mencapai kepuasan tinggi atau kesenangan yang tinggi yang tinggi pada konsumen akan menciptakan suatu kelekatan emosional terhadap suatu merk tertentu. Bukan hanya kesukaan/preferensi rasional sehingga nantinya dapat menghasilkan kesetiaan konsumen yang tinggi terhadap suatu produk. Selain itu dengan semakin beragamnya jasa dan produk dari waktu ke waktu memungkinkan konsumen untuk memilih dan berpindah dari berbagai jasa atau produk yang berbeda.
Adanya variety seeking (mencari berbagai alternatif) merupakan faktor penentu dalam perpindahan produk, di mana konsumen akan memilih produk yang
(20)
dirasa cocok dan dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, tidaklah mudah bagi perusahaan untuk mempertahankan produknya di pasaran sehingga perusahaan selalu mengembangkan dan berusaha merebut pangsa pasar serta dapat membangun image (citra) yang baik bagi produknya. Hal ini mempengaruhi produsen untuk menghasilkan suatu produk atau barang menurut selera konsumen, dengan demikian produsen perlu memiliki pengetahuan tentang pemasaran dan berbagai permasalahannya.
Konsep baru dalam manajemen pemasaran yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan adalah konsep pemasaran (marketing concept). Cara baru ini mengarahkan kegiatan pemasaran untuk lebih memperhatikan dan mengetahui keinginan-keinginan konsumen. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk atau mengapa konsumen menyukai suatu produk tertentu. Banyak hal yang mempengaruhi konsumen untuk memilih produk tertentu antara lain karena harganya yang murah, kualitas/mutunya, merknya yang terkenal, label atau kemasannya yang menarik atau mungkin manfaat yang diperoleh dari produk itu.
Oleh karena itu, setiap pengusaha wajib memahami dan menguasai berbagai macam aspek penting produk yang di usahakannya. Mereka harus tahu manfaat apa saja yang diharapkan para pembeli atau konsumen dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada dasarnya konsumen tertarik akan suatu produk atau barang dikarenakan mutu atau kualitas produk dan manfaat yang akan diperoleh dari produk tersebut. Kualitas produk dapat tercermin dari harga produk, citra merk yang baik, dan kemasan yang menarik.
(21)
Harga merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan sebagai kompensasi produk yang diperoleh dari perusahaan. Setiap perusahaan pada umumnya, akan menghitung biaya yang dikeluarkan sebelum menetapkan harga produknya. Perusahaan yang mampu merumuskan strategi harga yang tepat akan memperoleh penghasilan dan keuntungan optimal.
Merk/brand dalam pengertian yang luas yaitu suatu nama, istilah, simbol atau desain (rancangan) atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual dan untuk membedakan dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing (Basu Swastha, 1984:135).
Pengemasan atau pembungkusan (packaging) menurut Basu Swastha DH. adalah kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang (Basu Swastha DH., 1984:141).
Kualitas produk merupakan beberapa ciri yang tak terpisahkan dari perencanaan produk yang efektif. Sedangkan perencanaan produk yang efektif itu sendiri merupakan salah satu komponen dari kebijaksanaan Marketing Mix yang mempunyai pengaruh yang luas terhadap keberhasilan pemasaran suatu produk, karena marketing mix merupakan strategi kombinasi variabel-variabel yang didasari pengetahuan tentang keinginan-keinginan konsumen, pesaing dan faktor-faktor lingkungan lainnya, tak terkecuali untuk produk Bakpia Pathuk 75.
Produk Bakpia Pathuk 75 merupakan salah satu merk produk makanan tradisional bakpia pathuk yang sudah cukup kuat di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dibandingkan dengan merk bakpia lainnya, menurut pengamatan penulis, bakpia
(22)
75 sangat diminati konsumen terutama para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Setiap konsumen tentunya memiliki persepsi yang berbeda terhadap produk bakpia 75 ditinjau dari tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan profesi.
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi persepsi seseorang. Semakin tingginya tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang akan menyebabkan orang tersebut menjadi kritis dalam melihat hal-hal yang terjadi di sekelilingnya. Demikian juga dalam memilih produk, mereka akan mempertimbangkan kualitas/mutu, dan harga produk tersebut. Sedangkan orang yang tingkat pendidikannya rendah tidak terlalu memperhatikan masalah kualitas produk, bagi mereka yang penting produk itu terjangkau dan cocok dengan selera mereka
Tingkat pendapatan akan menyebabkan persepsi yang berbeda. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka kebutuhannya akan semakin meningkat dan berkualitas. Produk yang mahal berkonotasi mutunya baik. Sedangkan seseorang yang berpendapatan rendah tidak dapat menjangkau produk yang bermutu karena biasanya mahal.
Jenis pekerjaan yang berbeda akan membedakan persepsi responden. Orang yang menjadi pegawai negeri dan pedagang pada umumnya tidak suka menonjolkan diri melalui penampilan sehingga tidak begitu faham produk yang bermutu. Sedangkan karyawan swasta pada umumnya suka menonjolkan diri melalui penampilan, maka biasanya mereka tahu produk yang bermutu dan yang tidak bermutu.
(23)
Berangkat dari keadaan diatas tersebut, penulis ingin mengetahui dan meneliti tentang pemasaran produk bakpia 75, khususnya mengenai masalah bagaimana persepsi konsumen terhadap kualitas produk bakpia 75 di Yogyakarta. Dengan memperhatikan konsumen menurut tingkat pendidikan, tingkat penghasilan dan profesi. Untuk penelitian ini penulis mengambil judul: “PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK BAKPIA DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGHASILAN, DAN PROFESI KONSUMEN”.
2. Pembatasan Masalah
Produk merupakan salah satu unsur dari kebijakan Marketing Mix yang mempunyai pengaruh yang luas terhadap keberhasilan pemasaran suatu produk. Keberhasilan ini terlihat dari kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumsi suatu produk akan mengakibatkan adanya suatu penjualan yang merupakan tujuan akhir dari proses pemasaran sendiri. Unsur dari kebijakan produk dalam penelitian ini dibatasi pada kualitas, merk, harga. Sedangkan konsumen dapat digolongkan menurut usia, pendidikan, selera, jenis kelamin, pendapatan, status sosial. Mengingat terbatasnya kemampuan, waktu dan biaya yang tersedia pada diri peneliti, maka peneliti membedakan konsumen menurut tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan profesi konsumen yang berada di DIY.
(24)
3. Perumusan Masalah 3.1. Masalah Umum
3.1.1.1 Bagaimana persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan profesi konsumen.
3.2. Masalah Khusus
3.2.1 Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY menurut tingkat pendidikan?
3.2.1.1 Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY menurut tingkat pendapatan?
3.2.1.2 Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY menurut profesi konsumen?
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan jawaban-jawaban dari masalah yang akan diteliti. 4.1. Tujuan Umum
4.1.1 Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan profesi konsumen.
4.2. Tujuan Khusus
4.2.1 Untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari tingkat pendidikan.
(25)
4.2.2. Untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari tingkat pendapatan.
4.2.3. Untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 di DIY ditinjau dari profesi konsumen.
5. Manfaat Penelitian 5.1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak perusahaan untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap kualitas produk Bakpia 75 sehingga perusahaan nantinya dapat merencanakan strategi pemasaran produk yang lebih baik di masa yang akan datang.
5.2. Penulis
Dengan penelitian ini, penulis dapat secara nyata membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang dijalankan oleh perusahaan di bidang pemasaran, khususnya pada kebijakan produk mengenai kualitas produk.
5.3. Universitas
Keberhasilan penulis dalam penelitian ini hasilnya dapat untuk menambah bahan kepustakaan di Universitas dan dapat memberikan masukan bagi mata kuliah Manajemen Pemasaran di Fakultas.
(26)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritik 1. Persepsi
1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi sebenarnya merupakan suatu peristiwa kejiwaan yang dialami oleh setiap individu, yaitu: berkaitan dengan bagaimana individu itu mengenali dirinya maupuan dunia luar. Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dimana individu memilih, mengorganisasikan, dan menterjemahkan stimulus dalam gambaran dunia yang koheren dan berarti.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun, proses tersebut tidak berhenti disitu saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu, proses persepsi tidak luput dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
(27)
Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Jadi, stimulus diterima oleh alat indera, kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang diindera tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan (Davidoff,1988:232). Dengan demikian, dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisasi atau individu. Oleh karena merupakan aktivitas yang terpadu maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitrnya, dan juga tentang keadaan dari individu yang bersangkutan (Davidoff,1988:232). Stimulus dapat datang dari luar individu tetapi bisa juga datang dari dalam individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut sebagai persepsi diri (self perception). Berdasarkan pada hal tersebut, dapatlah dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi pengalaman tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara satu individu dengan individu yang lainnya tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu bersifat individu.
1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi
Telah dipaparkan bahwa apa yang ada pada diri individu akan mempengaruhi individu dalam melakukan persepsi, dan ini disebut faktor
(28)
intenal. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi proses persepsi, yaitu stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung, dan ini merupakan faktor eksternal. Faktor Internal yang mempengaruhi terjadinya persepsi adalah: (Davidoff, 1988:234)
a. Kesadaran
Kesadaran juga mempengaruhi persepsi. Ketika kita sedang merasa bahagia, maka pemandangan yang alam yang terhampar jauh di depan mata kita akan terlihat sangat luar biasa indahnya. Tetapi apabila kita murung, pemandangan yang sama itu, mungkin akan terlihat sangat membosankan.
b. Ingatan
Indera kita akan secara teratur menyimpan data-data yang kita terima. Dalam rangka memberikan arti, secara terus-menerus orang cenderung untuk membanding-bandingkan penglihatan, suara dan peginderaan lainnya dengan ingatan-ingatan pengalaman lalu yang mirip.
c. Proses Informasi
Proses informasi juga mempunyai peran dalam persepsi. Kita sudah dapat menentukan dan memutuskan data mana yang dihadapi berikutnya, dibandingkan dengan situasi lalu dan saat itu, lalu membuat interpretasi dan evaluasi. Bahasa jelas dapat mempengaruhi kognisi kita, memberikan bentuk pada persepsi secara tidak langsung.
(29)
d. Pengujian Hipotesis
Merupakan komponen pusat persepsi yang mengolah informasi. Sering terjadi, interpretasi terhadap data penginderaan hanya mempunyai satu kemungkinan, sehingga pencarian untuk hipotesis persepsi yang tepat dilakukan dengan sangat cepat, otomatis dan berada sedikit di bawah kesadaran.
Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan denagn segi psikologis. Bila sistem fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang. Segi psikologis antara lain pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.
2. Produk
2.1 Pengertian Produk
Produk sering diartikan sebagai kumpulan atribut dan atau sifat kimia yang secara fisik dapat diraba atau tidak dapat diraba. Dalam tinjauan yang lebih mendalam, produk juga mencakup masalah-masalah seperti harga, nama penjual, dan sebagainya. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai maka penting bagi perusahaan untuk memilih secara tepat barang-barang yang akan diproduksi, harga, kualitas, warna, bentuk dan sebagainya yang dapat memuaskan konsumen. Yang dimaksud dengan produk atau barang adalah : Sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise
(30)
pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya (Stanton, 1985:222).
Setiap sifat atribut merupakan produk tersendiri, sebab setiap kombinasi akan memberikan kepuasan yang berbeda kepada konsumen. Selera konsumen yang bermacam-macam merupakan tantangan bagi produsen di dalam menentukan produk yang kan dihasilkannya nanti. Namun demikian produsen harus tetap selektif dalam menentukan bentuk, warna, mutu dan sebagainya.
2.2 Unsur – Unsur Produk
Dalam pengertian barang atau produk di atas mencakup unsur-unsur kualitas, harga, merk, kemasan atau pembungkus.
a. Kualitas
Kualitas produk adalah keunggulan suatu produk. Kualitas produk merupakan salah satu aspek asosiasi merk yang ditinjau dari sudut pandang konsumen, dimana sebeuah merk dipersepsikan sebagai produk berkualitas tinggi. Kerap kali hal ini dipandang sebagai ukuran kebaikan merk yang dituntut konsumen. Oleh karena itu, faktor kualitas berpengaruh besar terhadap kinerja finansial suatu merk dan bahkan perusahaan.
b. Harga
Harga merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan sebagai kompensasi produk yang diperoleh dari perusahaan. Setiap perusahaan pada umumnya, akan menghitung biaya yang dikeluarkan sebelum menetapkan
(31)
harga produknya. Perusahaan yang mampu merumuskan strategi harga yang tepat akan memperoleh penghasilan dan keuntungan optimal.
c. Merk
Bagi konsumen masalah merk merupakan hal yang pokok sebelum memutuskan untuk membeli barang, kebanyakan konsumen yang akan membeli cenderung mengutamakan pada merk dagang yang sudah terkenal, tentang mutu, harga sering kurang diperhatikan malahan ada konsumen yang tertarik dan fanatik terhadap suatu merk dagang yang sudah terkenal.
Bagi produsen dengan digunakannnya merk dagang mengharapkan agar konsumen mempunyai kesan yang positif terhadap barang yang dihasilkannya. Merk atau sering dikenal dengan istilah Brand oleh The American Marketing Association dirumuskan sebagai berikut : Brand
adalah suatu nama, istilah, simbol atau desain (rancangan) atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing (Basu Swastha, 1984:135).
3. Tingkat Pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan itu merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna mengembangkan sutau pengetahuan dan ketrampilan melalui suatu usaha belajar, di samping itu ditanamkan pula nilai-nilai moral, pandangan hidup dan lain sebagainya yang nantinya akan membentuk kepribadian dan karakter seseorang.
(32)
Pengertian pandidikan menurut Siagian (1987:175) adalah keseluruhan proses, teknik, metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang telah ditentukan. Unsur-unsur penting dalam pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan, pengetahuan, sikap, tingkah laku, kompetensi sosial serta pribadi yang optimal.
Klasifikasi pendidikan menurut Siagian (1987:177) adalah sebagai berikut: a) Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah pendidikan sekolah yang merupakan sistem pendidikan yang mengkhususkan diri pada penyelenggaraan pendidkan generasi muda secara sistematis, berencana, berurutan dengan tujuan pendidikan yang jelas untuk setiap tingkatan dan dilaksanakan dalam situasi belajar antar pendidik dan anak didik serta dengan sarana dan fasilitas yang disediakan secara khusus.
b) Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak lahir sampai mati.
c) Pendidikan non formal
Pendidikan non formal adalah pendidikan teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan-peraturan yang ketat dan tetap. Tingkat pendidikan konsumen adalah tingkat pendidikan formal yang telah dicapai oleh konsumen. Tingkat pendidikan formal yang dicapai konsumen akan berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, jenjang pekerjaan
(33)
formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Kemampuan orang menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menyebabkan orang akan lebih terbuka menerima nilai-nilai baru dan mempunyai wawasan yang lebih luas. Dengan wawasan yang lebih luas konsumen akan dapat menganalisis berbagai bidang dalam kehidupannya. Pendidikan memberikan keahlian dan pengalaman bagi konsumen. Soerjono Soekamto (1982:256) mengatakan bahwa pendidikan memberikan suatu nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah.
4. Tingkat pendapatan
Pendapatan dan penghasilan mempunyai hubungan yang sangat erat. Oleh San S. Hutabarat (1978:92) kedua pengertian tersebut dibedakan sebagai berikut:
Penghasilan : adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha tertentu. Misalnya gaji yang diperoleh karena bekerja pada suatu perusahaan.
Pendapatan : adalah suatu penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu misalnya bunga simpanan bank.
Jadi antara penghasilan dan pendapatan dibedakan berdasarkan ada tidaknya kontraprestasi atau balas jasa usaha. Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982:92), Biro Pusat Statistik membedakan bentuk pendapatan menjadi tiga yaitu:
a) Pendapatan berupa uang b) Pendapatan berupa barang
(34)
c) Pendapatan lain-lain.
Pendapatan yang berupa uang adalah segala penghasilan yang berupa uang yang bersifat reguler dan yang bisa diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Sumber yang utama gaji dan upah serta lain-lain, balas jasa serupa dari majikan, pendapatan dari penjualan barang yang ada di dalam rumah hasil investasi, uang pensiun, jaminan sosial serta keuntungan sosial.
Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa tetapi tidak selalu diterima sebagai balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai uang oleh yang menikmati barang atau jasa tersebut. Demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, pembelanjaan barang dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa uang.
Untuk lain-lain penerimaan yang dipakai sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, penagih hutang, kiriman uang (wesel).
Ketiga bentuk pendapatan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Pendapatan berupa uang
a. Dari gaji atau upah 1) Kerja pokok 2) Kerja sambilan 3) Kerja lembur
(35)
4) Kerja kadang-kadang
b. Dari usaha sendiri yang meliputi 1) Hasil usaha sendiri
2) Komisi kerajinan 3) Penjualan dari rumah
c. Dari investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah d. Dari keuntungan sosial ekonomi pendapatan yang diperoleh dari kerja. 2. Pendapatan berupa barang yaitu :
a. Bagian penghasilan upah dan gaji yang diwujudkan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.
b. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.
3. Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan: a. Pengambilan tabungan
b. Penjualan barang yang dipakai c. Penagihan piutang
d. Pinjaman uang e. Kiriman uang f. Hadiah/Penerimaan g. Warisan
(36)
5. Jenis Profesi
Yang dimaksud pekerjaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : adalah apa yang dilakukan dengan memberikan kemampuan yang ada untuk mendapatkan hasil. Pekerjaan dikelompokkan dalam 9 (sembilan) golongan dan disesuaikan dari pekerjaan yang terendah sampai tertinggi. Penggolongan pekerjaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut (J. Spillane, 1982:14)
a. Golongan A
Pensiun, tidak mempunyai pekerjaan tetap b. Golongan B
Buruh tani, buruh nelayan, penebang kayu c. Golongan C
Buruh tidak tetap, petani penyewa, tukang penarik becak d. Golongan D
Pembantu, penjual keliling, tukang cuci e. Golongan E
Artis/seniman, montir, penjahit, supir bus/colt, tukang listrik, buruh tetap, tukang ojek, pandai besi/emas/perak, penjaga, tukang kayu, tukang mesin. f. Golongan F
Pemilik bus/colt, pengawas pengamanan, pemilik perusahaan/toko/pabrik/perikanan, pegawai sipil ABRI, pedagang pegawai kantor, mandor, tuan tanah, peternak, penggarap sawah, petani pemilik tanah
(37)
g. Golongan G
ABRI tamtama s/d bintara, kepala kantor pos cabang, supervisior/pengawas, pegawai negeri, pegawai badan hukum, manajer perusahaan kecil, guru SD, pamong praja.
h. Golongan H
Guru (SMP, SMU), perwira ABRI (Letda,Lettu, dan Kapten), pegawai negeri, wartawan, juru rawat, kepala sekolah, kontraktor.
i. Golongan I
Ahli hukum, ahli ilmu tanah, arsitek-dokter, dosen/guru besar, kepala kantor pos, pegawai negeri, peneliti-walikota/bupati, kontraktor besar, manajer perusahaan, apoteker, gubernur, menteri, pengarang, penerbang, insinyur.
Masyarakat kita dalam pekerjaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan utama (Basu Swastha, 1987:48).
- Golongan atas yang termasuk di dalamnya yaitu golongan I
- Golongan menengah yang termasuk di dalamnya golongan E, F, G, H. - Golongan rendah yang termasuk di dalamnya yaitu golongan A,B, C,D. Perbedaan jenis pekerjaan akan berpengaruh pada perkembangan kejiwaan seseorang dan mempengaruhi nilai, sikap, keyakinan atau kepribadian serta cara pandang seseorang.
(38)
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Robertus Infu Suroso (86234005) pada tahun 1991, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tentang “Tanggapan Konsumen Menurut Tingkat Penghasilan, Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Terhadap Merk, Kemasan dan Label Produk Coca-Cola” Studi kasus PT Pan Java Botling Company Ungaran menyimpulkan bahwa konsumen memberikan tanggapan yang positif terhadap merk, label, kemasan produk coca-cola ditinjau dari tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti Handayani (981334055) pada tahun 2003, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tentang “Tanggapan Konsumen Terhadap Merk Produk Kosmetik Menurut Status Sosial Ekonomi” Studi Kasus Wanita Pekerja Pemakai Produk Kosmetik di Dusun Mrican-Pringgondani, Depok, Sleman, Yogyakarta menyimpulkan bahwa tanggapan konsumen terhadap merk produk kosmetik menurut tingkat pendidikan ternyata berbeda. Tanggapan konsumen terhadap merk produk kosmetik menurut tingkat pendapatan ternyata mempunyai tanggapan positif atau tidak berbeda. Tanggapan konsumen terhadap merk produk kosmetik menurut jenis pekerjaan mempunyai tanggapan yang positif atau tidak berbeda.
Dari kedua penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tanggapan konsumen terhadap suatu produk menurut tingkat pendidikan ternyata mempunyai tanggapan yang positif dan tanggapan yang negatif dalam dua wilayah penelitian yang berbeda. Tanggapan konsumen terhadap suatu produk menurut tingkat pendapatan ternyata mempunyai tanggapan yang positif dalam
(39)
dua wilayah penelitian yang berbeda. Tanggapan konsumen terhadap suatu produk menurut jenis pekerjaan mempunyai tanggapan yang positif dalam dua wilayah penelitian yang berbeda.
C. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Konsumen Menurut Tingkat Pendapatan terhadap Kualitas Produk Bakpia 75.
Tingkat pendapatan konsumen bervariasi dari pendapatan tinggi sampai pendapatan rendah. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah pendapatan yang diperoleh masing-masing konsumen. Konsumen yang mempunyai pendapatan tinggi cenderung untuk membeli produk dengan mempertimbangkan kualitas. Harga bagi mereka tidak menjadi permasalahan, asalkan mereka mendapatkan jaminan dari kualitas yang baik. Pilihan produk mereka sangat beragam, sesuai dengan penghasilan yang mereka peroleh.
Sebaliknya konsumen yang mempunyai penghasilan rendah dalam membeli produk kurang mempertimbangkan kualitas. Mereka cenderung membeli produk sesuai dengan tingkat pendapatannya. Kualitas suatu produk tidak terlalu diperhatikan dalam usahanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Persepsi Konsumen Menurut Tingkat Pendidikan terhadap Kualitas Produk Bakpia 75.
Tingkat pendidikan konsumen bervariasi dari yang berpendidikan rendah sampai yang berpendidikan tinggi. Konsumen yang berpendidikan tinggi
(40)
akan mempunyai pengetahuan yang luas. Mereka cenderung bersikap kritis dalam memilih suatu produk, oleh karena itu kualitas sangat diperhatikan oleh mereka. Sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki tentang kualitas suatu produk.
Konsumen yang mempunyai pendidikan rendah tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang kualitas suatu produk. Oleh karena itu mereka cenderung memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya tanpa mempertimbangkan kualitas dari suatu produk.
3. Persepsi Konsumen Menurut Profesi terhadap Kualitas Produk Bakpia 75. Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperolaeh penghasilan. Pekerjaan yang dilakukan konsumen sangat beragam, dari mulai petani, buruh, karyawan sampai dengan tingkatan manajer, pejabat, dan lain-lain. Untuk tingkatan petani, buruh, dan yang lain tidak terlalu memikirkan kualitas dalam memilih suatu produk, karena tidak mempunyai pengaruh terhadap pekerjaan yang mereka lakukan.
Sedangkan untuk komunitas manajer, pengusaha, dan yang setingkat. Kualitas produk sangat berpengaruh dalam hal selera, kenyamanan, gengsi dan nama baik dalam mereka melakukan pekerjaaannnya.
(41)
D. Hipotesis
Pengujian Hipotesis yang akan dilakukan adalah :
H1: Ada Perbedaan persepsi yang signifikan dalam tanggapan konsumen terhadap produk bakpia 75 menurut tingkat pendidikan.
H : Ada perbedaan persepsi yang signifikan dalam tanggapan konsumen terhadap produk bakpia 75 menurut tingkat penghasilan.
2
H3: Ada perbedaan persepsi yang signifikan dalam tanggapan konsumen terhadap produk bakpia 75 menurut profesi konsumen.
(42)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan jenis penelitian studi kasus yaitu dengan mengadakan survey konsumen untuk mendapatkan tanggapan dari konsumen yang dijadikan responden. Studi kasus pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan realitas apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat, dalam hal ini konsumen yang diteliti. Jadi kesimpulan yang akan ditarik juga hanya berlaku bagi konsumen yang diteliti tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian akan dilakukan di Perusahaan Bakpia 75 di Pasar Pathuk Yogyakarta dan Waktu Penelitian dilaksanakan bulan Mei-Juni 2007.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen bakpia pathuk 75.
(43)
D. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel sebanyak 350 responden berdasarkan tabel Krejcie
dengan taraf kepercayaan 95% karena ukuran populasi tidak diketahui atau sangat besar.
E. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang dipakai menggunakan purposive sampling
(sampling bertujuan), yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri–ciri atau sifat-sifat populasi tertentu yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumnya. Sedangkan ciri-ciri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsumen yang berpendidikan, berpenghasilan dan mempunyai profesi. Setiap konsumen dari bakpia 75 yang memiliki ciri tersebut akan menjadi sampel dalam penelitian ini.
F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Varibel Bebas (Independent Variable)
Yang dimaksud Variabel Bebas adalah faktor-faktor atau gejala yang akan menerangkan gejala lain yang bersifat dependen dalam peristiwa yang diteliti. Variabel Bebas dalam penelitian ini meliputi:
a. Tingkat Pendidikan
Merupakan tingkatan pendidikan formal yang sudah dicapai oleh seseorang. Tingkat pendidikan diukur berdasarkan ijazah pendidikan
(44)
terakhir yang dimiliki oleh konsumen. Pendidikan digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
- Lulus SD – Lulus SMP adalah kategori rendah
- Lulus SMU – Lulus Perguruan Tinggi adalah kategori tinggi b. Tingkat Penghasilan
Merupakan penghasilan yang telah diterima seseorang dalam satu bulan. Penghasilan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu, golongan konsumen berpendapatan tinggi, golongan konsumen berpendapatan menengah, golongan konsumen berpendapatan rendah. Tingkat pendapatan rata-rata dalam satu bulan adalah:(Kompas, 1 Mei 2003)
- < Rp 1.300.000,00 adalah kategori rendah
- Rp 1.300.000,00 – Rp 1.800.000,00 adalah kategori menegah - >Rp 1.800.000,00 adalah kategori tinggi
c. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan diukur berdasarkan penilaian terhadap suatu jenis pekerjaan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan sebagai bahan analisis penelitian diperoleh dari: 1. Wawancara
Peneliti mengadakan wawancara langsung dengan pemilik Perusahaan Bakpia 75 dan konsumen untuk mengungkap data tentang gambaran umum perusahaan.
(45)
2. Kuesioner
Peneliti memberikan daftar pertanyaan kepada konsumen yang dijadikan responden. Daftar pertanyaan untuk mengungkap data tentang tingkat penghasilan konsumen, tingkat pendidikan konsumen, jenis profesi konsumen dan persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75.
Tabel 3.1 Kisi – kisi Kuesioner Instrumen Penelitian Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia
No Dimensi Indikator No Butir
Positif Negatif
1. Kualitas Produk Rasa nikmat 2 5
Warna mencerminkan kualitas 3 Aroma mengundang selera 6
Bahan baku kualitas tinggi 1, 7 4, 8
Kemasan menarik 9, 11, 13 10, 12
2. Harga Sesuai dengan kualitas 14,16, 18 15, 17 Sesuai dengan daya beli
masyarakat
19,20 21 Lebih mahal dari produk lain 22
3. Pelayanan Kenyamanan dalam membeli produk
23,24,27, 28
25,26, 32 Kebersihan menjadi prioritas 29, 30,31 34, 36
Suasana toko 33
Lokasi strategis 35
4. Merk Dikenal banyak orang 37, 39,40
Sebagai cerminan mutu 41, 43,44 38, 42 Sebagai identitas pemakai 45, 46,47
H. Pengujian Kuesioner
1. Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid bila dapat mengungkap data yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk pengujian validitas butir instrumen, dalam penelitian
(46)
ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut :
= xy
r
(
)( )
(
)
{
Ν∑
∑
−∑
∑
}
{
Ν∑
∑
−( )
∑
}
− Ν 2 2 2 2 Y Y X X Y X XY Keterangan :
X = Variabel bebas (tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan jenis profesi)
Y = Variabel terikat (persepsi konsumen terhadap produk bakpia) xy
r = Koefisien Korelasi X dan Y Ν = Jumlah subyek
= Jumlah nilai X
∑
X∑
Y = Jumlah nilai Y∑
XY = Jumlah Produk dari X dan Y∑
2X = Jumlah Kuadrat nilai X
∑
2Y = Jumlah Kuadrat nilai Y (Suharsimi Arikunto, 2002)
Pelaksanaan perhitungan butir-butir soal analisis dengan menggunakan bantuan komputer Program SPSS.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dengan melakukan uji validitas terhadap 30 responden, maka hasil rangkuman uji validitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
a. Hasil Uji Validitas Kualitas Produk Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas
No Butir Koefisien Validitas
Nilai Kritis Keterangan 1 0,3989 0,239 Valid 2 0,3177 0,239 Valid 3 0,5628 0,239 Valid 4 0,5993 0,239 Valid
(47)
5 0,4463 0,239 Valid 6 0,3386 0,239 Valid 7 0,5646 0,239 Valid 8 0,5970 0,239 Valid 9 0,2857 0,239 Valid
10 0,6108 0,239 Valid
11 0,3827 0,239 Valid
12 0,3434 0,239 Valid
13 0,4850 0,239 Valid
Dari tabel 3.3 diatas dapat diketahui besarnya koefisien korelasi dari seluruh item kuesioner yang terdiri dari 13 butir pertanyaan untuk Kualitas Produk memiliki koefisien korelasi seluruhnya lebih besar dari 0,239 . Dengan jumlah responden sebanyak 30 orang dan taraf signifikansi 5% . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
b. Hasil Uji Validitas Harga
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
No.Butir Koefisien Validitas
Nilai Kritis
Keterangan
14 0,6889 0,239 Valid
15 0,4636 0,239 Valid
16 0,3997 0,239 Valid
17 0,6778 0,239 Valid
18 0,5425 0,239 Valid
19 0,4673 0,239 Valid
20 0,6778 0,239 Valid
21 0,4154 0,239 Valid
22 0,5123 0,239 Valid
Dari tabel 3.4 diatas dapat diketahui besarnya koefisien korelasi dari seluruh item kuesioner yang terdiri dari 9 butir pertanyaan untuk Harga memiliki koefisien korelasi seluruhnya lebih besar dari 0,239. Dengan jumlah responden sebanyak 30 orang dan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian
(48)
dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dinytakan valid dan dapat dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
c. Hasil Uji Validitas Pelayanan Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
No. Butir Koefisien Validitas
Nilai Kritis Keterangan
23 0,5321 0,239 Valid
24 0,6804 0,239 Valid
25 0,5114 0,239 Valid
26 0,7646 0,239 Valid
27 0,7903 0,239 Valid
28 0,6914 0,239 Valid
29 0,4340 0,239 Valid
30 0,3584 0,239 Valid
31 0,4107 0,239 Valid
32 0,8051 0,239 Valid
33 0,7903 0,239 Valid
34 0,6207 0,239 Valid
35 0,5114 0,239 Valid
36 0,5050 0,239 Valid
Dari tabel 3.5 diatas dapat diketahui besarnya koefisien korelasi dari seluruh item kuesioner yang terdiri dari 13 butir pertanyaan untuk Pelayanan memiliki koefisien korelasi seluruhnya lebih besar dari 0,239. Dengan jumlah responden sebanyak 30 orang dan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dinytakan valid dan dapat dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
(49)
d. Hasil Uji Validitas Merk Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas
No. Butir Koefisien Validitas
Nilai Kritis Keterangan
37 0,5028 0,239 Valid
38 0,4380 0,239 Valid
39 0,3385 0,239 Valid
40 0,7593 0,239 Valid
41 0,5094 0,239 Valid
42 0,4819 0,239 Valid
43 0,5471 0,239 Valid
44 0,7307 0,239 Valid
45 0,4656 0,239 Valid
46 0,3285 0,239 Valid
47 0,5788 0,239 Valid
Dari tabel 3.6 diatas dapat diketahui besarnya koefisien korelasi dari seluruh item kuesioner yang terdiri dari 14 butir pertanyaan untuk Merk memiliki koefisien korelasi ( ) seluruhnya lebih besar dari . Dengan jumlah responden sebanyak 30 orang dan taraf signifikansi 5% maka nilai adalah 0,239. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dinytakan valid dan dapat dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur data penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2002) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2002).
(50)
Lebih lanjut dalam buku Suharsimi Arikunto uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha (2002) :
[ ]
(
)
[
t]
b r 2 2 1 1 σ σ∑
− − Κ Κ =Keterangan :
r = Reliabilitas Instrumen
=Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Κ
= Jumlah varians butir
b
∑
σ2= Varians total
t
2 σ
Koefisien reliabilitas diinterpretasikan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto:75) :
Tabel 3.6
Interpretasi Nilai Reliabilitas Besarnya Nilai Reliabilitas Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Antara o,400 sampai dengan 0,599 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Antara 0,000 sampai dengan 0,199
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah
Dalam menganalisa reliabilitas masing-masing variabel instrumen menggunakan bantuan Program SPSS.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan melakukan uji reliabilitas terhadap 30 responden, maka dapat dilihat tingkat reliabilitasnya :
(51)
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Realibilitas
Nilai Kritis Keterangan Kualitas Produk 0,8143 0,6 Reliabel
Harga 0,8286 0,6 Reliabel
Pelayanan 0,8980 0,6 Reliabel
Merk 0,8383 0,6 Reliabel
Dari pengujian reliabilitas terhadap 4 variabel (Kualitas Produk, harga, pelayanan, merk) diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,8143 untuk kualitas produk; 0,8286 untuk harga; 0,8980 untuk pelayanan; 0,8383 untuk merk yang semua nilainya lebih besar dari 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel.
I. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data
Deskripsi data digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang meliputi tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, jenis kelamin konsumen produk bakpia 75 di yogyakarta. Rumus yang digunakan:
×100
Ν Χ = Ρ
i i
Dimana :
P = Jumlah persentase Χi = Jumlah responden Νi = Jumlah total
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis Chi Kuadrat ( ) untuk mengetahui adanya perbedaan dalam tanggapan konsumen terhadap produk
2 χ
(52)
bakpia menurut tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, dan jenis profesi konsumen. Tes ini digunakan untuk data yang berskala nominal.
2.1 Untuk menjawab masalah pertama yaitu persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendidikan, langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Membuat Hipotesa Nol ( H
0 ) dan Hipotesa Alternatif( HA )
H = tidak terdapat perbedaaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendidikan.
O
H = terdapat perbedaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendidikan.
A
b. Menentukan nilai kritis pada tingkat signifikansi = 0,05
Dalam penelitian ini interval keyakinan ditentukan sebesar 95% yaitu mentolerir kesalahan (eror estimed) sebesar 5%.
c. Menghitung harga (χ2 ) dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1988 : 337) :
χ2
=
∑
(
−)
h h o
f f
f 2
Dimana:
fo = frekuensi yang diperoleh dari observasi
fh = frekuensi teoritis yang diharapkan
χ 2
= chi kuadrat
d. Menghitung (frekuensi yang diharapkan) dengan rumus sebagai berikut:
fh =
( )
( )
Ν− k
g n
(53)
Dimana :
fh = Frekensi yang diharapkan
g
n = jumlah golongan k
n = jumlah kategori
Ν = total jendral
e. Menentukan harga tabel dengan derajat kebebasan dk = (Baris – 1)(Kolom – 1)
f. Menentukan daerah penolakan
Apabila χ2 hitung ≤ χ2 tabel (0,05 dk) maka H diterima
0
Apabila χ2 hitung > χ2 tabel (0,05 dk) maka H ditolak
0
g. Kesimpulan
Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan hitung dengan tabel akan diambil kesimpulan apakah H diterima atau ditolak.
2 χ 2
χ 0
2.2 Untuk menjawab masalah kedua yaitu persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendapatan, langkah-langkahnya sebgai berikut: a. Membuat Hipotesa Nol ( H ) dan Hipotesa Alternatif( H )
0 A
H = tidak terdapat perbedaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendapatan
0
H = terdapat perbedaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendapatan
A
(54)
Dalam penelitian ini interval keyakinan ditentukan sebesar 95% yaitu mentolerir kesalahan (error estimed) sebesar 5%.
c. Menghitung harga (χ2) dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1988 : 337) :
χ2
=
∑
(
−)
h h o
f f
f 2
Dimana:
fo = frekuensi yang diperoleh dari observasi
fh = frekuensi teoritis yang diharapkan
X = chi kuadrat 2
d. Menghitung (frekuensi yang diharapkan) dengan rumus sebagai berikut: fh =
( )
( )
Ν− k g n
n
Dimana :
fh = Frekensi yang diharapkan
= jumlah golongan g
n
k
n = jumlah kategori N = total jendral
e. Menentukan harga tabel dengan derajat kebebasan dk = (Baris – 1)(Kolom – 1)
f. Menentukan daerah penolakan
Apabila χ2 hitung ≤ χ2 tabel (0,05 dk) maka H diterima
0
Apabila χ2 hitung > χ2 tabel (0,05 dk) maka H ditolak
(55)
g. Kesimpulan
Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan hitung dengan tabel akan diambil kesimpulan apakah H diterima atau ditolak.
2 χ 2
χ 0
2.3 Untuk menjawab masalah kedua yaitu persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut profesi, langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Membuat Hipotesa Nol ( H ) dan Hipotesa Alternatif( H )
0 A
H = tidak terdapat perbedaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut jenis pekerjaan.
0
H = terdapat perbedaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut jenis pekerjaan.
A
b. Menentukan nilai kritis pada tingkat signifikansi = 0,05
Dalam penelitian ini interval keyakinan ditentukan sebesar 95% yaitu mentolerir kesalahan (error estimed) sebesar 5%.
c. Menghitung harga ( ) dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1988 : 337) :
2 χ
X2 =
∑
(
−)
h h o
f f
f 2
Dimana:
fo = frekuensi yang diperoleh dari observasi
fh = frekuensi teoritis yang diharapkan
(56)
d. Menghitung fh dengan rumus sebagai berikut:
fh =
( )
−( )
Νk g n
n
Dimana :
fh = Frekensi yang diharapkan
= jumlah golongan g
n
k
n = jumlah kategori N = total jendral
e. Menentukan harga χ2 tabel dengan derajat kebebasan dk = (Baris – 1)(Kolom – 1)
f. Menentukan daerah penolakan
Apabila χ2 hitung ≤ χ2 tabel (0,05 dk) maka H diterima
0
Apabila χ2 hitung > χ2 tabel (0,05 dk) maka H ditolak
0
g. Kesimpulan
Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan hitung dengan tabel akan diambil kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak.
2 χ 2
(57)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Bakpia Pathuk 75 Yogyakarta
Bakpia Pathuk 75 Yogyakarta berdiri pada tahun 1948 di yogyakarta. Usaha makanan ini pada awalnya merupakan usaha kecil yang dikelola sendiri oleh pemilik bakpia pathuk dengan produk makanan berupa bakpia koya, bakpia kacang ijo, dan bakpao. Cara pemasarannya dengan menjual keliling 2 kali dalam 1 minggu. Bakpia ternyata sangat digemari oleh masyarakat di sekitar wilayah Pathuk, sehingga pendiri bakpia pathuk 75 memutuskan untuk membuka usaha makanan ini di rumah dan tidak lagi berjualan secara keliling.
Melihat peluang usaha yang cukup menguntungkan ini,banyak orang yang berusaha untuk membuat bakpia. Usaha ini kemudian semakin berkembang pada tahun 1980, dengan semakin banyaknya pedagang makanan bakpia pathuk maka bakpia pathuk menjadi makanan khas Yogyakarta. Hal inilah yang mendorong adanya persaingan dalam usaha kuliner ini.
Ada berbagai merk bakpia yang bermunculan tetapi merk bakpia 75 sebagai pendiri pertama kali yang memulai usaha ini tetap mempertahankan kualitasnya sebagai yang terbaik dari merk bakpia lainnya. Dengan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap merk Bakpia 75 mengakibatkan agen bakpia pathuk 75 dari tahun ke tahun semakin bertambah. Usaha Bakpia 75 dilakukan secara turun temurun dan sampai sekarang sudah berada pada generasi yang ketiga yang dipegang oleh Ibu Kristine.
(58)
B. Lokasi Perusahaan
Dalam menentukan lokasi perusahaan, setiap perusahaan mempunyai pertimbangan yang berbeda dengan perusahaan lain. Demikian pula dengan bakpia 75, dalam menentukan lokasi untuk Bakpia 75 pemilik mempunyai pertimbangan sebagai berikut:
1. Letak Strategis
Bakpia Pathuk berada di kawasan bakpia sehingga mudah dalam menarik konsumen.
2. Dekat dengan Tenaga Kerja
Sebagian besar tenaga kerja Bakpia 75 merupakan warga masyarakat di sekitar Bakpia 75. Jadi dengan dibukanya Bakpai 75 berarti memberi lapangan kerja yang baru bagi masyarakat setempat.
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Bakpia 75 terdiri dari bangunan untuk ruangan toko, kantor, dapur, gudang, toilet, ruang tunggu, dan tempat parkir. C. Personalia
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jumlah karyawan, jam kerja, sistem penggajian, dan fasilitas.
1. Jumlah Karyawan
Sampai saat ini Bakpai 75 mempunyai 30 karyawan tetap yang terdiri dari:
a. Staf Kantor : 2 orang b. Karyawan Operasional (Pramuniaga) : 3 orang
(59)
d. Karyawan Dapur : 25 orang 2. Jam Kerja
Karyawan Bakpia 75 bekerja selama 6 hari, karyawan yang bekerja lebih dari jam tersebut di anggap berada pada jam kerja yang nantinya akan di hitung dalam upah lembur.
Untuk jam kerja karyawan Bakpia 75 dibagi dalam 2 bagian sebagai berikut: a. Shift I : 08.00 – 15.00 WIB
Istirahat : 12.00 –13.00 WIB b. Shift II : 15.00 – 21.00 WIB
Istirahat : 18.00 –19.00 WIB
Setiap karyawan diberi waktu istirahat yang tidak boleh diambil pada waktu bersamaan. Hal ini di maksudkan untuk menghindari terjadinya kekosongan pramuniaga dalam toko.
3. Sistem Penggajian
Status karyawan Bakpai 75 adalah karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.
• Gaji Tetap : Gaji pokok + uang makan
• Gaji Tidak Tetap : Gaji harian 4. Fasilitas
Setiap perusahaan tentu ingin membuat karyawan betah dan senang bekerja di tempat tersebut. Hal ini terjadi juga di Bakpia 75, selain memberi gaji yang memadai ada fasilitas yang diberikan pada karyawan, yaitu :
(60)
D. Bauran Pemasaran 1. Produk
Produk yang ditawarkan Bakpia 75 sangat beragam, mulai dari makanan, minuman. Semua produk yang ada di Bakpia 75 ini di terdapat di satu lantai yang luas dan di tempatkan pada rakrak yang besar yang tersusun rapi, sehingga konsumen dapat dengan mudah menemukan produk yang mereka butuhkan. Adapun produk – produk yang ditawarkan Bakpia 75 adalah produk makanan kering dan makanan basah. Produk-produk tersebut didatangkan dari para distributor tetap yang telah bekerja sama dengan Bakpia 75 sejak mulai beroperasi. Khusus untuk produk Bakpia diproduksi setiap hari.
2. Harga
Setelah produk diperoleh dari distributor, sebelum dijual kepada konsumen, pihak Bakpia 75 harus memberi harga yang sesuai. Prinsip penetapan harga di Bakpia 75 adalah dengan menekan mark up kecil, tapi tingkat perputaran produk yang tinggi.
Untuk penetapan mark-up setiap produk berbeda-beda. Untuk produk yang perputarannya cepat (fast moving) seperti makanan basah yang tidak tahan lama mark up ditetapkan sedikit lebih tinggi dari produk yang perputaranny lambat (slow moving) seperti makanan kering.
(61)
3. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bakpia 75 adalah dengan memberikan tester bakpia kepada konsumen untuk mencicipi dahulu bakpia pathuk dengan berbagai rasa, sebelum akhirnya konsumen dapat menetukan rasa mana yang nantinya akan dipilih untuk dibeli.
4. Distribusi
Saluran distribusi yang digunakan Bakpia 75 adalah saluran distribusi langsung, dimana produk langsung didistribusikan kepada konsumen dengan cara konsumen datang ke Bakpia 75 kemudian memilih produk yang dibutuhkan secara langsung.
(62)
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data digunakan untuk menggambarkan profil konsumen menurut jenis kelamin, pendidikan terakhir, penghasilan per bulan, dan jenis pekerjaan konsumen. Dalam penelitian ini, analisis dilakukan terhadap 350 responden yang merupakan konsumen dari Bakpia Pathuk 75 Yogyakarta.
1. Deskripsi Responden Penelitian a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 167 47,71
Perempuan 183 52,29
Total 350 100
Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 5.1 dari 350 responden, responden terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 183 orang (52,29%), responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 167 orang (47,71%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Bakpia 75 lebih didominasi oleh perempuan daripada laki-laki.
b. Jenis Pekerjaan Responden
Jenis pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan yang menjadi profesi responden yaitu PNS, Pedagang, ABRI, Swasta, Wiraswasta, Dosen, Dokter. Penulis menggolongkan jenis pekerjaan menjadi dua kategori: 1) rendah, apabila jenis pekerjaan responden ada dalam
(63)
golongan A-D; 2) menengah, apabila jenis pekerjaan responden ada dalam golongan E-H; 3) tinggi, apabila jenis pekerjaan responden ada dalam golongan I. Berikut adalah deskripsi responden menurut jenis pekerjaan.
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
ABRI 21 6%
Pedagang 66 18,86%
PNS 72 20,57%
Swasta 74 21,14%
Wiraswasta 16 4,57%
Buruh 44 12,57%
Petani 30 8,57%
Dokter 6 1,71%
Dosen 10 2,86%
Arsitek 1 0,29%
Manajer 7 2%
Guru 2 0,57%
Supervisor 1 0,29%
Total 350 100
Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
Tinggi 24 6,86%
Menengah 252 72%
Rendah 74 21,14%
Total 350 100%
Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 5.2 dari 350 responden, responden terbanyak adalah responden dengan jenis pekerjaan dalam golongan menengah yaitu sebanyak 252 orang (72%), responden dengan jenis pekerjaan dalam golongan tinggi sebanyak 24 orang (6,86%), responden dengan jenis pekerjaan dalam golongan rendah sebanyak 74 orang (21,14%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini sebagian besar konsumen Bakpia 75 adalah konsumen yang memiliki jenis pekerjaaan menengah.
(64)
c.Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh konsumen Bakpia 75 yaitu SD, SMP, SMU, Diploma, dan Perguruan Tinggi. Penulis menggolongkan tingkat pendidikan menjadi dua kategori: 1) rendah, apabila tingkat pendidikan konsumen di bawah atau sama dengan SMA; 2) tinggi, apabila tingkat pendidikan konsumen di atas atau sama dengan Diploma. Berikut ini di sajikan deskripsi responden menurut tingkat pendidikan konsumen.
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Lulus Perguruan Tinggi 77 22% Lulus Akademi 223 63,71%
Lulus SMU 36 10,29%
Lulus SMP 14 4%
Lulus SD 0 0
Total 350 100
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Tinggi 300 85,71%
Rendah 50 14,29
Total 350 100
Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 5.3 dari 350 responden, responden yang berpendidikan di atas atau sama dengan Diploma yaitu sebanyak 300 orang (85,71%), responden yang berpendidikan di bawah atau sama dengan SMA sebanyak 50 orang (14,29%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini sebagian besar konsumen Bakpia 75 memiliki pendidikan yang tinggi.
(65)
d. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendapatan perbulan konsumen Bakpia 75 yaitu kurang dari Rp 1.300.000,00; Rp 1.300.000,00 – Rp 1.800.000,00; lebih dari Rp 1.800.000,00. Penulis menggolongkan tingkat pendapatan menjadi tiga kategori: 1) rendah, apabila tingkat pendapatan konsumen di bawah Rp 1.300.000,00;2) menengah, apabila tingkat pendapatan konsumen antara Rp 1.300.000,00 sampai dengan Rp 1.800.000,00;3) tinggi, apabila tingkat pendapatan konsumen di atas Rp 1.800.000,00. Berikut disajikan deskripsi responden menurut tingkat pendapatan konsumen.
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase > Rp 1.800.000,00 148 42,29% Rp 1.300.000,00 – Rp 1.800.000,00 119 34% < Rp 1.300.000,00 83 23,71%
Total 350 100
Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 5.4 dari 350 responden, responden yang berpendapatan di atas atau sama dengan Rp 1.800.000,00 yaitu sebanyak 148 orang (42,29%), responden yang berpendapatan antara Rp 1.300.000,00 – Rp 1.800.000,00 sebanyak 119 orang (34%), responden yang berpendapatan di bawah atau sama dengan Rp 1.300.000,00 sebanyak 83 orang (23,71%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini sebagian besar konsumen Bakpia 75 memiliki pendapatan yang tinggi.
(66)
2.Persepsi Konsumen terhadap Produk Bakpia
Persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 dikelompokkan menjadi kategori positif dan negatif. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: 1) Mencari nilai tengah dengan cara mencari skor maksimal dan skor minimal
yang dicapai kemudian dibagi dua.
Skor maksimal = skor tertinggi yang dicapai x jumlah item kuesioner = 5 x 47
= 235
Skor minimal = skor terendah yang dicapai x jumlah item kuesioner = 1 x 47
= 47
Nilai Tengah = (skor maksimal + skor minimal):2 = (235 + 47):2
= 141
2) Persepsi konsumen positif apabila skor yang diperoleh lebih besar dari nilai tengah yaitu ( skor > 141)
3) Persepsi konsumen negatif apabila skor yang diperoleh lebih kecil dari nilai tengah yaitu ( skor < 141)
Tabel 5.5
Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia 75
Persepsi Responden Persentase
Positif (> 141) 337 96,29% Negatif (<141) 13 3,71%
(67)
Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap produk bakpia 75 Yogyakarta sebagian besar adalah positif. Dari 350 responden, responden yang mempunyai persepsi positif berjumlah 337 responden (96,29%). Responden yang mempunyai persepsi negatif hanya berjumlah 13 responden (3,71%) saja.
a. Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia 75 Yogyakarta Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan.
Tabel 5.6
Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia 75 Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan.
Persepsi
Tingkat Pendidikan
Rendah Tinggi Jumlah
Jml % Jml %
Positif 68 95,77% 269 96,42% 337 Negatif 3 4,23% 10 3,58% 13 Jumlah 71 100 279 100 350 Berdasarkan tabel 5.6 di atas ternyata responden yang berpendidikan rendah berjumlah 71 responden dan responden yang berpendidikan tinggi berjumlah 279 responden. Dari 279 responden yang berpendidikan tinggi dengan persepsi yang positif terhadap produk bakpia berjumlah 269 responden (96,42%). Responden yang berpendidikan tinggi dengan persepsi yang negatif terhadap produk bakpia berjumlah 10 responden (3,58%). Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden yang berpendidikan rendah maupun berpendidikan tinggi mempunyai persepsi yang positif terhadap produk bakpia 75.
(68)
b. Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia 75 Yogyakarta Ditinjau Dari Tingkat Pendapatan.
Tabel 5.7
Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia 75 Ditinjau Dari Tingkat Pendapatan
Persepsi
Tingkat Pendapatan
Rendah Menengah Tinggi
Jumlah Jml % Jml % Jml %
Positif 77 92,77% 115 96,64% 145 97,97% 337
Negatif 6 7,23% 4 3,36% 3 2,03% 13
Jumlah 83 100 119 100 148 100 350
Berdasarkan tabel 5.7 di atas ternyata responden yang berpendapatan rendah berjumlah 83 responden, responden yang berpendapatan menengah berjumlah 119 responden dan responden yang berpendapatan tinggi berjumlah 148 responden. Dari 83 responden yang berpendapatan rendah dengan persepsi yang positif terhadap produk bakpia berjumlah 77 responden (92,77%). Responden yang berpendapatan rendah dengan persepsi yang negatif terhadap produk bakpia berjumlah 6 responden (7,23%). Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden yang berpendapatan rendah, menengah, maupun berpendapatan tinggi mempunyai persepsi yang positif terhadap produk bakpia 75.
c. Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia 75 Yogyakarta Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan.
Tabel 5.8
Persepsi Konsumen Terhadap Produk Bakpia 75 Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan
Persepsi Jenis Pekerjaan
Rendah Menengah Atas Jumlah
Jml % Jml % Jml %
Positif 24 92,31% 234 96,30% 79 97,53% 337
Negatif 2 7,69% 9 3,70% 2 2,47% 13
(69)
Berdasarkan tabel 5.8 di atas ternyata responden yang berjenis pekerjaan rendah berjumlah 26 responden, responden yang berjenis pekerjaan menengah berjumlah 243 responden dan responden yang berjenis pekerjaan atas berjumlah 81 responden. Dari 26 responden yang berjenis pekerjaan rendah dengan persepsi yang positif terhadap produk bakpia berjumlah 24 responden (92,31%). Responden yang berjenis pekerjaan menengah dengan persepsi yang negatif terhadap produk bakpia berjumlah 2 responden (7,69%). Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden yang berpendapatan rendah, menengah, maupun berpendapatan tinggi mempunyai persepsi yang positif terhadap produk bakpia 75.
B. Uji Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
a) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H = tidak terdapat perbedaaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendidikan.
O
H = terdapat perbedaan dalam persepsi konsumen terhadap produk bakpia menurut tingkat pendidikan.
A
Untuk menghitung terlebih dahulu perlu mengetahui fo (frekuensi yang di peroleh dari observasi , sehingga akan nampak seperti pada tabel berikut:
2 χ
(70)
Tabel 5.9
Perbedaan Persepsi Konsumen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Persepsi Konsumen Total
Baris Rendah Sedang Tinggi
Rendah 3 60 8 71
Tinggi 10 180 89 279
Total 13 240 97 350
b) Menentukan taraf signifikansi 5%, interval kepercayaan 95% Derajat kebebasan (df) : (3-1) (2-1)
: 2 : 5,99
c) Mencari nilai fh (frekuensi harapan) per kolom (1) Responden dengan tingkat pendidikan rendah
Tinggi = 71 97 350
×
= 19,7
Sedang = 350
240 71×
= 48,7
Rendah = 350
13 71×
= 2,6
(2) Responden dengan tingkat pendidikan tinggi
Tinggi = 350
97 279×
(71)
Sedang =
350 240 279×
= 191,3
Rendah = 350
13 279×
= 10,4
d) Menghitung nilai χ2
)
(
7 , 19 7 , 19 8 22 = −
χ +
(
)
7 , 48 7 , 48 60− 2
+
(
)
6 , 2 6 , 2 3− 2+
(
)
3 , 77 3 , 77 89− 2+ =
(
)
3 , 191 3 , 191 180− 2+
(
)
4 , 10 4 , 10 10− 2χ2 = 12,054 e) Kesimpulan
Dari perhitungan di atas dapat diketahui hitung (12,504) > tabel (5,99). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan ada perbedaan yang signifikan mengenai persepsi konsumen terhadap produk bakpia ditinjau dari tingkat pendidikan.
2
χ χ2
f) Koefisien Kontingensi (C)
C = Ν + 2 2 χ χ C = 350 504 , 12 504 , 12 +
(1)
267 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4.0909 Setuju Tinggi Tinggi Menengah
268 3 3 2 4 2 3 4 4 5 4 5 3.5455 Setuju Tinggi Menengah Menengah
269 3 5 4 5 5 5 3 5 3 5 5 4.3636 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah 270 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4.6364 Sangat setuju Rendah Rendah Rendah
271 5 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4.0909 Setuju Tinggi Rendah Menengah
272 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4.4545 Sangat setuju Tinggi Menengah Menengah 273 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 3 4.2727 Sangat setuju Rendah Rendah Menengah
274 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4.0000 Setuju Tinggi Rendah Rendah
275 3 4 4 2 3 3 5 3 4 5 4 3.6364 Setuju Tinggi Menengah Menengah
276 3 4 4 5 3 4 3 5 5 3 4 3.9091 Setuju Tinggi Menengah Menengah
277 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 3 4.2727 Sangat setuju Tinggi Menengah Menengah
278 5 4 3 4 3 5 4 2 3 5 5 3.9091 Setuju Tinggi Rendah Menengah
279 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4.6364 Sangat setuju Tinggi Rendah Rendah 280 3 3 2 4 2 3 4 5 3 3 4 3.2727 Ragu-ragu Tinggi Rendah Menengah
281 5 3 4 5 5 5 3 5 3 3 4 4.0909 Setuju Tinggi Menengah Tinggi
282 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4.6364 Sangat setuju Tinggi Menengah Rendah
283 5 4 3 3 4 5 5 5 5 4 3 4.1818 Setuju Rendah Rendah Menengah
284 4 3 5 4 3 5 4 3 4 3 5 3.9091 Setuju Tinggi Menengah Menengah
285 4 3 2 3 4 3 5 4 3 4 5 3.6364 Setuju Tinggi Menengah Rendah
286 3 5 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4.0000 Setuju Tinggi Rendah Rendah
287 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4.4545 Sangat setuju Tinggi Rendah Rendah
288 4 3 4 4 4 5 5 5 3 3 3 3.9091 Setuju Tinggi Rendah Rendah
289 3 4 5 3 5 4 4 4 5 3 4 4.0000 Setuju Rendah Rendah Menengah
290 4 4 3 3 2 4 2 3 5 2 2 3.0909 Ragu-ragu Tinggi Menengah Menengah 291 3 3 3 4 2 2 4 3 4 2 2 2.9091 Ragu-ragu Tinggi Tinggi Tinggi 292 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4.7273 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah 293 2 4 3 2 2 3 2 4 3 4 3 2.9091 Ragu-ragu Tinggi Menengah Menengah 294 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4.6364 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah 295 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4.4545 Sangat setuju Rendah Rendah Menengah
(2)
144
297 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2.8182 Ragu-ragu Tinggi Rendah Menengah
298 4 5 5 4 3 5 5 5 3 3 4 4.1818 Setuju Rendah Rendah Rendah
299 5 3 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4.0000 Setuju Tinggi Menengah Menengah
300 4 3 5 5 4 5 4 3 4 3 4 4.0000 Setuju Tinggi Rendah Menengah
301 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2.8182 Ragu-ragu Tinggi Tinggi Menengah
302 4 3 4 2 3 4 3 5 4 3 5 3.6364 Setuju Tinggi Menengah Tinggi
303 4 2 3 2 3 4 3 3 5 5 4 3.4545 Setuju Tinggi Tinggi Menengah
304 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2.8182 Ragu-ragu Tinggi Tinggi Menengah
305 4 3 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4.1818 Setuju Tinggi Rendah Rendah
306 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 3 4.2727 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah
307 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3 3 3.9091 Setuju Tinggi Menengah Menengah
308 4 3 2 4 3 2 4 3 5 3 3 3.2727 Ragu-ragu Tinggi Menengah Tinggi
309 3 4 2 3 5 2 3 4 4 3 5 3.4545 Setuju Rendah Rendah Rendah
310 4 5 3 4 5 3 4 5 3 5 4 4.0909 Setuju Tinggi Tinggi Menengah
311 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4.8182 Sangat setuju Tinggi Menengah Menengah 312 3 4 2 3 4 2 5 3 4 3 4 3.3636 Ragu-ragu Tinggi Tinggi Menengah
313 4 3 3 2 5 3 4 3 5 4 4 3.6364 Setuju Tinggi Rendah Menengah
314 4 3 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3.8182 Setuju Rendah Rendah Menengah
315 5 5 4 3 2 4 2 3 2 2 2 3.0909 Ragu-ragu Rendah Rendah Menengah
316 4 4 3 5 4 5 4 3 4 4 5 4.0909 Setuju Tinggi Rendah Menengah
317 2 3 4 2 3 2 3 3 2 4 4 2.9091 Ragu-ragu Tinggi Menengah Menengah 318 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4.8182 Sangat setuju Tinggi Rendah Rendah 319 4 3 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4.2727 Sangat setuju Tinggi Menengah Menengah 320 4 5 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4.3636 Sangat setuju Tinggi Rendah Rendah
321 4 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 3.9091 Setuju Tinggi Rendah Rendah
322 4 3 5 5 3 3 4 4 5 3 4 3.9091 Setuju Tinggi Menengah Menengah
323 5 2 3 2 4 2 3 2 4 4 3 3.0909 Ragu-ragu Tinggi Rendah Menengah
324 5 5 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3.5455 Setuju Tinggi Menengah Menengah
325 3 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4.4545 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah
(3)
4 5 4 4 4 3 3
327 5 3 2 3 3.6364 Setuju Tinggi Rendah Menengah
328 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4.8182 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah
329 5 5 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4.0000 Setuju Tinggi Tinggi Menengah
330 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4.6364 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah
331 5 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3.5455 Setuju Tinggi Rendah Menengah
332 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 3 4.3636 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah 333 3 2 4 3 2 5 3 3 3 3 5 3.2727 Ragu-ragu Tinggi Menengah Menengah 334 3 5 4 2 3 2 4 2 3 2 4 3.0909 Ragu-ragu Tinggi Menengah Menengah 335 3 2 3 2 4 2 3 2 5 5 4 3.1818 Ragu-ragu Rendah Rendah Rendah
336 4 3 2 4 2 2 4 4 5 4 4 3.4545 Setuju Tinggi Rendah Menengah
337 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4.7273 Sangat setuju Tinggi Tinggi Menengah
338 3 4 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4.1818 Setuju Tinggi Menengah Menengah
339 3 5 5 2 5 4 3 3 3 3 4 3.6364 Setuju Tinggi Rendah Menengah
340 3 3 2 4 5 2 3 4 4 3 4 3.3636 Ragu-ragu Tinggi Menengah Tinggi 341 4 5 5 5 4 3 4 3 5 5 5 4.3636 Sangat setuju Tinggi Rendah Menengah 342 3 2 3 2 4 2 3 2 4 5 5 3.1818 Ragu-ragu Rendah Rendah Rendah
343 5 5 3 4 3 4 5 4 4 3 5 4.0909 Setuju Tinggi Rendah Menengah
344 4 4 3 3 5 5 5 5 3 4 4 4.0909 Setuju Tinggi Menengah Menengah
345 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2.8182 Ragu-ragu Rendah Rendah Menengah 346 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4.4545 Sangat setuju Tinggi Menengah Menengah 347 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2.7273 Ragu-ragu Tinggi Menengah Menengah
348 4 3 5 3 5 4 5 4 4 3 5 4.0909 Setuju Tinggi Menengah Menengah
349 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4.4545 Sangat setuju Tinggi Menengah Menengah 350 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4.9091 Sangat setuju Tinggi Tinggi Menengah
(4)
146
Tabel r
1-tail 0.01 0.05 0.15 0.30
1 0.985 0.990 0.814 0.649 2 0.881 0.770 0.640 0.486 3 0.776 0.663 0.542 0.404 4 0.695 0.590 0.479 0.353 5 0.634 0.536 0.433 0.317 6 0.586 0.495 0.399 0.290 7 0.548 0.462 0.371 0.270 8 0.516 0.434 0.349 0.253 9 0.489 0.411 0.330 0.237 10 0.465 0.392 0.314 0.227 11 0.445 0.375 0.300 0.216 12 0.427 0.360 0.288 0.207 13 0.411 0.346 0.277 0.199 14 0.397 0.334 0.267 0.192 15 0.384 0.323 0.258 0.186 16 0.373 0.310 0.250 0.180 17 0.362 0.305 0.243 0.175 18 0.352 0.296 0.237 0.170 19 0.343 0.289 0.230 0.165 20 0.335 0.282 0.225 0.161 21 0.327 0.275 0.219 0.157 22 0.320 0.269 0.214 0.154 23 0.313 0.263 0.210 0.150 24 0.307 0.258 0.206 0.147 25 0.301 0.253 0.201 0.144 26 0.295 0.248 0.198 0.141 27 0.290 0.244 0.194 0.139 28 0.285 0.239 0.191 0.136 29 0.280 0.235 0.870 0.134 30 0.275 0.231 0.184 0.132 31 0.271 0.228 0.177 0.130 32 0.268 0.225 0.170 0.128 33 0.264 0.222 0.163 0.127 34 0.261 0.219 0.156 0.125 35 0.257 0.216 0.149 0.130 36 0.253 0.213 0.140 0.121 37 0.250 0.210 0.135 0.119 38 0.246 0.207 0.128 0.118 39 0.243 0.204 0.121 0.116 40 0.239 0.201 0.114 0.114 41 0.237 0.199 0.113 0.113 42 0.235 0.197 0.112 0.112 43 0.233 0.196 0.111 0.111 44 0.230 0.194 0.110 0.110 45 0.228 0.192 0.109 0.109 46 0.226 0.190 0.108 0.108 47 0.224 0.188 0.107 0.107 48 0.222 0.187 0.106 0.106 49 0.220 0.185 0.105 0.105 50 0.218 0.183 0.104 0.104
(5)
147
(6)
148