STRATEGI PEMBELAJARAN MUSIK PATROL DI IKATAN KELUARGA PELAJAR DAN MAHASISWA JEMBER (IKPMJ) YOGYAKARTA.

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Dwi Kurnia Prasojo 082082440044

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Suroso (Ayahanda) serta orang terkasih dan teman-teman yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan dalam berbagai bentuk.


(6)

vi

AYO SEGERA BANGUN MIMPIMU ATAU ORANG LAIN AKAN

MEMPEKERJAKAN KAMU UNTUK MEMBANGUN MIMPI

MEREKA".

( FARRAH GRAY )


(7)

vii

Segala puji dan syukur setinggi - tingginya dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan ridho yang telah dianugerahkan-Nya, sehingga karya tulis Skripsi yang dipenuhi sebagai syarat kelulusan program studi S-1 dengan judul

“Strategi Pembelajaran Musik Patrol Ikatan Pelajar Dan Mahasiswa Jember ( IKPMJ ) di Yogyakarta ini dapat terselesaikan dengan baik

Proses penulisan ini dapat terealisasikan karena adanya peranan dari berbagai pihak, baik itu berupa sumbangan pikiran, waktu, maupun tenaga. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih secara mendalam kepada beberapa pihak yang telah berperan dalam penyelesaian Tugas Akhir Skripsi ini, yaitu kepada:

1. Drs. Pujiwiyana, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I atas segala perhatian dalam bentuk waktu, nasehat, kritik, dan saran yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini;

2. Drs. Cipto Budy Handoyo. M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan ide, ilmu, serta wawasan dalam proses penulisan ini;

3. Mirza idhotul sufyan sebagai pelatih grup musik patrol IKPMJ yang tekah memberikan informasi dan membagi pengetahuan tentang strategi pembelajaran musik patrol IKPMJ

4. Hendra Cahyono Putra selaku ketua IKPMJ sekaligus personil musik patrol IKPMJ yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini

5. Seluruh anggota IKPMJ, warga Asrama Putra Jember, dan personil musik patrol IKPMJ yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini.


(8)

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN TEORI ... 5

A. Diskripsi Teori ... 5

B. Strategi ... 7

1. Strategi... 7

2. Pendekatan ... 9

3. Model... 11

C. Pembelajaran ... 13

D. Strategi Pembelajaran ... 16

E. Musik Tradisional ... 17

F. Kesenian Musik Patrol ... 21

G. Teknik permainan musik patrol ... 22

H. Pertanyaan Penelitian ... 26


(10)

x

E. Subjek Penelitian ... 33

F. Seting Penelitian ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Keabsahan data ... 38

I. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 42

B. Temuan Penelitian ... 45

C. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86


(11)

xi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok kesenian musik patrol di Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ).

Penelitian yang dilakukan mempunyai dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang mempunyai sifat deskriptif yaitu permasalahan yang dibahas dilakukan dengan cara menggambarkan/menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Serta keabsahan data dengan cara triangulasi.

Hasil penelitian adalah: (1) persiapan proses pengajaran kesenian musik patrol meliputi persiapan materi dan bahan yang akan disampaikan kepada pemain (2) strategi pembelajaran yang mencakup tiga tahapan yaitu: tahap awal, tahap isi dan tahap akhir (3) evaluasi minat pelajar dan mahasiswa mengikuti pengajaran, meliputi aspek kepekaan dan aspek sikap.(4) metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang meliputi meted ceramah, demonstrasi, dan latihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran yang dapat dikemukakan adalah: (1) Metode yang digunakan perlu dikembangkan, dapat dilakukan dengan mengembangkan variasi dari metode yang sudah ada agar para pemain tidak terlalu jenuh atau bosan dalam proses pembelajaran, (2) Proses penyampaian materi musik patrol lebih ditingkatkan lagi, dilakukan dengan memperdalam teori musik dan kreativitas musik sehingga pengenalan serta pengetahuan musik sejak dini dapat dimanfaatkan dikemudian hari. Kata kunci : Strategi pembelajaran


(12)

1

Musik tradisional Patrol yang berasal dari Kabupaten Jember merupakan salah satu warisan kebudayaan yang ada di daerah Jawa Timur. Nama Patrol sendiri berasal dari kata “patroli”, karena pada awal mulanya alat musik ini digunakan masyarakat ketika patroli kampung pada malam hari, atau sebagai media untuk membangunkan masyarakat ketika terjadi bencana atau ketika ada pencuri atau perampok yang masuk kesalah satu rumah warga. Seiring perkembangan jaman warga Jember menyebutkan musik ronda tersebut dengan nama musik Patrol. Bisa dikatakan musik Patrol ini juga menjadi aset bagi Kabupaten Jember pada khususnya dan Propinsi Jawa Timur pada umumnya.

Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) adalah organisasi kekeluargaan yang anggotanya merupakan pelajar dan mahasiswa asal Jember yang sedang melanjutkan studi di Yogyakarta. Didalam organisasi ini banyak kegiatan yang bertujuan untuk mengangkat nama Jember dan untuk mempererat tali persaudaraan sesama putra daerah. Salah satu kegiatan yang dibentuk oleh IKPMJ adalah grup musik patrol ini. Adapun keberadaan kelompok kesenian musik Patrol ini diajang kesenian baik di tingkat regional Yogyakarta maupun nasional cukup mendapat apresiasi yang baik dari komunitas kesenian dan masyarakat seni pada umumnya.


(13)

Grup musik patrol IKPMJ ini terbentuk pada tahun 1986 di asrama putra Jember yang pada waktu itu bertempat di Karang Malang Yogyakarta. Personil grup musik ini adalah anggota IKPMJ yang merupakan mahasiswa asal Jember yang melanjutkan studi di Yogyakarta dengan disiplin ilmu yang berbeda – beda. Dari tahun ke tahun pergantian personil selalu terjadi karena tiap tahunnya ada anggota yang keluar karena sudah selesai masa studinya dan di ganti oleh anggota IKPMJ yang baru.

Apresiasi dan dukungan untuk memberi ruang partisipasi terhadap kaum muda daerah, tentu menuntut kesediaan dan keseriusan mereka sendiri untuk lebih peduli dengan perkembangan dan pembangunan di tanah kelahirannya. Upaya yang dilakukan kelompok kesenian musik Patrol IKPMJ untuk menjaga eksistensinya tentu harusnya dapat menjadi acuan kaum muda lainnya untuk turut mendukung dan bersama-sama menjaga kelestarian setiap warisan budaya bangsa yang kita banggakan.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa kesenian msuik patrol merupakan bagian dari kebudayaan. Musik tradisional berkembang di lingkungan masyarakat tidak terlepas dari peran serta masyarakat itu sendiri. Dengan adanya musik tradisional, khususnya grup musik patrol IKPMJ yang para personilnya merupakan mahasiswa yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda – beda bahkan sebagian besar personilnya bukanlah orang yang faham tentang musik dapat mempertahnkan eksistensinya. Atas dasar itulah penulis terinspirasi untuk menyusun skripsi dengan


(14)

mengangkat judul Strategi Pembelajaran Kesenian Musik Patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) di Yogyakarta.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada suatu penelitian ilmiah mutlak diperlukan agar masalah yang dibahas tidak menjadi rancu dan tujuan yang akan dicapai dapat diwujudkan. Sesuai dengan latar belakang masalah maka batasan masalahnya bertumpu pada strategi pembelajaran kesenian tradisional musik oleh kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan rumusan fokus penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta dengan prsonilnya merupakan mahasiswa yang mayoritas bukan dari disiplin ilmu musik.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.


(15)

E. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu referensi dalam mempelajari kesenian tradisional musik patrol.

b. Memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai eksistensi grup kesenian musik patrol asrama Jember di Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kecintaan masyarakat khususnya kaum muda terhadap kesenian tradisional Indonesia

b. Menjadi masukan kepada masyarakat serta pemerintah untuk senantiasa memberikan dorongan dalam melestarikan setiap kebudayaan tradisional Indonesia.

c. Menjadi motivasi kepada kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) di Yogyakarta untuk terus berjuang melestarikan kesenian musik patrol dalam derasnya persaingan kebudayaan di era globalisasi.


(16)

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karerana itu semua peneliti harus berbekal teori. Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas.

Menurut Sugiyono (2014:41) bahwa “ Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam”. Kerlinger (1978) mengemukakan bahwa “theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions, and proposition that present a systema tic view of phenomena by specifying relation among variables, with purpose of explaning and predicting the phenomena”. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sitematik, melalui spesifikasi


(17)

hubungan antara variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Menurut Schwandt (2001), penelitian kualitatif memakai pengertian yang sedikit berbeda. Ada empat pengertian teori dalam penelitian kualitatif, yaitu: (a) Sebagai generalisasi yang diperoleh melalui penelitian empiris, (b) sebagai penjelasan sebab-akibat yang padu dan sistematis tentang berbagai fenomena sosial, (c) sebagai orientasi atau perspektif untuk melihat masalah, memecahkan masalah, dan memahami serta menjelaskan realitas sosial, (d) sebagai ‘teori kritis’ (critical theory), yang merupakan cara membuat teori dan produk dari cara membuat teori itu . Cara dan produk ini bertentangan dengan cara pandang yang menghasilkan dua pengertian pertama (a dan b) karena:

a. Melakukan tinjauan kritis terhadap konsep, pemahaman, kategori yang saat ini sudah ada tentang kehidupan sosial manusia, yang selama ini dianggap “sudah dari sananya” (taken for granted).

b. Menganggap teori sebagai sesuatu yang melekat kepada praxis. Dalam tradisi empiris, ilmuan beranggapan bahwa kegiatan ilmiahnya bukan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari, melainkan sebuah kegiatan terpisah dan “netral”. Kalau sebuah teori akan diterapkan, maka harus ada kegiatan lain yang tidak digolongkan sebagai “ilmiah”. Teori kritis, sebaliknya, menganggap bahwa seorang ilmuan harus “punya kepentingan” dan setiap teori sekaligus punya nilai empiris (praktis) maupun normatif.


(18)

c. Merupakan teori yang menggunakan metode kritik secara terus menerus dan ketat (imminent critique) terhadap semua pemikiran yang saat ini sudah ada, bekerja dari dalam struktur pemikiran tersebut untuk menemukan pertentangan-pertentangan dan hal-hal yang selama ini disembunyikan. Jadi, secara eksplisit para teoritisi kritis bermaksud membongkar tatanan ilmiah yang selama ini dibangun lewat cara-cara non-kritis.

Menurut Jonathan H. Turner Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskanbagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi. Berdasarkan pendapat tersebut diatas, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu teori adalah teori itu adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.

B. Strategi 1. Strategi

Strategi berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka strategi menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi strategi berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Rosdy Ruslan (2003), menyatakan bahwa “Strategi merupakan kegiatan ilmiah yang


(19)

berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya”. M. Nasir (1988) menyatakan bahwa “Strategi adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan”.

Menurut Henry Mintzberg (1998), seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa pengertian strategi terbagi atas 5 definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan terakhir strategi sebagai perpesktif.

a. Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah terencana (a directed course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita cita yang telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi perencanaan.

b. Pengertian strategi sebagai pola (pattern) adalah sebuah pola perilaku masa lalu yang konsisten, dengan menggunakan strategi yang merupakan kesadaran daripada menggunakan yang terencana ataupun diniatkan. Hal yang merupakan pola berbeda dengan berniat atau bermaksun maka strategi sebagai pola lebih mengacu pada sesuatu yang muncul begitu saja (emergent).

c. Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk ataupun perusahan dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para konsumen ataupun para penentu kebijakan; sebuah strategi utamanya ditentukan oleh faktor faktor ekternal.


(20)

d. Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik untuk mengelabui atau mengecoh lawan (competitor)

e. Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi berdasarkan teori yang ada ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala atau cara berpikir ataupun ideologis.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

2. Pendekatan

Pendekatan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah proses, cara perbuatan mendekati (hendak berdamai, bersahabat, dsb). Russefendi (1980) menyatakan pendekatan pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Menurut Akhmad Sudrajat (2008) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari strategi pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Menurut Newman dan logan yang dikutip oleh Abin Syamsuddin Makmun (2003), pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu :


(21)

a. Pendekatan Expository

Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak. Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber belajar

b. Pendekatann Inquiry

Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga belajar. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara pendekatan masalah.

Bruner juga menambahkann bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar dengan cara ini lebih mudah diingat, mudah


(22)

ditransfer oleh warga belajar. Pengetahuan dan kecakapan warga belajar yang bersangkutan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena warga belajar merasa puas atas penemuannya sendiri. Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis terhadap objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari hasil informasi yang diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan pendekatan Inquiry ini adalah sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat mengarahkan warga belajar dalam kegiatan pembelajarannya secara efektif dan efisien.

3. Model

Agus Suprijono (2011:46) menyatakan model adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial. Menurut Simamarta (1983: ix ) model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya. Murty (1990) menulis bahwa model adalah suatu representasi yang memadai dari suatu sistem, dan dikatakan memadai jika telah sesuai dengan tujuan dalam pikiran peneliti.Menurut Gordon ( 1978 ) suatu kerangka utama informasi sistem yang dikumpulkan untuk mempelajari sistem tersebut.


(23)

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega (1990) mengetengahkan empat kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Menurut Joyce dan Weil (1986: 14-15) mengemukakan bahwa setiap model belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut :

a. Sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986:14). Contohnya, bagaimana kegiatan pendahuluan pada proses pembelajaran dilakukan? Apa yang akan terjadi berikutnya?

b. Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model dengan model lainnya. Pada satu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.

c. Prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan bagaimana guru memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan siswanya. Pada satu model, guru memberi ganjaran atas sesuatu yang


(24)

sudah dilakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama untuk halhal yang berkait dengan kreativitas.

d. Sistem pendukung (support system) yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa model adalah suatu pola yang dihasilkan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dengan gambaran lebih sederhana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk

C. Pembelajaran

Menurut Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik


(25)

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2006 : 239) pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran”. Dari teori-teori yang dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran, Oemar Hamalik mengemukakan 3 (tiga) rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu:

a. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

b. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.

c. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Suyono & Hariyato (2014:16) menyatakan bahwa “Pembelajaran dilaksanakan dalam suatu aktifitas yang kita kenal dengan istilah mengajar”. Pembelajaran sangat dekat dengan pengertian pedagogi. Pedagogi adalah ilmu untuk menjadi guru. Istilah ini seringkali mengacu kepada strategi pembelajaran atau gaya mengajar. Istilah pedagogi berasal dari bahasa Latin paidagogeo, paid


(26)

artinya anak, dan ago artinya memimpin, jadi secara harfiah artinya memimpin anak.Dalam pedagogi, karena berpusat pada materi pembelajaran maka implikasi yang timbul pada umumnya peranan guru, pengajar, pembuat kurikulum, evaluator sangat dominan. Apa yang dipelajari, materi yang akan diterima, strategi panyampaiannya, dan lain-lain, semua tergantung kepada pengajar dan sistem.

Menurut, Marzuki, H.M. Saleh (2012:185), dalam proses belajar mengajar, hubungan yang akrab dan baik akan sangat membantu keberhasilan belajar individu. Menurut Bambang S. dan Lukman diunduh dari http://www.oocities.org tanggal 01 Desember 2014, “Kegiatan belajar yang melibatkan individu atau client dalam proses menentukan apa yang mereka inginkan, apa yang akan dilakukan, adalah beberapa prinsip dari teori belajar Andragogi. Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno : "aner", dengan akar kata andros, yang berarti orang dewasa, dan agogos yang berarti membimbing atau membina. Pada andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran merupakan kegiatan manusia yang kompleks dimana semua memerluakan proses dan akan menghasilkan suatu perubahan dengan adanya pembelajaran tersebut. Dan berdasarkan pendapat di atas, juga dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kepada orang dewasa lebih tepat dengan teori belajar andragogy. Andragogi mempunyai arti yang lebih luas daripada strategi dan teknik memimpin seorang


(27)

anak. Artinya, strategi dan teknik pembelajaran pada orang dewasa diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis pada saat pembelajaran berlangsung.

D. Strategi Pembelajaran

Menurut Dewi, Fitria NR diunduh dari ”Strategi pembelajaran ialah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran secara bertahap menurut tingkat urutan yang logis”. Pelaksanaan pembelajaran musik itu akan menggunakan gabungan dari beberapa strategi, tergantung kemampuan guru untuk melaksanakannya dan tergantung pula pada situasi dan kondisi saat berlangsung. Gordon, Edwin E. (1984) memakai istilah ”audiatior” untuk pengertian penginderaan musik. Dengan memberikan bahan lagu sebagai sumber untuk materi pembelajaran musik melalui kegiatan bernyanyi, sebenarnya ditanamkan juga penghayatan penginderaan unsur-unsur musik yang nantinya dapat menjadi bayangan penginderaan musik dalam pancaindera pemain musik.

Dalam proses pembelajaran, Gordon menyarankan teknik audiation yaitu teknik yang memotivasi siswa untuk belajar dengan cara mendengar sekaligus mamahami materi pembelajaran yang disampaikan. Teknik ini dapat digunakan untuk kemampuan mengembangkan dan pemahaman serta sensitivitas siswa terhadap melodi, interval, ritme dan birama, tonalitas dan ‘rasa’ harmoni yang merupakan dasar pengetahuan mereka untuk dapat berimprovisasi dan berkreasi secara kreatif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam bermusik.

Menurut Marzuki,SalehH.M. (2012:190), yang menerangkan penerapan andragogi dalam praktik menyangkut strategi pembelajaran. Pembelajaran teori


(28)

hendaknya berpusat pada masalah belajar, menuntut dan mendorong peserta latihan untuk aktif, menimbulkan kerjasama antara instruktur dengan peserta latihan dan antara sesama peserta latihan, memberikan pengalaman belajar, bukan pemindahan atau penyerapan materi. Pembelajaran praktik hendaknya dapat, meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas kerja, mengembangkan ketrampilan baru, membantu menggunakan alat-alat dengan cara yag tepat, meningkatkan ketrampilan.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran musik akan berhasil manakala dilakukan secara bertahap, memotivasi kepada peserta agar memiliki kemampuan mengembangkan pemahaman dan sensitivitas terhadap melodi, interval, ritme dan birama, tonalitas serta rasa harmoni yang merupakan dasar pengetahuan mereka disertai keseimbangan antara pembelajaran teori dan pembelajaran praktik.

E. Musik Tradisional

Musik tradisional adalah musik atau seni suara yang berasal dari berbagai daerah, dalam hal ini di Indonesia. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Musik ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat.Tradisional berasal dari kata Traditio (Latin) yang berarti kebiasaan yang sifatnya turun temurun. Salim, (1991 : 1636) menyatakan bahwa “Kata tradisional itu sendiri adalah sifat yang berarti berpegang teguh terhadap


(29)

kebiasaan yang turun temurun. Tradisi berasal dari kata tradisi yang berarti sesuatu yang turun temurun (adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran) dari nenek moyang.

Tradisi merupakan “kebiasaan yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya secara turun temurun, Kebiasaan yang diwariskan mencakup berbagai nilai budaya, meliputi adat istiadat, sistem kemasyarakatan, sisstem pengetahuan, bahasa, kesenian dan sistem kepercayan (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 91990 : 4141). Menurut Sedyawati (1992 : 23) “musik tradisional adalah musik yang digunakan sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi. Musik tradisional menurut Tumbijo (1977 : 13) adalah “seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu”.

Maka dapat dijelaskan bahwa musik tradisional adalah musik masyarakat yang diwariskan secara turun – temurun dan berkelanjutan pada masyarakat suatu daerah serta tidak dapat diketahui secara pasti kapan dan siapa penciptanya. Hal ini dikarenakan “kesenian tradisional atau kesenian rakyat bukan merupakan hasil kreatifitas individu, tetapi tercipta secara anonim bersama kreatifitas masyarakat yang mendukungnya (Kayam : 60). Pengertian tradisional (Sedyawati, 1992 : 26) dalam perkembangan seni pertunjukan, adalah “proses penciptaan seni di dalam kehidupan masyarakat yang menghubungkan subjek manusia itu sendiri terhadap kondisi lingkungan. Pencipta seni tradisional biasanya terpengaruh oleh keadaan sosial budaya masyarakat di suatu tempat.


(30)

Secara umum, musik tradisional menurut Nugroho, Ferry Cahyo diunduh dari http://pendidikansenibudaya. wordpress. com tanggal 26 November 2014, memiliki ciri khas sebagai berikut :

a. Dipelajari Secara Lisan

Sebagai bagian dari kebudayaan, musik daerah diwariskan secara turun temurun. Proses pewarisan musik ini biasanya dilakukan secara lisan. Generasi tua mengajarkan komposisi musik daerah kepada generasi muda. Anak-anak itu akan meneruskannya pula kepada anak-anak mereka. Demikian seterusnya, sehingga tradisi musik tersebut tetap dikenal oleh masyarakat. Atau orang yang telah mahir memainkan instrumen musiknya atau terampil menyanyikan lagu-lagu daerah akan memberikan contoh kepada pengikutnya untuk kemudian ditirukan. Orang yang belajar harus menghapalkannya tanpa ada catatan. Dengan terus berlatih, ia akan menguasai semakin banyak lagu dan teknik. b. Tidak Memiliki Notasi

Proses pembelajaran yang berlangsung secara lisan membuat partitur (naskah musik) menjadi suatu hal yang tidak terlalu penting. Oleh karena itu, sangat lazim jika musik tradisional daerah tidak memiliki partitur notasi tertentu. Walau demikian, ada beberapa daerah yang memiliki notasi musik seperti di Pulau Jawa dan Bali. Namun, notasi ini tetap tidak memiliki partitur, tapi dipelajari secara lisan. Sebenarnya, hal ini dikemudian hari dapat menimbulkan masalah. Jika orang-orang yang belajar tentang kesenian itu


(31)

semakin sedikit atau malah tidak ada, kesenian tersebut bisa punah. Tanpa catatan tertulis, orang lain tidak bisa melestarikannya.

c. Bersifat Informal

Musik Tradisional sangat lazim digunakan sebagai suatu bentuk ekspresi masyarakat. Musik ini banyak digunakan dalam kegiatan rakyat biasa sehingga bersifat lebih sederhana dan informal. Hanya jika digunakan di kalangan istana saja jenis musik ini menjadi lebih kompleks dan formal.

d. Pemainnya Tidak Terspesialisasi

Sistem yang dikembangkan dalam proses belajar instrumen musik daerah biasanya bersifat generalisasi. Pemain musik tradisional belajar untuk dapat memainkan setiap instrumen yang ada dalam suatu jenis musik daerah. Mereka akan belajar memainkan instrumen mulai dari yang termudah sampai yang terumit. Jadi, pemain musik daerah yang sudah mahir mempunyai kemampuan untuk memainkan semua instrumen musik tersebut.

e. Syair Lagu Berbahasa Daerah

Selain syair yang menggunakan bahasa daerah, musik tradisional juga menggunakan alunan melodi dan irama yang menunjukkan ciri khas kedaerahan. Misalnya, syair lagu dari daerah Jawa . Alunan melodinya pun menggunakan nada-nada dari tangga nada pelog dan slendro. Contoh lainnya, syair lagu dari daerah Jakarta umumnya berbahasa Betawi dan alunan melodinya tersusun atas tangga-tangga nada diatonis.


(32)

f. Lebih Melibatkan Alat Musik Daerah

Umumnya, permainan musik dalam lagu-lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat-alat musik khas dari daerah-daerah itu sendiri. Contoh, lagu -lagu daerah Jawa umumnya diiringi oleh alat musik khas Jawa, yaitu gamelan. Contoh lainnya, lagu-lagu daerah Sulawesi Utara umumnya diiringi alat musik khas Sulawesi Utara, yaitu Kulintang.

g. Merupakan Bagian dari Budaya Masyarakat

Musik tradisional merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, setiap ciri kebudayaan masyarakat Sang Penciptanya pasti sudah melekat erat didalamnya. Musik daerah merupakan salah satu bentuk gambaran kebudayaan suatu daerah, selain tarian, pakaian, dan adat kebiasaan lainnya. Melalui musik daerah, kita dapat mengenali daerah asal musik itu dan ciri budaya masyarakatnya.

F. Kesenian Musik Patrol

Musik Patrol merupakan salah satu bentuk musik tradisional yang dikelompokkan pada jenis musik rakyat. Sebagian besar instrumennya termasuk dalam alat musik perkusi, sebab sumber suara yang dihasilkan berasal dari kayu yang dipukulkan. Musik Patrol mudah dikombinasi dengan alat musik lain, sehingga musik tradisional ini suaranya lebih bervariasi. Sumber dari Dinas Pariwisata diunduh dari http://www.surabaya.go.id tanggal 26 November 2014 yang merupakan situs resmi dari Pemerintah Kotamadya Surabaya dinyatakan


(33)

bahwa, “Musik Patrol Kesenian tradisional ini menggunakan peralatan yang sederhana yaitu kentongan bambu atau kayu yang dibunyikan dengan irama teratur sehingga memberikan suara yang enak didengar”.

Pada awalnya berdirinya banyak melagukan nyanyian – nyanyian dengan bahasa Madura, disamping menyanyikan lagu – lagu yang sedang berkembang pada saat itu. Musik Patrol sering sekali dimainkan saat jadwal jaga malam atau ronda, Musik Patrol lazim dilakukan dengan keliling kampung. Karena untuk mengantisipasi rawannya kejahatan, maka seluruh warga secara bergiliran dilibatkan. Belakangan ini bukan cuma untuk ronda, setiap bulan Ramadhan datang setiap desa atau ditingkat kelurahan pasti banyak warga yang memainkan musik Patrol sebagai media patroli untuk mengingatkan warga saat waktu sahur tiba.

Musik juga merupakan alat komunikasi sosial yang yang nantinya akan digunakan dalam berinteraksi sosial oleh masyarakat pendukungnya. Banyak hal yang dapat disampaikan melalui alunan musik, seperti luapan emosi, hasrat, ataupun pesan nasehat. Begitu halnya dengan musik Patrol yang berasal dari kabupaten Jember yang mengandung unsur musik dan tari. Walaupun dalam pementasan musik Patrol ini ada unsur tarinya tetapi tidaklah dianggap penting untuk diangkat dalam penelitian ini.

G. Teknik Permainan Musik Patrol

Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “sebagai cara membuat sesuatu, cara yang terkait dalam sebuah karya seni. Menurut


(34)

Banoe,Pono (2003 : 409) “teknik permainan merupakan cara atau teknik sentuhan pada alat musik atas nada tertentu sesuai petunjuk atau notasinya. Permainan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 41) mengandung arti “suatu pertunjukan dan tontonan. Dalam hal ini, permainan dapat diartikan sebagai perwujudan suatu pertunjukan karya seni yang disajikan secara utuh dari mulai pertunjukan sampai akhir pertunjukan. Setianingsih (2007 – 19) menjelaskan bahwa “teknik permainan merupakan gambaran mengenai pola yang dipakai dalam suatu karya seni musik berdasarkan cara memainkan instrumen beserta pengulangan dan perubahannya, sehingga menghasilkan suatu komposisi musik yang bermakna.

Instrumen yang digunakan dalam musik patrol dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkan alat musik patrol, yaitu : instrument musik tiup dan instrument musik perkusi atau pukul. Instrumen musik tiup yang digunakan dalam musik patrol berupa seruling bambu dan menggunakan tangga nada diatonis sama halnya dengan flute. Teknik meniup seruling sama dengan flute yaitu dengan menempelkan bibir bawah diatas lubang bibir. Pada seruling bambu mempunyai enam lubang untuk jari kanan dan kiri sedangkan instrumen flute menggunakan katup untuk mengatur nada yang dihasilkan. Penjarian untuk suling bambu dan flute tidak ada perbedaan hanya untuk flute terdapat lebih banyak katup untuk menghasilkan nada yang lebih tinggi.


(35)

Dalam bermain perkusi kita mengunakan lengan, pergelangan tangan, dan jari – jemari. Bermain perkusi dapat menggunakan tangan kanan, tangan kiri, atau keduanya. Dalam permainan perkusi ada 3 teknik dasar yang biasa disebut “3 R” yaitu rhythm, reverts, dan reverses, adapun penjelasan tentang 3 R tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rhythm / Irama

Rhithm adalah irama yang dimainkan secara berulang – ulang. Setiap pemain perkusi memiliki jenis irama yang berbeda – beda. Tetapi untuk pemain drum biasanya permainannya lebih berkembang

2. Reverts

Reverts berarti mengulangi “gerakan” dengan persis seperti pertama kali dilakukan. Beberapa pemain perkusi mengatakan bahwa reverts merupakan gerakan berulang, sama dengan pengilangan jalan satu arah pada satu jalur. Misalnya jika pukulan pertama dimulai dari tangan kanan, maka pukulan berikutnya adalah kembali tangan kanan.

3. Reverses

Reverses berarti “gerakan” yang dimainkan pada arah sebaliknya, seperti berjalan pada jalur dua arah. Misalnya dimulai dari tangn kanan maka pukulan berikutnya dilakukan oleh tangan kiri.


(36)

Pada instrument musik patrol, tehnik permainannya dengan cara memukulkan batang kayu berupa stik atau alat penabuh yang dililit karet ke bagian luar peralatan musik patrol. Peralatan musik patrol sendiri kebayakan terbuat dari kayu nangka yang diraut dan dilubangi ditengahnya sehingga dapat mengeluarkan suara nyaring apabila dipukul. Kesenian musik patrol membutuhkan kekompakan dalam permainannya. Pemain musik patrol harus benar-benar tahu irama dan banyak memahami teknik permainan patrol.

(Gambar teknik bermain instrument patrol)


(37)

(Gambar teknik bermain instrument patrol)

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik permainan musik patrol merupakan cara atau teknik sentuhan pada alat musik patrol sesuai dengan instrumen musik yang digunakan agar menghasilkan suara dan irama komposisi musik yang indah. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam musik patrol secara umum dapat dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkan alat musik patrol, yaitu : instrument musik tiup, dimana cara memainkannya dengan ditiup dan instrument musik perkusi atau pukul. Cara memainkannya dengan memukulkan batang kayu berupa stik atau alat penabuh yang dililit karet ke bagian luar peralatan musik patrol.

H.Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apa tujuan pembelajaran musik patriol di IKPMJ...?

b. Materi apa saja yang disampaikan dan dilatihkan dalam proses pembelajaran musik patrol di IKPMJ Yogyakarta…?


(38)

c. Apa dan bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran musik patrol di IKPMJ Yogyakarta…?

d. Pendekatan pembelajaran apa yang digunakan dalam proses pembelajaran musik patrol di IKPMJ Yogyakarta…?

e. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam proses pembelajaran musik patrol di IKPMJ Yogyakarta…?

f. Metode apa yang diguunakan dalam proses pembelajaran musik patrol di IKPMJ Yogyakarta…?

g. Bagaimana cara pelatih mengevaluasi hasil dari peembelajaran…?

h. Bagaimana cara pelatih dalam memotifasi siswa dan apa motivasi siswa dalam pengikuti proses pembelajaran musik patrol di IKPMJ Yogyakarta…?

I. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan yaitu ditulis oleh Desi Putri Maharani berupa skripsi pada tahun 2012 yang berjudul Strategi Pembelajaran Musik Ritmis Pada Drumband TK Pertiwi 26 Jambidan Bangunan Bantul. Dalam penelitian tersebut menitikberatkan pada strategi dalam pembelajaran, yaitu; strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian jalannya pembelajaran, strategi pengelolaan masing – masing kelas. Hasil akhir strategi pembelajaran yang digunakan di TK Pertiwi 26 Jambidan tidak jauh berbeda dengan strategi pembelajaran Drum Band yang diterapkan di sekolah lain. Namun dari hasil pengamatan, peneliti menemukan strategi yang khas di TK Pertiwi 26 Jambidan yaitu strategi pendekatan kasih sayang.


(39)

Penelitian yang relevan juga ditulis oleh Ade Ivan Mustaghfirin berupa skripsi pada tahun 2013 yang berjudul Pembelajaran Ekstrakurikuler Kesenian Gogonjakan di SMA Negeri 1 Tanjung Kabupaten Brebes. Dalam penelitian tersebut menitikberatkan pada komponen-komponen yang mempengaruhi pembelajaran ekstrakurikuler, alat yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler, metode yang dipakai dalam pembelajaran ekstrakurikuler, sikap guru, sikap siswa dan faktor yang mempengaruhi pembelajaran ekstrakurikuler Gogonjakan. Hasil penelitian dari skripsi ini adalah bahwa pembelajaran ekstrakurikuler Gogonjakan SMA Negeri 1 Tanjung menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode ceramah dan metode driil atau metode peragaan.

Dari hasil penelitian relevan tersebut di dapat cara pembelajaran sebuah budaya yang tetap eksis sampai sekarang berupa Model Pembelajaran Kesenian Musik Patrol, karena memiliki persamaan dalam model pembelajaran. Referensi penelitian dapat difokuskan tentang bagaimana cara pengolahan data yang didapat untuk dianalisa dan juga pengkajian tentang model pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui model pembelajaran dan teknik permainan instrument kesenian musik tradisional Patrol.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dalam hal ini objek penelitiannya adalah Strategi Pembelajaran Kesenian Musik Patrol di Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta. Penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian yang baik dan benar maka seorang peneliti perlu memperhatikan cara-cara penelitian atau lebih dikenal dengan strategi penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti, sehingga memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Strategi penelitian adalah cara-cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Strategi tersebut merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti.

Dalam penelitian ini dilakukan dua prinsip studi kerja, yaitu penelitian studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari data-data atau informasi yang berkenaan dengan objek penelitian, sedangkan studi lapangan yaitu menggali informasi dari para narasumber dan menggali secara langsung proses yang terjadi di lapangan.


(41)

B. Sumber Data

Sumber data mengenai strategi pembelajaran musik patrol IKPMJ diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti mengadakan observasi observasi dengan melakukan pengamatan secara langsung tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau latihan, latar belakang ilmu personil, dan sarana yang mendukung berjalannya proses pembelajaran atau latihan. Sumber data juga diperoleh melalui kegiatan wawancara dengan beberapa narasumber yang diambil dari tempat penelitian atau diluar tempat penelitian yang dianggap berkompeten dalam bidang yang diteliti.

Sumber data yang selanjutnya adalah dari dokumentasi, baik dokumentasi yang tertulis ataupun dokumentasi yang tidak tertulis. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam suber yaitu data primer dan data skunder. Penjelasan data primer dan data skunder sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara dan observasi selama penelitian berlangsung. Data primer didapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan informan yaitu : 1) pelatih yang pada saat ini pelatih grup musik patrol, 2) para personil musik patrol baik yang pemula dan yang senior, dan 3) ketua organisasi IKPMJ.


(42)

2.Data Skunder

Data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen – dokumen atau arsip yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sumber data skunder adalah dokumentasi yang berasal dari materi pembelajaran, dokumentasi pada saat proses latihan. Data skunder merupakan data – data yang mendukung data primer.

C. Tahapan Penelitian

Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu : tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data. Tahap penelitian yang dilakukan oleeh peneliti adalah sebagai beikut :

1. Tahap Pra lapangan

Tahapan – tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap pra lapangan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rancangan peenelitian berupa proposal penelitian untuk mendesain dan meemberikan gambaran mengenai penelitian untuk mendesain dan memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan.

b. Memilih lokasi penelitian yaitu Asrama Putra Jember yang merupakan tempat latihan grup musik patrol dan juga tempat berkumpul para anggota IKPMJ, sehingga peneliti dapat lebih mudah dalam menggali informasi. c. Mengurus perijinan penelitian secara resmi yang ditujukan kepada IKPMJ


(43)

d. Melakukan penjajakan secara langsung di Asrama Putra Jember untuk mengetahui kondisi dan situasi lokasi penelitian.

e. Memilih dan mencari informan yang benar – benar berkompeten dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat tulis untuk mencatat hasil peenelitian, alat perekam unuk merekam kegiatan wawancara, dan kamera untuk meendokumentasi kegiatan peenelitian, dan lain sebagainya

2. Tahapan Pekerjaan Lapangan

Tahapan – tahapan yang dilakukan peneliti dalam tahapan pekerjaan lapangan adalah sebagai beikut :

a. Peneliti mempersiapkan diri dengan baik, baik persiapan fisik dan mental b. Peneliti melakukan peendekatan dengan subjek penelitian yaitu para anggota

grup musik patrol IKPMJ dari pelatih dan peemain. Peneliti menjalin hubungan akrab dengan subjek penelitian agar terjalin kerjasama yang baik, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancer.

c. Setelah melakukan hal diatas, kemudian peneliti mulai melakukan peengumpulan data melalui wawancara meendalam, observasi pertisipatif, dan dokumentasi.

3. Tahapan Analisis Data

Sesuai data yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan analisis data sesuai dengan teknik yang teklah ditentukan.


(44)

D. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran Kesenian Musik Patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember di Yogyakarta.

E. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta. F. Seting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di asrama kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta Jl. Wulung 131 Pringwulung, Condong Catur, Depok – Sleman, Yogyakarta.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun strategi yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Sebagai strategi pengumpulan datanya dalam penelitian ini menggunakan strategi observasi langsung untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai strategi pembelajaran musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) di Yogyakarta. Observasi dilakukan di Jl. Wulung 131 Pringwulung, Condong Catur, Depok – Sleman, Yogyakarta. Hal ini dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian.


(45)

2. Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang akan diteliti. Pertanyaan ini secara khusus ditujukan kepada informan peneliti, yakni pelatih dan anggota kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.

Wawancara untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan pelatih kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta yaitu wawancara tahap pembelajaran kelompok kesenian musik patrol. Data pribadi pelatih yaitu latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar, tahap pelaksanaan pembelajaran kesenian musik patrol yaitu strategi pembelajaran kesenian musik patrol yang meliputi : strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran kesenian musik patrol, materi pembelajaran kesenian musik patrol, waktu dan tempat pembelajaran, tahap sesudah pembelajaran (evaluasi), hubungan pelatih dengan anggota kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta. Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada:

a. Hendra Cahtono Putra selaku ketua IKPMJ sekaligus personil musik patrol IKPMJ wawancara mengenai , tujuan pembelajaran, dan sasaran di kelompok kesenian music patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.


(46)

b. Mirza Ifdhatul Sufyan selaku Pelatih kesenian musik patrol, yaitu wawancara mengenai strategi pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, materi pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan motivasi kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.

c. Anggota kelompok kesenian musik patrol, yaitu wawancara mengenai posisi, motifasi dan kendala selama bermain musik patrol serta motivasi menjadi anggota kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.

3. Dokumen

Dengan menggunakan strategi dokumentasi, diharapkan dapat diperoleh data yang lengkap untuk melengkapi dua strategi sebelumnya, yaitu strategi observasi dan wawancara. Dokumentasi yang diperoleh berasal dari dokumentasi pihak kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta sendiri dan dokumentasi yang diabadikan sendiri oleh peneliti. Adapun macam – macam dokumentasi yang digunakan antara lain : foto – foto mengenai kegiatan latihan dan pentas kelompok kesenian musik Patrol, rekaman lagu – lagu Patrol, serta rekaman video permainan kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.


(47)

Tabel 1 : Kisi – kisi wawancara

NO. ASPEK WAWANCARA KISI – KISI PERTANYAAN

1 Tujuan pembelajaran a. Tujuan pembelajaran musik patrol IKPMJ b. Sasaran atau target pembelajaran musik

patrol IKPMJ

2 Materi pembelajaran a. Jenis materi yang digunakan b. Sumber materi yang digunakan

c. Pertimbangan dalam menentukan materi 3 Strategi pembelajaran a. Pengertian strategi pembelajaran

b. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran musik patrol IKPMJ

c. Dasar – dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang digunakan

d. Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran musik patrol

4 metode pembelajaran Strategi pembelajaran apa yang digunakan 5 Model pembelajaran Model pembelajaran yang digunakan 6 Pendekatan pembelajaran Pendekatan yang digunakan

7 Evaluasi pembelajaran a. Cara yang dilakukan dalam evaluasi b. Target pencapaian dalam setiap latihan


(48)

8 Motivasi pembelajaran a. Cara pelatih dalam memotivasi siswa b. Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan

latihan musik patrol IKPMJ

c. Hambatan atau kendala siswa dalam mengikuti kegiatan latihan musik patrol IKPMJ

4. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri . Peneliti terjun langsung ke lapangan penelitian untuk mendapatkan data dengan menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk memperoleh data yang dikehendaki. Wawancara dilakukan dengan Pembina, Pelatih dan anggota kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.. Pedoman observasi digunakan untuk memperoleh data yang dikehendaki. Selain itu, peneliti akan menggunakan peralatan pendukung yang digunakan saat turun ke lapangan berupa kamera, alat perekam dan dokumen tertulis. Pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi terdapat pada lampiran.


(49)

H. Keabsahan Data

Proses yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah dengan triangulasi. Triangulasi digunakan untuk mengecek kebenaran dan penafsiran data. Triangulasi adalah tehnik keabsahan pemeriksaan data yang bertujuan untuk mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai frase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan sering menggunakan strategi yang berlainan pula (Nasution, 1996 : 113). Dengan cara observasi, partisipasi, wawancara, dokumentasi serta pencatatan maka data yang akan dianalisis terkumpul. Triangulasi dengan tiga sumber berarti membandingkan dan memastikan data melalui suatu informasi yang diperoleh dengan waktu dan alat yang berbeda.

Data penelitian yang telah diperoleh akan diuji keabsahannya dengan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2006:330), triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Cara ini bertujuan untuk mengecek 34 kebenaran dan penafsiran data dari pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara, dengan hasil observasi dan dokumentasi. Triangulasi dilakukan dengan tujuan mengecek kebenaran dan penafsiran data guna memperoleh kesimpulan, sehingga yang menjadi fokus penelitian ini dapat terjawab secara sistematis dan bertanggungjawab. Berikut ini merupakan gambaran penggabungan data sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai


(50)

strategi pembelajaran paduan suara di kelompok kesenian musik patrol Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ) Yogyakarta.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara menganalisis data yang diperoleh dari penelitian untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian. Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan, yaitu dari wawancara, pengelaman yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya, (Moleong, 2002: 190)

Proses pengolahan data dimulai dengan mengelompokkan data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kajian pustaka maupun catatan yang dianggap berdasarkan kepentingan penelitian. Hasil analisis data tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk laporan dengan teknik deskriptif

Observasi

Dokumentasi Wawancara


(51)

analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan keterangan-keterangan atau data-data yang telah terkumpul dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada. Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif. Data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian direduksi (disederhanakan), diklarifikasi (dikelompokkan), diinterpretasikan dan dideskripsikan kedalam bentuk bahasa verbal untuk mencapai verifikasi (penarikan kesimpulan).

Menurut Miles dan Huberman dalam Sumaryanto (2001:21), menegaskan bahwa teknik analisis data kualitatif senantiasa berkaitan dengan kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data yang terkumpul dari berbagai cara ini semua tetap diurai dengan kata-kata. Analisis tersebut dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berkaitan erat dengan proses analisis data. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dipilih, data yang dibuang, cerita mana yang sedang berkembang itu merupakan pilihan-pilihan analisis.Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.


(52)

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang terkumpul dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk wacana naratif (penceritaan kronologis) yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang banyak jumlahnya ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan.

3. Menarik kesimpulan/verifikasi.

Kegiatan verifikasi merupakan kegiatan yang sangat penting, sebab dari awal pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif harus mampu mencari benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, konfigurasi yang semua itu merupakan satu kesatuan yang utuh, bahkan barangkali ada keterkaitan alur, sebab akibat serta preposisi. Di bawah ini merupakan skema Analisis Data Kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sumaryanto (2001: 23).

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan – kesimpula : penarikan / ferifikasi


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di Asrama Putra Jember berlokasi di Jalan Wulung 131 Dusun Pring Wulung Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Asrama Putra Jember dijadikan tempat menginap atau tempat tinggal untuk para pelajar atau mahasiswa putra asli Kabupaten Jember yang menempuh pendidikan di Kota Yogyakarta. Disamping itu, juga berfungsi sebagai Sekretariat IKPMJ ( Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember ) dan tempat kelompok kesenian musik patrol IKPMJ berlatih . Secara fisik Asrama Putra Jember merupakan suatu bangunan permanen dua lantai memiliki 30 kamar dengan luas masing – masing 9 m2, ukuran lebar 3 m x panjang3 m, 9 kamar mandi, 1 dapur, 1 mushola dan ruang untuk berlatih musik patrol sekaligus ruangan tamu.


(54)

( Gambar halaman belakang dan kamar – kamar di Asrama Putra Jember ) 1. Sejarah Berdirinya Asrama Jember

Asrama Putra Jember di bangun oleh Pemerintah Kabupaten Jember pada akhir tahun 1970 bertempat di Samirono belakang RRI Yogyakarta. Diawali dari usulan putra dari Bupati Jember Bapak Abdul Hadi yang sedang menempuh kuliah di Yogyakarta, menyampaikan keinginan kepada Pemerintah Kabupaten Jember untuk mengadakan asrama putra sebagai fasilitas bagi putra daerah asal Jember yang sedang menuntut ilmu di kota Yogyakarta. Pada tahun 1988 Asrama Putra Jember dipindah di daerah Pring Wulung oleh Pemerintah Kabupaten Jember, sedangkan Asrama Putra Jember yang bertempat di Samirono dijual mengingat status kepemilikan hak saat itu masih atas nama Bapak Abdul Hadi yang masa kepemimpinannya sudah berakhir.


(55)

2. Sejarah Berdirinya Kelompok Kesenian Musik Patrol IKPMJ

Dengan adanya asrama Putra Jember, yang selain berfungsi sebagai tempat tinggal bagi pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu di Yogyakartak, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul dan berkarya bagi putra – putri Jember. Untuk itu dirasa perlu membentuk Ikatan Keluarga Pelajar Dan Mahasiswa Jember (IKPMJ). Pada perkembangan lebih lanjut, ajang pertemuan itu dipakai untuk memperkenalkan budaya tradisional Kabupaten Jember. Atas dasar ini, maka dibentuklah Kelompok Kesenian Tradisional Musik Patrol Ikatan Keluarga Pelajar Dan Mahasiswa Jember (IKPMJ). Kelompok ini mengajukan pengadaan alat musik patrol kepada pemerintah Kabupaten Jember dengan tujuan untuk memperkenalkan kesenian musik tradisional Jember kepada masyarakat di Yogakarta dan sekitarnya.


(56)

B. TEMUAN PENELITIAN

1. Tujuan Pembelajaran Musik Patrol IKPMJ

Tujuan pembelajaran musik patrol adalah untuk tetap melestarikan kesenian khas daerah Jember dan memperkenalkan kesenian musik patrol pada daerah lain khususnya Yogyakarta. Selain itu dengan media musik patrol ini, IKPMJ juga mempunyai tujuan untuk mempersatukan para pelajar asal Jember yang ada di Yogyakarta dan untuk menanamkan rasa kebersamaan sesama putra putri daerah Jember. Berdasarkan hasil wawancara dengan Hendra Cahyono Putra sebagai ketua IKPMJ saat ini pada hari Jumat tanggal 6 Februari 2015 pukul 16.00 bertempat di Asrama Putra Jember, mengatakan :

“Tujuan adanya musik patrol ini yang pertama untuk memperkenalkan musik

patrol. Jadi IKPMJ ini kan sudah ada musik patrol terus kita ingin memperkenalkan ke masyarakat jogja atau daerah lain di Indonesia bahkan manca negara, ini kesenian musik patrol ini kesenian dari Jember. Terus selain itu kalau untuk temen temen itu ya sebagai sarana temen temen untuk berkreasi, untuk meningkatkan kreatifitas temen temen dalam bermusik. Terus lagi sebagai moment untuk ketemu bareng, terus ya silaturahmi lah sama temen temen kan jarang kumpul kalo gak ada kegiatan, terus biasanya kumpul pas latian

patrol ya intinya biar guyub gitu mas”


(57)

(Gambar performent kelompok musik patrol IKPMJ)

2. Materi Pembelajaran Musik Patrol IKPMJ

Materi pembelajaran musik patrol yang dilaksanakan di Asrama Putra Jember meliputi pengenalan alat musik patrol, dilanjutkan cara atau tekhnik memainkan alat musik patrol dan pengenalan model – model pukulan masing – masing alat, kemudian memainkan materi lagu atau instrumental yang sudah disiapkan.

Adapun materi lagu yang biasa dimainkan biasanya lagu – lagu tradisional dengan Mirza Idhatul Sufyan sebagai pelatih patrol saat ini pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2015 pukul 13.00 wib bertempat di Asrama Putra Jember adapun materi daerah Jawa Timur khususnya daerah Madura. Seiring berjalannya waktu kelompok musik patrol IKPMJ ini mulai mencoba lagu dari daerah Jawa Timur yang lain seperti lagu daerah Banyuwangi dan Surabaya. Bahkan kelompok musik Patrol IKPMJ mulai mengaransemen lagu pop Indonesia yaitu lagu “Jogjakarta”


(58)

ciptaan Katon Bagaskara dan lagu “Menikah” yang di populerkan oleh band Java Jive. Berdasarkan hasil wawancara beberapa lagu daerah yang sudah di koleksi oleh kelompok musik patrol IKPMJ antara lain :

1. Tanduk Majeng : Tanduk Majeng adalah lagu dari daerah Madura yang menceritakan tentang neelayan yang baru pulang berlayar dan membawa hasil yang banyak. Kata Tanduk Majeng sendiri berarti bekerja berlayar.

2. Kelambi Mira : Kelambi Mira adalah judul lagu dari daerah Madura yang berarti Baju Merah, lagu ini menceritakan tentang seorang laki – laki yang mengagumi seorang wanita berbaju merah yang pernah dia temui.

3. Salam Kerong : Salam Kerong adalah judul lagu daerah Madura yang berarti salam rrindu. Lagu ini bercerita tentang seorang pemuda dari daerah Madura yang sedang merantau, dan merasakan rindu pada Madura, bapak, dan ibunya, lalu dia mengirimkan salam melalui angin.

4. Ler saaler : ler saaler adalah judul lagu dari daerah Madura yang berisi pantun – pantun yang berbahasa Madura. Setiap perpindahan pantun satu ke pantun selajutnya selalu diselingi lirik yang berbunyi “ ler saaler ler saaler aler aler kong”.

5. Rek Ayo Rek : rek Ayo Rek adalah lagu dari daerah jawa timur yang menceritakan tentang kebiasaan pemuda pemudi Surabaya yang biasa mengajak teman – temannya berkumpul di sekitar jalan tunjungan Surabaya.


(59)

3. Strategi Pembelajaran Musik Patrol IKPMJ

Para personil musik patrol merupakan pelajar dan mahasiswa dengan latar belakang kemampuan musik yang berbeda. Tidak semuanya memiliki bakat atau ilmu tentang musik, untuk melatih bermain musik patrol tidaklah mudah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Adam sebagai anggota musik patrol dengan posisi penabuh Remo ini pada hari Minggu tanggal 9 Februari 2015 pukul 11.00 wib bertempat di Asrama Putra Jember, mengatakan :

“Kalo kendalanya buat saya ya memang saya dasarnya bukan pemusik, belum

pernah maen perkusi juga saya, jadi ya bener –bener dari nol saya belajarnya” Berdasarkan hasil wawancara dengan Abdul Hakim Saputra sebagai anggota musik patrol dengan posisi penabuh Bass Patrol ini pada hari Minggu tanggal 9 Februari 2015 pukul 13.30 wib bertempat di Asrama Putra Jember, mengatakan :

menurut saya kesulitannya kalo maen patrol itu keharmonisannya mas kadang

kadang temponya gak pas. saya sendiri kesulitanya itu kalo ngimprof belum

bisa soalnya memang dasarnya gak bisa maen musik mas”

Untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kemampuan personil yang ada. Didalam strateginya, pelatih patrol IKPMJ menggunakan beberapa metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan untuk melatih patrol adalah metode ceramah, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode drill atau latihan dan metode imitasi.


(60)

Berdasrkan dari hasil observasi yang yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran musik patrol ada tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap isi, dan tahap akhir. Adapun penjelasan tentang tiga tahapan yang ditemukan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Tahap Awal

Pada tahap awal ini biasanya pelatih mempersiapkan materi yang akan dilatihkan. Adapun sumber materi yang digunakan pelatih untuk mencari materi yang akan dilatihkan adalah dari video – video festifal musik patrol yang didapatkan dari arsip dokumentasi yang sudah ada, dan juga mencari video patrol dari youtube. Namun pelatih tidak selalu mencari materi pembelajaran itu sendiri, biasanya pelatih juga memberi kebebasan kepada para anggota patrol untuk memilih materi lagu apa yang ingin dilatihkan. Berdasrkan hasil wawancara kepada Mirza Ifdhatul Sufyan sebagai pelatih patrol saat ini pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2015 pukul 16.00 wib bertempat di Asrama Putra Jember, mengatakan :

“kalo jenis – jenis pukulannya ya saya tinggal nerusin yang diajarkan sama kakak

kakak dulu mas, saya juga baru bisa maen patrol ya di sini soalnya, tapi saya coba bejar belajar dari video video festifal jember itu mas kalo ga saya liat di

youtube itu mas”

Selanjutnya para personil mempersiapkan alat – alat musik patrol yang akan digunakan. Lalu setelah semua siap pelati mulai menyampaikan materi yang akan dilatihkan dan menuliskan di papan urutan lagu, dan jenis pukulan yang digunakan. Untuk anggota yang baru biasanya pelatih memperkenalkan dulu nama


(61)

– nama alat musik patrol dan sekaligus mendemonstrasikan pukulannya. Dalam memperkenalkan nama alat musik dan mendemonstrasikannya tidak selalu pada waktu jam latihan, jika ada waktu kosong di siang hari biasanya pelatih memanggil anggota yang baru untuk memperkenalkan alat musik patrol dan mencontohkan jenis pukulan masing – masing instrument.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mirza Idhatul Sufyan sebagai pelatih patrol saat ini pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2015 pukul 16.00 wib bertempat di Asrama Putra Jember, mengatakan :

“ kalau untuk debut lah atau baru pertama kali bisanya saya kenalkan dulu mas

alat alatnya apa aja namanya terus bentuk pukulannya seperti apa habis gitu

baru latian mas.”

Selanjutnya para personil yang baru melihat, mendengarkan, dan memperhatikan kakak – kakak seniornya bermain musik patrol sebelum mereka memperaktekkan sendiri. Kemudian pelatih mulai memposisikan para personil baru sesuai dengan kemampuan masing – masing.

2. Tahap Isi

Tahap isi ini adalah tahap ketika proses latihan berlangsung. Pada tahap isi ini para personil mulai memainkan alat musik patrol secara bersama – sama dengan pukulan standart dimulai dari tempo lambat lalu pelahan – lahan mempercepat tempo hingga batas tempo yang sudah mereka tentukan sendiri. proses ini mereka sebut pemanasan.

Selanjutnya pelatih mulai menginstupsi untuk mulai masuk pada latihan materi yang sudah disiapkan. Apabila diperlukan pelatih memperdengarkan dulu


(62)

materi yang akan dilatih kemudian pelatih mengatur jenis pukulan apa yang digunakan masing – masing pemain dimulai dari intro dan selanjutnya. Namun kadang – kadang tidak selalu materi yang dilatihkan bisa sampai tuntas sampai ending tergatung kesulitan materi. Setelah lagu selesai utuh intro sampai ending kemudian pelatih mulai membebaskan pemain untuk mengimprofisasi pukulan – pukulan patrolnya atau urutan lagunya sesuai kesepakatan tim.

Untuk pembelajaran pada anggota yang baru prosesnya sedikit berbeda. Sesuai dari penjelasan pada tahap awal, setelah para personil baru melihat, mendengarkan, dan memperhatikan pelatih mulai memposisikan para personil yang baru sesuai dengan kemampuan masing – masing. Dalam proses ini sering terjadi roling posisi dikarenakan kemampuan masing – masing personil. Setelah pemposisian selesai pelatih mulai melatih secara terpisah terlebih dahulu sebelum kemudian bermain bersama. Dalam proses ini pelatih dibantu oleh para personil lama sesuai dengan posisi mereka masing – masing dengan pukulan standart.

Latihan perindividu ini dilakukan berulang – ulang dari tempo yang lambat agar mudah dimengerti dan mudah dimainkan sampai mereka mulai terbiasa dan fasih memainkan instrumentnya masing – masing. Selanjutnya pelatih mulai menggabungkan kembali untuk latihan secara bersama – sama. Dalam proses latihan bersama ini pelatih dan personil yang lama masih mendampingi dan mengevaluasi langsung apabila ada anggota yang merasa kesulitan. Proses ini dilakukan secara berulang – ulang dimulai dari tempo lambat hingga cepat, sampai mereka terbiasa dan fasih dengan pukulan standart.


(63)

Setelah mereka menguasai permainan patrol baru pelatih memberikan materi lagu – lagu yang sudah pernah di garap atau dimainkan oleh personil patrol yang lama.

3. Tahap Akhir

Tahapan akhir pada strategi pembelajaran ini adalah evaluasi. Selain melakukan evaluasi langsung saat proses latihan berlangsung pelatih juga melakukan evaluasi setelah proses latihan berakhir. Pelatih menayakan kesulitan dalam permainan musik patrol dan kendala yang dialami para personil selama proses latihan berlangsung. Dan pelatih juga memberi masukan dan motifasi agar anggota bersemangat dalam mengikuti latihan dan mengembangkan musik patrol IKPMJ.

4. Pendekatan Pembelajaran Musik Patrol IKPMJ

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pembelajaran kesenian musik patrol ini adalah pembelajaran non formal maka pendekatan yang digunakan oleh pelatih lebih kepada pendekatan kontekstual, karena pelatih lebih mengutamakan para personil untuk memperaktekan sendiri materi yang sudah di contohkan. Pada konteks ini para personil grup musik patrol IKPMJ tidak hanya sekedar melihat dan mendengarkan namun juga memainkan langsung instrument musik patrol agar lebih mengerti. Dengan pendekatan kontekstual ini para personil akan lebih memahami yang pada dapat mengembangkan improfisasi permainan musik patrol. Karena dalam permainan musik patrol ini lebih banyak mengandalkan pukulan improfisasi meskipun ada model pukulan yang sudah baku.


(64)

Berdasrkan pengamatan yang peneliti lakukan setelah pelatih menyampaikan dan medemonstrasikan materi yang telah disampaikan, pelatih memberikan kesempatan untuk memainkan sendiri alat masing – masing alat musik sesuai dengan posisinya masing – masing. Selain itu pelatih juga memberi kebebasan pada siswanya untuk mengembangkan pukulan – pukulan yang sudah diajarkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mirza Idhatul Sufyan sebagai pelatih patrol saat ini pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2015 pukul 16.00 wib bertempat di Asrama Putra Jember, mengatakan :

“biar anak – anak semangat biasanya pemilihan lagunya saya pilihkan yang

rancak rancak mas, terus lagu lagu yang lagi popular,biasanya lagu dangdut

atau kendang kempul khas banyuwangi itu mas”

5. Model Pembelajaran Musik Patrol IKPMJ

Dalam bahasan strategi pembelajaran juga masuk didalamnya adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam melatih musik patrol IKPMJ antara lain : model pembelajaran koperatif dan model pembelajaran langsung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti konsep pembelajaran musik patrol adalah konsep belajar berkelompok. Setiap individu mempunyai tugas masing – masing untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga dalam proses ini semua saling membantu, berkomunikasi, dan berbagi.

Model pembelajaran koperatif menekankan peserta didik mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain atau berkelompok. Dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran musik patrol


(65)

IKPMJ adalah model pembelajaran koperatif. Model pembelajaran langsung dilakukan pelatih ketika mulai mempersiapkan materi dan menyampakan atau mendemontrasikan kepada para personil dan langsung diberi kesempatan untunk memperaktekkan materi yang sudah disampaikan.

6. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah kegiatan penilaian yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan berkesinambungan. Dalam proses pembelajaran kesenian musik patrol, pelatih juga melaksanakan kegiatan evaluasi atau penilaian. Hal tersebut sesuai dengan salah satu peran pelatih dalam proses pembelajaran, yaitu pelatih bertindak sebagai evaluator.

Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan saudara Mirza Idhotul Sufyan, beliau mengatakan bahwa kegiatan penilaian dalam pembelajaran kesenian musik patrol ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung di setiap pertemuannya. Aspek yang dinilai oleh pelatih meliputi keaktifan dan keseriusan pemain dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan kemampuan pemain dalam menyerap materi yang disampaikan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses evaluasi dalam pembelajaran juga dilaksanakan di setiap akhir dari kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh pelatih.

Adapun hasil dari kegiatan evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan tersebut diwujudkan dalam bentuk penjelasan yang disampaikan pelatih dalam pertemuan pemain di setiap latihan. Lebih lanjut,


(66)

saudara Mirza Idhotul Sufyan menjelaskan bahwa evaluasi dalam setiap proses pembelajaran harus dilakukan oleh seorang pelatih, adapun tujuan dari evaluasi dalam pembelajaran kesenian musik patrol ini adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman pemain terhadap materi yang diajarkan. b. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelatih terhadap cara mengajar yang digunakan.

c. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari metode yang digunakan oleh pelatih.

d. Untuk menentukan strategi pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya

(Gambar evaluasi setelah proses latihan) 7. Instrumen Musik Patrol IKPMJ

Berdasarkan klasifikasinya, instrumen musik yang digunakan pada musik patrol IKPMJ terbagi dua yaitu aerophone dan idiophone .Dalam kesenian musik patrol digunakan pula instrumen musik seruling bambu yang tergolong instrumen


(67)

aerophone, sedangkan instrument musik yang lain, yaitu : (1) bass patrol, (2) contra bass patrol, (3) remo, (4) double tik tuk, (5) kleter, (6) tik tuk 1, (7) tik

tuk 2, (8) kentir dan (9) tamborin yang tergolong instrument idiophone dan juga ada alat musik pendukung yaitu seruling.

8. Jadwal Latihan Patrol IKPMJ

Berdasarkan wawancara kepada saudara Mirza sebagai pelatih patrol, latihan patrol di Asrama Putra Jember diadakan secara rutin dua kali dalam satu minggu. Latihan dilaksanakan pada hari Rabu dan Jumat pukul 19.00 – 21.00 WIB. Namun apabila menghadapi event, jadwal latihan patrol dilakukan setiap hari pukul 18.00 – 19.00 wib. Apabila musim ujian pelajaran dan mahasiswa, jadwal latihan patrol diliburkan mengingat semua personil bahkan pelatih setatusnya adalah mahasiswa.

B. Pembahasan

Musik Patrol merupakan salah satu musik dalam bidang kesenian, khususnya kesenian musik tradisional. Kegiatan musik patrol di asrama IKPMJ bermanfaat untuk mengembangkan potensi para pemain dalam bidang musik patrol. Selain kegiatan musik patrol juga dapat menambah dan memperluas wawasan serta pengetahuan para pemain dalam bidang kesenian musik tradisional, mengembangkan keterampilan dan bakat para pemain dalam bermain alat musik, serta membentuk karakter dan kepribadian para pemain, seperti: melatih kedisiplinan dan tanggungjawab, menumbuhkan rasa toleransi dan saling menghargai, menanamkan nilai-nilai kesopanan, serta melatih rasa percaya diri


(68)

para pemain. Hal tersebut sesuai dengan salah satu tujuan kegiatan bermain musik patrol, yaitu kegiatan bermain musik patrol harus dapat meningkatkan kemampuan para pemain beraspek kecintaan kepada kebudayaan kesenian tradisional dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.

Setelah dilakukan penelitian tentang strategi pembelajaran kesenian tradisional musik patrol di asrama Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember di Yogyakarta, diperoleh data yang relevan dengan fokus permasalahan. Data terdiri dari proses pembelajaran, dan strategi yang digunakan oleh pelatih pada saat proses pembelajaran kesenian tradisional musik patrol dalam latihan untuk pementasan.

1. Pembahasan Tujuan Pembelajaran Musik Patrol IKPMJ

Setiap melakukan segala aktifitas pastilah memiliki tujuan, begitupun dalam proses pembelajaran musik patrol IKPMJ ini. Berdasarkan temuan penelitian tujuan para anggota IKPMJ membentuk kelompok musik patrol ini adalah untuk melestarikan kesenian tradisional khas Kabupaten Jember. Selain itu sebagai momen untuk mengumpulkan putra – putri daerah jember yang berada di Yogyakarta yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan, membangun kekompakan, dan bersama – sama memperkenalkan kesenian musik patrol khas Jember kepada daerah lain di Indonesia bahakan sampai manca Negara.Selain itu tujuan pembelajaran musik patrol IKPMJ ini berdasarkan hasil temuan adalah untuk meningkatkan kreatifitas para anggota IKPMJ dan membangun rasa tanggung jawab dan kedisiplinan.


(69)

2. Pembahasan Materi Pembelajaran kesenian Musik Patrol IKPMJ

Berdasarka temuan penelitian materi – maeri yang diajarkan pada proses pembelajaran kesenian musik patrol IKPMJ ini meliputi pengenalan instrument musik patrol, tekhnik memainkan masing – masing alat musik patrol, dan materi lagu – lagu yang dimainkan.

Berdasarkan temuan penelitian berikut ini macam - macam instrumen dan teknik memainkannya :

1. Seruling Bambu

Seruling bambu atau bisa juga disebut dengan sebutan suling merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Seruling bambu merupakan instrument musik aerophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari udara yang bergetar dengan cara ditiup.


(1)

P = maaf mas saya minta waktunya sebentar ini mau wawancara tentang musik patrol di IKPMJ ini mas

A = iya mas gak papa santay

P = ini saya berbicara dengan mas adam benar ? A = iya saya adam mas

P = mas adam sendiri posisinya di grup musik patrol sebagai apa mas ? A = saya sebagai pemain remo mas itu yang susun dua itu

P = oooh iya mas, kalo funsi remo itu dalam permainan patrol itu gimana mas ? A = kalo remo itu yang buat kalo ngeropel itu mas

P = selain untuk ngeropel apa ada fungsi lainnya mas? Apa setelah ngeropel terus diam gitu?

A = ya gak mas kalo habis ngeropel ya sama dengan yang lain ngisi – ngisi selingan gitu mas saut – sautan tapi remo ini lebih kayak kendangya gitu mas nanti saut – sautan sama bass patrol sama contra tapi kalo ngeropel itu tugas saya mas

P = kesulitannya apa mas kalo maen remo itu mas ?

A = wah kesulitannya itu ngitung ropelannya itu mas kalo lopot ya sudah gak karu – karuan semua mas

P = ada kenadala apa mas dalam proses belajar musik patrol ini mas?

A = ya mungkin kendalanya dari saya sendiri mas saya kan bukan pemain musik mas nyanyi aja saya fals mas apa lagi disuruh ngitung – ngitung tempo itu mas, rata – rata anak – anak itu gak bakat musik mas mangkannya kalo latian itu kan bunyinya kayak genderang neraka


(2)

102

P = bagaimana cara mas Adam sendiri mengtasi kendala itu

A = ya latian terus itu mas, kalo ada waktu kosong kadang saya latian sendiri dah kalo pas ada mas Mirza ya mintak di ajarin dah

P = apa yang membuat mas adam bersemangat atau mau ikut proses latian patrol ini ? A = ya saya merasa punya kewajiban untuk melestarikan kesenian musik khas Jember

ini mas biar bisa mengharumkan nama Jember di Jogja ini mas

P = mungkin ada alas an lain yang mendorong mas Adam untuk mau belajar musik patrol ini ?

A = ya dasarnya saya dulu memang seneng nonton patrolan waktu masih di Jember itu mas, lha kok disini ada alat musik patrol terus saya pingin bisa main patrol itu mas kayaknya kok asik gitu mas

P = menurut mas Adam bagaimana metode yang diterapkan pelatih dalam melatih patrol ini mas ?

A = ya bagus kok mas

P = maksud saya metode yang bagaimana yang diterapkan oleh pelatih mas ?

A = ooh ya kalo pertamanya itu dulu saya Cuma disuruh nonton dulu gitu mas terus sama mas Mirza itu ditanyain mau nyoba yang mana gitu mas, terus saya langsung nyoba remo itu mas, ya udah terus diajarin pukulannya gimana gitu mas

P = oke mas mungkin sementara cukup dulu mas kalo lain hari saya butuh wawancara lagi beleh mas ?

A = iya mas gak papa


(3)

Surat Keterangan Wawancara Nama :

Alamat : Status :

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Dwi Kurnia Prasojo

NIM : 08208244004

Jurusan : Pendidikan Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni

Benar – benar telah melaksanakan wawancara untuk memperoleh data tentang Strategi pembelajaran Musik Patrol Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Jember ( IKPMJ ) di Yogyakarta

Yogyakarta,

Yang Menerangkan


(4)

104

Surat Keterangan Wawancara Nama :

Alamat : Status :

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Dwi Kurnia Prasojo

NIM : 08208244004

Jurusan : Pendidikan Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni

Benar – benar telah melaksanakan wawancara untuk memperoleh data tentang Strategi pembelajaran Musik Patrol Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Jember ( IKPMJ ) di Yogyakarta

Yogyakarta,

Yang Menerangkan


(5)

Surat Keterangan Wawancara Nama :

Alamat : Status :

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Dwi Kurnia Prasojo

NIM : 08208244004

Jurusan : Pendidikan Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni

Benar – benar telah melaksanakan wawancara untuk memperoleh data tentang Strategi pembelajaran Musik Patrol Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Jember ( IKPMJ ) di Yogyakarta

Yogyakarta,

Yang Menerangkan


(6)

106