BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK HOMESCHOOLING : Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta.

(1)

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN

KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK

HOMESCHOOLING

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan dalam bidang

bimbingan dan konseling

Oleh :

Fadhil Hardiansyah

NIM. 1004666

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

FADHIL HARDIANSYAH

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN

KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK

HOMESCHOOLING

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Prof.Dr. Uman Suherman A.S, M.Pd NIP.196206231986101001

Pembimbing II,

Dr. Mamat Supriatna, M.Pd NIP.196008291987031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP.196005011986031001


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK HOMESCHOOLING (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

Fadhil Hardiansyah NIM.1004666


(4)

ABSTRAK

Fadhil Hardiansyah (2014). BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK HOMESCHOOLING (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta).

Latar belakang penelitian ini ditandai adanya kebutuhan bimbingan pribadi sosial bagi peserta didik yang memilih untuk menempuh pendidikan di Homeschooling. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa bimbingan pribadi sosial pada Homeschooling Berkemas di Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilaksanakan melalui empat langkah : tahap pra lapangan, tahap lapangan, tahap analisis data, dan tahap pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil keterampilan sosial peserta didik homeschooling sudah memenuhi empat aspek keterampilan sosial. Hal ini adalah dampak dari kegiatan-kegiatan dan pembiasaan yang juga dapat disamakan dengan kegiatan bimbingan pribadi sosial yang dilakukan oleh pihak homeschooling. Penelitian direkomendasikan kepada staf, tenaga pengajar, serta kepala homeschooling berkemas agar terus memberikan bimbingan pribadi sosial, dan diharapkan mewujudkan sebuah program bimbingan pribadi sosial dalam bentuk bimbingan pribadi sosial.


(5)

KATA PENGANTAR

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam perkembangan homeschooling adalah para praktisi homeschooling dihadapkan pada pentingnya program bimbingan dan konseling yang dapat mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Bagaimanapun, sebagai individu yang tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sosial, para homeschooler tentunya harus mampu menempatkan dirinya dalam kehidupan sosial tersebut. Dalam kerangka pendidikan, sebagai individu yang termasuk dalam masa remaja, homeschooler tentu saja harus memiliki bekal untuk dapat bersosialisasi dengan remaja lainnya. Dalam hal inilah keterampilan sosial memiliki peran yang vital.

Keterampilan sosial (social skills) merupakan bagian penting dari kemampuan hidup individu. Tanpa memiliki keterampilan sosial, individu tidak memiliki kelancaran dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga hidupnya kurang harmonis (maladjusment). Keterampilan sosial dalam kategori ini lebih memfokuskan terhadap perilaku sosial yang dibutuhkan dalam pengembangan kepribadian dan pembangunan diri individu.

Terkait dengan keterampilan sosial peserta didik homeschooling, dalam penelitian ini akan diungkap tentang bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling berkemas Jakarta.

Secara garis besar sistematika tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I Pendahuluan. Bab II Konsep Dasar Dimbingan Pribadi Sosial dan Keterampilan Sosial. Bab III Metodologi Penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dan Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhir kata semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak, khususnya bagi perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling.

Bandung, Agustus 2014 Peneliti


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridha-Nya, penulis diberi kemudahan untuk menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.

Dalam proses penyelesaian studi dan penulisan tesis ini, tidak lepas dari bantuan, dorongan, serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd sebagai pembimbing utama yang telah banyak membantu, membimbing dan memperkaya wawasan keilmuan sehingga penulis diberi kemudahan untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Mamat Supriatna, M.Pd sebagai pembimbing kedua yang telah banyak membantu, membimbing dan memperkaya wawasan keilmuan sehingga penulis diberi kemudahan untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N., M.Pd., Dr. Ipah Saripah, M.Pd., Dr. Nani M Sugandhi, M.Pd yang telah menimbang dan memberikan masukan dalam pembuatan instrumen studi kasus.

4. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 5. Bapak Ibu Dosen Program Bimbingan dan Konseling, terima kasih telah

memberikan ilmu dan pengetahuan selama penulis melaksanakan studi di Program Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana UPI.

6. Ibu rully dan Bapak Juanda selaku staf administrasi Program Bimbingan dan Konseling yang telah membantu penulis dalam kemudahan pembuatan administrasi selama menempuh studi.

7. Ibu Yayah Komariah, S.Pd sebagai Kepala Homeschooling Berkemas yang telah memberi ijin dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian di Homeschooling yang dipimpinnya.


(7)

8. Peserta didik Homeschooling Berkemas yang telah membantu selama penelitian.

9. Teman-teman kelas A angkatan 2010 Prodi Bimbingan dan Konseling Pasca sarjana UPI yang telah banyak membantu kelancaran studi penulis dan memberikan keceriaan di saat-saat kuliah.

10.Terakhir, kepada istri tercinta, Dinny Rahmayanty yang senantiasa memberi dukungan, perhatian dan kasih sayangnya. Juga kepada Erika Mardhiarahmah yang telah menjadi anak sholehah yang memahami kesibukan Papah dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah.

Mudah-mudahan seluruh dukungan, bantuan, bimbingan dan semangat yang telah diberikan semua pihak, diterima Allah SWT sebagai amal sholeh dan Allah berkenan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.

Bandung, Agustus 2014 Penulis

Fadhil Hardiansyah


(8)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Fokus Penelitian ... 11

D. Penjelasan Istilah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 15

F. Manfaat Penelitian ... 16

G. Asumsi Penelitian ... 17

H. Metode penelitian ... 18

BAB II KONSEP DASAR HOMESCHOOLING, KETERAMPILAN SOSIAL DAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL ... 20

A. Homeschooling ... 20

B. Konsep Dasar Keterampilan Sosial ... 27

C. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi Sosial ... 39

D. Pengembangan Program Bimbingan Pribadi Sosial di Homeschooling ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 56

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... 56


(9)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tahapan penelitian ... 57

D. Instrumen Penelitian ... 60

E. Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 65

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Rekomendasi ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN


(10)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pungutan SPI dan Operasional ... 3

Tabel 1.2 Pungutan Seragam dan Ulangan / Ujian ... 3

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 60

Tabel 4.1 Data Siswa Homeschooling Berkemas 2013-2014 ... 70

Tabel 4.2 Agenda Kegiatan Homeschooling Berkemas Semester Ganjil 2013/2014 ... 79


(11)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN


(12)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Rumah Komunitas Homeschooling Berkemas ... 68

Gambar 4.2 Kegiatan Bakti Sosial Homeschooling Berkemas ... 82

Gambar 4.3 Kegiatan Kemping Homeschooling Berkemas ... 83

Gambar 4.4 Aktivitas Saat Kegiatan Kemping Homeschooling Berkemas ... 83

Gambar 4.5 Suasana Interaksi Sosial di Pendopo Homeschooling ... 86

Gambar 4.6 Siswa mengerjakan Tugas Wawancara Dari Tenaga Pengajar ... 88

Gambar 4.7 Perayaan Ulang Tahun AH ... 89


(13)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Fadhil Hardiansyah (2014). BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK HOMESCHOOLING (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta).

Latar belakang penelitian ini ditandai adanya kebutuhan bimbingan pribadi sosial bagi peserta didik yang memilih untuk menempuh pendidikan di Homeschooling. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa bimbingan pribadi sosial pada Homeschooling Berkemas di Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilaksanakan melalui empat langkah : tahap pra lapangan, tahap lapangan, tahap analisis data, dan tahap pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil keterampilan sosial peserta didik homeschooling sudah memenuhi empat aspek keterampilan sosial. Hal ini adalah dampak dari kegiatan-kegiatan dan pembiasaan yang juga dapat disamakan dengan kegiatan bimbingan pribadi sosial yang dilakukan oleh pihak homeschooling. Penelitian direkomendasikan kepada staf, tenaga pengajar, serta kepala homeschooling berkemas agar terus memberikan bimbingan pribadi sosial, dan diharapkan mewujudkan sebuah program bimbingan pribadi sosial dalam bentuk bimbingan pribadi sosial.

Kata kunci: Bimbingan Pribadi Sosial, Keterampilan Sosial, Homeschooling


(14)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dimiliki dirinya, masyrakat, bangsa, dan negara. Undang-undang yang sama menyatakan juga bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan konsep tersebut, Uman Suherman (uman, 2011) mengemukakan bahwa “ikhtiar pendidikan Indonesia hendaknya dipandang sebagai upaya memanusiakan manusia oleh manusia secara manusiawi dan normatif”. Menurutnya, normatif berkaitan dengan budaya atau sistem nilai sebagai tatanan aturan kehidupan lingkungan masa kini dan masa depan, baik bagi


(15)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidik maupun peserta didik, sedangkan manusiawi berkaitan dengan sifat-sifat fitrah manusia dengan kelebihan dan kelemahannya. Dengan demikian, jelas terbaca bahwa pendidikan berperan sangat penting dalam menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Lebih lanjut, Uman Suherman menyatakan bahwa “keseluruhan pendidikan, baik pada pendidikan formal, non-formal, dan informal, hendaknya lebih memungkinkan peserta didik untuk mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu memilih, mengambil keputusan, mengarahkan, dan mewujudkan dirinya secara efektif dan produktif sesuai dengan tuntutan peranannya di masa depan”. Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya melulu mengembangkan seseorang secara individual tetapi juga menyiapkan agar pengembangan individual tersebut memiliki dampak yang signifikan dalam lingkungan sosial.

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pendidikan tidak hanya dalam bentuk pendidikan formal tetapi juga dalam bentuk pendidikan non-formal dan informal. Namun, secara umum, pendidikan formal dapat dikatakan menjadi pionir dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, yang termasuk ke dalam bentuk pendidikan formal adalah sekolah. Sekolah sebagai salah satu lingkungan pendidikan formal memiliki peran yang sangat vital untuk membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas dan tahapan-tahapan perkembangan. Sekolah tidak hanya mendidik peserta didik dalam aspek kognitif, tetapi juga mengembangkan aspek-aspek lainnya, termasuk aspek sosial. Sekolah merupakan


(16)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun dalam perkembangannya, realitas menunjukkan bahwa sekolah kemudian malah menjadi momok yang menakutkan, baik bagi orangtua maupun bagi peserta didik. Bagi orangtua, sekolah khususnya jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan institusi yang tidak murah lagi. Seperti yang diungkap oleh Edy Suyanto (Kompasiana.com) pada tabel 1.1 dan tabel 1.2.

Tabel 1.1

Pungutan SPI dan Operasional

NO TINGKAT PENDIDIKAN BESAR PUNGUTAN SPI

BESAR PUNGUTAN

BULANAN 1 SD/MI 50.000 sd .15.000.000 0 sd 250.000/bulan 2 SMP/MTS REGULER

SMP/MTS SSN SMP/MTs RSBI

100.000 sd 15.000.000 200.000 sd 15.000.000 1.000.000 sd 20.000.000

0 sd 250.000/bulan 0 sd 250.000/bulan 100.000 sd 300.000 /bulan

3 SMA/SMK/MA REGULER SMA/SMK/MA RSBI

1.000.000 sd 20.000.000 2.000.000 sd 20.000.000

100.000 sd 300.000 /bulan

200.000 sd 400.000 /bulan

4 PERGURUAN TINGGI 3.000.000 sd 200 Jt 500.000 sd 3.000.000 /Smester Tabel 1.2

Pungutan seragam dan ulangan / ujian

NO TINGKAT PENDIDIKAN BESAR PUNGUTAN SERAGAM

BESAR PUNGUTAN ULANGAN/UJIAN NEGERI SWASTA

1 SD/MI 0 sd 150.000 - 20.000 sd


(17)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 SMP/MTS REGULER SMP/MTS SSN

SMP/MTs RSBI

0 sd 500.000 0 sd 650.000 0 sd 750.000

- 20.000 sd 250.000 3 SMA/SMK/MA REGULER

SMA/SMK/MA RSBI

500.000 sd 1.000.000 500.000 sd 1.000.000

- 30.000 sd 300.000

Di Jakarta saja misalnya, diperlukan biaya jutaan rupiah untuk bisa menyekolahkan anak di SMA. Belum lagi ternyata biaya yang mahal tersebut belum disertai dampak signifikan dalam penyiapan mental peserta didik. Betapa tidak, tawuran yang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia dapat dijadikan bukti betapa pembelajaran di sekolah belum berdampak positif terhadap peserta didik. Alih-alih mengedepankan prestasi yang positif, para peserta didik sesama satu sekolah atau beda sekolah justru seringkali tidak segan untuk saling baku hantam bertawuran. Lebih ironis lagi ketika fenomena tawuran ini berbuah korban jiwa.

Artikel yang dipublikasikan oleh KPAI menyatakan bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Menurut data dari Bimmas Polri Metro Jaya, di Jakarta misalnya, tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Realitas terbaru adalah yang terjadi


(18)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Jakarta yang menewaskan salah seorang peserta didik dari sebuah SMA. Tentu saja, fenomena ini sangat menakutkan bagi setiap orang tua.

Di samping bagi orangtua, sekolah juga dinilai menakutkan oleh peserta didik, terutama oleh mereka yang sudah duduk di kelas 3 SMA. Betapa tidak, beberapa tahun belakangan ini fenomena Ujian Nasional (UN) menjadi perdebatan tersendiri karena dampak psikologis yang dihasilkannya. Sekolah selama hampir tiga tahun di SMA bisa tidak lulus hanya gara-gara ujian yang dilaksanakan tak lebih dari empat hari dan hanya diwakili oleh beberapa mata pelajaran. Inilah yang dinilai kurang adil dan berdampak psikologis pada peserta didik. Bagaimanapun, pendidikan, sebagaimana telah dikemukakan di atas, tidaklah melulu berkaitan dengan aspek intelektual tetapi juga aspek perkembangan lainnya.

Realitas-realitas yang menunjukkan betapa pendidikan formal belum sepenuhnya mampu menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar, menjadikan para pendidik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang pendidikan memikirkan alternatif pendidikan lainnya. Dalam perkembangan dewasa ini, pendidikan tidak hanya ditempuh di sekolah, melainkan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan rumah sebagai basis pembelajaran atau yang biasa disebut dengan homeschooling. Dalam sejarahnya, pendidikan di rumah bukanlah sebuah hal yang baru. Jauh sebelum ada sistem pendidikan modern atau sekolah sebagaimana yang dikenal pada saat ini, pendidikan dilakukan berbasis rumah. Para raja dan kaum


(19)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bangsawan zaman dahulu biasa mengundang guru-guru privat untuk mengajar anak-anaknya.

Dewasa ini, seiring dengan merebaknya sekolah-sekolah yang menawarkan pendidikan dengan kualitas dan fasilitas yang unggul,

homeschooling menjadi sebuah alternatif pendidikan yang fleksibel. Perlu ditekankan kembali bahwa, selain memakan biaya yang cukup tinggi, sekolah juga terkesan terlalu membatasi kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi lebih jauh pelajaran atau bakat yang diminatinya. Sebagai contoh, tak sedikit peserta didik yang sudah mengawali karier sebagai artis atau atlet, dalam kesehariannya selalu saja sering terjadi benturan waktu antara kesibukan dan kewajibannya sebagai pelajar.

Dilema itu terus saja membayangi selama peserta didik tersebut masih menjalani dua profesi. Peserta didik pun harus memilih salah satu di antara karier atau sekolah. Bagi homeschooler—sebutan bagi peserta didik di homeschooling, karier dan sekolah merupakan hal yang penting dan harus dijalankan karena memang bisa dijalankan secara bersamaan. Mereka lebih bisa menikmati belajar dengan metode ini daripada bersekolah formal. Waktu belajar yang bisa ditentukan sendiri menjadi pilihan utamanya. Ditambah lagi mereka bisa memilih guru yang dianggap cocok dan kapabel di bidangnya yang biasa ada di lembaga-lembaga bimbingan belajar atau kursus.

Alasan mendasar tersebutlah yang kemudian menjadikan homeschooling


(20)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan di sekolah. Keadaan pergaulan sosial di sekolah yang tidak sehat juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan homeschooling. Walaupun awalnya dipersepsi sebagai kelompok konservatif dan penyendiri (isolationists), homeschooling terus tumbuh dan membuktikan diri sebagai sistem yang efektif dan dapat dijalankan. Praktisi homeschooling pun semakin bervariasi, dengan berbagai alasan memilih

homeschooling dan dengan berbagai latar belakang sosial, religius atau sekuler, kaya, kelas menengah, miskin, kota, pinggiran, pedesaan. Keluarga praktisi

homeschooling juga memiliki latar belakang profesi yang beragam, mulai dari dokter, pegawai pemerintah, pegawai swasta, pemilik bisnis, bahkan guru di sekolah umum. Dengan kata lain, dapatlah dikatakan bahwa homeschooling kini menjadi alternatif pendidikan nonformal yang sedang banyak digandrungi mengingat basis pendidikannya di rumah.

Meskipun demikian, bukan berarti kemudian homeschooling tanpa masalah dan tantangan. Dalam tataran biaya, homeschooling justru bisa lebih mahal dibandingkan sekolah formal mengingat harus menghadirkan guru-guru privat ke rumah yang notabene harus dibayar sesuai dengan kapabilitasnya. Tantangan utama yang dihadapi oleh homeshooling adalah harus mempersiapkan peserta didik sesuai dengan tugas dan tahapan perkembangannya. Diakui atau tidak, sebagai individu yang masih dalam tahapan perkembangan, homeschooler


(21)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usianya. Dalam tataran inilah diperlukan adanya bimbingan yang dapat meningkatkan keterampilan para peserta didik homeschooling.

Berdasarkan pada kenyataan tersebut, layaknya sekolah formal yang memiliki guru bimbingan dan konseling dengan segala program layanannya,

homeschooling memerlukan program layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru khusus, dalam hal ini guru bimbingan dan konseling. Secara faktual, homeschooling juga telah melaksanakan proses bimbingan. Namun, proses bimbingan yang selama ini dilakukan hanya berupa bimbingan belajar yang itu pun tidak dilakukan oleh petugas bimbingan dan konseling yang memiliki kompetensi sebagai petugas bimbingan. Bimbingan tersebut hanya dilakukan oleh guru homeschooling yang bersangkutan sehingga proses bimbingan pun dirasakan belum efektif karena kompetensi gurunya yang kurang. Mengingat kebutuhan serta mengedepankan prinsip pengembangan potensi sosial peserta didik homeschooling secara optimal, perlu diupayakan pemberian bantuan melalui program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling sehingga dapat tercapai kematangan sosial bagi peserta didik. Dalam konteks inilah penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Sebelum ini telah dikemukakan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi dalam perkembangan homeschooling adalah para praktisi homeschooling


(22)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dihadapkan pada pentingnya program bimbingan dan konseling yang dapat mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Bagaimanapun, sebagai individu yang tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sosial, para

homeschooler tentunya harus mampu menempatkan dirinya dalam kehidupan sosial tersebut. Dalam kerangka pendidikan, sebagai individu yang termasuk dalam masa remaja, homeschooler tentu saja harus memiliki bekal untuk dapat bersosialisasi dengan remaja lainnya. Dalam hal inilah keterampilan sosial memiliki peran yang vital.

Keterampilan sosial (social skills) merupakan bagian penting dari kemampuan hidup individu. Tanpa memiliki keterampilan sosial, individu tidak memiliki kelancaran dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga hidupnya kurang harmonis (maladjusment). Keterampilan sosial dalam kategori ini lebih memfokuskan terhadap perilaku sosial yang dibutuhkan dalam pengembangan kepribadian dan pembangunan diri individu. Keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang atau warga masyarakat dalam mengadakan hubungan dengan orang lain dan kemampuan memecahkan masalah sehingga memperoleh adaptasi yang harmonis di masyarakat.

Lebih spesifik lagi, menurut McIntyre (2005), social skills are those communication, problem-solving, decision making, self-management, and peer relations abilities that allow one to initiate, build, and maintain positive social relationships with others. Selain pengertian dari McIntyre tersebut, Cartledge and Millbern menunjukkan bahwa keterampilan sosial mempunyai manfaat bagi


(23)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu dan masyarakat. Manfaat keterampilan sosial antara lain dapat menguatkan perilaku yang proaktif di masyarakat, prososial dan hidup produktif, dapat memecahkan masalah dalam berinteraksi dengan orang lain, hidup bertanggung jawab dan disiplin, memupuk perilaku berwawasan kemasyarakatan, kebangsaan dan global (Cartledge and Millbern, 2001: 12).

Lebih lanjut, Cartledge dan Millbern menyatakan bahwa keterampilan sosial mempunyai empat sub-bagian, yaitu: (1) environmental behavior (perilaku terhadap lingkungan) yang terdiri atas peduli terhadap lingkungan, emergensi, dan gerakan cinta lingkungan; (2) interpersonal behavior (perilaku interpersonal) yang terdiri atas penerimaan pengaruh orang lain, berhadapan dan mengatasi konflik, memperoleh perhatian, salam dengan orang lain, membantu orang lain, membuat percakapan, kerjasama, sikap positif terhadap orang lain, bergaul secara informal, dan menjaga milik orang lain; (3) self-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri) yang terdiri atas kemampuan menerima konsekuensi, berperilaku etis, menyatakan perasaan, sikap positif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap orang lain; dan (4) task-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan tugas) yang terdiri atas kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan, menampilkan perilaku, partisipasi, mengikuti aturan, kewirausahaan, dan kualitas pekerjaan (Cartledge and Millbern, 2001: 15).

Karakteristik peserta didik yang sedang memasuki masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif dan pemenuhan tugas perkembangan


(24)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengembangkan interaksi sosial yang lebih luas dengan teman sebaya, memunculkan berbagai sifat-sifat negatif yang mengganggu proses pemenuhan tugas perkembangan. Menurut Syamsu Yusuf (2004 : 26) salah satu sifat negatif yang dimaksudkan adalah negatif dalam sikap sosial, seperti timbulnya sikap

maladjusment yang dimunculkan melalui sikap-sikap egois (selfish) dan mementingkan diri sendiri (selfishness).

Dalam hal ini, secara khusus, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sikap negatif yang ditimbulkan peserta didik dalam homeschooling adalah sikap pengeksklusifan diri sehingga kurang peka terhadap lingkungan sosial sekitarnya, terutama teman sebaya. Dengan demikian, keterampilan sosial menjadi bagian yang sangat penting untuk dimiliki oleh homeschooler karena dapat menunjang ketercapaian kematangan sosial, tanggung jawab sosial, dan identitas prososial peserta didik sesuai dengan tugas dan tahapan perkembangan yang tengah mereka jalani.

Berdasarkan uraian teoretis tersebut, bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling akan ditinjau dari empat sub bagian dalam keterampilan sosial, yaitu: perilaku yang berhubungan dengan lingkungan pendidikan, antar pribadi, pribadi (personal), dan tugas-tugas akademis. Rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik dalam homeschooling Berkemas Jakarta?”. Rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(25)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Seperti apa kondisi kelembagaan homeschooling Berkemas?

2. Seperti apa profil keterampilan sosial peserta didik homeschooling Berkemas? 3. Seperti apa rancangan program bimbingan pribadi-sosial homeschooling

Berkemas?

4. Bagaimana pelaksanaan program bimbingan pribadi-sosial homeschooling Berkemas?

5. Bagaimana dampak bimbingan pribadi-sosial terhadap peserta didik homeschooling Berkemas?

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini terfokus pada bimbingan pribadi sosial sebagai upaya mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling Berkemas. Untuk memberikan suatu layanan yang tepat sasaran, diperlukan data-data aktual mengenai masalah keterampilan sosial pada peserta didik sehingga pembimbing dapat menilai kecenderungan keterampilan sosial peserta didik dan memikirkan bentuk bimbingan yang bersifat preventif developmental untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan sosial mereka.

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah penelitian, istilah-istilah dalm penelitian ini dijelaskan secara konseptual dalam uraian berikut.


(26)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Keterampilan Sosial

Libert& Lewinsohn (1973, dalam Cartledge & Milburn, 2001) menyebutkan keterampilan sosial sebagai kemampuan kompleks untuk melakukan perilaku yang mendapat penguatan positif dan tidak melakukan perilaku yang mendapat penguatan negatif. Hal ini menyiratkan bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berperilaku positif terhadap lingkungan sosialnya. Selain itu, Combs & Slaby (1977, dalam Cartledge & Milburn, 2001) mengemukakan keterampilan sosial sebagai kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain pada konteks sosial dalam cara-cara spesifik yang secara sosial diterima atau bernilai dan dalam waktu yang sama memiliki keuntungan untuk pribadi dan orang lain. Hal ini mengandung arti bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi sesuai dengan konteks lingkungan yang di dalamnya dia berada.

Selanjutnya, Hersen & Bellack (1977, dalam Cartledge & Milburn, 2001) menjelaskan keterampilan sosial mempunyai makna sebagai kemampuan individu dalam mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungannya dengan orang lain yang mencakup respon verbal dan non verbal. Pengertian ini menyiratkan bahwa keterampilan sosial melibatkan aspek-aspek verbal (kata-kata) dan aspek-aspek non-verbal (gestur, mimika, dan lainnya) dari individu terhadap respons sosial yang diterimanya.

Menurut Mclntyre (2005), social skills are those communication, problem solving, decision making, self management, and peer relations abilities that allow


(27)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

one to initiate and maintain positive social relationship with others. Pengertian di atas mengandung arti keterampilan sosial adalah sebuah proses komunikasi, penyelesaian masalah, pembuatan keputusan, manajemen diri dan kemampuan berhubungan dengan orang lain yang mengijinkan seseorang untuk memulai dan mempertahankan hubungan sosial yang positif dengan orang lain.Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Cartledge dan Millbern (2001 : 15), keterampilan sosial mempunyai empat sub bagian, yaitu: (1) environmental behavior (perilaku terhadap lingkungan) yang terdiri atas peduli terhadap lingkungan, emergensi, dan gerakan cinta lingkungan; (2) interpersonal behavior (perilaku interpersonal) yang terdiri atas penerimaan pengaruh orang lain, berhadapan dan mengatasi konflik, memperoleh perhatian, salam dengan orang lain, membantu orang lain, membuat percakapan, kerjasama, sikap positif terhadap orang lain, bergaul secara informal, dan menjaga milik orang lain; (3) self-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri) yang terdiri atas kemampuan menerima konsekuensi, berperilaku etis, menyatakan perasaan, sikap positif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap orang lain; dan (4) task-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan tugas) yang terdiri atas kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan, menampilkan perilaku, partisipasi, mengikuti aturan, kewirausahaan, dan kualitas pekerjaan.


(28)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian di atas maka keterampilan sosial dalam penelitian ini adalah kemampuan suatu individu dalam membuat dan mengimplementasikan serangkaian pilihan serta sikap sosial yang sesuai dengan lingkungan hidupnya, baik terhadap lingkungan pendidikan, antar pribadi, pribadi dan tugas-tugas akademis , dan pribadi dengan lingkungan masyarakat dengan tujuan agar dapat diterima secara positif oleh lingkungan tersebut. Empat sub aspek yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah Environmental behavior (perilaku terhadap lingkungan), Interpersonal behavior (perilaku interpersonal), Self-related behavior (perilaku pribadi), Task-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan tugas).

b. Bimbingan Pribadi-Sosial

Winkel (1997: 142) menyatakan bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan yang diberikan kepada individu dalam menghadapi keadaan batin dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batin individu itu sendiri serta dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Selanjutnya, Yusuf dan Nurihsan (2005: 11) merumuskan bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien sehingga individu memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.

Berdasarkan pengertian di atas, bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian ini merupakan proses bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh orang yang ahli


(29)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(guru pembimbing) pada individu untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi-sosial dengan cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan pribadi-sosial.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan fakta empirik tentang bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling Berkemas Jakarta.

Tujuan spesifik penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data empirik tentang aspek keterampilan sosial pada peserta didik dalam homeschooling dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran kondisi kelembagaan homeschooling Berkemas Jakarta.

2. Memperoleh gambaran mengenai profil keterampilan sosial dari peserta didik homeschooling Berkemas.

3. Memperoleh gambaran rancangan program bimbingan pribadi sosial di lembaga homeschooling Berkemas.

4. Memperoleh gambaran pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial di lembaga homeschooling Berkemas.


(30)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Memperoleh gambaran mengenai dampak program bimbingan pribadi sosial yang telah diberikan kepada peserta didik di lembaga homeschooling Berkemas.

F. Manfaat Penelitian

Dalam merumuskan manfaat dari penelitian ini, terdapat 2 (dua) manfaat penelitian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran secara umum mengenai program bimbingan pribadi sosial dalam homeschooling. Diharapkan penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka menambah khasanah keilmuan bidang Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak sebagai berikut ini :

a. Bagi pembimbing dalam homeschooling, yaitu dapat memberikan masukan yang konstruktif dalam upaya pemberian bantuan terutama bimbingan pribadi-sosial kepada peserta didik homeschooling.

b. Bagi jurusan Bimbingan dan Konseling, dapat menjadi tambahan referensi konseptual tentang program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial pada peserta didik homeschooling.


(31)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi orang tua diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keterampilan sosial bagi anak dan dapat lebih memahami keterampilan sosial yang telah dimiliki atau belum dimiliki oleh anak.

G. Asumsi Penelitian

Penelitian ini berdasarkan pada asumsi-asumsi dasar sebagai berikut. 1. McIntyre (2005) Socially Skilled: the ability to respond to a given

environment in a manner that produces, maintains, and enhances positive interpersonal (between people) effects. Social competence: one's overall social functioning, a composite or multitude of generalized social skills. (Social competence can be improved by teaching social behaviors/social skills).

2. Combs & Slaby (1977, dalam Cartledge & Milburn, 2001 : 7) mengartikan keterampilan sosial sebagai kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain pada konteks sosial dalam cara-cara spesifik yang secara sosial diterima atau bernilai dan dalam waktu yang sama memiliki keuntungan untuk pribadi dan orang lain.

3. Yusuf dan Nurihsan (2005: 11) merumuskan bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien sehingga individu memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.


(32)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Winkel (1997 : 142) menyatakan bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan yang diberikan kepada individu dalam menghadapi keadaan batin dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batin individu itu sendiri serta dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Moleong (2011: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif menunjukan adanya suatu kegiatan pengamatan terhadap seseorang atau sekelompok orang dalam situasi yang nyata.

Tentang penelitian kualittatif, Nasution (2003) menyatakan bahwa metode kualitatif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara meneliti langsung situasi yang sedang berlangsung secara wajar tanpa adanya intervensi dari peneliti, atau memanipulasi subjek penelitian sehingga diperoleh data deskriptif tentang perilaku manusia. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan keterampilan


(33)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial peserta didik homeschooling Berkemas dalam kegiatan sehari-hari di lingkungannya.

Dalam memperoleh gambaran yang sesuai dengan perumusan masalah, diperlukan metode penelitian yang tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Metode studi kasus digunakan agar penelitian terfokus pada satu fenomena yang ingin dikaji dan ingin dipahami secara mendalam.

2. Kerangka Penelitian

Bagan 1.1 Kerangka Penelitian Tahap Analisis Data Menjajaki dan menilai keadaan lapangan Mengurus perizinan Memilih lapangan penelitian Menyusun rencana penelitian Menyiapkan perlengkapan penelitian Penggambaran (display) Pengurangan (reduction) Verifikasi (verification) Wawancara Observasi Menjalin hubungan dengan responden Studi Dokumentasi Melaksanakan studi kasus Eksplorasi Orientasi Member cheek Tahap Pelaporan Tahap lapangan Tahap Pra lapangan


(34)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sesuai dengan tujuan dari pendekatan kualitatif penelitian yang akan dilakukan bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menunjukan adanya suatu kegiatan pengamatan terhadap seseorang atau sekelompok orang dalam situasi yang nyata. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik Homeschooling Berkemas.

Dalam memperoleh gambaran yang sesuai dengan perumusan masalah, maka diperlukan metode penelitian yang tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Metode studi kasus digunakan agar penelitian terfokus pada satu fenomena yang ingin dikaji dan ingin dipahami secara mendalam. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan Mulyana (2002:201) bahwa, "studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program


(35)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau situasi sosial". Melalui penelitian ini diharapkan dapat terkumpul sejumlah data yang dapat menjawab pertanyaan penelitian. Data tersebut kemudian dibahas dan dianalisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat dijadikan pedoman bagi orang tua maupun pengajar Homeschooling untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Homeschooling Berkemas yang beralamatkan di Jl.Taman Margasatwa No.12 Ragunan Jakarta Selatan 12560. Homeschooling Berkemas (Berbasis keluarga dan masyarakat) awalnya adalah sebuah komunitas homeschooling yang didirikan oleh Yayah Komariah, S.Pd yang pada saat ini menjadi kepala homeschooling berkemas. Komunitas berkemas didirikan pada tanggal 19 April 2004 yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi keluarga untuk melakukan pendidikan dan pengajaran bagi seluruh anggota keluarga. Anggota komunitas ini bervariasi mulai dari level pra sekolah sampai dengan SMA. Di komunitas berkemas semua kegiatan akademik merupakan tanggung jawab orang tua sehingga para anggotanya tidak diwajibkan hadir secara berkala ke sekretariat berkemas. Salah satu layanan yang diberikan adalah memfasilitasi ujian kesetaraan bagi semua anggotanya. Atas masukan dari berbagai pihak dan semakin bertambahnya peserta didik yang ingin belajar, maka komunitas berkemas menjadi Rumah Belajar Berkemas atau homeshooling berkemas.


(36)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tahapan Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan : 1. Tahap pra lapangan

Pada tahap pra lapangan yang dilakukan adalah menyusun rencana penelitian dan menyusun proposal penelitian. Langkah selanjutnya yaitu menetapkan lokasi penelitian, dan lembaga yang dipilih dalam penelitian ini adalah lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta. Kemudian peneliti mempersiapkan diri untuk melakukan penelitian lebih lanjut, secara intensif dan mendalam dengan mempersiapkan perangkat penelitian seperti surat ijin penelitian, pedoman wawancara, catatan observasi, kamera serta menyusun jadwal observasi dan wawancara.

Langkah selanjutnya adalah menentukan pedoman penelitian. Semua kegiatan penelitian dilakukan sendiri. Hai ini berdasarkan pertimbangan bahwa peneliti sebagai istrumen utama harus mampu memahami interaksi antar manusia dengan memahami kata-kata, membaca ekspresi wajah, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan dan perbuatan subyek yang diteliti.

2. Tahap lapangan

Tahap lapangan merupakan kegiatan utama dalam penelitian ini dimana peneliti memfokuskan diri pada pelaksanaan observasi dengan mengamati seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Homeschooling Berkemas. Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah melakukan adaptasi dan menjalin


(37)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keakraban dengan semua staf dan pengajar Homeschooling Berkemas serta peserta didik Homeschooling Berkemas yang dapat memberikan data-data dan informasi yang seluas-luasnya kepada peneliti. Proses pengumpulan data disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data tentang pengetahuan orang tua tentang alat mainan anak dilakukan dengan wawancara dan observasi dengan membuat catatan-catatan yang menunjukan pengetahuan orang tua.

Langkah kedua yang dilakukan dalam tahap lapangan ini adalah melaksanakan studi kasus, yaitu dengan melaksanakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh Homeschooling Berkemas, observasi terhadap interaksi sosial peserta didik Homeschooling Berkemas. Adapun wawancara akan dilaksanakan dengan mewawancarai tenaga pendidik, orangtua peserta didik dan peserta didik Homeschooling Berkemas. Sedangkan studi dokumentasi akan melihat data-data yang terkait dengan pembelajaran, data diri peserta didik, data kelembagaan, serta data lain yang mendukung.

3. Tahap analisis data

Tahap analisis data terdiri dari tiga tahap, yaitu pengurangan (reduction), penggambaran (display), dan verifikasi (verification). Dalam tahap reduksi data, peneliti merangkum, memilih hal-hal pokok, dan data difokuskan pada hal-hal yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis agar. Data yang direduksi memberikan gambaran yang tajam tentang hasil pengamatan, serta mempermudah penelitian mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.


(38)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggambaran data merupakan tahapan untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu data penelitian. Verifikasi data merupakan upaya memberi makna data yang dikumpulkan. Untuk itu peneliti mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul dan lain sebagainya. Tahapan ini juga diperlukan untuk menguji kebenaran terhadap kesimpulan yang akan diambil. Verifikasi dilakukan selama pelaksanaan penelitian dan selama proses analisis data.

4. Tahap penyusunan laporan.

Penyusunan laporan merupakan tahap terakhir dalam proses pelaksanaan penelitian. Laporan ini disusun dalam bentuk tesis yang selanjutnya akan dipertanggungjawabkan pada sidang didepan dewan penguji.

D. Instrumen Penelitian

Pendekatan kualitatif merupakan penelitian dengan menempatkan peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Karena itu dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai observer as participant. Peneliti akan bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data dan pada akhirnya akan melaporkan hasil penelitian ini.

Tabel 3.1


(39)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Pokok Masalah Dimensi Sumber

Teknik Pengumpul

Data 1. Gambaran Umum

lembaga Homeschooling

1. Sejarah berdiri 2. Tujuan pendirian 3. Keadaan sarana dan

prasarana 4. Keadaan tenaga

pendidik Pimpinan lembaga homeschooling 1. Observasi, 2. Wawancara 3. Studi Dokumentasi

2. Program

pembelajaran yang terdapat pada homeschooling

1. Model pembelajaran 2. Penyusunan program 3. Pelaksanaan progran 4. Evaluasi program

Pimpinan lembaga homeschooling, Tenaga pendidik 1. Wawancara 2. Studi Dokumentasi

3. Program

Bimbingan Pribadi sosial yang

terdapat pada homeschooling

1. Penyusunan program 2. Pelaksanaan progran 3. Evaluasi program

Pihak lembaga homeschooling, Tenaga pendidik 1. Observasi, 2. Wawancara 3. Studi Dokumentasi

4. Karakteristik keterampilan sosial peserta didik

1. Environmental

behavior (perilaku terhadap

lingkungan) 2. Interpersonal

behavior (perilaku interpersonal) 3. Self-related

behavior (perilaku pribadi)

Tenaga pendidik, orang tua peserta didik, peserta didik.

Observasi, Wawancara


(40)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Pokok Masalah Dimensi Sumber

Teknik Pengumpul

Data 4. Task-related

behavior (perilaku yang berhubungan dengan tugas) 5. Profil peserta

didik

1. Data diri

2. Keadaan keluarga 3. Keadaan

lingkungan peserta didik

Orang tua peserta didik, peserta didik.

Wawancara Observasi

Teknik pengumpulan data akan dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi. Data primer akan diperoleh melalui wawancara dan data sekunder diperoleh melalui analisis dokumentasi. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Wawancara

Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaanya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab. Wawancara ini bertujuan untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar terdapat jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Hasil wawancara dicatat dalam catatan lapangan (fieldnotes) atau direkam dengan menggunakan alat perekam (recorder).


(41)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dari kata-kata atau ungkapan-ungkapan baik verbal maupun nonverbal. Wawancara dilakukan terhadap pimpinan lembaga Homeschooling Berkemas berkaitan dengan gambaran umum lembaga Homeschooling Berkemas, program pembelajaran, dan program bimbingan pribadi-sosial pada Homeschooling Berkemas. Wawancara juga dilakukan kepada tenaga pendidik berkaitan dengan model pembelajaran yang dilaksanakan, dan berkaitan dengan keterampilan sosial peserta didik. Wawancara juga dilakukan terhadap peserta didik berkaitan dengan profil peserta didik itu sendiri dan keterampilan sosialnya. Wawancara juga dilakukan terhadap orangtua peserta didik berkaitan dengan pola asuh orangtua dan kegiatan peserta didik sehari-hari di lingkungan rumah.

Wawancara mendalam dilakukan secara bebas, tidak berstruktur, yang mirip dengan percakapan informal, bersikap luwes tetapi tetap mengacu pada pedoman wawancara yang telah dipersiapkan dan susunan pertanyaan bisa tidak berurutan disesuikan dengan kebutuhan dan kondisi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang terperinci dan mendalam mengenai pengetahuan orang tua tentang peran, manfaat dan fungsi alat permainan dalam upaya mengembangkan kreativitas anaknya.

b) Observasi

Observasi bertujuan untuk mengamati perilaku peserta didik terutama pada saat bergaul atau berinteraksi secara sosial dengan teman-temannya. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung kegiatan peserta didik sehari-hari di


(42)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan Homeschooling. Observasi juga dilakukan untuk mengamati model pembelajaran yang dilakukan tenaga pengajar Homeschooling Berkemas, bagaimana proses penyusunan program hingga evaluasi program bimbingan pribadi-sosial di Homeschooling Berkemas. Observasi dilakukan secara terbuka, dan bebas untuk mendapatkan momen-momen yang tepat saat peserta didik berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

c) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ialah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, maupun gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2007). Studi dokumen dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai peserta didik dalam homeschooling. Dokumen dapat berupa data pribadi siswa, absensi, kurikulum, serta program pembelajaran Homeschooling Berkemas.

E. Analisis Data

Menurut Moleong (2006:248), analisis data ialah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.


(43)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pekerjaan analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasar pada jenis data yang diperoleh selama penelitian di Homeschooling Berkemas. Proses analisis data dilakukan secara logis, rasional, dan berkelanjutan dari awal sampai akhir berdasarkan pada konsep yang telah dikaji sebelumnya.

Selain itu analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan setiap data yang masuk dari kegiatan pencatatan data. Ini dilakukan setiap kali segera setelah kegiatan pencatatan dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh itu menjadi sistematis.


(44)

103

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Homeschooling berkemas telah berdiri sejak tahun 2004 dan menjalankan homeschooling dengan dua konsep yaitu sekolah rumah tunggal dan sekolah rumah komunitas.

2. Profil keterampilan peserta didik homeschooling berkemas pada dasarnya sudah baik. Peserta didik homeschooling berkemas mencakup empat sub bagian keterampilan sosial yaitu a) environmental behavior (perilaku terhadap lingkungan); b) interpersonal behavior (perilaku interpersonal); c) self-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri); dan d) task-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan tugas). 3. Homeschooling tidak membuat program bimbingan pribadi sosial, akan

tetapi tetap berperan serta meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dengan caranya sendiri yang bisa disamakan dengann program bimbingan pribadi sosial.

4. Pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial yang dijalankan homeschooling berkemas tidak seperti pada sekolah formal.


(45)

104

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Homeschooling berkemas melaksanakan program pribadi sosial dengan melakukan kegiatan-kegiatan dan pembiasaan kepada peserta didik yang berkaitan dengan empat aspek keterampilan sosial.

5. Dampak dari bimbingan pribadi sosial terhadap peserta didik homeschooling dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari peserta didik di lingkungan homeschooling. Peserta didik telah menunjukkan keterampilan sosial dengan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di homeschooling berkemas tentang bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang ditujukan untuk : (1) tenaga pengajar homeschooling; dan (2) peneliti selanjutnya.

1. Bagi Lembaga Homeschooling

Berikut merupakan rekomendasi yang ditujukan untuk lembaga Homeschooling dalam memberikan bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling.

a. Program yang telah dijalankan oleh lembaga Homeschooling akan lebih baik jika dilengkapi oleh program bimbingan pribadi sosial.

b. Tenaga pengajar memberikan perhatian khusus terhadap kepribadian peserta didik dan dapat memahami keterampilan sosial peserta didik.


(46)

105

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menggunakan berbagai metode saat proses pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengmbangkan keterampilan sosialnya.

d. Mengadakan program-program khusus baik secara periodik maupun yang bersifat insidental yang dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta didik. Misalnya dengan mengadakan kegiatan outbond bagi seluruh civitas homeschooling, atau kegiatan lainnya yang mampu mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Rekomendasi berikutnya ditujukan kepada para peneliti yang akan mengembangkan ataupun memperkokoh kajian tentang bimbingan pribadi sosial dan konsep tentang keterampilan sosial peserta didik homeschooling.

a. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian terhadap keterampilan sosial dengan menentukan hal yang lebih spesifik yang terdapat pada keterampilan sosial.

b. Peneliti selanjutnya juga dapat melanjutkan penelitian pada beberapa homeschooling, sehingga akan mendapat perbandingan antara homeschooling yang satu dengan homeschooling lainnya, ataupun dapat melakukan penelitian pada sekolah dengan konsep sekolah alam yang saat ini juga sudah mulai marak didirikan sebagai salah satu konsep pendidikan.


(47)

106

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian dengan mencari hubungan antara keterampilan sosial dengan bidang bimbingan selain bimbingan pribadi sosial.


(48)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling alam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Rineka Cipta

Bowers, J. L., & Hatch, P. A. (2002). The national model for school counseling programs. Alexandria,VA: American School Counselor Association. Cartledge, C. & Milburn,. (1995). Teaching Social Skills to Children and Youth.

Inovative Approach. (Third edition). Massachusetts: Allyn and Bacon. _______(2001). Teaching Social Skills to Children and Youth Third Edition.

Jakarta : Koleksi Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Chaplin, J.P. (a.b Kartini Kartono). (2001). Kamus lengkap Psikologi. Jakarta :

Rajawali.

Citaripah, R (2011). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Iindonesia, Bandung.

Dewa, Ketut S. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumhur dan Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. CV Ilmu : Bandung.

Depdikbud. (1994). Kurikulum Sekolah Menengah Umum (SMU); Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ditjen Dikdasmen. Gimpel, G.A. & Merrell, K.W. (1998). Social Skill of Children and Adolescents:

Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence Erlbaum.

Komariah, Yayah, (2007). Homeschooling : Trend Baru Sekolah Alternatif. Jakarta : Sakura Publishing.

Kurniasih, Imas, (2009). Homeschooling : Bersekolah di Rumah Kenapa Tidak?. Yogyakarta : Cakrawala.


(49)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lines, P.1995.Homescholing . ERIC Digest. 95 (EDU-EA-95-3)

McIntyre, Tom. (2005). Teaching Social Skills To Kids Who Don’t Have Them. [online]. Tersedia di : http://www.behavioradvisor.com/SocialSkills.html. Miser, Brad. (2005). Absolute Beginner’s Guide to Homeschooling, Indiana: Que

Publishing.

Moleong, L J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda _______(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda

Muhtadi, Ali. (2009). Pendidikan Dan Pembelajaran Di Sekolah Rumah (Home Schooling) Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis. Artikel. Majalah Ilmiah Pembelajaran, ISSN.

Mulyana, D. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: Rosdakarya.

Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995). Guidance and counseling in the elementary and middle school, a practical approach. Madison : Brown & Bencmark.

Mu’tadin, Zaenum.(2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada

Remaja. (online) tersedia :

http://www.damandiri.or.Id/detail.php?id=340.html. Diunduh tanggal 25 januari 2014.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Rosda. Natawidjaya, R. (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Nurihsan, A.J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

_______(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika aditama.

Nurihsan, A.J dan Sedianto, a.. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jakarta. Grasindo.

Prayitno. (1998). Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Sekolah: Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU).Jakarta: Kerjasama Koperasi Karyawan Pusgrafin: Penebar Aksara.


(50)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seto, Mulyadi. (2007). Homeschooling Keluarga Kak Seto: Mudah, Murah, Meriah, dan Direstui Pemerintah. Bandung : Kaifa PT. Mizan Pustaka. Suherman AS, Uman. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung :

Penerbit Madani Production.

_______(2011). Membangun Karakter dan Budaya Bangsa Melalui Bimbingan Komprehensif Berbasis Nilai-Nilai Al-Qur’an.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Surya, Muhamad. (1988). Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori&Konsep).Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang.

Suyanto, E. (2012). Pendidikan Indonesia Mahal dan Membingungkan

Masyarakat. [online]. Tersedia di :

http://m.kompasiana.com/post/read/464939/1/pendidikan-indonesia-mahal-dan-membingungkan-masyarakat.html. Diakses 20 maret 2012. Tim Redaksi Fokus Media. (Eds) (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (Nomor 20 Tahun 2003). Bandung: Fokus Media.

Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta. Grafindo.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Yulfiansyah, (2006). Homeschooling dan komunitas homeschooling. [online] tersedia : http://www.komunitasdemokrasi.or.id

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda _______(2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi

Press.

Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Winkel W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.


(1)

104

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Homeschooling berkemas melaksanakan program pribadi sosial dengan melakukan kegiatan-kegiatan dan pembiasaan kepada peserta didik yang berkaitan dengan empat aspek keterampilan sosial.

5. Dampak dari bimbingan pribadi sosial terhadap peserta didik homeschooling dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari peserta didik di lingkungan homeschooling. Peserta didik telah menunjukkan keterampilan sosial dengan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di homeschooling berkemas tentang bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang ditujukan untuk : (1) tenaga pengajar homeschooling; dan (2) peneliti selanjutnya.

1. Bagi Lembaga Homeschooling

Berikut merupakan rekomendasi yang ditujukan untuk lembaga Homeschooling dalam memberikan bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling.

a. Program yang telah dijalankan oleh lembaga Homeschooling akan lebih baik jika dilengkapi oleh program bimbingan pribadi sosial.

b. Tenaga pengajar memberikan perhatian khusus terhadap kepribadian peserta didik dan dapat memahami keterampilan sosial peserta didik.


(2)

105

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menggunakan berbagai metode saat proses pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengmbangkan keterampilan sosialnya.

d. Mengadakan program-program khusus baik secara periodik maupun yang bersifat insidental yang dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta didik. Misalnya dengan mengadakan kegiatan outbond bagi seluruh civitas homeschooling, atau kegiatan lainnya yang mampu mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Rekomendasi berikutnya ditujukan kepada para peneliti yang akan mengembangkan ataupun memperkokoh kajian tentang bimbingan pribadi sosial dan konsep tentang keterampilan sosial peserta didik homeschooling.

a. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian terhadap keterampilan sosial dengan menentukan hal yang lebih spesifik yang terdapat pada keterampilan sosial.

b. Peneliti selanjutnya juga dapat melanjutkan penelitian pada beberapa homeschooling, sehingga akan mendapat perbandingan antara homeschooling yang satu dengan homeschooling lainnya, ataupun dapat melakukan penelitian pada sekolah dengan konsep sekolah alam yang saat ini juga sudah mulai marak didirikan sebagai salah satu konsep pendidikan.


(3)

106

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian dengan mencari hubungan antara keterampilan sosial dengan bidang bimbingan selain bimbingan pribadi sosial.


(4)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling alam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Rineka Cipta

Bowers, J. L., & Hatch, P. A. (2002). The national model for school counseling programs. Alexandria,VA: American School Counselor Association. Cartledge, C. & Milburn,. (1995). Teaching Social Skills to Children and Youth.

Inovative Approach. (Third edition). Massachusetts: Allyn and Bacon. _______(2001). Teaching Social Skills to Children and Youth Third Edition.

Jakarta : Koleksi Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Chaplin, J.P. (a.b Kartini Kartono). (2001). Kamus lengkap Psikologi. Jakarta :

Rajawali.

Citaripah, R (2011). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Iindonesia, Bandung.

Dewa, Ketut S. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumhur dan Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. CV Ilmu : Bandung.

Depdikbud. (1994). Kurikulum Sekolah Menengah Umum (SMU); Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ditjen Dikdasmen. Gimpel, G.A. & Merrell, K.W. (1998). Social Skill of Children and Adolescents:

Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence Erlbaum.

Komariah, Yayah, (2007). Homeschooling : Trend Baru Sekolah Alternatif. Jakarta : Sakura Publishing.

Kurniasih, Imas, (2009). Homeschooling : Bersekolah di Rumah Kenapa Tidak?. Yogyakarta : Cakrawala.


(5)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lines, P.1995.Homescholing . ERIC Digest. 95 (EDU-EA-95-3)

McIntyre, Tom. (2005). Teaching Social Skills To Kids Who Don’t Have Them. [online]. Tersedia di : http://www.behavioradvisor.com/SocialSkills.html.

Miser, Brad. (2005). Absolute Beginner’s Guide to Homeschooling, Indiana: Que Publishing.

Moleong, L J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda _______(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda

Muhtadi, Ali. (2009). Pendidikan Dan Pembelajaran Di Sekolah Rumah (Home Schooling) Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis. Artikel. Majalah Ilmiah Pembelajaran, ISSN.

Mulyana, D. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: Rosdakarya.

Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995). Guidance and counseling in the elementary and middle school, a practical approach. Madison : Brown & Bencmark.

Mu’tadin, Zaenum.(2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada

Remaja. (online) tersedia :

http://www.damandiri.or.Id/detail.php?id=340.html. Diunduh tanggal 25 januari 2014.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Rosda. Natawidjaya, R. (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Nurihsan, A.J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

_______(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika aditama.

Nurihsan, A.J dan Sedianto, a.. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jakarta. Grasindo.

Prayitno. (1998). Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Sekolah: Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU).Jakarta: Kerjasama Koperasi Karyawan Pusgrafin: Penebar Aksara.


(6)

Fadhil Hardiansyah, 2014

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

(Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seto, Mulyadi. (2007). Homeschooling Keluarga Kak Seto: Mudah, Murah, Meriah, dan Direstui Pemerintah. Bandung : Kaifa PT. Mizan Pustaka. Suherman AS, Uman. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung :

Penerbit Madani Production.

_______(2011). Membangun Karakter dan Budaya Bangsa Melalui Bimbingan Komprehensif Berbasis Nilai-Nilai Al-Qur’an.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Surya, Muhamad. (1988). Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori&Konsep).Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang.

Suyanto, E. (2012). Pendidikan Indonesia Mahal dan Membingungkan

Masyarakat. [online]. Tersedia di :

http://m.kompasiana.com/post/read/464939/1/pendidikan-indonesia-mahal-dan-membingungkan-masyarakat.html. Diakses 20 maret 2012. Tim Redaksi Fokus Media. (Eds) (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (Nomor 20 Tahun 2003). Bandung: Fokus Media.

Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta. Grafindo.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Yulfiansyah, (2006). Homeschooling dan komunitas homeschooling. [online] tersedia : http://www.komunitasdemokrasi.or.id

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda _______(2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi

Press.

Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Winkel W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.