PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011
commit to user i
PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh:
ENDRI MEYLASARI K7107029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user ii
PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
ENDRI MEYLASARI K7107029
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(3)
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Oleh :
Nama : Endri Meylasari NIM : K7107029
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari : Kamis Tanggal : 26 Mei 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd. NIP. 19580620 198312 2 001
Pembimbing II
Drs. Marwiyanto, M. Pd. NIP. 195912051 198303 1 002
(4)
commit to user 1
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Oleh :
Nama : Endri Meylasari NIM : K7107029
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 17 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd 1. …………..
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd 2. …………... Anggota I : Dra. Siti Kamsiyati, S. Pd, M. Pd 3. …………..
Anggota II : Drs. Marwiyanto, M.Pd 4. ………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP.19600727 198702 1 001
(5)
commit to user 2
ABSTRAK
Endri Meylasari. PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan kemampuan membaca pemahaman, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai sampel adalah siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta yang berjumlah 37 anak. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 52,70 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 48,64%, siklus I nilai rata-rata kelas 70,86 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 75,67%, dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,51 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 81,08%. Selain itu, kegiatan guru dan siswa yang diamati pada lembar observasi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 3,40 atau cukup dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,78 atau tinggi. Sedangkan skor kegiatan siswa pada siklus I adalah 2,85 atau cukup dan meningkat menjadi 3,80 atau tinggi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan dinyatakan penelitian ini telah berhasil dengan baik. Hal ini disimpulkan bahwa siswa termotivasi dan senang terhadap metode CIRC. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
(6)
commit to user 3
ABSTRACT
Endri Meylasari. USAGE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) METHOD TO INCREASE READING COMPREHENSION ABILITY ON STUDENTS IN THE FIFTH GRADE OF SDN SAMPANGAN 26 PASAR KLIWON SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2010/2011, Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science of Sebelas Maret University. 2011.
Purpose of this research is to increase reading comprehension ability by using Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC) method on students in the fifth grade of SDN Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta. Variable which becomes target of change in this classroom action research is increase of reading comprehension ability, while variable of action which is used in this research is Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC) method.
Form of the research is classroom action research in amount of 2 cycles. Every cycle consists of 4 steps, they are: planning, observation action, implementation, and reflection. As the sample is student of class V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta which is in amount 37 students. Technique of collecting data used are observation, test, interview, and documentation. Technique of data analyze used in this research is technique of interactive data analyze.
Based on the result of the research, it can be concluded that Indonesia studies trough the CIRC method can increase the reading comprehension ability in the 5th grade of SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. It is proved that in initial condition before performing an action, average point of student is 52.70 with percentage classical successes is in amount of 48.64%, in the first cycle class average point is 70.86 with percentage of classical successes 75.67% and in the second cycle, the average point of class increase to 76.51 with percentage of classical successes amounting 81.08%. In addition, the activities of teachers and students were observed in the observation sheet also has increased significantly. This can be proved by the results of which stated that the activities of teachers in the first cycle is 3.40 or adequate and on the second cycle increased to 3.78 or higher. While scores of students on the first cycle is 2.85 or adequate and increased to 3.80 or higher. Based on interviews that have been done, expressed the research otherwise good. It is concluded that the students interested and excited to CIRC method. Thus, it can be proposed a recommendation that Indonesian study by using Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) method can increase student`s reading comprehension ability class V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta, in the academic year 2010/2011.
(7)
commit to user 4
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. (Terjemahan Q.S. Al Insyirah:6)
A good plan today is better than a perfect plan tomorrow. (NN)
Knowing is not enough, we must apply. Willing is not enough, we must do. (Bruce Lee) Berbeda tidak selalu lebih baik, tetapi yang terbaik itu sudah pasti berbeda.
(John Sifonis) Menjadi diri sendiri itu lebih menyenangkan daripada harus berpura-pura menjadi
orang lain.
(8)
commit to user 5
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut asma Allah SWT, teriring doa dan ungkapan syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Bapak Kasimin Mulyo Prayitno dan Ibu Sri Suprapti Tercinta
Bapak yang menjadi teladan nyata bagiku untuk menjadi seseorang yang tangguh dan tegar menghadapi kerasnya hidup, Ibu motivator terbesar dalam hidupku
yang menguatkan hati dan jiwaku menjalani setiap jengkal kehidupan ini.
Kakakku Sri Nur Cahyani
Pribadi yang telah mencurahkan seluruh jerih payahnya untukku dan selalu memberikan nasehat, motivasi, canda dan tawa, menjadi tempatku berkeluh
kesah, dan menjadi penyemangat bagiku dalam menjalani hidup.
My EARTH (Ari, Riris, Tina, Hayuk)
Terima kasih untuk setiap detik waktu dan kebahagiaan yang telah kalian torehkan dalam catatan hidupku, semangat, dorongan, dan motivasi yang tak
pernah padam kalian curahkan untukku dalam senang dan sedihku.
Keluarga Besar SD Negeri Sampangan 26
Tempatku menimba ilmu untuk bekal dan pengalaman profesiku di masa yang akan datang.
Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta
Tempatku belajar dan memaknai setiap episode hidup dan persahabatan yang sesungguhnya.
(9)
commit to user 6
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, barokah, dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi dengan judul “Penggunaan metode Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011” ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dan kendala dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan dan kendala yang muncul dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. Siti Kamsiyati, S. Pd, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Marwiyanto, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Mulyani, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Sampangan 26 Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
(10)
commit to user 7
8. Muhdi, S.Pd selaku guru kelas V yang telah memberikan bimbingan dan dukungan.
9. Serta pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.
Surakarta, Mei 2011
(11)
commit to user 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kajian Teori ... 7
1. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman.. ... 7
2. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ... 15
B. Penelitian yang Relevan ... 19
C. Kerangka Berpikir ... 20
D. Hipotesis Tindakan ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
1. Tempat Penelitian ... 23
2. Waktu Penelitian ... 23
B. Subjek Penelitian ... 24
C. Data dan Sumber Data ...…24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 25
E. Validitas Data ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 28
G. Prosedur Penelitian ... 29
(12)
commit to user 9
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ... 38
1. Kondisi Pra Siklus ... 38
2. Deskripsi Siklus I ... 40
3. Deskripsi Siklus II ... 52
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 76
A. Simpulan ... 76
B. Implikasi ... 76
C. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
LAMPIRAN ... 82
DAFTAR TABEL Tabel 1 Jadwal Penelitian ………... 24
Tabel 2 Indikator Ketercapaian Tujuan ………. 35
Tabel 3 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa Kelas V pada Pra Siklus ………... 38
Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada Siklus I ……….. 46
Tabel 5 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus I …….. 48
Tabel 6 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman kelas V pada Siklus I ………... 51
Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode CIRC pada Siklus II ……… 59
(13)
commit to user 10
Tabel 8 Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus II
…….. 61
Tabel 9 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman kelas V pada Siklus II ………. 63
Tabel 10 Rata-rata Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman, Persentase Ketuntasan Klasikal Diatas KKM, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Kemampuan Membaca Pemahaman pada kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II ………... 72
Tabel 11 Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
di Kelas melalui Lembar Observasi ………. 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Kerangka Berpikir ………... 22 Gambar 2 Komponen dalam Analisis Data (interactive model) Miles
and Huberman ……… 29
Gambar 3 Model Penelitian Tindakan Kelas ……….. 30 Gambar 4 Lokasi SD Negeri Sampangan 26 Tampak Depan dan Dalam
………. 36
Gambar 5 Grafik Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa Kelas
V pada Pra Siklus ………... 39
Gambar 6 Grafik Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan
Metode CIRC pada Siklus I ……….. 47
Gambar 7 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
pada Siklus I ……….. 49
Gambar 8 Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V pada Siklus I ……….. 51 Gambar 9 Grafik Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan
Metode CIRC pada Siklus II ……….. 59
Gambar 10 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
pada Siklus II ……….. 61
Gambar 11 Grafik Nilai Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas V pada Siklus II ……….. 63
Gambar 12 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Kemampuan Membaca Pemahaman pada Kondisi Awal,
(14)
commit to user 11
Gambar 13 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II ………... 73
Gambar 14 Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam
Pembelajaran di Kelas Melalui Lembar Observasi …………. 75
Gambar 15 Peneliti sebagai guru mengawali pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V dengan salam pembuka dan presensi … 80 Gambar 16 Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Mari Membaca”
agar siswa bersemangat ……….. 80
Gambar 17 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa ……….. 81
Gambar 18 Guru member pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
informasi dari siswa mengenai pengalaman membaca ……... 81
Gambar 19 Guru menjelaskan pada siswa mengenai konsep membaca
pemahaman dengan metode CIRC ………. 82
Gambar 20 Siswa berpindah tempat duduk untuk masuk ke dalam kelompok-kelompok CIRC yang telah dibentuk guru ……… 82 Gambar 21 Guru membagikan bahan bacaan pada tiap-tiap kelompok…. 83 Gambar 22 Guru membimbing siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok CIRC ………. 83
Gambar 23 Guru memberikan penjelasan pada kelompok yang belum
paham ……….. 84
Gambar 24 Salah satu siswa sebagai perwakilan dari kelompok maju utnuk menyampaikan hasil diskusinya, guru dan kelompok
yang lain menanggapi ………. 84
Gambar 25 Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami ……….. 85
Gambar 26 Siswa mengerjakan tes pemahaman isi bacaan secara
individu ………... 85
Gambar 27 Siswa bekerja sama dengan baik saat belajar dengan metode
CIRC……… 86
Gambar 28 Guru menjelaskan dengan sabar pada siswa yang belum
paham ……….. 86
Gambar 29 Guru kelas sebagai observer menilai kinerja peneliti dan aktivitas siswa dalam pembelajaran ……… 87 Gambar 30 Simbol bintang sebagai reward terhadap prestasi siswa
dalam kelompok ……….. 87
Gambar 31 Kelompok yang berprestasi dan aktif dalam pembelajaran
mendapatkan simbol bintang sebagai reward ……….... 88
Gambar 32 Peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Sampangan 26 mengenai pembelajaran bahasa
Indonesia dengan metode CIRC ………. 89
Gambar 33 Peneliti melaksanakan wawancara dengan kepala Sekolah SD Negeri Sampangan 26 mengenai pembelajaran di kelas V
(15)
commit to user 12
(16)
commit to user 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian ……….. 80
Lampiran 2 Silabus Siklus I dan II ……… 90
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan Siklus II ……… 93 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I …….. 94 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ……. 106 Lampiran 6 Daftar Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa Kelas
V pada Pra Siklus ………. 119
Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa
Kelas V pada Siklus I ………... 121
Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Pemahaman Isi Bacaan Siswa
Kelas V pada Siklus II ……….. 123
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus I
………. 125
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus I
………. 126
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus II
………. 127
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus II
………. 128
Lampiran 13 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Kelas V
dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman ……….. 129
Lampiran 14 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus I ………. 135
Lampiran 15 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus I ………. 138
Lampiran 16 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman Pertemuan 1 Siklus II ……….
………... 141
Lampiran 17 Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pertemuan 2 Siklus II
………... 144
Lampiran 18 Penjelasan Alat Penilaian Kemampuan Guru ……….. 147 Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Mengenai
Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ketersediaan Media
Pembelajaran ……… 161
Lampiran 20 Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Diterapkan
Metode CIRC ………. 164
Lampiran 21 Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Diterapkan Metode
CIRC ……….. 166
(17)
commit to user 14
Mengenai Pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas V
……….. 168
Lampiran 23 Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan
Metode CIRC ……….. 170
Lampiran 24 Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan
Metode CIRC ……….. 171
Lampiran 25 Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah Mengenai
Kondisi Sekolah ……….. 172
Lampiran 26 Pedoman Wawancara untuk Guru Selaku Teman Sejawat
Mengenai Kondisi Sekolah ……… 173
Lampiran 27 Lembar Kerja Siswa Siklus I ……….. 174 Lampiran 28 Lembar Kerja Siswa Siklus II ………. 180
(18)
commit to user 15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Bahasa memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu permasalahan secara teratur, terus-menerus, dan berkelanjutan. Sebaliknya, tanpa bahasa peradaban manusia tidak dapat berkembang dengan baik.
Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, gagasan dan pengalamannya kepada orang lain. Seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Maka dari itu, sejak dini anak diajarkan dan diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi dalam berbagai situasi melalui bahasa baik secara lisan maupun tulis.
Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasinya. Peran guru dalam hal ini dirasa sangat penting, karena untuk dapat mengembangkan pembelajaran bahasa dan mencapai hasil yang maksimal, guru harus dapat menerapkan model dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran. Penggunaan model dan metode pembelajaan yang tepat akan dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas dalam pembelajaran.
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis (St.Y. Slamet, 2008). Keempat aspek tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pengajaran bahasa. Keterampilan membaca dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang
(19)
commit to user 16
bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pembelajaran membaca. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001:56). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Membaca merupakan keterkaitan antara aktivitas fisik dan mental. Secara fisik membaca memerlukan indera penglihatan dan secara mental membaca memerlukan pemahaman dan daya ingat.
Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik (Akhadiah dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001:56). Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan bahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam setiap jenjang pendidikan, termasuk di jenjang sekolah dasar. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama tidak hanya bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran yang lain.
Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang dapat membaca secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut (Mulyono Abdurrahman, 2003:201). Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat memperoleh berbagai informasi secara aktif reseptif. Maksudnya, dengan
(20)
commit to user 17
memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, siswa dapat memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri Sampangan 26 Surakarta, kemampuan siswa kelas V dalam membaca, khususnya membaca pemahaman masih rendah. Belum mampunya siswa dalam membaca pemahaman ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami isi bahan bacaan. Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberi pertanyaan mengenai isi bahan bacaan yang dibaca, siswa tidak dapat menjawab dengan cepat dan harus membuka kembali bahan bacaan yang telah dibacanya. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran membaca, hanya 40% dari jumlah siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, 40% yang mampu menceritakan kembali cerita yang dibaca dengan kalimat dan kata-kata sendiri secara runtut, dan hanya 20% yang mampu menyimpulkan isi bacaan dari bahan bacaan yang dibaca. Sedangkan jika diberi tes pemahaman, dari siswa yang berjumlah 37 anak hanya 18 siswa yang mendapatkan nilai di atas 60. Artinya kurang dari 50% siswa yang dapat menguasai bahan pembelajaran dan nilainya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta masih rendah.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari guru maupun dari siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain, model dan metode pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional, minat baca siswa yang rendah, dan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca. Salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat membaca pemahaman adalah metode yang digunakan guru masih konvensional. Dalam pembelajaran membaca pemahaman, biasanya siswa diberi bahan bacaan kemudian masing-masing disuruh membaca dalam hati dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan yang diberikan. Sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan kurang memperhatikan. Apabila salah satu siswa diminta membacakan untuk teman-temannya, siswa yang lain banyak yang gaduh dan bermain sendiri sehingga
(21)
commit to user 18
bacaan yang dibacakan kurang dapat disimak dengan baik. Selanjutnya, guru hanya menyuruh siswa membaca sendiri tanpa adanya arahan dan bimbingan dari guru, bahkan terkadang guru sendiri tidak ikut membaca. Akibatnya siswa kurang termotivasi ketika disuruh membaca sendiri, tidak bersungguh-sungguh dan hanya membaca sekilas saja. Oleh karena itu, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta perlu ditingkatkan dengan menggunakan sebuah metode pembelajaran yang baru yang berbeda dari pengajaran sebelumnya, agar kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkat sehingga dapat membantu mereka dalam mata pelajaran yang lain, karena kemampuan membaca tidak hanya digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saja melainkan pada seluruh mata pelajaran.
Seiring dengan perkembangan di dalam dunia pendidikan, terciptalah bermacam-macam model dan metode pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran. Bermacam-macam model dan metode tersebut dapat menjadi solusi dalam permasalahan yang tengah dihadapi guru dan untuk menjadikan siswa aktif dan kreatif selama pembelajaran. Melalui model dan metode pembelajaran yang inovatif tersebut dapat mengubah paradigma pembelajaran yang terjadi selama ini, yaitu dari teacher centered learning (pembelajaran berpusat pada guru) dapat beralih ke student centered learning (pembelajaran berpusat pada siswa). Beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat dijadikan solusi diantaranya, model pembelajaran kooperatif dengan metode Jigsaw, STAD,
think-pair-share (berpasangan), Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), Group Investigation (GI), dan lain-lain. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC). Tujuan utama dari CIRC adalah
menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2008:203). Metode ini memang bersifat kooperatif sehingga dapat meningkatkan kerjasama antar siswa, semua siswa dibimbing dan diarahkan untuk aktif dan kreatif sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
(22)
commit to user 19
Metode CIRC terdiri dari tiga unsur penting yakni kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni bahasa menulis terpadu (Slavin, 2008:204). Dalam metode CIRC, siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok yang heterogen untuk mencari ide pokok, pikiran utama, karakter tokoh dan hal-hal yang berkaitan dengan teks bacaan. Sehingga metode ini dirasa tepat untuk digunakan untuk meningkatkan kemampuam membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa di Sekolah Dasar pada khususnya, peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai “Penggunaan Metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Dalam setiap penelitian suatu masalah, diperlukan adanya kejelasan dari masalah yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini diperlukan rumusan agar tidak terjadi kesalahan. Berdasarkan hal tersebut kemudian dirumuskan pokok pembahasan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
(23)
commit to user 20
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai metode alternatif dalam pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan materi membaca pemahaman, dan menambah wawasan baru pengembangan teori membaca pemahaman dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan refleksi dan perbaikan bagi pengembangan dan peningkatan hasil pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa Sekolah Dasar dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
3) Sebagai pertimbangan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi siswa
1) Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan metode CIRC.
2) Meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. c. Bagi Sekolah
1) Meningkatnya kualitas pembelajaran membaca pemahaman baik proses maupun hasil dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.
3) Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya pembelajaran yang mudah dan menyenangkan.
(24)
commit to user 21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman a. Pengertian Kemampuan
Mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu; dapat; berada; kaya; mempunyai harta berlebih. Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (Depdikbud, 1999:623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang (http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan, diakses tanggal 26 Januari 2011).
Kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu (Stephen Robbins, 2006:52). Hal itu merupakan penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan seseorang pada hakikatnya tersusun dari dua faktor: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik (Stephen Robbins, 2006:52). Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untk menjalankan kegiatan mental, misalnya tes IQ. Sedangkan kemampuan fisik merupakan kemampuan menjalankan tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik-karakteristik serupa (Stephen Robbins, 2006:54).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.
b. Membaca
1) Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
(25)
commit to user 22
melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7).
Membaca merupakan kegiatan merespons lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing
meaning to and getting meaning from printed or written material”, memetik
serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam H.G. Tarigan, 1986:8). Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Proses membaca diawali dari aktivitas yang bersifat mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal, alat peraba bagi yang tuna netra. Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan institusi yang bekerja, berupa proses pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi atau kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas.
Dari berbagai pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan membaca adalah memahami isi, ide atau gagasan baik yang tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca, bukan perilaku
(26)
commit to user 23
fisik pada saat membaca. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68).
2) Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan (Farida Rahim, 2007:11). Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (H.G. Tarigan, 1986:9).
Tujuan membaca mencakup: (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk dan Irwin dalam Burns dkk, dalam Farida Rahim, 2007: 11).
Selain beberapa tujuan membaca yang telah disampaikan di atas, terdapat pula beberapa tujuan membaca lainnya yang erat kaitannya dengan makna, diantaranya:
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta. b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk mengetahuai urutan atau susunan, organisasi cerita. d. Membaca untuk menyimpulkan.
e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan. f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi.
g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
3) Aspek Membaca
Membaca merupakan suatu ketrampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian ketrampilan yang lebih kecil lainnya. Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca menurut H.G. Tarigan, yaitu:
(27)
commit to user 24
1. Ketrampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: (a) pengenalan bentuk huruf, (b) pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat, dan lain-lain), (c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at
print”, (d) kecepatan membaca bertaraf lambat.
2. Ketrampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup: (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (H.G. Tarigan, 1986:12).
4) Jenis-jenis Membaca
Terdapat beberapa jenis-jenis membaca seperti yang diklasifikasikan oleh Tarigan sebagai berikut:
a. Membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud; oral reading)
b. Membaca dalam hati (silent reading) (1) Membaca ekstensif (extensive reading)
Membaca ekstensif ini mencakup pula membaca survey (survey reading), membaca sekilas (skimming reading), dan membaca dangkal (superficial reading).
(2) Membaca intensif (intensive reading)
(a) Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula membaca teliti (close reading), membaca pemahaman (comprehensive reading), dan membaca kritis (critical reading), dan membaca ide (reading for ideas).
(b) Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup pula membaca bahasa asing (foreign language reading), dan membaca sastra (literary reading) (H.G Tarigan, 1986:12-13).
c. Membaca Pemahaman
1) Pengertian Membaca Pemahaman
Kegiatan membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang dibaca. Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud dalam suatu bacaan melalui tulisan. Definisi ini sangat menekankan pada dua hal yang pokok dalam membaca, yaitu bahasa itu sendiri dan simbol grafik tulisan yang menyajikan informasi yang berwujud bacaan (Lado dalam
(28)
commit to user 25
Nurhadi, 1987:222). Jadi, seseorang yang yang melakukan kegiatan membaca pemahaman harus menguasai bahasa atau tulisan yang digunakan dalam bacaan yang dibacanya dan mampu menangkap informasi atau isi bacaan tersebut.
Reading is such a complex process. With practice and exposure, children develop understanding so that they may begin to comprehend stories better. Students begin to read stories that are longer, have deeper meanings, hidden messages, similes, metaphors, and even understand very difficult
vocabulary (Jennifer Bonner, 2008). Yang mempunyai arti bahwa membaca
adalah suatu proses yang kompleks. Dengan latihan dan tindakan, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman sehingga mereka dapat mulai untuk memahami cerita dengan lebih baik. Siswa dapat memulai dengan membaca cerita yang lebih panjang, mempunyai makna yang lebih dalam, pesan-pesan tersembunyi, kiasan-kiasan, gaya bahasa, dan bahkan memahami kosakata yang lebih sulit (Jennifer Bonner, 2008) (http://www.ijea.org/v9n1/).
Untuk dapat memahami isi suatu bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Pemahaman merupakan salah satu aspek yang penting dalam kegiatan membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman suatu bahan bacaan dapat meningkatkan keterampilan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan tertentu yang hendak dicapai. Jadi, kemampuan membaca dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memahami bahan bacaan. Tujuan membaca adalah pemahaman bukan kecepatan (H.G. Tarigan, 1986:37).
Membaca pemahaman didefinisikan pula sebagai salah satu macam membaca yang bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto dalam Nurhadi, 1987:222). Kemampuan membaca sangat kompleks dan bukan hanya kemampuan teknik membacanya saja tetapi juga kemampuan dalam pemahaman san interpretasi isi bacaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat ditarik simpulan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca
(29)
commit to user 26
untuk memahami isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat dari bahan bacaan tersebut.
2) Aspek-aspek Membaca Pemahaman
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar seseorang mampu mencapai suatu tingkat pemahaman, seharusnyalah ia mengalami proses yang cukup panjang. Oleh karenanya, kita perlu mengenal dan menguasai beberapa aspek dalam membaca pemahaman. Aspek-aspek dalam membaca pemahaman meliputi: (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (H.G. Tarigan, 1986:12).
Di dalam membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut hanya sekadar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi juga harus mampu menganalisis atau mengevaluasi dan mengaitkannya dengan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
3) Tujuan Membaca Pemahaman
Apabila kita melakukan sesuatu kegiatan, tentulah kita mampunyai tujuan tertentu yang hendak kita capai. Demikian halnya di dalam membaca pemahaman juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan etoris atau pola-pola teks, pola-pola-pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan (H.G. Tarigan, 1986:36).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa tujuan membaca pemahaman mencakup beberapa hal. Jelasnya membaca pemahaman diperlukan bila kita ingin mempelajari dan memahami masalah yang kita baca sampai pada hal-hal yang sangat detail.
(30)
commit to user 27
4) Tingkatan Membaca Pemahaman
Aspek-aspek keterampilan untuk memahami isi bacaan itu ada bermacam-macam. Empat tingkatan atau kategori pemahaman membaca, yaitu literal, inferensial, kritis, dan kreatif (Burns dan Roe; Rubin; dan
Syafi’ie dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-24). Pembahasan mengenai tingkat pemahaman tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-24).
b) Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks secara inferensial berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi secara terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
c) Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks.
Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu, pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai teks.
d) Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan
respon emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan dimensi kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca. Pemahaman kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran baru yang
(31)
commit to user 28
melebihi apa yang disajikan penulis (Hafni dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-25).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menekankan pada membaca pemahaman dalam tingkatannya sebagai pemahaman literal yaitu pemahaman terhadap apa yang disampaikan dan disebutkan penulis di dalam bahan bacaan.
5) Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, mengemukakan mengenai prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
b) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.
c) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa. d) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca.
e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkatan kelas.
g) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.
h) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. i) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman (McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, 2007:3-4).
6) Langkah-langkah Membaca Pemahaman
Di dalam memahami bahan bacaan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membaca, yaitu: (1) menentukan tujuan membaca; (2) preview artinya membaca selayang pandang; (3) membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap paragrafnya; (4) mengemukakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri (Suyatmi, 2000:45).
Adanya kemampuan membaca pemahaman yang tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide pokok yang terdapat dalam bahan bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide pokok yang lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan apa yang dipahami
(32)
commit to user 29
dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan bacaan. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa aktivitas seperti, mengamati, memahami ide, curahan jiwa, dan aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bahan bacaan.
d. Kemampuan Membaca Pemahaman
Berdasarkan uraian dan penjelasan-penjelasan yang telah disajikan di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa muara akhir dari hakekat kemampuan membaca pemahaman, yaitu kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu untuk menangkap dan menggali ide-ide pokok serta informasi yang diperlukan dari sebuah teks tertulis (bahan bacaan) seefisien mungkin, sehingga ia dapat menginterpretasikan ide-ide pokok serta informasi yang ditemukan, baik makna yang tersurat maupun tersirat dari bahan bacaan tersebut.
Indikator-indikator yang terkait dengan kemampuan membaca pemahaman meliputi: (1) informasi-informasi berupa fakta, definisi, atau konsep; (2) makna kata, istilah, dan ungkapan; (3) hubungan dalam wacana meliputi hubungan antarhal, sebab-akibat, persamaan, dan perbedaan antarhal; (4) organisasi wacana tentang ide pokok, ide penjelas, kalimat pokok, dan kalimat penjelas; (5) tema atau topik dan judul wacana; (6) menarik kesimpulan tentang hal, konsep, masalah, atau pendapat.
Sedangkan kemampuan siswa di dalam kemampuam membaca pemahaman ditandai dengan: (1) kemampuan siswa dalam menangkap isi wacana, baik secara tersurat maupun tersirat; (2) kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan tentang isi wacana; (3) kemampuan siswa meringkas isi wacana dengan menemukan ide pokok dalam setiap paragraf; (4) kemampuan siswa menyimpulkan dan menceritakan kembali isi wacana dengan kalimat-kalimat sendiri dan dengan bahasa yang runtut.
2. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
a. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
(33)
commit to user 30
Metode CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar hingga menengah pertama (kelas 2-8). Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan program pembelajaran komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada siswa kelas dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Slavin, 2008: 16). Selain itu, metode pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan kurikulum
komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam pelajaran membaca pada kelas 2-8 (Slavin, 2008: 11).
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) is a school based program that targets reading, writing, and language arts in grades 2 through 6. The three principle program elements are direct instruction in reading comprehension, story-related activities, and integrated language arts/writing instruction. Each student is paired with another student and then assigned to a group of students at the same or different reading level. These learning teams work cooperatively on program-related activities
(http://www.howardhealthcounts.org/modules.php, diakses tanggal 26 Januari 2011).
Sumber di atas kurang lebih mengungkapkan mengenai definisi dari CIRC, bahwa CIRC merupakan program sekolah yang mendasarkan pengajarannya pada membaca, menulis dan seni berbahasa pada tingkat 2-6. CIRC memiliki tiga prinsip dasar, yaitu kemampuan membaca pemahaman, membaca lisan, dan integrasi seni berbahasa/menulis. Setiap siswa berpasangan dengan siswa yang lain kemudian bergabung dalam satu tim yang heterogen.
CIRC are currently in use, a common method involves forming “learning teams” made up of students (usually four) who are at varying levels of reading proficiency. These students work on different cooperative activities, including creative writing, peer reading, identification of major elements in a story, summarizing of stories and story retelling, and activities geared toward practice
of basic reading skills (e.g., spelling, decoding, and vocabulary). (Canadian
(34)
commit to user 31
Sumber diatas dapat diartikan bahwa CIRC yang akhir-akhir ini digunakan, merupakan metode umum yang meliputi pembentukan tim belajar (biasanya empat siswa) pada level kemampuan membaca yang berbeda-beda. Siswa-siswa tersebut bekerja dalam aktivitas kerjasama yang berbeda, termasuk aktivitas penulisan kreatif, membaca dalam kelompok, pengidentifikasian elemen utama dalam cerita, dan penceritaan kembali isi cerita dan aktivitas yang diarahkan menuju praktek kemampuan membaca yang paling dasar (meliputi pelafalan, penerimaan, dan kosakata) (Canadian Council on Learning, 2009:4).
CIRC, sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pembelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar (Slavin, 2008:200). Pengembangan CIRC difokuskan pada metode-metode pengajaran, merupakan sebuah usaha untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana memperkenalkan teknik terbaru dalam pengajaran praktis pembelajaran membaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab dari tiap individu.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis secara komprehensif yang diterapkan pada kelas 2-8 (dari sekolah dasar sampai menengah pertama).
b. Fokus Utama dari Metode Pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosakata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim (Slavin, 2008:201).
(35)
commit to user 32
c. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat bermacam-macam metode pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran CIRC yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis, untuk membedakan metode pembelajaran CIRC dengan metode pembelajaran kooperatif lainnya, berikut disampaikan beberapa ciri-ciri dari CIRC, yaitu: (1) adanya suatu tujuan kelompok; (2) adanya tanggung jawab tiap individu; (3) tidak adanya tugas khusus; (4) tiap anggota dalam satu kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk sukses; (5) dibutuhkan penyesuaian diri tiap anggota kelompok.
d. Unsur-unsur Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC)
CIRC terdiri dari tiga unsur penting: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu (Slavin, 2008:204). Setiap siswa bekerja dalam tim-tim yang sifatnya heterogen. Semua kegiatan pembelajaran mengikuti siklus yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes. Unsur utama CIRC terdiri dari: kelompok membaca, tim, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita, pemeriksaan oleh pasangan, dan tes (Slavin, 2008:204-208). Pembahasan mengenai unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Kelompok membaca. Jika menggunakan kelompok membaca, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh guru. Jika tidak, diberikan pengajaran kepada seluruh kelas.
Tim. Siswa dibagi kedalam pasangan (atau trio) dalam kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi kedalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau tingkat. Misalnya, sebuah tim terdiri dari dua siswa dari kelompok membaca tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok membaca tingkat rendah. Anggota
(36)
commit to user 33
tim menerima poin berdasarkan kinerja indivudal mereka pada semua kuis, karangan, dan buku laporan, dan poin-poin inilah yang membentuk skor tim.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Siswa
menggunakan bahan bacaan dasar atau bisa juga novel. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan oleh guru. Tahap-tahap kegiatannya meliputi: membaca berpasangan, menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita, mengucapkan kata-kata dengan keras, makna kata, menceritakan kembali cerita, dan ejaan.
Pemeriksaan oleh pasangan. Jika siswa telah menyelesaikan semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan dan/atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut.
Tes. Pada akhir periode kelas, siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita, diminta untuk menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosakata, dan diminta membacakan daftar kata-kata dengan keras kepada guru. Pada tes ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu. Hasil tes dan evaluasi dari menulis cerita yang bersangkutan adalah unsur utama dari skor tim mingguan siswa.
e. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
CIRC sebagai salah satu jenis metode pembelajaran, dalam pelaksanaannya memiliki langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Langkah-langkah metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang diuraikan oleh Suprijono, terdiri dari:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen; 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran; 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas;
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok; 5. Guru membuat kesimpulan bersama; dan
(37)
commit to user 34
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dipandang relevan dengan penelitian ini, antara lain:
a. Penelitian Suwarto (2009) dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan dengan Metode Kooperatif Integrasi Membaca dan Komposisi (CIRC) Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
Kelas I SD Negeri 1 Eromoko Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri”.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dikemukakan dua kesimpulan, yaitu: (1) penerapan metode Kooperatif Integrasi Membaca dan Komposisi dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I, terbukti dengan adanya peningkatan pada siklus I, II, dan III; (2) penerapan metode Kooperatif Integrasi Membaca dan Komposisi dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan, baik pada siswa maupun guru. Persamaan penelitian Suwarto dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode CIRC, sedangkan perbedaannya terdapat pada objek penelitian dan subjek penelitiannya.
b. Penelitian Miranti Sudarmaji (2010) dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Pada Siswa Kelas V SD Negeri IV Pulutan Wetan Wuryantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010”. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dikemukakan dua kesimpulan, yaitu: (1) penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran apresiasi cerita pendek pada siswa kelas V SD Negeri IV Pulutan Wetan terbukti dengan adanya peningkatan proses pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, antara lain: meningkatnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran apresiasi cerita pendek, meningkatnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran apresiasi cerita pendek, meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran apresiasi cerita pendek, meningkatnya kerja sama siswa dalam mengikuti proses pembelajaran apresiasi cerita pendek,
(38)
commit to user 35
meningkatnya kesungguhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran apresiasi cerita pendek; (2) penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerita pendek, ditandai dengan nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Persamaan penelitian Miranti Sudarmaji dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode CIRC, sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian dan subjek penelitiannya.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan di dalam pembelajaran membaca pemahaman. Mereka harus membaca berulang-ulang untuk dapat menjawab pertanyaan seputar bahan bacaan yang telah selesai dibacanya. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena guru kurang inovatif dalam mengemas pembelajaran, guru masih menggunakan metode yang konvensional dengan menyuruh sisiwa membaca dalam hati dan guru hanya mengamati, sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang tertarik dengan pembelajaran membaca. Akibatnya kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sehingga dapat menjadi solusi bagi kesulitan yang mereka hadapi. Pendekatan pembelajaran yang lebih cocok dan dapt digunakan dalam pembelajaran membaca ialah metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Tujuan utama CIRC khususnya dalam menggunakan tim kooperatif ialah membantu siswa belajar membaca pemahaman yang luas untuk kelas-kelas tinggi SD.
Sehingga melalui metode pembelajaran CIRC ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa dan dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk aktif mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya membaca pemahaman. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan pengalaman yang nyata dan bermakna bagi siswa sehingga dapat meningkatkan persentase kemampuan membaca pemahaman masing-masing siswa.
(39)
commit to user 36
Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar kliwon Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kondisi Awal Guru masih
menggunakan metode yang konvensional, siswa membaca dalam hati, guru mengamati (kurang inovatif)
Kemampuan
membaca pemahaman siswa rendah
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan metode CIRC dalam pembelajaran membaca pemahaman
Melalui metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
Siklus I: Guru
menggunakan metode CIRC dalam
penyampaian pembelajaran
membaca pemahaman
Siklus II: Guru
menggunakan metode CIRC dalam
pemantapan pembelajaran
(40)
commit to user 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sampangan 26 Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Peneliti memilih SD Negeri Sampangan 26, dengan pertimbangan dan alasan sebagai berikut:
a. Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti membina pramuka selama kurang lebih 2 tahun ini, sehingga peneliti merasa cukup mengenal karakteristik siswa yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini. b. Pembelajaran dengan metode CIRC belum pernah diterapkan di lingkungan
sekolah tersebut.
c. Terdapat permasalahan di dalam pembelajaran khususnya bahasa Indonesia di kelas V yang membuat peneliti merasa tertarik dan perlu untuk menelitinya.
d. Penghematan waktu dan biaya, karena lokasi penelitian yang cukup dekat dengan tempat tinggal peneliti.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap persiapan hingga tahap pelaporan hasil dilakukan selama 4 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2011 sampai dengan bulan April 2011. Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta dilaksanakan pada bulan Maret 2011. Adapun rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
(41)
commit to user 38 Tabel 1: Jadwal Penelitian
No Rencana Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan
a. Menyusun Konsep Pelaksanaan b. Kesepakatan Jadwal c. Menyusun Instrumen 2 Pengajuan Proposal 3 Pelaksanaan
a Pengumpulan Data b Pelaksanaan Pra Siklus c Pelaksanaan Siklus I d Pelaksanaan Siklus II 4 Penyusunan Laporan
a Menyusun Laporan b Seminar hasil penelitian c Pengiriman hasil
penelitian d Revisi Ujian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta, dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa. Terdiri dari 22 siswa putra dan 15 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Kualitatif yang meliputi daftar hadir siswa, data identitas siswa, silabus, dan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Data Kuantitatif yang meliputi daftar nilai siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan penelitian.
(42)
commit to user 39
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi atau perekaman dengan menggunakan kamera.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2008:154).
Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan terstruktur, maksudnya peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan dan tidak menanyakan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan topik yang dibahas.
Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, guru kelas V, dan guru selaku teman sejawat, untuk memperoleh informasi mengenai kondisi sekolah dan kondisi siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. Hasil wawancara digunakan untuk menggali dan mencari keterangan yang jelas dan pasti mengenai pola dan sebab kesalahan siswa sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat dalam permasalahan yang ditemui. Selain itu juga untuk memperoleh data mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Observasi
Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (Sarwiji Suwandi, 2009:38).
Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah observasi langsung (direct observation). Observasi langsung (direct observation) adalah suatu pengamatan pada kegiatan yang dilakukan tanpa perantara (secara
(43)
commit to user 40
langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan di SD Negeri Sampangan 26 Surakarta, untuk mengetahui persiapan, perhatian, keaktifan, dan kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CIRC.
Selain menggunakan observasi langsung, peneliti juga menggunakan catatan lapangan. Catatan lapangan merupakan suatu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung yang dituangkan dalam bentuk catatan kecil. Pengamatan yang ditulis di dalam catatan lapangan adalah mengenai kegiatan pembelajaran yang melibatkan guru, seluruh siswa kelas V, dan guru atau teman sejawat SD Negeri Sampangan 26 Surakarta serta Kepala Sekolah di SD Negeri Sampangan 26 Surakarta.
Hasil observasi digunakan untuk mengetahui proses dan dampak pembelajaran, dan diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien untuk tahapan berikutnya.
3. Dokumen
Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan pula pada arsip atau dokumen yang ada di SD Negeri Sampangan 26 Surakarta. Dokumen tersebut berupa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari: hasil nilai ulangan harian siswa, hasil nilai tes individu siswa setelah menggunakan metode CIRC, dan melalui perekaman pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CIRC.
4. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2008:150).
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah dan selama proses kegiatan pembelajaran tindakan (Sarwiji Suwandi, 2009:59).
(44)
commit to user 41
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan membaca pemahaman yang dicapai siswa setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini, diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Surakarta, berupa tes tertulis (soal-soal pemahaman isi bacaan).
Berdasarkan hasil tes ini, peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Selain itu, tes juga digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan dari pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
5. Pendokumentasian dan Perekaman
Pendokumentasian dan perekaman dengan kamera foto, dapat memperjelas berbagai deskripsi dalam berbagai situasi dan perilaku subyek yang diteliti. Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 dalam membaca pemahaman serta minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman dengan menggunakan metode CIRC.
E. Validitas Data
Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur dan diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2008:168).
Informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Sarwiji Suwandi, 2009:60).
Teknik yang digunakan untuk menguji kesahihan data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud dengan kedua hal tersebut adalah sebagai berikut:
(1)
commit to user 89
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti harus menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang menghambat kelancaran proses pembelajaran membaca pemahaman dengan metode CIRC tersebut. Hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1) guru harus menciptakan sebuah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, menerapkan asas belajar sambil bermain, dan memberikan penguatan berupa motivasi kepada siswa, 2) guru harus meningkatkan kejelasan dalam menguraikan pembelajaran membaca pemahaman, 3) guru harus dapat mengkondusifkan kelas dengan baik, agar siswa merasa senang, tidak mudah bosan, dan tidak mengganggu teman lain yang sedang serius belajar, 4) guru memberikan bimbingan khusus pada setiap siswa yang belum mampu dan mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman.
Upaya tersebut merupakan solusi yang digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul. Upaya tersebut dilaksanakan pada siklus II dalam upaya perbaikan, dengan diawali dari penjelasan konsep membaca pemhaman secara mudah dan dalam suasana yang menyenangkan, dan selanjutnya memberikan penguatan berupa pujian, motivasi, atau bisa juga hadiah agar siswa terdorong untuk melakukan yang terbaik. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil dilaksanakan sehingga dalam pelaksanaannya tidak ditemukan hambatan yang berarti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemhaman pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 dapat dengan menerapkan metode CIRC. Hal tersebut dapat dilakukan karena pembelajaran dengan metode CIRC dapat memberikan motivasi pada siswa dalam pembelajaran membaca dan juga memberikan suasana pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran yang biasanya.
Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilaporkan adanya peningkatan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode CIRC yang diperoleh berdasarkan hasil observasi. Laporan tersebut tersaji dalam tabel 11 berikut ini:
Tabel 11: Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas Melalui Lembar Observasi
(2)
commit to user 90 3.40
2.85
3.78 3.80
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
1 2
Siklus I
Siklus II
Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa Aspek
Kegiatan
Guru Siswa
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Skor Rata-rata 3.40 3.78 2.85 3.80
Kategori Cukup Tinggi Cukup Tinggi
Sedangkan gambar yang menunjukkan tabel 11 diatas adalah gambar 14 sebagai berikut:
Gambar 14 : Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas Melalui Lembar Observasi
(3)
commit to user 91
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes pra siklus atau kondisi awal sebelum dilaksanakan adalah 52,70 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 48,64%, siklus I menghasilkan nilai rata-rata kelas 70,86 dengan persentase ketuntasan klasikal 75,67%, dan siklus II menghasilkan nilai rata-rata kelas 76,51 dengan persentase kelulusan klasikal 81,08%. Dengan demikian secara klasikal, pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan target yang ditetapkan.
Selain itu, kegiatan guru dan siswa yang diamati dalam lembar observasi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 3,40 atau dikategorikan sedang dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,78 atau dikategorikan tinggi. Sedangkan skor kegiatan siswa pada siklus I adalah 2,85 atau dikategorikan cukup dan meningkat menjadi 3,80 atau dikategorikan tinggi pada siklus II.
B. Implikasi
Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia dan prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang
(4)
commit to user 92
dilaksanakan melalui siklus-siklus dan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Maret dan 17 Maret 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Maret s.d. 24 Maret 2011. Adapun indikator pembelajarannya adalah sebagai berikut : 1) Siswa mampu mengidentifikasi isi bahan bacaan yang dibacanya, 2) Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai isi bahan bacaan yang dibacanya, 3) Siswa mampu menjelaskan isi bahan bacaan yang dibacanya, 4) Siswa mampu menyimpulkan isi bahan bacaan yang dibacanya, dan 5) Siswa mampu menceritakan kembali bahan bacaan yang dibacanya dengan kalimat-kalimat sendiri secara runtut. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, obseravasi dan refleksi. Sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasarkan pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dan dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Sesuai dengan hasil penelitian diatas menunujukkan bahwa metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V. Sehubungan dengan penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V. Dalam menyajikan materi pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat dengan mudah menguasai materi dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran dengan metode CIRC ini, siswa dapat bebas bereksperimen dan berinteraksi dengan teman sebaya dalam kelompoknya, sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai dan memahami bahan bacaan yang dibaca. Siswa pun dapat menerapkan metode ini di dalam kehidupan sehari-hari pada saat belajar bersama dengan teman-temannya dalam suatu kelompok belajar.
(5)
commit to user 93 2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran membaca pemahaman melalui penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan strategi guru dalam belajar mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan dan indikator yang akan dicapai.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan dalam bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu, perlu penelitian lebih lanjut mengenai upaya guru untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode CIRC pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas V SD Negeri Sampangan 26 Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pendidikan dan pelatihan mengenai model-model dan inovasi dalam pembelajaran bagi guru untuk dapat
(6)
commit to user 94
mendukung pelaksanaan pembelajaran agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bagi Guru
a) Sebaiknya guru meningkatkan kemampuannya dalam merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan atau kemampuan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda, bervariasi, dan bermakna.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan dan meningkatkan keaktifan dalam belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan siswa. Selain itu, siswa dapat mengembangkan keberanian untuk bertanya kepada guru terhadap materi yang belum jelas, sehingga apa yang belum dipahami akan dijelaskan oleh guru.
4. Bagi Peneliti
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran yang menggunakan metode CIRC guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.