Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR
DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI
BELAJAR EKONOMI
Studi kasus : Siswa Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Geovan Audy NIM : 091334022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
(2)
i
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR
DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI
BELAJAR EKONOMI
Studi kasus : Siswa Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Geovan Audy NIM : 091334022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
(3)
(4)
(5)
iv
Halaman Persembahan
Karya tulis ini kupersembahkan sebagai
ucapan syukur dan terimakasih kepada :
Tuhan Yesus Kristus Jalan Kebenaran
dan Juru S’lamatku
Untuk Papa, Alm. Mama dan adik ku
Sahabat dan teman-teman yang selalu
setia mendampingiku.
(6)
v
Motto Hidup
“
Apapun yang kamu lakukan, pastikan niatmu
untuk kebaikan. Karena apapun yang dilakukan
dengan niat baik, akan membuahkan hasil yang
(7)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 November 2014 Penulis,
(8)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Geovan Audy Nomor Induk Mahasiswa : 091334022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI
Studi kasus : Siswa Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 25 November 2014
Yang Menyatakan
(9)
viii ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI
Studi Kasus : Siswa Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Geovan Audy Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan: antara (1) motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi, (2) kebiasaan belajar dengan prestasi belajar ekonomi, (3) perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi, (4) motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi.
Penelitian ini adalah studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Juli 2014 sampai dengan Agustus 2014. Populasi penelitian adalah seluruh kelas IPS sejumlah 297 siswa, terdiri dari kelas X IIS berjumlah 102 siswa, kelas XI IIS berjumlah 97 siswa, dan kelas XII IPS berjumlah 98 siswa. Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas XI IIS dengan jumlah 93 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi (r hitung = 0,171 dan nilai probabilitas (ρ) = 0,101); (2) tidak ada hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar ekonomi (r hitung = 0,048 dan nilai probabilitas (ρ) = 0,648); (3) tidak ada hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi (r hitung = 0,115 dan nilai probabilitas (ρ) = 0,137); (4) tidak ada hubungan motivasi belajar ekonomi, kebiasaan belajar, perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi (R hitung = 0,219 dan nilai probabilitas (ρ) = 0,222).
(10)
ix ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING HABIT, AND PARENTS’ ATTENTION AND LEARNING ACHIEVEMENT
IN STUDYING ECONOMICS
A Case Study: The Social Class Students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta
Geovan Audy
Sanata Dharma University
2014
This study aims to know the relation between (1) learning motivation and learning achievement in studying economics, (2) learning habit and learning
achievement in studying economics, (3) parents’ attention and learning achievement in studying economics, (4) learning motivation , learning habit, parents’ attention and
learning achievement in studying economics.
This study is a case study. It was conducted in Pangudi Luhur Senior High School from July 2014 until August 2014. The population were 297 students of social class. Consists the students of the tenth grade were 102, the students of the eleventh grade were 97 and the students of the twelfth grade were 93 and the samples were 93 students. The technique of taking samples was a purposive sampling. The technique of collecting data were questionnaire and documentation. The analysis technique was product moment.
The result of the study shows that: (1) there isn’t any relation between learning
motivation and learning achievement in studying economics (r count = 0.171 and the value of probability is (ρ) = 0.101); (2) there isn’t any relation between learning habit and learning achievement in studying economics (r count = 0.048 and the value of probability is (ρ) = 0.648); (3) there isn’t any relation between parents’ attention and learning achievement in studying economics (r count = 0.115 and the value of probability is (ρ) = 0.137); (4) there isn’t any relation between learning motivation,
learning habit, parents’ attention and learning achievement in studying economics (R count = 0,219 and the value of probability is (ρ) = 0222).
(11)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih-Nya yang besar,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar
Ekonomi”.Pada studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah
mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Rohandi Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta
(12)
xi
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. dan Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan dan bekal
keterampilan sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi dengan baik.
7. Staf Sekretariat JPIPS yang telah membantu kelancaran proses belajar
penulis selama ini.
8. Ibu Y. Natalia Margi Lestari, S.Pd selaku guru ekonomi kelas XI IIS SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah mengijinkan melaksanakan penelitian
dan membantu pelaksanaan penelitian.
9. Bapak Andreas Mujiyono, S. Pd selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta yang telah mengijinkan melaksanakan penelitian dan telah
membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
10.Orang tua ku terkasih, Bapak Joko Harjono dan Alm. Ibu V. Haryati yang
selalu memberikan dukungan, cinta, dan menyertakan namaku dalam setiap
doa.
11.Untuk adikku, Revinca Wiwaha yang selalu memberikan semangat dan
dukungan.
12.Untuk Fransiska Desiati, yang selalu memberikan dukungan, doa dan
motivasi selama mengerjakan skripsi ini.
13. Untuk Yakobus Dewantoro, yang telah membantu translit abstrak serta
(13)
xii
14.Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2009 : Yudha, Dum-dum, Priam, Arjun,
Pipin, Venny, Mbak Orien, Natal, Rosa, Mbak Putri, Anas, Mbak Tian,
Thomas, Riki, Mbak Wuni, Kristin, Bety, Condro, koko Heri, Anang, Desy,
Tama, Devi, Dita, Yovita, Yoga, Siska, Ria, Reta, dan semua teman-teman
lainnya. Terima kasih atas semangat dan kerjasamanya selama kuliah di
Universitas Sanata Dharma.
15.Anak Kos Brojomusti no 10: Mas Rian, Bang Andri, Mas Putra, Mas Donni,
Ncus, Tofan, Kevin, Alex, Heri, Yoyok, Adri, Adi, Yoyok, Edo, Albet, Endro,
Yoga. Terima kasih untuk kegembiraan, kegilaan dan kebersamaan kita.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini
dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis,
(14)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Prestasi Belajar ... 8
B. Motivasi Belajar ... 12
C. Kebiasaan Belajar ... 17
D. Perhatian Orangtua ... 37
(15)
xiv
F. Rasionalitas Penelitian ... 52
G. Hipotesis ... 53
BAB III METODE PENELITIAN ... 54
A. Jenis Penelitian ... 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54
C. Subjek dan Objek Penelitian... 54
D. Jenis dan Sumber Data ... 55
E. Populasi dan Sampel ... 55
F. Variabel pengambilan dan Pengukuran Variabel ... 57
G. Teknik Pengumpulan Data ... 61
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 64
I. Alat Analisis Data ... 69
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 78
A. Identitas Sekolah ... 78
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 78
C. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 79
D. Kondisi Fisik, Lingkungan, Fasilitas dan Data Siswa SMA Pangudi Luhur ... 81
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 86
A. Deskripsi Data ... 86
1. Motivasi Belajar ... 86
2. Kebiasaan Belajar ... 87
3. Perhatian Orang Tua ... 88
4. Prestasi Belajar ... 89
B. Teknik Analisis Data ... 90
1. Uji Normalitas ... 90
2. Uji Multikolinieritas ... 91
3. Uji Heteroskedastisitas ... 92
(16)
xv
C. Pembahasan ... 101
1. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi ... 101
2. Hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar ekonomi ... 102
3. Hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi ... 104
4. Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar, perhatian orang tua dengan ekonomi ... 105
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 107
A. Kesimpulan ... 107
B. Keterbatasan ... 109
C. Saran ... 109
(17)
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Skor Nilai Pertanyaan Kuisioner Motivasi Belajar, Kebiasaan
Belajar, Perhatian Orang Tua ... 58
3.2 Rentang Kuesioner Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Perhatian Orang tua ... 59
3.3 Operasional Variabel Motivasi Belajar ... 62
3.4 Operasional Variabel Kebiasaan Belajar ... 63
3.5 Operasional Variabel Perhatian Orang Tua ... 63
3.6 Kesimpulan Uji Validitas Motivasi Belajar... 66
3.7 Kesimpulan Uji Validitas Kebiasaan Belajar ... 66
3.8 Kesimpulan Uji Validitas Perhatian Orang Tua ... 67
3.9 Instrumen Interpretasi Reabilitas ... 68
3.10 Kesimpulan Uji Reabilitas ... 69
3.11 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 76
4.1 Fasilitas Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 84
4.2 Data Siswa SMA Pangudi Luhur ... 85
5.1 Deskripsi Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar... 87
5.2 Deskripsi Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar ... 88
5.3 Deskripsi Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua ... 89
5.4 Kategori Prestasi Belajar Siswa ... 90
5.5 Deskripsi Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ... 90
5.6 Deskripsi Uji Normalitas ... 91
5.7 Deskripsi Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian ... 92
5.8 Deskripsi Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Penelitian ... 93
(18)
xvii
5.10 Hasil Korelasi Motivasi Belajar Dengan Prestasi
Belajar ... 95 5.11 Hasil Korelasi Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi
Belajar ... 97 5.12 Hasil Korelasi Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi
Belajar ... 99 5.13 Hasil Korelasi Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar,
(19)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran I Surat Ijin Penelitian dan Surat Keterangan Telah
Melakukan Penelitian ... 113
Lampiran II Kuisioner Penelitian ... 116
Lampiran III Data Induk Pra penelitian ... 125
Lampiran IV Data Induk Penelitian ... 133
Lampiran V Uji Validitas dan Reabilitas ... 140
Lampiran VI Uji Normalitas, Multikoliniesritas, Heterokedastisitas ... 150
Lampiran VII Uji Hipotesis ... 155
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Maslow hierarki kebutuhan manusia yang paling rendah yaitu
tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman. Jika kebutuhan manusia secara fisik telah terpenuhi, mereka akan menstimulasi untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi seperti prestasi intelektual, penghargaan
estetis, dan akhirnya self-actualization (Djiwandono, 2006:183). Untuk mendapatkan semua itu seseorang dituntut untuk menempuh pendidikan
berjenjang dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Ilmu-ilmu yang diperoleh
siswa dalam pendidikan bersifat kualitatif kemudian dinyatakan secara
kuantitatif, yaitu nilai-nilai atau prestasi berlajar.
Prestasi belajar siswa di sekolah dioperasionalisasikan dalam bentuk
indikator yang berupa nilai raport. Raport merupakan rumusan akhir yang
diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar peserta didiknya
selama masa tertentu. Raport memperlihatkan nilai kemajuan siswa dalam
menerima materi pelajaran yang ditunjukkan dengan angka nol sampai sepuluh.
Raport juga mencantumkan peringkat atau ranking siswa dalam kelasnya,
sehingga prestasi belajar siswa tersebut dapat dibandingkan dengan prestasi
(21)
2
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa
bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa. Pada
perkembangan diri siswa sosok guru dipandang sebagai orang yang dewasa dan
paham mata pelajaran yang diajarkan. Di tahap inilah peran guru sebagai model
dibutuhkan bagi siswa, guru secara tetap bertindak sebagai model dalam
menunjukkan bagaimana orang dewasa berpikir untuk menyelesaikan masalah.
Sikap antusias guru terhadap mata pelajaran yang diampu menjadikan
modal utama bagi siswa agar tertarik pada sosok guru tersebut. Guru yang tidak
antusias terhadap mata pelajaran yang mereka ajarkan, akan sulit mengharapkan
siswa untuk antusias terhadap mata pelajaran yang diberikan guru. Salah satu
peranan guru yang paling penting adalah sebagai motivator. Memotivasi siswa
tidak hanya disampaikan pada permulaan tahun ajaran baru saja tetapi saat-saat
yang diperlukan.
Pada umumnya keingintahuan siswa untuk belajar sudah melekat sejak dini
kerena melibatkan perasaan dan pikirannya. Dengan memilih pengarahan dari
orang yang sedang belajar sendiri, akan memberikan motivasi tinggi dan
kesempatan kepada siswa untuk belajar bagaimana belajar. Penguasaan mata pelajaran memang penting, tetapi tidak lebih penting daripada kemampuan
menemukan sumber, merumuskan masalah, menguji hipotesis, dan menilai hasil.
(22)
diri. Siswa akan merasa dirinya lebih terlibat dalam belajar, lebih menyukai
prestasi, dan paling penting lebih termotivasi untuk terus belajar.
Proses belajar tidak cukup hanya bermodal motivasi yang tinggi, namun
harus didukung dengan sikap disiplin menanamkan kebiasaan belajar dan
mendapat dukungan dari lingkungan. Kebiasaan belajar sangat melekat erat
dengan cara belajar sistematis dan relevan. Cara belajar yamg baik merupakan
suatu kecakapan yang dimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan dalam
usaha belajarnya sehingga menjadi suatu kebiasaan yang melekat pada diri.
Namun kebiasaan belajar hanya saat mendekati masa ulangan membuat siswa
mudah lupa, karena kebiasaan menghapal berhubungan dengan ingatan.
Jika memiliki kebiasaan belajar yang baik maka setiap usaha belajar akan
memberikan hasil yang baik juga. Kebiasaan belajar yang baik seharusnya
diajarkan oleh guru dan orangtua. Kebiasaan belajar bukan sesuatu yang sudah
ada namun harus dibuat. Jika mempunyai kebiasaan belajar yang tidak sesuai
atau kurang tepat maka akan mendapat hasil belajar yang tidak optimal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kebiasaan seseorang dalam belajar secara
teratur dimulai dari kebiasaan belajar mandiri di rumah dan ketika di sekolah.
Belajar dirumah diharapkan siswa bisa belajar lebih teratur, fokus dan memiliki
kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka. Pengaturan waktu belajar
menjadi masalah yang klasik karena kurang pahamnya makna belajar dalam diri
(23)
4
yang bermakna meningkatkan kualitas hasil belajar siswa oleh sebab itu
diperlukan perhatian orang tua.
Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Orang tua memiliki tanggung jawab utama atas perawatan dan
perlindungan anak sejak bayi sampai beranjak dewasa. Di dalam lingkungan
keluarga, anak telah dikenalkan dengan kebudayaan, pendidikan, nilai dan
norma-norma yang berlaku di kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati. Orang tua
mempunyai peranan sangat penting bagi tumbuh-kembangnya anak sehingga
menjadi seseorang pribadi yang sehat, cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak
mulia. Salah satu indikator siswa berhasil dalam pendidikan adalah prestasi
belajar meningkat. Prestasi belajar dapat tercapai karena timbulnya minat untuk
belajar pada siswa berasal dari dalam diri siswa sendiri, kemudian individu
mengadakan interaksi dengan lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial
dan dorongan emosional, juga adanya pengaruh pola asuh orang tua.
Beberapa faktor tersebut di atas diduga dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar atau prestasi belajar siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN
MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI”. Alasan peneliti mengangkat judul tersebut karena motivasi belajar, kebiasaan belajar
(24)
siswa yang didukung dengan bentuk perhatian orang tua dengan perkembangan
akademik.
B. Batasan Masalah
Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa. Mengingat luasnya cakupan, maka perlu diadakan pembatasan terhadap
masalah yang akan diteliti. Berhubung ada keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan
kemampuan penulis maka yang difokuskan oleh peneliti dan diduga dapat
memengaruhi prestasi belajar ekonomi siswa adalah motivasi belajar, kebiasaan
belajar dan perhatian orang tua. Dalam penelitian ini responden dibatasi pada
siswa kelas XI IIS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 .
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi ?
2. Apakah ada hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
ekonomi ?
3. Apakah ada hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi ?
4. Apakah ada hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian
(25)
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar ekonomi.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar ekonomi.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar ekonomi.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar,
kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi
penelitian selanjutnya sarta dapat menambah referensi perpustakaan
khususnya referensi mengenai Skripsi terkait masalah pendidikan.
2. Bagi Sekolah
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk
bahan pertimbangan sekolah dalam memberikan motivasi siswa untuk
(26)
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini, diharapkan memberi masukan bagi guru sehingga
dapat membangkitkan motivasi belajar ekonomi siswanya.
4. Bagi Orang tua
Hasil penelitian ini, diharapkan memberi masukan bagi orang tua untuk
lebih memberikan dukungan bagi anak-anak, agar lebih termotivasi dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
5. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
masalah yang diteliti, dan sebagai bekal pengalaman dalam memasuki
(27)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
Ada beberapa definisi belajar, antara lain:
a. Menurut Winkel (1984:13) definisi belajar adalah Perubahan psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya
dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai, sikap yang bersifat konstan dan tetap.
b. Menurut Witting yang dikutip Syaiful Bahri (2011:11)
“learning is the proces by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training”. Belajar ialah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.
c. Menurut Slameto yang dikutip Syaiful Bahri (2011:12) belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
(28)
9
Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dialami oleh setiap individu
sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya
evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang
telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang
telah ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat
melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi
belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga
mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan
tugas atau kegiatan tertentu (Winkel, 1984:17). ”Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan guru” (Bahri, 2011:175).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah
hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat
kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa
angka atau huruf. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik,
(29)
10
tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar
yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana
keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah
yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses
pencapaian prestasi belajar (Bahri, 2011:177).
Menurut Sangalang yang dikutip oleh Syaiful Bahri, (2011:177) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai
hasil belajar yang baik, antara lain.
1. Faktor kecerdasan.
Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat menentukan
keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi
lain yang ada pada dirinya.
2. Faktor bakat.
Bakat-bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan untuk
dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar
yang diharapkan.
3. Faktor minat dan perhatian.
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian
adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu.
Apabila siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu biasanya
(30)
yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi
prestasi belajar siswa.
4. Faktor motif.
Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta
kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila
dalam belajar,siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan
memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.
5. Faktor cara belajar.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara
belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih
tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.
6. Faktor lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi
pengaruh pada prestasi siswa. Terutama dalam hal mendorong, memberi
semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.
7. Faktor sekolah.
Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki
sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika,
(31)
12
Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat
kecerdasan siswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan
sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi
kelancaran proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam mencapai
prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan
yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan
perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar,
cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru.
Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan
sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses
pencapaian prestasi belajar (Sutedja, 1989: 41).
B. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata Latin “motivum” yang berarti Alasan mengapa sesuatu itu bergerak. “Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat
dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal” (Hasibuan, 2001:141) Siswa belajar karena ada dorongan oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan
mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan
(32)
kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan
harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan
tersebut merupakan inti motivasi. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:80-81).
Menurut Syaiful Bahri (2000 : 114) motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik,
karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka
seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan
segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Menurut Winkel dalam Hamzah B. Uno (2007:23), motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan MC. Donald dalam Hamzah B. Uno (2007:23), Motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual peranannya yang khas
adalah dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk
belajar.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat motivasi
(33)
14
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung.
Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya
sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan
dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka
kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau
dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan
terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin
dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa
motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah
yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta
menanggung resiko dalam belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat
hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling
besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk
mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa,
maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti
proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari
guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka
akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap
(34)
melaksanakannya dengan tekun. Indikator dari motivasi menurut Heryanto
Sutedja (1989:43-45), yaitu:
1. Cita-cita.
Cita-cita adalah sesuatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan
sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung
makna bagi seseorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan
perkembangan akar, moral kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan
yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.
2. Kemampuan belajar.
Setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang berbeda. Hal ini
diukur melalui taraf perkembangan berpikir siswa, dimana siswa yang
taraf perkembangan berpikirnya konkrit tidak sama dengan siswa yang
sudah sampai pada taraf perkembangan berpikir rasional. Siswa yang
merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka
akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan
tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu
akan merasa malas untuk berbuat sesuatu.
3. Kondisi siswa.
Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi
psikologis, karena siswa adalah makluk yang terdiri dari kesatuan
(35)
16
psikologis. Hal ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan
gejalanya daripada kondisi psikologis.
4. Kondisi lingkungan.
Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa
yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan fisik
sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat
menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk belajar.
Kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian, misalnya
kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi
agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar.
Unsur-unsur dinamis adalah unsur-unsur yang keberadaannya
didalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang
lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi
siswa dan lain-lain. Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan,
ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan selama proses belajar,
kadang-kadang kuat atau lemah.
6. Upaya guru membelajarkan siswa.
Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha guru dalam
mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan
(36)
mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar
kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar
siswa menjadi melemah atau hilang.
C. Kebiasaan Belajar
Belajar selalu didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu
yang disebabkan oleh pengalaman. Setiap hari siswa melakukan kegiatan
belajar, baik di sekolah, di rumah atau di tempat-tempat lain. Tanpa disadari
kegiatan belajar yang dilakukan setiap hari akhirnya menjadi suatu kebiasaan
bagi siswa yaitu kebiasaan belajar.
Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah atau bawaan sejak
lahir, melainkan perilaku yang dipelajari secara sengaja atau pun secara tidak
sadar selama maupun dengan sadar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi kedua (1999) pengertian kebiasaan adalah sebagai suatu sesuatu yang
biasa dilakukan. Sedangkan menurut Witherington dkk. dalam The Liang
Gie (1994:193) kebiasaaan adalah suatu cara bertindak yang telah dikuasai
yang telah dikuasai dan bersifat tahan uji (persistent), seragam dan banyak sedikitnya otomatis. Stephen R. Covey (1994:35) menuliskan kebiasaan
adalah faktor yang kuat di dalam diri kita. Karena konsisten dan sering
merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan terus-menerus, setiap
(37)
18
ketidakefektifan kita. Lebih lanjut Covey menegaskan bahwa kebiasaan
merupakan titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, dan keinginan.
Jadi , untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi suatu kebiasaan haruslah
dilandasi pengetahuan, keterampilan dan keinginan.
The Liang Gie (1994:192) menekankan bahwa kebiasaan belajar adalah
segenap perilaku siswa yang ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah. Lebih lanjut The Liang Gie
menyatakan bahwa kebiasaan belajar bukanlah faktor bawaan atau bakat
ilmiah yang dimiliki siswa, oleh sebab itu kebiasaan belajar dapat dimiliki
siswa, maka setiap hari, setiap saat siswa harus selalu berlatih melakukan
kegiatan belajarnya secara rutin.
Dari pengertian diatas, kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai
tindakan/perilaku siswa dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu hal atau penguasaan
kecakapan dalam hal atau bidang tertentu dengan mengunakan berbagai
sarana atau sumber secara konsisten, terus-menerus, setiap hari dengan
dilandasi pengetahuan, keterampilan dan keinginan.
1. Jenis – jenis Belajar
Pada dasarnya kemampuan mempelajari sesuatu untuk setiap siswa
(38)
untuk membagi kedalam jenis-jenis belajar. Namun sampai saat ini
belum terdapat kesepakatan untuk keseragaman dalam merumuskannya.
Berikut jenis-jenis belajar menurut A. De Block, C. Van Parrenren,
Robert M. Gagne dan Jhon Dewey disimpulkan Syaiful Bahri (
2011:27-37).
a. Belajar arti kata-kata.
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya.
Misalnya pada anak kecil, sudah mengenal kata mobil dan
pesawat berdasarkan ciri-cirinya. Akan tetapi dia belum
mengetahui fungsinya dan isi didalamnya.
Setiap siswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum
diketahui. Tanpa hal ini, maka sukar menggunakannya, tak urung
ditemukan kesalahan dalam menggunakan.
b. Belajar Kognitif.
Dalam belajar kognitif erat hubungannya dengan masalah
mental, dimana obyek yang diamati dihadirkan dalam diri
seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang
merupakan bersifat mental. obyek-obyek yang ditanggapi tidak
hanya bersifat materiil, tetapi juga yang tidak bersifat tidak
(39)
20
Belajar kognitif penting untuk proses belajar. Dalam belajar,
seseorang tidak bisa melepaskan diri dari kegiatan kognitif.
Alasannya semua kegiatan belajar sangat erat dengan kegiatan
mental seperti memberikan tanggapan dan menyikapi dari
obyek-obyek yang diamati.
c. Belajar Menghapal.
Menghapal adalah aktivitas menanamkan suatu materi
verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan
kembali secara harafiah, sesuai dengan materi yang asli. Peritiwa
menghapal merupakan proses mental untuk mencanamkan dan
menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila
diperlukan dapat diingat kembali ke alam sadar.
Ciri khas belajar/kemampuan yang diperoleh adalah
reproduksi secara harafiah dan adanya skema kognitif. Adanya
skema kognitif berarti, dalam ingatan orang tersimpan secara baik
semacam program informasi yang diputar kembali pada waktu
dibutuhkan, seperti yang terjadi pada komputer.
d. Belajar Teoritis.
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental,
sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan
(40)
diciptakan konsep-konsep relasi-relasi di antara konsep-konsep
struktur-sruktur hubungan.
e. Belajar Konsep.
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap
obyek-obyek yang dihadapi, sehingga obyek-obyek ditempatkan dalam
golongan tertentu. obyek-obyek dihadirkan dalam kesadaran orang
dalam bentuk representasi mental berperaga. Konsep sendiri pun
dapat dilambangkan dalam bentuk suatu suku kata (lambang
bahasa).
Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang
harus didefinisikan : konsep konkret adalah pengertian yang
menunjuk pada obyek-obyek dalam lingkungan fisik. Konsep ini
mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, tumbuhan, rumah,
mobil, dan sebagainya. Konsep didefinisikan dalam konsep yang
mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk realitas
dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan.
Hanya dirasakan adanya melalui proses mental. Misalnya, saudara
sepupu, saudara kandung, paman, bibi, belajar, perkawinan, dan
(41)
22
f. Belajar Kaidah
Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran
intelektual (intelectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu
sama lain, terbentuk suatu kesatuan yang mempresentasikan suatu
keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu
menghubungkan beberapa konsep. Misalnya, seseorang berkata,
“besi dipanaskan memuai”. Karena seseorang telah menguasai
konsep dasar mengenai “besi”, “dipanaskan”, dan “memuai”, dan dapat menentukan adanya suatu relasi yang tetap antara ketiga
konsep dasar itu (besi, dipanaskan, dan memuai), maka dia dengan
yakin mengatakan bahwa “besi dipanaskan memuai”.
Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat
diubah-ubah. Kaidah merupakan suatu presentasi (gambaran) mental dari
kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan
sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kaidah merupakan suatu
keteraturan yang berlaku sepanjang masa. Oleh karena itu, belajar
kaidah sangat penting bagi kehidupan seseorang sebagai salah satu
upaya penguasaan ilmu selama belajar di sekolah atau di
(42)
g. Belajar Berfikir
Dalam belajar ini, orang diharapkan pada suatu masalah
yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan
reorganisasi dalam pengamatan. Masalah harus dipecahkan
melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan
kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
Belajar berpikir sangat diperlukan selama belajar di sekolah
atau perguruan tinggi. Masalah dalam belajar terkadang ada yang
harus dipecahkan seorang diri, tanpa bantuan orang lain.
Pemecahan atas masalah itulah yang memerlukan pemikiran.
Berpikir itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk meletakan
hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir
dilakukan, maka di sana terjadi suatu proses. Oleh karena itulah,
John Dewey memandang berpikir sebagai proses. Dalam proses
itu tekanannya terletak pada penyusunan kembali kecakapan
kognitif (yang bersifat pengetahuan).
Dalam konteks ini ada istilah berpikir konvergen dan
berpikir hiterogen dalah berpikir menuju satu arah yang benar atau
satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu
(43)
24
h. Belajar Keterampilan Motorik
Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan
tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik
berbagai anggota badan secara terpadu. Keterampilan semacam ini
disebut “motorik”, karena otot, urat dan persendian terlibat secara langsung, sehingga keterampilan sungguh-sungguh berakar dalam
kejasmanian. Ciri khas dari keterampilan motorik adalah
“otomatisme”. Yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel, tanpa dibutuhkan
banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa
diikuti urutan gerak geri tertentu. Misalnya, seorang supir sudah
menguasai keterampilan mengendarai kendaraannya sedemikian
rupa, sehingga konsentrasinya tidak seluruhnya termakan oleh
penanganan peralatan lalu lintas.
i. Belajar Estetis
Bentuk belajaar ini bertujuan membentuk kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang
kesenian. Belajar ini mencakup fakta, seperti nama Mozart sebagai
pengubah musik klasik; konsep-konsep, seperti ritme, tema, dan
komposisi; relasi-relasi, seperti hubungan antara bentuk dan sisi;
(44)
seni lukis; metode-metode, seperti menilai mutu dan origanitas
suatu karya seni.
2. Aktivitas Belajar
Menurut Syaiful Bahri (2011:38-45) Belajar bukanlah berproses
dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas raganya.
Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar
menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan,
atau praktek dan sebagainya.
a. Mendengar
Mendengarkan adalah salah satu aktifitas belajar setiap orang
yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika
seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau
mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru (dosen)
sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. Di
sela-sela ceramah, ada aktivitas mencatat hal-hal yang dianggap
penting.
Dalam mendengarkan materi diceramahkan itu tidak dibenarkan
adanya hal-hal yang mengganggu jalannya ceramah. Karena hal itu
bisa mengganggu konsentrasi belajar. Namun apa hendak dikata dan
diperbuat untuk menghindarinya, karena pada waktu tertentu ada saja
(45)
26
Aktivitas mendengar adalah aktivitas belajar yang diakui
kebenarannya dalam dunia pendidikan dan pengajaran dalam
pendidikan formal persekolahan, ataupun non-formal. Apabila dalam
kerangka pemetaan pendidikan, maka anak-anak tuna rungu perlu
diperhatikan secara insentif agar tidak ada lagi pembodohan. Itulah
nilai strategis aktivitas dalam belajar.
b. Memandang
Memandang adalah mengarahkan pengelihatan ke suatu obyek.
Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam
memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa
mata tidak mungkin terjadi aktivits memandang dapat dilakukan.
Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk kategori
aktivitas belajar. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis
yang berisikan tulisan yang ditulis oleh guru. Tulisan yang pelajar
pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan di otak.
Lingkungan sekolah merupakan suatu lingkungan yang dipandang
sebagai lingkungan pendidikan. Jadi bila digunakan untuk tujuan
perubahan tingkah laku pelajar yamg relatif permanen, juga belajar
dari lingkungan. Memandang semua lingkungan sekolah itu adalah
(46)
c. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra
manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentigan belajar.
Artinya aktivitas meraba, membau, dan mengecap dapat memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya
harus disadari oleh suatu tujuan yaitu memperoleh perubahan tingkah
laku.
d. Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional
kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan.
Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi
ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat
hal-hal yang dianggap penting. Setiap orang mempunyai cara tertentu
dalam mencatat pelajaran. Demikian juga dalam hal ini disebabkan
ilmu pengetahuan yang seseorang miliki berbeda – beda, sehingga berbeda pula dalam hal menilai bahan yang akan dicatat.
e. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak
digunakan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.
membaca di tidak hanya membaca buku pelajaran, tetapi juga
(47)
28
catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan kebutuhan studi.
Cara dan teknik seseorang dalam membaca selalu menunjukan
perbedaan pada hal-hal tertentu. Oleh karena itu, wajarlah bila belajar
itu suatu seni, sama halnya mengajar dengan seni (teaching as an art). Ada orang yang membaca buku sambil tidur-tiduran dapat belajar dengan baik, ada orang yang membaca buku sambil
mendengar radio dapat belajar dengan baik, ada orang yang
membaca buku tanpa suara dapat belajar dengan baik, ada pula orang
belajar harus membaca dengan suara keras. Dengan kata lain orang
membaca buku dengan berbagai caranya sendiri berbagai cara agar
dapat belajar.dengan demikian pemahaman atas diri sendiri sangat
penting, sehingga dapat memilih teknik yang mana yang lebih sesuai
dengan karakteristik pribadi, dengan tidak mengabaikan pola-pola
umum belajar.
f. Membuat Ikhtisar dan Ringkasan dan Menggaris bawahi
Banyak orang yang terbantu dalam belajarnya karena
menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau
ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau
mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan
datang. Untuk keperluan belajar intensif, bagaimanapun juga hanya
(48)
hal-hal yang penting perlu digaris bawah (underline). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi itu di kemudian
hari, bila diperlukan.
g. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan Bagan
Dalam berbagai buku ataupun di kehidupan sehari-hari sering
dijumpai tabel-tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. Materi
non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam
mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar,
peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang
membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal.
Semua tabel, diagram, dan bagan dihadirkan dibuku tidak lain
adalah dalam rangka memperjelas penjelasan yang penulis uraikan.
Penulis sadar bahwa penjelasan yang dibuat tidak dapat memberikan
gambaran kesan baik bila tidak dibantu dengan menghadirkan tabel,
diagram, atau bagan.
h. Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus
metodologis artinya menggunakan metode-metode tertentu dalam
pengerjaannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berfikir
(49)
30
Ketika seseorang ingin membuat paper, bukan harus
mempersoalkan judulnya, tetapi yang harus dipermasalahkan adalah
masalahnya. Masalah itulah topik yang harus dianggap sebagai
masalah. Dari masalah/topik dapat dikembangkan menjadi judul,
bukan dari judul baru timbul masalah.
Masalah yang ditemukan itu harus dikuasai, sehingga mudah
menggarapnya. Penguasaan atas masalah sangat berguna ketika
membuat kerangka paper. Cukup banyak orang yang tidak mampu
menyusun paper. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya penguasaan
akan masalah yang akan digarap.
i. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologi. Untuk mengetahui
seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan
perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang
mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
j. Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir
orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi
tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang
berpikir, namun ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang tinggi.
(50)
mengenai jenis-jenis belajar, yang membicarakan masalah belajar
berpikir. Pembicaraan mengenai aktivitas berpikir ini hingga di sini,
dengan pertimbangan dapat dibaca pada pembahasan mengenai
belajar berpikir di depan.
k. Latihan dan Praktek
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara
berbuat. Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan.
Latihan termasuk cara terbaik untuk memperkuat ingatan. Misalnya,
seseorang yang mempelajari rumus matematika atau rumus bahasa
inggris. Kemungkinan besar rumus-rumus itu akan mudah terlupakan
bila tidak didukung dengan latihan. Di sinilah diperlukan latihan
sebanyak-banyaknya. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang
diterima lebih fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat
mendukung belajar yang optimal.
3. Perilaku yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar
Belajar Bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, dan
kecakapan dan keterampilan (Slameto, 2010:82). Aktivitas individu
cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan berdasarkan
penilaian terhadap obyek itu, berguna atau tidak yang berubah menjadi
kebiasaan.Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi pola pikir
(51)
32
(2010:82) perilaku yang mempengaruhi Kebiasaan belajar, khususnya
pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan,
mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.
a. Pembuatan Jadwal dan pelaksanaannya.
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh
terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan
berhasil perlulah seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan
melaksanakannya dengan teratur serta disiplin (Slameto, 2010:82).
Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai
berikut :
1) Menghitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan
tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain.
2) Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap
hari.
3) Merencanakan pemggunaan belajar itu dengan cara menetapkan
jenis-jenis matapelajarannya dan urutan yang harus dipelajarri.
4) Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk
belajar dengan hasil terbaik. Sesudah itu diketahui, kemudian
dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit.
Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang
(52)
b. Membaca dan membuat catatan.
Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi
pendidikan tersebut berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap, dan
metode pemerolehan (Dimyati dan Mudjiono, 2006:33). Buku
merupakan salah satu bentuk dari bahan belajar untuk memperoleh
pengetahuan. Menurut Slameto (2010:83) hampir sebagian besar
kegiatan belajar adalah membaca. Membaca memiliki pengaruh yang
besar terhadap belajar. Salah satu metode membaca yang baik dan
banyak digunakan saat belajar adalah metode SOR4 atau Survey (meninjau), Question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), Recite (menghapal), Write (menulis), dan Review (mengingat kembali).
Sebelum membaca perlulah meninjau/menyelidiki dulu tentang
gambaran/garis besar dari bab/buku yang akan dibaca, sesudah itu
mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi bab atau buku
yang akan dibaca, dengan harapan akan terjawab setelah membaca.
Perpustakaan adalah sumber buku yang akan melengkapi buku-buku
pribadi seseorang. Membaca haruslah dilaksanakan dengan
konsentrasi penuh untuk memperoleh hasil sebanyak-banyaknya.
Kebiasaan membaca cukup beragam, kebiasaan itu antara lain:
membaca sambil menggerakkan bibir/bersuara, dengan menunjuk
(53)
34
demi satu kata, sambil tiduran, sambil makan makanan kecil, sambil
ngobrol, sambil mendengarkan musik atau menonton televisi, sambil
melamun, dan lain-lain.
Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan
yang tidak jelas, semrawut dan tidak teratur antara materi yang satu
dengan materi yang lainnya akan menimbulkan rasa bosan dalam
membaca, selanjutnya belajar jadi kacau. Sebaliknya catatan yang
rapi, lengkap, teratur akan menambah semangat dalam belajar,
khususnya dalam membaca, karena tidak terjadi kebosanan dalam
membaca.
c. Mengulangi Bahan Pelajaran.
Mengingat merupakan aktivitas mental yang bersifat kognitif,
dimana individu menyadari bahwa ingatan sering kali spontan hilang
atau lupa. Dengan kata lain, kenyataan bahwa seseorang tidak dapat
mengingat sesuatu, belum berarti hal itu hilang dari ingatannya,
seolah-olah yang pernah dialami atau dipelajari sama sekali tidak
mempunyai efek apa-apa (Winkel, 1987:291).
Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan
adanya pengulangan (review) “bahan yang belum begitu dikuasai
serta mudah terlupakan” akan tetap tertanam dalam otak seseorang.
Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga
(54)
yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat
ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan
ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang sudah pernah
diberikan.
Agar dapat menghapal bahan dengan baik hendaklah
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Menyadari sepenuhnya tujuan belajar;
2) Mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihapal;
3) Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghapal;
4) Menghapal secara teratur sesuai kondisi badan yang
sebaik-baiknya serta daya serap otak terhadap bahan yang harus dihafal.
d. Konsentrasi.
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal
dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan (Slameto, 2010:82). Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006:239) konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada
isi bahan belajar maupun proses memperolehnya.
Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang
mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia,
karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya saja. Seseorang
(55)
36
belajar dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan
untuk memusatkan pikiran.
Bagi pelajar yang sudah biasa berkonsentrasi akan dapat belajar
dengan sebaik-baiknya kapan dan dimanapun juga. Bagi yang belum
terbiasa perlulah mengadakan latihan-latihan, karena kemampuan
berkonsentrasi adalah kunci untuk berhasil dalam belajar.
e. Mengerjakan Tugas.
Mengerjakan tugas dapat berupa mengerjakan tes/ulangan yang
diberikan oleh guru, tetapi juga termasuk mengerjakan latihan-latihan
yang diberikan guru ataupun yang terdapat dalam buku maupun
soal-soal buatan sendiri.
Dengan melihat hasil pekerjaan rumah maupun tugas yang
telah dikoreksi, seseorang dapat menilai kemampuan pemahaman
materi yang telah dipelajari dimana tingkat keberhasilan itu ditandai
dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Ketika
didapatkan hasil evaluasi dari mengerjakan tugas siswa termotivasi
dan terbantu dalam menemukan permasalahan saat belajar.
Mengerjakan tugas juga berperan aktif melatih mental,
kesabaran, dan menimbulkan tantangan bagi sebagian orang serta
memperkuat daya ingat seseorang terhadap bahan ajar yang
(56)
D. Perhatian Orang Tua
Menurut Sumadi Suryabrata (1984:16), perhatian adalah pemusatan
energi psikis yang tertuju kepada suatu objek atau dapat dikatakan
sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas.
Sedangkan menurut Mohamad Surya (2004:70), perhatian diartikan
sebagai peningkatan aktivitas mental terhadap suatu rangsangan tertentu.
Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan individu kepada suatu
rangsangan, sehingga pengamatannya menjadi lebih efektif.
Selanjutnya menurut Slameto (2010:105), perhatian adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan
yang datang dari lingkungannya.
Pengertian orang tua menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution
(1985:1), orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam
suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari
lazim disebut ibu bapak. Mereka ini bertanggung jawab dalam suatu
kelangsungan hidup keluarga.
Menurut Slameto (2010:76) lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan
demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberikan dampak baik
(57)
38
Contoh yang memiliki dampak buruk seperti kelalaian orang tua dalam
memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak bagi perkembangan
psikologi anak. Dalam hal ini, bukan saja anak enggan belajar melainkan ia
cenderung berperilaku menyimpang, terutama perilaku menyimpang berat
seperti antisosial (Muhhibin Syah, 1984:138).
Menurut Slameto (2010:61) Mendidik anak dengan cara memanjakannya
adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap
anaknya tidak sampai hati memaksa anak untuk belajar, bahkan membiarkan
saja jika anaknya tidak belajar dengan alasan segan, adalah tidak benar, karena
jika hal itu dibiarkan berlarut-larut anak menjadi nakal, berbuat seenaknya
saja, pastilah belajarnya menjadi kacau.
Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting.
Anak/siswa yang mengalami kesukaran dapat ditolong dengan memberikan
bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan
sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut (Slameto, 2010:62).
1. Macam-macam Perhatian
Macam-macam perhatian menurut Sumadi Suryabrata (1984:16)
antara lain:
a. Berdasarkan intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai suatu aktivitas, dibedakan:
1) Perhatian intensif
(58)
b. Berdasarkan cara timbulnya dibedakan menjadi:
1) Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul tanpa sengaja
atau dapat dikatakan perhatian tidak sengaja.
2) Perhatian sekehendak adalah perhatian yang timbul karena
perhatian tersebut disengaja.
c. Berdasarkan luasnya objek yang dikenai perhatian, dibedakan
menjadi:
1) Perhatian terpencar yaitu perhatian yang pada suatu saat dapat
tertuju pada bermacam-macam objek.
2) Perhatian terpusat yaitu perhatian yang pada suatu saat hanya
dapat tertuju pada objek yang terbatas.
2. Konsep Perhatian Orang Tua
Grolnick dikutip oleh Syaiful Bahri (2011: 233) menyampaikan 3
konsep bentuk perhatian orang tua, antara lain:
a. Perhatian dalam bentuk keterlibatan perilaku orang tua, yang mengacu
pada sikap dan tindakan orang tua yang mewakili kepentingan
publik dalam pendidikan anak mereka, seperti menghadiri open house
atau kegiatan sukarela di sekolah.
b. Perhatian dalam bentuk keterlibatan pribadi, yang mencakup cara
interaksi orang tua-anak melalui komunikasi positif tentang pentingnya
(59)
40
c. Perhatian dalam bentuk keterlibatan kognitif atau intelektual, yang
mengacu pada perilaku yang mendukung pengembangan keterampilan
dan pengetahuan anak-anak, seperti membaca buku dan pergi ke
museum.
Halim Malik (2011) menjelaskan macam-macam perhatian orang
tua dapat direalisasikan melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti berikut
ini:
a. Mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak Di masa sekarang
dunia hiburan yang sangat menarik bagi anak/remaja tersebar di
mana-mana. Acara-acara televisi, VCD, play station dan permainan
lain dapat dengan mudah dijumpai dan dinikmati anak-anak dan
remaja. Oleh sebab itu, orang tua harus mengarahkan anak-anaknya
dengan bijaksana mengenai pengaturan waktu, kapan boleh bermain,
dan kapan harus belajar. Anak-anak harus ditanamkan sejak dini
belajar secara rutin, tidak hanya sewaktu ada PR atau ulangan saja.
Adakalanya orang tua perlu memeriksa buku-buku anaknya, baik
catatan ataupun buku latihan dan tugas. Seringkali dijumpai oleh
guru di sekolah adanya siswa yang tidak punya buku catatan,
walau ada dipakai untuk mencatat macam-macam pelajaran di buku
yang sama. Jika orang tua rajin memeriksa buku-buku sekolah
anaknya, tentu hal seperti ini tidak terjadi karena orang tua dapat
(1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 29.730 17.551 1.694 .094
Motivasi Belajar (x1) .504 .345 .182 1.462 .147
Kebiasaan Belajar (x2) -.304 .330 -.121 -.920 .360 Perhatian Orangtua (x3) .303 .249 .146 1.217 .227 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
(y)
Cara membaca F Tabel dengan rumus sebagai berikut :
Rumusnya:
df1 = k -1
df2 = n
–
k
Diketahui Bahwa :
n = Jumlah Sampel : 93 Responden
k = jumlah variabel bebas + terikat (3+1)
maka berdasarkan tabel taraf signifikansi 0,05 di dapatkan df 1 = 3,
dan df2 = 98 dengan F tabel sebesar 2,71 > 1,494 F hitung.
(2)
159
Lampiran VIii
(3)
0.05
0.05
0.05
DF
t0.05 r0.05DF
t0.05 r0.05DF
t0.05 r0.051
#NUM ! #NUM !44
2.018 0.29787
1.988 0.2112
#NUM ! #NUM !45
2.017 0.29488
1.988 0.2103
12.706 0.99746
2.015 0.29189
1.988 0.2084
4.303 0.95047
2.014 0.28890
1.987 0.2075
3.182 0.87848
2.013 0.28591
1.987 0.2066
2.776 0.81149
2.012 0.28292
1.987 0.2057
2.571 0.75450
2.011 0.27993
1.986 0.2048
2.447 0.70751
2.010 0.27694
1.986 0.2039
2.365 0.66652
2.009 0.27395
1.986 0.20210
2.306 0.63253
2.008 0.27196
1.986 0.20111
2.262 0.60254
2.007 0.26897
1.985 0.20012
2.228 0.57655
2.006 0.26698
1.985 0.19913
2.201 0.55356
2.005 0.26399
1.985 0.19814
2.179 0.53257
2.004 0.261100
1.984 0.19715
2.160 0.51458
2.003 0.259101
1.984 0.19616
2.145 0.49759
2.002 0.256102
1.984 0.19517
2.131 0.48260
2.002 0.254103
1.984 0.19418
2.120 0.46861
2.001 0.252104
1.983 0.19319
2.110 0.45662
2.000 0.250105
1.983 0.19220
2.101 0.44463
2.000 0.248106
1.983 0.19121
2.093 0.43364
1.999 0.246107
1.983 0.19022
2.086 0.42365
1.998 0.244108
1.983 0.18923
2.080 0.41366
1.998 0.242109
1.982 0.18824
2.074 0.40467
1.997 0.240110
1.982 0.18725
2.069 0.39668
1.997 0.239111
1.982 0.18726
2.064 0.38869
1.996 0.237112
1.982 0.18627
2.060 0.38170
1.995 0.235113
1.982 0.18528
2.056 0.37471
1.995 0.234114
1.981 0.18429
2.052 0.36772
1.994 0.232115
1.981 0.18330
2.048 0.36173
1.994 0.230116
1.981 0.18231
2.045 0.35574
1.993 0.229117
1.981 0.18232
2.042 0.34975
1.993 0.227118
1.981 0.18133
2.040 0.34476
1.993 0.226119
1.980 0.18034
2.037 0.33977
1.992 0.224120
1.980 0.17935
2.035 0.33478
1.992 0.223121
1.980 0.17936
2.032 0.32979
1.991 0.221122
1.980 0.17837
2.030 0.32580
1.991 0.220123
1.980 0.17738
2.028 0.32081
1.990 0.219124
1.980 0.17639
2.026 0.31682
1.990 0.217125
1.979 0.17640
2.024 0.31283
1.990 0.216126
1.979 0.17541
2.023 0.30884
1.989 0.215127
1.979 0.17442
2.021 0.30485
1.989 0.213128
1.979 0.17443
2.020 0.30186
1.989 0.212129
1.979 0.173(4)
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df (N2
df
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 16 1 18.5 1 10.1 3 7.71 6.61 5.99 5.59 5.32 5.12 4.96 4.84 4.75 4.67 4.60 4.54 4.49 4.45 4.41 4.38 4.35 4.32 4.30 4.28 4.26 4.24 4.23 4.21 4.20 4.18 4.17 4.16 4.15 4.14 4.13 4.12 4.11 4.11 4.10 4.09 4.08 4.08 4.07 4.07 19 9 19.0 0 9.55 6.94 5.79 5.14 4.74 4.46 4.26 4.10 3.98 3.89 3.81 3.74 3.68 3.63 3.59 3.55 3.52 3.49 3.47 3.44 3.42 3.40 3.39 3.37 3.35 3.34 3.33 3.32 3.30 3.29 3.28 3.28 3.27 3.26 3.25 3.24 3.24 3.23 3.23 3.22 3.21 3.21 21 6 19.1 6 9.28 6.59 5.41 4.76 4.35 4.07 3.86 3.71 3.59 3.49 3.41 3.34 3.29 3.24 3.20 3.16 3.13 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 2.99 2.98 2.96 2.95 2.93 2.92 2.91 2.90 2.89 2.88 2.87 2.87 2.86 2.85 2.85 2.84 2.83 2.83 2.82 2.82 22 5 19.2 5 9.12 6.39 5.19 4.53 4.12 3.84 3.63 3.48 3.36 3.26 3.18 3.11 3.06 3.01 2.96 2.93 2.90 2.87 2.84 2.82 2.80 2.78 2.76 2.74 2.73 2.71 2.70 2.69 2.68 2.67 2.66 2.65 2.64 2.63 2.63 2.62 2.61 2.61 2.60 2.59 2.59 2.58 23 0 19.3 0 9.01 6.26 5.05 4.39 3.97 3.69 3.48 3.33 3.20 3.11 3.03 2.96 2.90 2.85 2.81 2.77 2.74 2.71 2.68 2.66 2.64 2.62 2.60 2.59 2.57 2.56 2.55 2.53 2.52 2.51 2.50 2.49 2.49 2.48 2.47 2.46 2.46 2.45 2.44 2.44 2.43 2.43 23 4 19.3 3 8.94 6.16 4.95 4.28 3.87 3.58 3.37 3.22 3.09 3.00 2.92 2.85 2.79 2.74 2.70 2.66 2.63 2.60 2.57 2.55 2.53 2.51 2.49 2.47 2.46 2.45 2.43 2.42 2.41 2.40 2.39 2.38 2.37 2.36 2.36 2.35 2.34 2.34 2.33 2.32 2.32 2.31 23 7 19.3 5 8.89 6.09 4.88 4.21 3.79 3.50 3.29 3.14 3.01 2.91 2.83 2.76 2.71 2.66 2.61 2.58 2.54 2.51 2.49 2.46 2.44 2.42 2.40 2.39 2.37 2.36 2.35 2.33 2.32 2.31 2.30 2.29 2.29 2.28 2.27 2.26 2.26 2.25 2.24 2.24 2.23 2.23 23 9 19.3 7 8.85 6.04 4.82 4.15 3.73 3.44 3.23 3.07 2.95 2.85 2.77 2.70 2.64 2.59 2.55 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 2.37 2.36 2.34 2.32 2.31 2.29 2.28 2.27 2.25 2.24 2.23 2.23 2.22 2.21 2.20 2.19 2.19 2.18 2.17 2.17 2.16 2.16 24 1 19.3 8 8.81 6.00 4.77 4.10 3.68 3.39 3.18 3.02 2.90 2.80 2.71 2.65 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.39 2.37 2.34 2.32 2.30 2.28 2.27 2.25 2.24 2.22 2.21 2.20 2.19 2.18 2.17 2.16 2.15 2.14 2.14 2.13 2.12 2.12 2.11 2.11 2.10 24 2 19.4 0 8.79 5.96 4.74 4.06 3.64 3.35 3.14 2.98 2.85 2.75 2.67 2.60 2.54 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.32 2.30 2.27 2.25 2.24 2.22 2.20 2.19 2.18 2.16 2.15 2.14 2.13 2.12 2.11 2.11 2.10 2.09 2.08 2.08 2.07 2.06 2.06 2.05 24 3 19.4 0 8.76 5.94 4.70 4.03 3.60 3.31 3.10 2.94 2.82 2.72 2.63 2.57 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.28 2.26 2.24 2.22 2.20 2.18 2.17 2.15 2.14 2.13 2.11 2.10 2.09 2.08 2.07 2.07 2.06 2.05 2.04 2.04 2.03 2.03 2.02 2.01 24 4 19.4 1 8.74 5.91 4.68 4.00 3.57 3.28 3.07 2.91 2.79 2.69 2.60 2.53 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.25 2.23 2.20 2.18 2.16 2.15 2.13 2.12 2.10 2.09 2.08 2.07 2.06 2.05 2.04 2.03 2.02 2.02 2.01 2.00 2.00 1.99 1.99 1.98 24 5 19.4 2 8.73 5.89 4.66 3.98 3.55 3.26 3.05 2.89 2.76 2.66 2.58 2.51 2.45 2.40 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18 2.15 2.14 2.12 2.10 2.09 2.08 2.06 2.05 2.04 2.03 2.02 2.01 2.00 2.00 1.99 1.98 1.97 1.97 1.96 1.96 1.95 24 5 19.4 2 8.71 5.87 4.64 3.96 3.53 3.24 3.03 2.86 2.74 2.64 2.55 2.48 2.42 2.37 2.33 2.29 2.26 2.22 2.20 2.17 2.15 2.13 2.11 2.09 2.08 2.06 2.05 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.99 1.98 1.97 1.96 1.95 1.95 1.94 1.94 1.93 1.92 24 6 19.4 3 8.70 5.86 4.62 3.94 3.51 3.22 3.01 2.85 2.72 2.62 2.53 2.46 2.40 2.35 2.31 2.27 2.23 2.20 2.18 2.15 2.13 2.11 2.09 2.07 2.06 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.97 1.96 1.95 1.95 1.94 1.93 1.92 1.92 1.91 1.91 1.90
(5)
df (N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 4.05 4.05 4.04 4.04 4.03 4.03 4.03 4.02 4.02 4.02 4.01 4.01 4.01 4.00 4.00 4.00 4.00 3.99 3.99 3.99 3.99 3.98 3.98 3.98 3.98 3.98 3.97 3.97 3.97 3.97 3.97 3.97 3.96 3.96 3.96 3.96 3.96 3.96 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.20 3.20 3.19 3.19 3.18 3.18 3.18 3.17 3.17 3.16 3.16 3.16 3.16 3.15 3.15 3.15 3.15 3.14 3.14 3.14 3.14 3.13 3.13 3.13 3.13 3.13 3.12 3.12 3.12 3.12 3.12 3.12 3.11 3.11 3.11 3.11 3.11 3.11 3.11 3.10 3.10 3.10 3.10 3.10 3.10 2.81 2.80 2.80 2.79 2.79 2.79 2.78 2.78 2.78 2.77 2.77 2.77 2.76 2.76 2.76 2.76 2.75 2.75 2.75 2.75 2.74 2.74 2.74 2.74 2.74 2.73 2.73 2.73 2.73 2.73 2.72 2.72 2.72 2.72 2.72 2.72 2.72 2.71 2.71 2.71 2.71 2.71 2.71 2.71 2.71 2.57 2.57 2.57 2.56 2.56 2.55 2.55 2.55 2.54 2.54 2.54 2.53 2.53 2.53 2.53 2.52 2.52 2.52 2.52 2.51 2.51 2.51 2.51 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 2.48 2.48 2.48 2.48 2.48 2.48 2.48 2.48 2.47 2.47 2.42 2.41 2.41 2.40 2.40 2.40 2.39 2.39 2.39 2.38 2.38 2.38 2.37 2.37 2.37 2.37 2.36 2.36 2.36 2.36 2.35 2.35 2.35 2.35 2.35 2.34 2.34 2.34 2.34 2.34 2.33 2.33 2.33 2.33 2.33 2.33 2.33 2.32 2.32 2.32 2.32 2.32 2.32 2.32 2.32 2.30 2.30 2.29 2.29 2.29 2.28 2.28 2.28 2.27 2.27 2.27 2.26 2.26 2.26 2.25 2.25 2.25 2.25 2.24 2.24 2.24 2.24 2.24 2.23 2.23 2.23 2.23 2.23 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 2.21 2.21 2.21 2.21 2.21 2.21 2.21 2.20 2.20 2.20 2.20 2.22 2.21 2.21 2.20 2.20 2.20 2.19 2.19 2.18 2.18 2.18 2.18 2.17 2.17 2.17 2.16 2.16 2.16 2.16 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.13 2.13 2.13 2.13 2.13 2.13 2.12 2.12 2.12 2.12 2.12 2.12 2.12 2.12 2.11 2.11 2.15 2.14 2.14 2.13 2.13 2.13 2.12 2.12 2.12 2.11 2.11 2.11 2.10 2.10 2.10 2.09 2.09 2.09 2.09 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.06 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.05 2.04 2.04 2.09 2.09 2.08 2.08 2.07 2.07 2.07 2.06 2.06 2.06 2.05 2.05 2.05 2.04 2.04 2.04 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.02 2.02 2.02 2.02 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 1.99 2.04 2.04 2.03 2.03 2.03 2.02 2.02 2.01 2.01 2.01 2.00 2.00 2.00 2.00 1.99 1.99 1.99 1.98 1.98 1.98 1.98 1.98 1.97 1.97 1.97 1.97 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.94 1.94 1.94 1.94 1.94 1.94 2.00 2.00 1.99 1.99 1.99 1.98 1.98 1.97 1.97 1.97 1.96 1.96 1.96 1.96 1.95 1.95 1.95 1.94 1.94 1.94 1.94 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.97 1.96 1.96 1.96 1.95 1.95 1.94 1.94 1.94 1.93 1.93 1.93 1.92 1.92 1.92 1.91 1.91 1.91 1.91 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.86 1.86 1.86 1.94 1.93 1.93 1.93 1.92 1.92 1.91 1.91 1.91 1.90 1.90 1.90 1.89 1.89 1.89 1.88 1.88 1.88 1.88 1.87 1.87 1.87 1.87 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.83 1.83 1.83 1.83 1.91 1.91 1.90 1.90 1.89 1.89 1.89 1.88 1.88 1.88 1.87 1.87 1.87 1.86 1.86 1.86 1.85 1.85 1.85 1.85 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.80 1.80 1.89 1.88 1.88 1.88 1.87 1.87 1.86 1.86 1.86 1.85 1.85 1.85 1.84 1.84 1.84 1.83 1.83 1.83 1.83 1.82 1.82 1.82 1.82 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78
(6)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 3.95 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.93 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.92 3.91 3.91 3.91 3.91 3.91 3.91 3.91 3.10 3.10 3.09 3.09 3.09 3.09 3.09 3.09 3.09 3.09 3.09 3.09 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.08 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.07 3.06 3.06 3.06 3.06 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.68 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.47 2.47 2.47 2.47 2.47 2.47 2.47 2.46 2.46 2.46 2.46 2.46 2.46 2.46 2.46 2.46 2.46 2.46 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.44 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.31 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.29 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.11 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.09 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.08 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.04 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.03 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.02 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 2.01 1.98 1.98 1.98 1.98 1.98 1.98 1.98 1.98 1.98 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.96 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.94 1.94 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.92 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.90 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.88 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.87 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.86 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.85 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.84 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.83 1.82 1.83 1.83 1.83 1.83 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.81 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.79 1.79 1.79 1.79 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.80 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.79 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.78 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.78 1.78 1.78 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.76 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74 1.74