PERANCANGAN BUKU SOEKARNO DALAM VISUAL MATA UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA DI ERA KEPEMIMPINANNYA.

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU SOEKARNO DALAM

VISUAL MATA UANG KERTAS REPUBLIK

INDONESIA DI ERA KEPEMIMPINANNYA

DISUSUN OLEH : HARIF SOEBAGIYO

(0954010060)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN “


(2)

PERANCANGAN BUKU SOEKARNO DALAM

VISUAL MATA UANG KERTAS REPUBLIK

INDONESIA DI ERA KEPEMIMPINANNYA

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DISUSUN OLEH : HARIF SOEBAGIYO

(0954010060)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN “

JAWA TIMUR

2013


(3)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU SOEKARNO DALAM VISUAL MATA

UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA DI ERA

KEPEMIMPINANNYA

Dipersiapkan dan disusun oleh HARIF SOEBAGIYO

0954010060

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada Tanggal : 27 Mei 2013

Pembimbing I

Aditya R. Y, ST., M.Med.Kom. NPT. 3 8109 10 0303 1

Pembimbing II Astri Puspasari, ST.

Ketua Jurusan

Heru Subiyantoro, ST., MT. NPT. 3 7102 96 0061 1

Penguji I

Aris Sutejo, S.Sn., M.Sn. NPT. 3 8511 13 0353 1

Penguji II

Fenty Fahminansih ST., MMT.

Koordinator

Aditya R. Y, ST., M.Med.Kom. NPT. 3 8109 10 0303 1 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana (S1) Tanggal : ……….

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1


(4)

(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Surabaya, 12 Juni 2013


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat-mu ya Allah, atas segala limpahan rahmat dan berkahnya, sehingga atas izin-Nya, laporan Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan Tugas Akhir yang saya lakukan dengan judul “Perancangan Buku Soekarno Dalam Visual Mata Uang Kertas Republik Indonesia di Era Kepemimpinannya”. Dalam Penyusunan laporan ini, penulis banyak menerima bantuan baik moril maupun materiil yang tidak lepas dengan adanya dukungan dari berbagai pihak. Atas bantuan dan dukungan tersebut, penulis benar-benar mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Heru Subiyantoro, ST., MT. selaku Kepala Jurusan Desain Komunikasi Visual yang selalu memberi semangat penulis untuk menjalani proses Tugas Akhir sebagai bentuk penyelesaian dalam pendidikan yang bergelar S1.

3. Bapak Aditya Rahman Yani, ST., M.Med.Kom. selaku Dosen pembimbing pertama yang membantu saya untuk memperjuangkan jenis perancangan yang telah penulis ambil ebagai judul Tugas Akhir.

4. Ibu Atri Puspasari, ST. selaku Dosen pembimbing dua yang selalu menyemangati penulis dalam proses Tugas Akhir dan mengajari penulis bagaimana cara percaya diri dalam berpresentasi.

5. Seluruh Dosen Desain Komunikasi Visual UPN “Veteran” Jawa Timur dan seluruh staff pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.

6. Keluarga besar penulis yang banyak memberi bantuan materi dan selalu menyemangati serta mendoakan penulis selama dalam proses pendidikan di UPN “Veteran” Jawa Timur.

7. Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi UPN “Veteran” Jawa Timur khususnya jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2009 yang telah


(7)

banyak membantu dan memberi support dalam menyelesaikan Tugas

Akhir.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekuarangan dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun bagi penulis sangat diharapkan. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Sidoarjo, 12 Juni 2013 Penyusun


(8)

ABSTRAK

Jenis-jenis uang kertas Republik Indonesia, serta cerita bersejarah pada saat kepemimpinan Ir. Soekarno, perlu diberikan kepada masyarakat sebagai sumber ilmu pengetahuan. Banyak buku yang beredar tentang Ir. Soekarno, hanya bercerita tentang sosok beliau dari unsur-unsur tertentu. Sedangkan buku yang beredar mengenai mata uang kertas, saat ini masih sekedar buku katalog. Perancang buku tentang Ir. Soekarno, yang direpresentasikan dalam visual mata uang kertas Republik, menceritakan sejarah Ir. Soekarno secara terperinci, tidak melebar alur ceritanya, dan ditambahkan ilustrasi bergambar. Bukan hanya berisikan gambar mata uang saja, namun juga terdapat cerita-cerita yang berkaitan dengan mata uang tersebut. Buku tentang Soekarno dalam visual uang kertas Republik Indonesia di Era kepemimpinannya, merupakan media uatma dalam perancangan ini.


(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.1.1 Uang Kertas Republik Indonesia ... 1

1.1.2 Kepemimpinan Ir. Soekarno ... 2

1.1.3 Buku Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan Sejarah ... 3

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Batasan Masalh ... 6

1.5 Ruang Lingkup ... 6

1.5.1 Ruang Lingkup Studi ... 6

1.5.2 Implementasi Desain ... 7

1.6 Tujuan Perancangan ... 7

1.7 Manfaat Perancangan ... 8

1.8 Skema Perancangan ... 8

BAB II STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Tentang Desain Komunikasi Visual... 9

2.1.1 Pengertian Desain Komunikasi Visual ... 9

2.1.2 Fungsi Desain Komunikasi Visual ... 9

2.1.3 Elemen-Elemen Dalam Desain Komunikasi Visual ... 9

2.2 Landasan Teoti Tentang Tentang Buku ... 18

2.2.1 Pengertian Buku ... 18

2.2.2 Fungsi Buku ... 18

2.2.3 Manfaat Buku ... 18


(10)

2.2.5 Buku Ensiklopedia ... 19

2.2.6 Elemen Buku ... 19

2.2.7 Teknik Pembuatan Buku ... 19

2.2.8 Kriteria Buku Yang Baik ... 20

2.3 Landasan Teori Tentang Kertas ... 21

2.3.1 Pengertian Dan Fungsi Kertas ... 21

2.3.2 Sejarah Kertas ... 21

2.3.3 Jenis Ukuran Kertas ... 21

2.4 Landasan Teori Tentang Kepresidenan Republik Indonesia ... 22

2.5 Ir. Soekarno Atau Bung Karno ... 23

2.6 Uang Kertas ... 24

2.7 Studi Komparator ... 26

2.8 Analisis SWOT ... 32

BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Identifikasi Masalah ... 33

3.2 Definisi Oprasional Judul ... 33

3.2.1 Definisi Judul ... 33

3.2.2 Definisi Sub Judul Soekarno ... 34

3.3 Teknik Sampling ... 34

3.4 Jenis Dan Sumber Data ... 37

3.3.1 Data Primer ... 37

3.3.2 Data Skunder ... 39

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Menentukan Isi Dan Tema Buku ... 43

3.7 Bagan Logika Berpikir ... 47

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Hasil Analisa Riset ... 48

4.1.1 Analisa Riset Komparator ... 48

4.1.2 Analisa Hasil Wawancara ... 48

4.1.3 Analisa Hasil Kuisioner ... 48


(11)

4.2 Analisa Segmentasi ... 49

4.3 Analisa Consumer Insight Dan Consumer Journey ... 52

4.3.1 Analisa Consumer Insight ... 53

4.3.2 Kesimpulan Analisa Consumer Insight ... 53

4.3.3 Analisa Consumer Journey ... 54

4.3.4 Kesimpulan Analisa Consumer Journey ... 55

4.3.5 Point Of Contact ... 55

4.4 Analisa Target Segmentasi ... 56

4.4.1 Karakteristik Target Segmentasi ... 58

4.5 Unique Selling Preporsition ... 58

4.6 Perumusan Konsep Keyword ... 59

4.6.1 Bagan Konsep Keyword ... 59

4.6.2 Definisi Konsep Keyword ... 60

4.6.3 Strategi Komunikasi (Gaya Bahasa) ... 61

4.7 Penjabaran Konsep ... 62

4.7.1 Deskripsi Content ... 62

4.7.2 Deskripsi Visual ... 67

4.8 Sistem Produk Buku ... 76

4.8.1 Spesifikasi Buku ... 76

4.8.2 Estimasi Harga Pt. Prima Muda Perkasa ... 77

4.8.3 Estimasi Harga Cetak Pribadi Dalam Satuan ... 78

4.9 Layout Desain ... 79

4.9.1 Kerangka Layout ... 79

4.9.2 Alternatif Layout ... 79

4.9.3 Alternatif Layout Tipografi ... 85

4.9.4 Alternatif Ilustrasi Gambar ... 87

BAB V IMPLEMENTASI 5.1 Media Utama ... 88

5.1.1 Buku Soekarno Dalam Visual ... 88


(12)

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan ... 96 KEPUSTAKAAN

Kepustakaan ... 97 LAMPIRAN

Data Kuisioner ... 100 Data Consumer Journey ... 101 Tentang Penulis ... 102


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Cover depan buku Bung Karno “The Untold Stories

dan Wawancara Imajiner Dengan Bung Karno ... 5

Gambar 1.2 Cover Depan Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2005 dan 1782-2010 ... 6

Gambar 2.1 Skema Alur Pembuatan Buku ... 20

Gambar 2.2 Skema Emphasis Buku ... 21

Gambar 2.3 Ukuran Kertas A dan B ... 22

Gambar 2.4 Foto Ir. Soekarno ... 23

Gambar 2.5 cover dan isi konten buku Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2010 ... 26

Gambar 2.6. Bentuk Grid kolom pada buku komparator ... 26

Gambar 2.7. Dominan Background Pada Buku Komparator ... 27

Gambar 2.8. Font yang digunakan pada buku komparator ... 27

Gambar 2.9. Data foto pada isi buku Komparator ... 28

Gambar 2.10. Layout dalam buku komparator ... 28


(14)

Gambar 3.1 Bagan Prosentase... 37

Gambar 3.2. Teori Semiotika Roland Barthese ... 46

Gambar 3.2 Bagan Alur Berpikir ... 47

Gambar 4.1. Bagan Point of Contac ... 56

Gambar 4.2. Bagan Konsep Keyword ... 59

Gambar 4.3. Perbandingan Layout gambar dan teks ... 67

Gambar 4.4. Warna-Warna Cover Yang Di adopsi ... 68

Gambar 4.5. Contoh Gambar Cover Depan dengan judul “Propaganda Pemimpin Politik Indonesia” ... 69

Gambar 4.6. Contoh Gambar Cover Belakang Dengan Berisi Teks Cuplikan Buku Dan Gambar “The dmirable Life of Mother Mariams” ... 69

Gambar 4.7. Contoh Layout Halaman Dengan Dua Gaya Ilustrasi ... 70

Gambar 4.8. Logo Photo Shop ... 70

Gambar 4.9. Logo Corel Draw ... 71

Gambar 4.10. Logo Indesain ... 71


(15)

Gambar 4.12. Jenis Font Yang Digunakan ... 72

Gambar 4.13. Uang Era Soekarno Sebesar Rp. 1000 ... 73

Gambar 4.14. Gaya Gambar Ilustrasi Realis ... 74

Gambar 4.15. Gaya Layout Yang Di Gunakan ... 74

Gambar 4.16. Contoh Grid Yang Digunakan... 75


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Uang Kertas Republik Indonesia

Memasuki Oktober 1945, rencana penerbitan ORI mulai dibicarakan secara intensif dikalangan kementrian keungan. Pada 24 oktober 1945, menteri keunghan A. A. Marimis menginstruksikan kepada suatu tim dari serikat buruh percetakan G. Kolff & Co. Jakarta untuk melakukan peninjauan ke beberapa daerah guna menentukan tempat pencetakan uang. Wakil dari pemerintah meninjau terhadap percetakan yang akan dipakai sebagai pencetak uang, namun alhasil wakil pemerintah mengutuskan agar mencari alternative lain dalam melakukan percetakan uang, karen percetakan tersebut dinilai kurang bagus. Wakil pemerintah meninjau percetakan di beberapa daerah seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Setelah mendapatkan percetakan yang bagus, dibentuknya panitia untuk memepertimbangkan bagaimana cara menerima, menyimpan serta mengedarkan uang. Dalam proses pembuatan mata uang, tidak sedikitpun panitia menemui kendala. Produksi ORI dimulai sejak januari 1946 dan ditangani oleh R. A. S. Winarno dan Joenoet Ramli yang melakukan pencetakan setiap hari dari pukul 07.000 sampai dengan 22.00 (Iskandar, 2004:48).

Perlu dikemukakan bahwa sejak awal revolusi pemerintahan RI telah mengumpulkan sumbangan dan mengadakan pinjaman uang dengan membentuk Fond kemerdekaan dan pengeluaran peminjaman Nasional 1946. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, ORI adalah alat pembayaran revolusi melaawan Belanda seperti halnya continental money (greenbacks) yang telah dikeluarkan oleh Negara-negara koloni Amerika Serikat selama perang kemerdekaan melawan inggris. Dari Oktober 1946 sampai denga Desember 1946, pemerintahan RI telah menerbitkan lima emisi ORI, yaitu emisi pertama ditandatangani oleh menteri keuangan A. A. Marimis di Yogyakarta pada 30 Oktober 1946; emisi kedua ditandatangani oleh menteri keuangan Sjarifuddin Prawiranegara di Jakarta pada 1


(17)

Januari 1947; emisi ketiga ditandatangani oleh menteri keuangan A.A. Marimis di Yogyakarta (Iskandar, 2004:55).

Penerbitan ORI merupakan satu peristiwa yang menakjubkan, bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan semata-mata karena dukungan kaum bersenjata tetapi juga masyarakat sipil lainnya, termasuk para pedagang dan petani di desa-desa. ORI dan Urida yang diterbitkan nyaris tanpa jaminan apa-apa yang merupakan kebijakan, telah berhasil menjadi salah satu alat pembiayaan revolusi sekaligus menjadi simbol perjuangan. Jenis-jenis mata uang itu telah mampu menyatukan kaum pedagang dan petani di pedesaan melawan pihak belanda khususnya dalam bidang perdagangan dan moneter. Dukungan terhadap Ori/Urida itu bukan hanya dari pribumi, melainkan juga dating dari nonpribumi (Iskandar, 2004:60).

Mata uang ORI Indonesia pertama kali adalah uang kertas, dimana di sebutkan bahwa ORI diterbitkan oleh pemerintah pada tahun 1946. Angka-angka nominal yang terkandung dalam mata uang ORI menurut perjalanan Numismatik (kolektor uang) merupakan angka-angka yang keramat. Banyaknya para numismatik yang memburu mata uang kuno sejak masa kemerdekaan yang menjadi incaran para kolektor dalam negri maupun kolektor asing. Pada saat wancara dengan salah satu numismatik di Surabaya mengatakan bahwa kondisi jual beli mata uangkuno di Indonesia relatif tidak stabil, hal tersebut dikarenakan masih banyaknya para numismatik yang masih belum terlalu dalam mengerti tentang cerita-cerita sejarah bangsa yang berkaitan dimana masa mata uang tersebut diterbitkan. Bukan hanya kolektor saja yang masih belum fasih mengerti tentang mata uang kuno, namun numismatik asal Surabaya tersebut sangat yakin bahwa masyarakat luas di seluruh Indonesia juga masih banyak yang belum mengenali jenis-jenis mata uang yang pernah beredar diindonesia.

1.1.2 Kepemimpinan Ir. Soekarno

Sekarno adalah sosok pemimpin yang sudah keluar masuk penjara. Sejak muda ia berjuang dengan keringat dan darah. Semua pengalaman getir sudah dialaminya, termasuk sekitar 10 kali pengalaman getir percobaan atas


(18)

pembunuhan dirinya. Berbagai pemberontakan bersenjata ia hadapi dan lawan tanpa ampun. Soekarno bertambah yakin akan perjuangan cita-cita perjuangannya yang sudah dicanangkan sejak muda belia, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.Itulah sebabnya watak otoritarian kepemimpinan soekarno makin lama makin menonjol. Bahasa yang digunakan oleh Soekarno sangat terang-terangan, langsung, sikapnya tegas, emosinya tinggi. Soekarno tidak menakuti kekuatan dunia manapun yang ditakutinya. Dari pemaparan pola komunikasi politik, presiden Indonesia dapat dikatakan bahwa pola komunikasi pemimpin dipengaruhi oleh 3 faktor, antara lain (lesmana, 2009:361-362):

a. Watak sang pemimpin b. Bagaimana ia berkuasa

c. Situasi politik saat itu, internal maupun eksternal.

Pada tahun 1948, tentara belanda menginvasi ibukota RI Yogyakarta dan menawan Soekarno-Hatta dan membuang mereka ke Bangka. Namun sebelum ditangkap, Soeakrno-Hatta memberi mandat pada Sjarifuddin untuk menjalankan pemerintahan darurat Republik Indonesia (PDRI). Nama Sjarifuddin mulai dikenal orang pada saaat negeri ini berjuang mempertahankan kemerdekaan. Sebagai menteri keungan dalam tiga cabinet yang berbeda, gubernur Bank Indonesia. Kebijakan yang penting adalah membuat Oeng Repoeblik Indonesia (ORI), Oktober 1946, untuk menggantikan uang jepang dan belanda (Narasi, 2009:186). Selain Soekarno-Hatta dan Sjarifuddin ada beberapa tokoh yang juga disebut sebagai bapak bangsa yaitu Achmad Soebardjo, dan Ki Hajar Dewantara (Manggut, 2010:36).

1.1.3 Buku Sebagai Sumber Informasi Tentang Ilmu Pengetahuan Sejarah Buku merupakan sumber media informasi sekaligus ilmu pengetahuan merupakan pendeskripsian yang sangat umum. Padahal, buku memiliki banyak manfaat, seperti contoh bahwa buku dapat membantu perkembangan seorang individu dan bahkan dapat menolong ataupun membantu survival seorang individu (Triyadi, 1999:53). Buku ilmu pengetahuan sejarah merupakan jenis buku ensiklopedia, dimana buku ensiklopedia merupakan jenis buku yang dalam


(19)

pesan isinya memberikan wacana terhadap pembaca tentang segala ilmu pengetahuan yang disajikan (Trianto, 2007:144). Buku-buku yang beredar dipasaran sudah sangat banyak dan berkembang, berbagai jeni-jenis buku yang diterbitkan untuk masyarakat luas kini tidak sangat sulit didapat.

Merujuk pada perancangan buku Soekarno dalam visual mata uang kertas republik Indonesia di Era kepemimpinannya, maka dari buku-buku yang sudah beredar dipasaran lebih banyak condong ke cerita mengenai biografi kepemimpinan beliau seperti contoh judul buku “BUNG KARNO the untold stories” atau “WAWANCARA IMAJINER dengan Bung Karno”. Buku-buku

tersebut merupakan beberapa contoh buku yang masih condong membosankan menurut para komunitas Bung Karno1. Karena selama ini terlalu banyak pembahasan yang kurang dispesifikan terhadap isi dari cerita buku-buku tersebut.

Sedangkan buku-buku tentang mata uang yang pernah beredar di Indonesia hanya sebatas buku katalog seperti contoh judul buku “KATALOG UANG KERTAS INDONESIA 1782-2005” atau “KATALOG UANG KERTAS INDONESIA 1782-2010”. Selama ini menurut numismatik, melihat perbedaan dari buku yang baru dan dibandingkan dengan buku yang pernah beredar sebelumnya, ternyata dalam buku-buku tersebut hanya mengalami revisi dari isi buku, dan tidak menambahkan cerita atau elemen-elemen apapun untuk digunakan panduan ilmu pengetahuan terhadap cerita dari jenis-jenis uang yang beredar. Selama ini, kebanyakan Numismatik mengetahui cerita dibalik jenis-jenis uang tersebut hanya sekedar melalui mulut-ke mulut.

Dari apa yang sudah dijelaskan diatas maka, perlu diciptakan buku yang memiliki konsep cerita yang menggabungkan antara 2 keinginan target utama yaitu:

1


(20)

Kominitas Bung Karno

1. Menginginkan sebuah buku yang menceritakan sejarah tentang Bung Karno secara terperinci, tidak melebar alur ceritanya, dan ditambahkan dengan ilustrasi gambar, sehingga tidak membosankan bagi pembaca.

Numismatik

1. Menginginkan yang bukan hanya berisikan gambar mata uang saja, melainkan berisikan cerita-cerita yang bersangkutan dengan mata uang tersebut sehingga dapat dijadikan acuan harga jual belinya.

dengan judul perancangan buku Soekarno dalam visual mata uang kertas republik Indonesia di Era kepemimpinannya, sehingga dapat memberikan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan masing-masing target sesuai kebutuhannya. 1.2 Identifikasi Masalah

1. Dibalik pencetakan Uang kertas Republik Indonesia di Era Ir. Soekarno ada cerita-cerita bersejarah yang menarik untuk diungkap. 2. Jenis-jenis uang kertas Republik Indonesia serta cerita bersejarah pada

saat kepemimpinan Ir. Soekarno perlu diberikan kepada masyarakat sebagai sumber ilmu pengetahuan.

3. Banyaknya buku yang beredar tentang Ir. Soekarno hanya becerita sosok beliau dari segi-segi tertentu, dan belum pernah buku-buku tersebut mengaitkan cerita sejarah Ir. Soekarno dengan berbagai visual media yang ada pada waktu kepemimpinannya, seperti:

Gambar 1.1. Buku

(Sumber. Cover Depan Bung Karno “The Untold Stories” dan Wawancara Imajiner Dengan Bung Karno)


(21)

4. Buku yang beredar mengenai mata uang kertas republik indonesia saat ini masih sekedar buku katalog, seperti:

Gambar 1.2. Buku

(Sumber. Cover Depan Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2005 dan 1782-2010)

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka bisa didapat perumusan masalah yang akan diangkat dalam perancangan ini, yaitu: Bagaimana merancang buku tentang Ir. Soekarno direpresentasikan dalam visual mata uang kertas Republik Indonesia yang diedarkan di Era kepemimpinannya?

1.4 Batasan Masalah

1. Perancangan ini hanya sebatas uang kertas pemerintahan Republik Indonesia di Era Ir. Soekarno.

2. Pembahasan cerita sejarah terhadap jenis-jenis uang kertas tidak terlalu mendalam.

3. Visual pada uang kertas yang akan dijadikan sebagai kutipan cerita sejarah hanya melalui muka tampilan gambar utama bagian depan mata uang.

1.5 Ruang Lingkup 1.5.1 Ruang Lingkup Studi

1. Studi tentang jenis-jenis mata uang kertas republik Indonesia di Era pemerintahan Ir. Soekarno.


(22)

2. Studi literatur tentang buku-buku yang mengandung cerita-cerita sejarah disaat kepemimpinan Ir. Soekarno.

3. Wawancara dengan berbagai komunitas Bung Karno, Numismatik, ahli sejarah.

4. Riset target segmentasi.

5. Studi literatur tentang desain komunikasi visual untuk menunjang perancangan buku.

6. Studi biaya produksi (studi dengan cara menawarkan proposal kepada penrbit, serta menghitungkan baya produksi buku yang akan diproduksi).

1.5.2 Implementasi Desain 1. Media Utama

 Buku tentang Soekarno dalam visual uang kertas republik Indonesia di Era kepemimpinannya, merupakan media uama dalm perancangan ini.

2. Media Pendukung

X benner, baleho, poster, iklan jalan pada media internet,

disertai dengan event bedah buku pada awal launcing pengeluaran buku yang dirancang. Kegiatan tersebut digunakan untuk menunjang promosi buku tersebut.

Bolpoin, note pad, pembatas buku serta cd pidato proklamasi

kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan oleh Ir. Soekarno, merupakan media-media pendukung untuk menarik konsumen.

1.6 Tujuan Perancangan

1. Untuk mengenalkan jenis-jenis mata uang kertas republik Indonesia di Era Ir. Soekarno

2. Wacana ilmu pengetahuan sejarah yang baru terhadap hubungan mata uang dengan masa pemerintahan Ir. Soekarno.


(23)

1.7 Manfaat Perancangan

1. Manfaat Bagi Instasi-Instasi Terkait

 Sebagia bentuk ilmu pengetahuan sejarah tentang jenis-jenis mata uang kertas republik Indonesia yang terkait dalam masa kepemimpinan Ir. Soekarno.

2. Manfaat Bagi Mahasiswa

 Sebagai bentuk perancangan buku untuk menujang penyelesaian tugas akhir.

1.8 Skema Perancangan

1. BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang pemilihan judul, permasalahan, ruang lingkup, serta tujuan.

2. BAB II STUDI LITERATUR

Pada studi literatur mengenai hal yang mencakup teori dasar yang melatar belakangi konsep yang akan dibuat serta studi yang diperoleh dari data aktual dan faktual, sehingga mendapatkan data yang valid, guna menghasilkan output yang diinginkan.

3. BAB III METODE PERANCANGAN

Menguraikan tentang definisi judul dan sub judul, analisa data, serta tahapan dan logika pikir dalam perancangan judul.

4. BAB IV KONSEP DESAIN

Konsep yang menjadi acuan tiap output desainnya secara menyeluruh 5. BAB V IMPLEMENTASI DESAIN

Pembahasan terhadap keluaran desain (output) sebagai perwujudan

dari konsep dan teori yang dipakai. 6. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang berupa jawaban terhadap permasalahan dan nilai baru yang ditemukan serta saran bagi proyek desain selanjutnya sebagai hasil pemikiran atas keterbatasan yang dilakukan.


(24)

BAB II

STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Tentang Desain Komunikasi Visual

2.1.1 Pengertian Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual merupakan konsep komunikasi ,ungkapan daya kreatif yang diimplementasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengelolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar/ilustrasi, huruf, warna, komposisi dan layout (Tinarbuko, 2009:23).

2.1.2 Fungsi Desain Komunikasi Visual

Menurut Danton Sihombing, desain grafis memperkerjakan berbagai elemen seperti marka, simbol, uraian verbal, yang divisualisasikan melalui tipografi dan gambar, baik dengan teknik fotografi maupun ilustrasi (Yuliastanti, 2002:10).

2.1.3 Elemen – Elemen Dalam Desain Komunikasi Visual a. Gambar/Ilustrasi

Gambar/Ilustrasi merupakan bagian dari unsur yang sangat vital dalam perancangan media komunikasi mulai dari goresan titik sederhana hingga goresan yang berbentuk atau kompleks. 8 Fungsi ilustrasi sebagai berikut (Pujiriyanto, 2005:41) :

 Menarik perhatian.

 Merangsang minat pembaca.

 Memberikan eksplanasi atas pernyataan.

 Menonjolkan keistimewaan suatu pesan.

 Memenangkan persaingan.

 Mempunyai cirri khas.

 Mendramatisir suatu pesan.


(25)

Ilustrasi dapat berupa gamabr manual, foto. Maupun grafis lainnya. Fungsi gambar dapat memberikan pesan yang menyuluruh dari isi pesan serta mampu menarik perhatian secara sepintas. Beberapa teknik yang dihasilkan oleh ilustrasi antara lain (Pujiriyanto, 2005:42) :

 Gambar Tangan

Gambar yang dibuat secara keseluruhan dengan menggunakan tangan dengan memberikan ekspresi dan karakter tertentu.

 Fotografi

Gambar ilustrasi yang berupa foto yang biasanya dihasilkan melalui Kamera manual maupun digital. Secara garis besart teknik gambar ilustrasi yang dihasilkan melalui kamera digial lebih medah melalui prosesnya, karena foto yang dihasilkan tidak melalui system scanning terlebih dahulu dibandingkan dengan foto manual jika akan diplikasikan dalam media cetak maupun media elektronik. Objek yang dihasilkan melalui fotografi akan terlihat lebih realistis, eksklusif, persuasif. Amun Gambar/ilustrasi yang dihasilkan melalui gambar tangan ataupun fotogtrafi dapat digabung menjadi satu dalam melakukan hasil teknik akhir.

b. Huruf/Tipografi

Tipografi merupakan kedisiplinan suatu bentuk dari berbagai rangkaian huruf dan teks yang dapat memudahkan pembaca untuk membacanya serta mempunyai daya tarik tersendiri agar tidak terlihat membosankan (Rustan, 2011:16).

c. Warna

Warna merupakan suatu kesan terhadap keseluruhan gambar atau grafis dan memberikan dampak psikologi terhadap orang yang melihat. Warna juga dapat memberikan sugesti yang mendalam terhadap pembaca serta dapat mempengaruhi psikologi manusia jika warna tersusun dengan tepat. Adapun arti-arti warna antara lain (Pujiriyanto, 2005:43) :


(26)

 Merah

Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya.

 Biru

Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan.

 Hijau

Alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan.

 Kuning

Optimis, harapan, filosofi, ketidak-jujuran, pengecut (untuk budaya Barat), pengkhianatan.

 Ungu/Jingga

Spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasaran, keangkuhan.

 Oranye

Energi, keseimbangan, kehangatan.

 Coklat

Tanah/bumi, reliability, comfort, daya tahan.

 Abu-abu

Intelek, masa depan (seperti warna milenium), kesederhanaan, kesedihan.

 Putih

Kesucian, kebersihan, ketepatan, ketidak-bersalahan, steril, kematian.

 Hitam

Power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan.

d. Komposisi

Komposisi adalah pengorganisasian unsur-unsur rupa yang disusun dalam karya desain grafis secara harmonis antara bagian dengan bagian, maupun antara bagian dengan keseluruhan. Komposisi yang harmonis dapat diperoleh dengan mengikuti


(27)

kaidah atau prinsip-prinsip komposisi yang meliputi kesatuan, keseimbangan, irama, kontras, fokus, serta proporsi (Kusrianto, 2007:34).

e. Layout

Layout merupakan beberapa penyatuan elemen-elemen pendukung desain yang dimaksudkan untuk mendukung suatu konsep desain dan pesan yang akan disampaikan kepada public secara umum (Rustan, 2009:0 ). Adapun prinsip-prinsip layout untuk membuat suatu layout yang baik (Rustan, 2009:76-84), antara lain:

Squence/Urutan

Urutan-urutan yang umum membaca adalah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Berdasarkan kecenderungan tersebut, arah gerak mata juga dipengaruhi oleh hal-hal berupa pemberian emphasis/pembeda pada suatu objek, seperti warna, ukuran, style dan lain-lain.

Emphasis

Kontras adalah salah satu bentuk dari emphasis yang bertujuan untuk membangun urutan/sequence. Cara menciptakan kontras dapat dilakukan melalui ukuran, posisi, warna danbentuk konsep yang berlawanan. Bisa juga diciptakan lewat elemen layout yang mengandung pesan-pesan yang unik, emosional dan kontroversial.

Balance

Balance terdiri atas dua macam:

 Simetri

Adalah keseimbangan yang dapat dibuktikan secara matematis atau tepat seperti pencerminan.

 Asimetri

Adalah keseimbangan yang bersifat optis atau kelihatannya seimbang.


(28)

Unity/Kesatuan

Unity bukan hanya kesatuan dalam elemen-elemen fisik suatu desain grafis. Namun juga kesatuan antara fisik dan non fisik yaitu pesan atau komunikasi yang dibawa dalam konsep desain yang akan dibuat. Element layout terbagi menjadi tiga bagian (Rustan, 2009:28-68), yaitu: a. Elemen teks

 Judul/Head/Heading/Headline

Kata singkat yang mewakili dari sebuah atikel disebut dengan judul. Judul merupakan suatu kata yang mendapatkan ukuran lebih besar dari semua konten teks yang berada pada sebuah artikel. Judul harus memiliki nuilai estetis, sehingga dapat menjadi daya tarik serta menyampaikan pesan secara tidak langsung terhadap pembaca agar dapat menjadi pembeda dari artikel-artikel yang lainnya.

Deck/Blurb/Standfirst

Deck merupakan gambaran singkat dari topik yang berada didalam buku. Agar pembaca sedikit mengerti tentang topik yang dibahas. Biasanya deck ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan judul.

Byline/Credit Line/Writer’s Credit

merupakan sebutan dari nama penulis dan bias juga disertai dengan jabatan. Byline biasanya terletaak sebelum deck, diantara judul dan

deck. Namun sering juga ditemukan bahwa byline diletakkan pada akhir naskah.

Bodytext/Bodycopy/Copy/Copytext

Merupakan isi/naskah/artikel dari isi buku yang sangat banyak berperan dalam memberikan informasi kepada pembaca. Namun

Bodytext tidak bias berperan sendirian tanpa judul dan deck, karena judul dan deck sangat berpengaruh pada pembaca untuk antusias dalam mengetahui isi dari buku yang akan di baca.


(29)

 Subjudul/Subhead/Crosshead

Subjudul merupakan suatu topik dari ringkasan artikel yang akan dibahas. Namun subjudul bias mewakili semua dari isi artikel yang akan dibahas. Banyak yag menganggap bahwa subjudul itu adalah

deck, tapu sebenarnya berbeda karena subjudul kalimatnya lebih sedikit dibandingkan deck.

Pull Quotes/Liftouts

Pull quotes merupakan kalimat simpulan untuk memperjelas isi dari bodytext. Dan tak luput juga biasanya diisi dengan kalimat-kalimat perkataan dari kutipan.

Caption

Keterangan singkat yang biasanya disertai dengan tanda atau juga disebut dengan inzet yang biasanya inset itu ukurannya sangat kecil dibandingkan dengan elemen visual yang akan dicaption. Namun

caption dibedakan dari segi font dan gaya tata letak sehingga berbeda dengan bodytext. Jika elemen visual yang akan dicaption lebih dari satu, bias di desain dengan dua cara:

Caption yang terpisah

Letak caption berdekatan dengan elemen visual

Caption yang dijadikan satu

Letak caption yang dijadikan satu lalu mengalami keterangan melalui tanda/inzet

Callouts

Pada dasarnya callouts hamper sama dengan caption, namun callouts

merupakan kata-kata keterangan untuk memberikan gambaran informasi dari elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan. Biasanya callouts disertai dengan garis ,ballon atau panah dan hamper sama juga disebut dengan inzet.


(30)

Kickers/Eyebrows

Merupakan kata pendek pada setiap halaman pergantian judul atau pergantian bab yang biasanya terletak diatas sendiri untuk memudahkan pembaca dalam menemukan judul yang diinginkan.

Initial Caps

Merupakan satu huruf awal dari awal bodytext yang biasanya digunakan dalam awalan suatu naskah. Namun initial caps bias juga digunakan untuk penyeimbang layout.

Indent

Paragraf pertama dari bodytext yang menjorok kedalam untuk mempermudah pembaca mengawali sebuah pembacaan. Namun bias juga tidak mengalami penjorokan pada bagian awal paragraph, namun setelah itu bagian tengan sampe akhir bodytext mengalami penjorokan kedalam hingga akhir suatu naskah.

Lead Line

Beberapa kata pertama yang dibedekan dari segi ukuran, font dan bentuknya untuk mempermudah pembaca dalam menangkap pergantian paragraph.

 Spasi

Untuk membedakan paragraph satu dengan paragraph yang lainnya. Namun dapat pula diberikan variasi yang berbeda, ada beberapa naskah yang mendapat spasi dan juga dapat langsung digabungkan.

Header & Footer

Merupakan jarak antara sisi atas kertas dan bawah kertas. Biasanya

header & Footer diisi dengan running head, nomer halaman, catatan kaki dan informasi lainnya.

Running Head/Running Head/Headline/Running Title/Running.

Judul buku atau topik bacaan yang sedang dibaca dan terletak ditempat yang sama disetiap lembar kertas atau halaman. Basanya terdapat informasi judul buku, nama pengarang atau informasi singkat lainnya.


(31)

Berisi catatan detail informasi yang biasanya berisi sumber, refrensi, bahan acuan atau lainnya yang terletak dibawah atau footer.

 Nomor Halaman/Page Number

Untuk menandai dari suatu artikel yang memiliki lebih dari delapan halam untuk memudahkan pembaca mencari tempat topik yang akan dicari.

Jumps/Jumplines/Continuation Lines

Untuk bodytext yang sagat panjang dan mengalami perpindahan halaman, biasanya dibawah dari artikelnya mendapat keterangan sambung ke halaman yang akan dituju, itu disebut dengan jumps. Untuk halamn sambungan yang sudah dituju, pada bagian atas ditulis dengan sambungan dari halaman sebelumya keterangan tersebut dinamakan continuation lines.

Signature/Mandatories

Biasanya berisi dengan alamat atau sponsored yang bias dihubungi nomer telefonnya yang terletak pada akhir artikel.

Nameplate

Nameplate setara dengan judul, namun nameplate biasanya digunakan di surat kabar, tabloid, majalah da sejenisnya.

Masthead

Biasanya berisikan dengan nama penerbit yang diletakkan berdekatan dengan kata pengantar.

b. Elemen visual

 Foto

Suatu visual yang berasal dari kamera menggunakan teknik cahaya. Kekuatan terbesar untuk menghasilkan kepercayaan dan kreadibilitas terhadap pembaca.

Artworks


(32)

Informational Graphics/Inforgraphic

Fakta-fakta yang digambarkan dengan garis-garis dengan bentuk total angka atau presentasi untuk menerangkan suatu elemen visual yang diperlukan.

 Garis/Rules

Merupakan elemn estetis yang dapat digunakan untuk membatasi suatu artikel atau memeperjelas letak dari informasi yang diberikan. Bisa juga sebagai penyeimbang visual sehingga menjadi Unity atau satu-kesatuan.

 Kotak/Box/Bingkai/Border/Frame

Informasi yang berupa artikel yang diletakkan dalam suatu elemen bentuk untuk memberikan informasi tambahan yang agak banyak. Jika diletakkan disamping halaman itu disebut dengan Sidebar.

Inzet/Inset/Inline Graphics

Elemen visual yang berukuran lebih kecil yang diletakan di dalam elemen visual berkuran besar, berfungsi untuk memberikan informasilebih jelas ke pada pembaca.

Point/Bullets

Suatu artikel yang berupa data yang berurutan kebawah dan biasanya juga mendapatkan tanda berupa angka atau huruf. Dan dibalik tanda tersebut terdapat elemen visual yang disebut dengan diangbats atau disebut juga dengan penanda tanda baca.

c. Invisible elemen

Margin

Margin merupakan batas aman dari suatu elemen bodytext. Tak luput juga margin digunakan sebagai pembatas aman dari suatu elemen visual agar tidak terlalu jauh dengan pinggir halaman. Namun kemungkinan juga elemen visual melebihi dari margin yang telah ditentukan untuk menambah nilai estetis layout berdasarkan konsep awal.


(33)

Grid

Grid digunakan untuk memepertahankan konsistensi suatu elemen visual atau bodytext dalam kesatuan layout terlebih dalam pembuatan buku atau sebuah artikel yang memiliki lebih dari satu halaman.

2.2 Landasan Teori Tentang Buku

2.2.1 Pengertian Buku

Buku berisi lembaran halaman yang cukup banyak. Sehingga lebih tebal daripada booklet. Pada buku penjilidan yang baik merupakan keharusan agar lembar-lembar kertasnya tidak tercerai berai (Rustan, 2009:122).

2.2.2 Fungsi Buku

Untuk menyampaikan informasi berupa cerita, laporan, pengetahuan, yang dapat menampung banyak sekali informasi yang bergantung pada jumlah halman yang dimilikinya. (Rustan, 2009:122)

2.2.3 Manfaat Buku

Manfaat buku membantu perkembangan seseorang individu dan bahkan untuk membantu menolong survival seseorang individu. Hal tersebut sedah terbukti berulangkali dalam sejarah Indonesia. Hampir semua tokoh penting di Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan merupakan pembaca buku dan penulis buku yang penting (Taryadi (ed), 1999:53).

2.2.4 Jenis-Jenis Buku

Buku sebagai sumber media informasi merupakan sudah sangat umum. Banyak jeni-jenis buku seperti buku cerita, komik novel, majalah, buku-buku tebal seperti kamus, ensiklopedia, buku telepon, terbitan berkala seperti majalah,

annual report (laporan tahunan perusahaan), company profile (profil perusahaan), catalog produk, dan lain-lain (Rustan, 2009:122).


(34)

2.2.5 Buku Ensiklopedia

Merupakan buku yang berisi mengenai ilmu pengetahuan. Tersusun menurut abjad maupun tersusun secara kategori secara padat. Ensiklopedia menjelaskan secara mendalam tentang suatu hal ilmu pengetahuan sesuai pembahasan dan mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena (Trianto, 2007:144)

2.2.6 Elemen Buku

Elemen-elemen layout sebagaian besar digunakan dalam buku, maka perlu perhatian khusus dalam memilih dan menatanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain, desain cover, desain navigasi, kejelasan informasi, kenyamanan pembaca, pembeda yang jelas antara bagian atau bab, dan lain-lain. Navigasi dalam sebuah buku sangatlah penting karena memberikan informasi kepada epmbacauntuk mencari topik tertentu di dalam buku. Daftar isi, nomor halaman,

running text, merupakan system navigasi yang berada dalam buku. Nomor dan

running text sebagai tanda dalam tiap halaman, sedangkan daftar isi sebagai macam peta perjalanan (Rustan, 2009:122).

2.2.7 Teknik Pembuatan Buku

Pada umumnya buku dibagi menjadi tiga berdasarkan fungsinya masing-masing, antara lain (Rustan, 2009:123):

a. Bagian Depan:

 Sampul depan berisi judul buku, nama pengaarang, nama/logo penerbit, testimonial, elemen visual atau teks lainnya.

 Judul bagian dalam

 Informasi penerbit dan perijinan

Dedication, pesan atau ucapan terimakasih untuk pengarang/pihak lain.

 Kata pengantar dari pengarang.

 Kata sambutan dari pihak lain, editor atau pihak ahli.


(35)

b. Bagian Isi

Isi buku yang terdiri dari bab-bab dan sub bab-bab, dan tiap bab membicarakan topik yang berbeda.

c. Bagian Belakang

 Daftar pustaka

 Daftar istilah

 Daftar gambar

Cover belakang biasa berisi gambaran singkat mengenai isi buku tersebut, testimonial, harga, nama atau logo penerbit, elemen visual atau teks lainnya.

Gambar 2.1. Skema Alur Pembuatan Buku (Sumber. Rustan, 2009:123)

2.2.8 Kriteria Buku Yang Baik

Buku yang baik harus mempunyai urutan Emphasis agar ada pola penekanan terhadap isi dari suatu buku. Pola tersebut bergantung pada pesan yang disampaikan. Emphasis pada buku berdasarkan fungsinya memiliki sdikit penekanan emosi, sehingga memiliki beberapa perbedaan dengan buku-buku seperti katalog, buku cerita dan lain-lain.


(36)

Gambar 2.2. Skema Emphasis Buku (Sumber. Rustan, 2009:124-125)

2.3 Landasan Teori Tentang Kertas

2.3.1 Pengertian Dan Fungsi Kertas

Seiring perkembangan jaman sebelum masehi, kertas merupakan lembaran tipis yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Tacconi, Obidzinky, Agung, 2004:24).

Fungsi kertas merupakan untuk bahan pendukung dalam menulis. Selain digunakan sebagai bahan menulis, faktanya kertas memiliki begitu banyak kegunaan dan presentase kertas yang diproduksi juga bukan hanya untuk percetakan jumlah besar (Hart, 2009:41)

2.3.2 Sejarah Kertas

Memandang pentingnya dari kertas, riset yang teliti memastikan bahwa Ts’ai Lun merupakan pejabat di balairung kekaisaran Cina yang pada atau sekitar tahun 105 mempersembahkan contoh kertas pada kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts’ai Lun yang tercantum resmi dalam dinasti Hun, masyarakat selalu memuji Ts’ai Lun sebagai penemu kertas dan namanya sangat terkenal di Cina (Hart, 2009:39-40).

2.3.3 Jenis Ukuran Kertas

Kertas yang digunakan di Indonesia adalah ISO 216. Standar ini menggunakan rasio 1 banding 1,4142untuk perbandingan lebar panjang kertas. Standar ISO 216 mempunyai tiga seri yaitu A, B, C yang masing-masing ditandai dengan angka dibelakangnya (Rustan, 2009:90).


(37)

Diameter dan ukuran kertas yang dapat digunakan secara umum adalah (Ees, 2004:138):

Gambar 2.3. Ukuran Kertas A dan B (Sumber. Ees, 2004:139)

2.4 Landasan Teori Tentang Kepresidenan Republik Indonesia

Dalam tata-kenegaraan sesuai bunyi UUD 45 yang bunyinya Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum dan tidak berdasarkan kerajaan. Ini berarti Negara Indonesia, termasuk pemerintahan dan lembaga-lembaga untuk melaksanakan suatu tindakan apapun yang semuanya dilandasi oleh suatu hokum. Negara dalam arti luas adalah pemerintahan yang didalamnya melindungi segenap rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan bangsa (Tresno, 2009:3-1).

Sebagai calon seorang presiden, persyaratan yang harus dipenuhi setelah lulus dalam ujian adalah (Tresno, 2009:6):

a. Memiliki Karakter Dan Taat Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Dasar pertama daripancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai persyaratan yang harus dimiliki oleh calon presiden. Karena agama yang dianut diindonesia sebagian besar 85% adalah agama Islam.

b. Patriotik

Patriotik sama dengan Patriotisme yang sangat erat hubungannya dengan tanah air. Maka, Kata patriotik sangatlah terbukti berkat ucapan dari Veteran perang Vietnam yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk tanah air.


(38)

c. Integrita Yang Tinggi

Kata integritas sangat menyangkut hubungannya dengan karakter seseorang. Kejujuran seorang presiden dan mempunyai jiwa yang tegas dan kokoh merupakan bagian yang harus dimiliki oleh seorang presiden.

d. Berwawasan Luas

Seorang presiden harus memiliki pandangan yang luas (Broadminded), dan tidak berpandangan sempit (Narrow Minded).

e. Rendah Hati (Humble)

Dalam situasi apapun seorang presiden haru s mempunyai jiwa rendah hati dan tidak semena-mena pada kasus contoh, jika pada saat rakyat krisis ekonomi malah menyombongkan diri sendiri ke pada rakyat meskipun hasil yang didapatnya dari diri seorang presiden sendiri.

f. Berdiri Diatas Partai Dan Membela Kepentingan Rakyat (No self interest)

Seorang presiden harus mengabdi kepada kepentingan rakyat dan meninggalkan kepentingan pribadi atau partainya

2.5 Ir. Soekarno Atau Bung Karno

Gambar 2.4. Foto Ir. Soekarno (Sumber. Listyarti, Setiadi, 2008:33)

Soekamo lahir di Blitar, 6 Juni 1901. Beliau adalah proklamator kemerdekaan Indonesia dengan Mohammad Hatta) pada 17 Agustus 1945.


(39)

Dengan demikian, beliau merupakan salah satu founding father negara Indonesia. Sikap revolusioner, berwibawa, tegas, didukung pula dengan pemikiran yang brilian, menempatkannya pada posisi penting dalam sejarah pemikir politik Indonesia. Hasilnya, lahir ide besar Naslonalisme Indonesia. Menurut Bung Karno, seorang nasionalis sejati adalah orang yang bersedia berbakti dan memperbaiki nasib kaum kecil dan segala kemiskinan serta melindungi rakyat dan penindasan. Nasionalisme, menurut Soekarno, merupakan pilar kekuatan bangsa bangsa terjajah untuk memperoleh kemerdekannya. Pemikiran Nasionalisme Soekamo banyak dipengaruhi oleh pergerakan Nasionalisme Timur dan tokohnya. Penderitaan bangsa Indonesia di bawah kolonialisme Belanda juga memberikan pengaruh terhadap warna nasionalisme yang diyakininya. Hakikat pemikirannya senada dengan pemikiran tokoh-tokoh dari Dunia Timur, seperti Mahatma Gandhi, Sun Vat Sen, dan Bilpin Chandra Pal. Mereka mencerminkan masa tidak senang terhadap sistem kolonialisme dan Imperialisme yang menglnjak-injak harkat dan martabat bangsa yang dijajahnya. memandang rendah bangsa lain, dan memandang hanya bangsa Barat yang unggul dalam segala hal. Pemlkiran ini lahir disebabkan oleh nasib bangsa mereka yang tertekan dan ditindas oleh bangsa penjajah. Soekarno wafat di Jakarta 21 Juni 1970. BeIiau dimakamkan di kota kelahlrannya, Biltar (Listyarti, Setiadi, 2008:33).

2.6 Uang Kertas

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berkomunikasi dan memerlukan komunikasi antardiri dan sesamanya. Secara tidak langsung, mereka memerlukan media untuk melakukannya baik secara visual auditif maupun visual audio. Komunikasi antar manusia tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga efektif dan efisie dalam penggunaannya. Peran dan pemanfaatan dalam kehidupan manusia sangat luas, dengan dimanfaatkannya teknologo fotografi, percetakan, komputer, animasi dan internet. Hasil karya desain komunikasi visual bisa berbentuk pengolahan. Perancangan huruf (typografi) dan gambar (Ilustration), bisa diaplikasikan seperti gambar temple (sticker), perangko, uang, tiket,


(40)

kemasan, udangan, kartu nama, brosur, poster, papan reklame (billboard) (Sulastianto, dkk, 2006:12-13).

Menurut Numismatik, uang biasa dikategorikan sebagai sebuah karya seni. Dengan desain dan grafis yang menarik perancang uang kertas atau disebut dengan delinavit (DEL), mereka sangat layak dikategorikan sebagai seniman. Karena desain-desain yang digambarkan pada uang terlihat sangat indah. Tak berbeda jauh dengan pelukis-pelukis terkenal.

Uang diciptakan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar barang atupun perdagangan. Uang merupakan benda yang ternilai dalam satuan hitung dan dipegunakan untuk alat pembayaran yang sah dalma berbagai transaksi di wilayah tertentu. Sehingga penting dan fungsi uang diatur dengan undang-undang (Sukmayani, Ratna. Umang, Tomas K. Sedono. Kristianto, Seno. Djoko Raharjo, Y. 2008:109).

Uang kertas merupakan alat bayar yang sah untuk jumlah besar. Kebanyakan semua Negara menganut system standar kertas, termasuk Indonesia. Predaran uang tidak hanya dihubungkan dengan uang logam. Uang kertas merupakan alat pembayaran yang sah berdasarkan pada kepercayaan masyarakat terhadap badan pemerintahan yang mengeluarkan uang itu. Kertas yang dijadikan uang disebut Fiduciair (kepercayaan). Dengan mencetak uang kertas, otomatis setiap pemerintahan di daerah masing-masing bias menghemat biaya cetak (Sukmayani, Ratna. Umang, Tomas K. Sedono. Kristianto, Seno. Djoko Raharjo, Y. 2008:112).


(41)

2.7 Studi Komparator

Buku Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2010

Gambar 2.5. cover dan isi konten buku Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2010 (Sumber. Shofwan, 2010:Cover Depan dan Cover belakang)

Buku “Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2010”

 Dimensi : 24cm x 17.5

 Tabel : 1.5cm

 Halaman : 372 halaman

 Penerbit : PT.Sugi Jaya Abadi Sentosa

 Tahun :2010

 Harga : Rp. 250.000

 Gaya bahasa

Informasi ilmiah pada jenis mata uang yang ditampilkan serta kombinasi kata yang merupakan ejaan lama, sehingga gaya bahasanya menjadi tidak formal.

 Grid


(42)

Pada isi buku katalog uang kertas Indonesia hanya menggunakan grid satu kolom sehingga kurang nyaman dalam membaca. Dari halaman pertama hingga akhir halaman, buku tersebut tidak mengalami perubahan grid kolom sama sekali.

 Warna

Gambar 2.7. Dominan Background Pada Buku Komparator (Sumber. Shofwan, 2010:isi buku komparator)

Warna yang digunakan pada isi buku tersebut dominan menggunakan background dengan warna putih polos tanpa sentuhan ilustrasi sedikit pun. Dan bahkan keterangan pada setiap perpindahan jenis pemerintahan serta jenis seri dari mata uang hanya disekat menggunakan headline yang ukurannya sama dengan body text dan hanya mengalami ketebalan jenis font atau bold.

Font

Gambar 2.8. Font yang digunakan pada buku komparator (Sumber. Shofwan, 2010:Cover depan, isi buku komparator)


(43)

Font yang digunakan hanya dua jenis font saja yaitu Times New Roman dan

Arial. Pada bagian cover, judul juga menggunakan font yang serupa sehingga kurangnya penanganan cover yang digunakan untuk menarik minat konsumen.

 Bab

Tidak adanya sekat-sekat yang membedakan perpindahan antara jenis mata uang satu dengan mata uang lainnya yang hanya dipisahkan melalui teks dengan ukuran kecil tanpa dibedakan dengan body text, yang sulitnya bagi pembaca untuk melihat dan mencari daftar-daftar jenis mata uang yang diinginkan.

 Ilustrasi Foto

Gambar 2.9. Data foto pada isi buku Komparator (Sumber. Shofwan, 2010: isi buku komparator)

Jenis data-data visual yang digunakan hanya berupa gambar mata uang yang dihasilkan melalui scanner dari mata uang aslinya. Dan terdapat banyak sekali jenis-jenis visual mata uang yang dihasilkan dari kualitas uang yang memang sudah lama tidak beredar, sehingga kejelasan data tersebut masih terlihat tidak jelas, dan tidak terdapat keseragaman pada data-data visual pendukung buku.

Layout

Gambar 2.10. Layout dalam buku komparator (Sumber. Shofwan, 2010: isi buku komparator)


(44)

Layout yang digunakan cenderung simetris, sangat formal namun terlihat sangat monoton. Dan tidak terdapat berbagai macam peletakan pada setiap layout perhalaman.

 Ilustrasi

Tidak terdapat ilustrasi apapun, hanya berupa foto yang disertai teks saja. Dari mulai halaman pertama hingga halaman terakhir.

 Poin-poin buku

Gambar 2.11. Poin-poin isi buku komparator (Sumber. Shofwan, 2010: isi buku komparator)

Banyaknya jenis-jenis mata uang yang ditampilkan pada buku tersebut disertai dengan kalimat atau poin-poin yang difungsikan untuk menerangkan setiap jenis-jenis mata uang sehingga buku tersebut sangat pantas jika hanya disebut buku katalog.

Berikut daftar isi dari buku komparator, antara lai:

a. Pemerintaha Belanda tahun 1602-1811/Dutch Rule 1602-1811. b. Pemerintahan Inggris 1811-1816/Brtish Rule 1811-1816. c. Pemerintahan Belanda 1816-1942/Dutch Rule 1816-1942. d. Pemerintahan Djepang 1942-1945/Japanese Rule 1942-1945.

e. Pemerintahan Belanda 1946-1949/Netherlands Indies Civil Administrasion 1646-1949.

f. Republik Indonesia 1945-1949/Republic of Indonesia 1945-1949. g. Republik Indonesia Serikat 1950/United Stated of Indonesia 1950. h. Republik Indonesia 1951-2004/Republic of Indonesia 1951-2004. i. Guinea Baru Belanda/Netherlands Nieuw Guinea.


(45)

k. Kepulauan Riau/Riau Archipelago.

l. Uang Daerah Republik Indonesia/Regional Issue Republic of Indonesia. m. Timor timur/East Timor.

n. Uang pemberontak/Rebellious Issue.

Uang daerah Republik Indonesia/Region Issue Republic of Indonesia.

 Jawa

o Blitar o Bojonegoro o Jogjakarata o Kediri o Madiun o Magelang o Magetan o Padjitan o Pati o Serang o Surakarta o Tjepu

 Sumatera

o Asahan o Barus

o Bengkoeloe/Bengkulu o Bukit Barisan

o Bukit Tinggi

 Djambi

 Riau

 Sumatera Selatan/South Sumatera Districs

 Sumatera Timur/East Sumatera Distirct

 Atjeh

 Tapanuli


(46)

o Djambi o Dolog

o Koealoeh Leidong (Kaulu Leidong) o Koetaradja (Kutaraja)

o Kota Boemi (Kutabumi) o Laboean Bilik (Labuan Bilik) o Langsa

o Limapoeloeh o Nias

o Pagar Alam o Palembang o Pematang Siantar o Pendopo

o Pesisir Selatan o Rantau Prapat

 Kabupaten

 Keresidenan

o Sumatera Selatan o Tandjung Karang o Tapanoeli (Tapanuli) o Tigabinangga

o Tjurup

o T.N.I. Resimen I Divisi X o Wingfoot


(47)

2.8 Analisis SWOT

Strengths 1. Menjadi buku pertama bagi masyarakat umum

2. Menjadi buku pertama yang membahas keterkaitan visual mata uang kertas dengan kepemimpinan Ir. Soekarno

Weaknesses 1. Tidak mendalam terhadap pengulasan cerita

2. Hanya membahas mata uang di Era Ir. Soekarno

Opportunities 1. Menjadi wacan tambahan bagi masyarakat umum

2. Dijadikan pertimbangan untuk koleksi perpustakaan pihak PerumPeruri dan Bank Indonesia.

Threats 1. Jika sudah diterbitkan, kemungkinan tidak bisa bertahan

lama, karena akan sering mendapatkan revisi seperti buku-buku yang bertuliskan edisi revisi.


(48)

BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 Identifikasi masalah

Gejala atau Fenomena merupakan gambaran abstrak dari suatu konsep yang akan diteliti. Dengan menetukan suatu konsep, maka akan timbul gejala-gejala atau fenomena yang timbul kesamaan-kesamaan berdasarkan konsep yang telah ditentukan (Adi, 2004:27). Setelah menemukan fenomena untuk menguatkan konsep, timbulah prilaku-prilaku yang menyimpang berdasarkan golongan maupun kategori-kategori suatu konsep yang ditentukan. Buku uang kertas Republik Indonesia di era presiden Soekarno merupakan konsep awal dari penemuan gejala-gejala maupun fenomena yang berlangsung.

3.2 Definisi Operasional Judul Buku

3.2.1 Definisi Judul Buku

Judul buku yang diangkat dalam perancangan ini adalah Soekarno Dalam Visual “Mengupas Mata Uang Republik Indonesia”. Aspek-aspek yang ditelusuri adalah media buku yang dapat dijadikan wacana pengetahuan bagi masyarakat terhadap jenis-jenis mata uang kertas di Era Ir. Soekarno, serta cerita-cerita sejarah mata uang kertas yang berkaitan dengan keadaan bangsa dimasa kepemimpinan soekarno. Sehingga masyarakat mengetahui bagaimana sejarah keadaan bangsa pada jaman kepemimpinan beliau.

Media yang digunakan untuk memberikan sumber ilmu pengetahuan sejarah mata uang kertas republik Indonesia di Era Ir. Soekarno berupa buku, karena buku memberikan sumber ilmu pengetahuan dan buku bisa menjadi wacana informasi yang aktual. Buku juga memiliki sifat yang tidak termakan oleh zaman dan masih bisa digunakan dalam jangka waktu bertahun-tahun.


(49)

3.2.2 Definisi Sub Judul Buku “Mengupas Mata Uang Republik Indonesia” Uang kertas Republik Indonesia di Era Ir. Soekarno dalam perjalanan sejarah numismatik, tercatat sebagai salah satu mata uang kertas yang paling banyak mengalami perubahan. Seri Oeang Repoeblik Indonesia atau dikenal ORI adalah mata uang kertas pertama yang diciptakan Republik Indonesia dan dikenal dengan julukan uang revolusi. Disebut demikian karena lahir di tengah kancah revolusi bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Sejarah bangsa bisa diurut lewat sejarah uangnya ataupun takhayul, contohnya uang dengan gambar wayang merupakan tanda kejatuhan suatu pemerintahan. Negara merdeka tak cukup hanya dengan proklamasi, punya pemerintahan, tanah air, dan rakyat. Negara bisa menjadi tegak setelah punya uang. Setiap uang kertas yang dikeluarkan tentu memiliki perancang atau pelukisnya. Biasanya para perancang atau pelukis uang tersebut dituliskan di bagian bawah berupa nama dan singkatan DEL, yang artinya Delinavit atau pelukis uang.

3.3 Teknik Sampling

a. Pendekatan Segmentasi Demografis/Data

Usia 15-50

Ukuran Keluarga Lajang,menikah Jenis Klamin Laki-laki, Perempuan

Pendapatan Ikut orang tua, 1.800.000-5000.000 Jabatan Pelajar, Wiraswasta, Pegawai, Pensiunan. Agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan Suku Jawa, Tionghoa, Sunda

Kewarganegaraan Indonesia


(50)

Psikografis/Watak

Gaya Hidup Memikirkan jangka panjang. Yang dimaksud dengan memikirkan jangka panjang yaitu seorang target segmentasi yang telah ada, merupakan orang-orang yang dapat mempertimbangkan suatu keputusan dalam pembelian sutatu barang, dan memikirkan apa layaknya suatu barang untuk jangka panjang kedepannya.

Personality Berambisi. Berambisi yang dimaksud merupakan sifat dari target segmentasi yang didapat terhadap tingkat kemauannya untuk berusaha ingin mendapatkan buku yang akan dirancang jika sudah beredar, karena pada dasarnya buku yang dirancang merupakan bertujuan untuk target-target seperti mereka yaitu para Komunitas Bung Karno dan Numismatik

Behavioral/Prilaku Kesempatan -

Mementingakan Kualitas

Status Mengikuti Waktu Perkembangan Tingkat Tingkat Menengah dan Keatas Loyalitas Sangat Tinggi

Tahap Pembelian Tergantung Informasi SikapTerhadap

Produk

Antusias

b. Analisa Target Segmen

Dapat disimpulkan bahwa target segmen yang didapat untuk menunjang data adalah sebagai berikut.


(51)

Analisa : Target Audiens tidak dibatasi laki-laki atau perempuan saja, karena masing-masing memiliki peluang untuk membeli dan membaca buku yang akan dirancang, karena yang penting mereka memiliki kesamaan menyukai ilmu pengetahuan sejarah tentang mata uang kertas era Ir. Soekarno maupun sejarah di Era kepemimpinan beliau.

 Usia : 15-50 tahun

 Analisa : Target audiens yang dituju adalah target yang suka dengan uang kuno atau Numismatik (kolektor mata uang kuno), para

komunitas, mahasiswa/mahasiswi, desain grafis seluruh Indonesia, masyarakat umum yang menyukai sejarah tentang Ir. Soekarno. c. Populasi

Demografi Target Audiens seluruh Indonesia.

Unisex (laki-laki dan perempuan)  Usia 15-50 tahun

 Pendidikan minimal SMA atau sederajata

 Tinggal di perkotaan

 Dengan latar belakang keluarga maupun pribadi yang Menengah atas d. Sample

Kuisioner

Hasil survey kepada 50 responden target audiens untuk mewakili seluruh populasi. Kusioner tersebut menginginkan jawaban dari target audiens terhadap seberapa pentingnya bagi mereka terhadap buku Soekarno dalam visual mata uang kertas republik Indonesia di Era kepemimpinannya untuk diterbitkan.


(52)

 Jumlah responden : 50 orang

 Range umur : 15-50 tahun

Gambar 3.1. Bagan Prosentase (Sumber. Kuisioner)

Dari bagan hasil kuisioner tersebut, menunjukkan bahwa 48 sample target segmen menjawab “Ya”, yag berarti bahwa buku yang dirancang sangat penting ditebitkan dan dinikmati oleh mereka. Sedangkan 2 dari sisa target memilih tidak merespon kuisioner yang dibagikan.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti (Adi, 2004:57). Data yang diteliti merupakan pendukung untuk menguatkan pentingnya perancangan yang akan dibuat serta untuk menguatkan isi konten perancangan,yaitu dengan cara metode kualitatif dan metode kuantitatif, antara lain:

a. Metode Kualitatif

Dengan menggunakan metode Kualitatif ialah merupakan nama yang diberikan untuk pradigma penelitian yang terutama berkepentingan dengan makna dan penafsiran. Metode ini merupakan khas ilmu-ilmu kemanusiaan dan banyak diantaranya seperti analisis naratif, analisis genre, telah


(53)

diturunkanoleh kajian-kajian satra dan hermeneutika, dan berkepentingan kritis terhadap evaluasi teks-teks (Triwikromo, 2003:xi).

 Wawancara mendalam dengan Asosiasi Numismatik Indonesia (ANI). Untuk mendapatkan penjelasan dari cerita mata uang kertas yang mereka ketahui sebagai asumsi serta mendapatkan data-data dari jenis uang kertas yang dibutuhkan.

 Wawancara mendalam dengan Komunitas atau orang-orang tertentu yang mendalami tentang Bung karno.

Untuk mendapatkan cerita-cerita tentang sosok seorang Bung Karno di era kepemimpinannya, untuk menguatkan asumsi yang diberikan oleh para numismatik.

 Wawancara dengan ahli sejarah

Untuk menguatkan lagi asumsi yang diberikan kepada numismatik dan para komunitas sehingga banyaknya asumsi-asumsi yang didapat. b. Metode Kuantitatif

Sedangkan metodologi kuantitatif merupakan jenis penelitian apapun yang menggunakan nilai-nilai numeric, seperti penelitian statistic, beberapa penelitian survey, atau metode apapun yang menghasilkan angka-angka. Metode ini merupakan pengukuran dari berbagai penelitian jenis-jenis lainnya (Triwikromo, 2003:15). Dengan metode kuantitatif, maka muncullah nominal angka yang kemungkinan akan dibuat sebagai data penguat dari konsep yang ditentukan.

 Kuisioner dengan 50 orang yang mewakili target audiens.

Untuk menguatkan jenis perancangan agar mendapatkan jawaban secara nominal terhadap pentingnya jenis perncangan bagi target audiens.


(54)

3.4.2 Data Skunder

Data sekunder merupakan jenis data yang sudah dalam bentuk jadi seperti data dalam dokumen dan publikasi (Adi, 2004:57). Sesuai pernyataan tersebut data-data yang dikumpulkan dibagi menjadi 2 menurut kebutuhan yang bisa dijadikan penunjang untuk perancangan yang akan dibuat.

a. Studi Literatur

 Buku Sumbo Tinarbuko dengan judul “Semiotika Komunikasi Visual” Buku ini merupakan buku yang mencontohkan tentang bagaimana menganalisa sebuah iklan berdasarkan sudut pandang semiotika dalam tataran makna denotatif dan konotatif serta tanda seperti ikon, indeks dan symbol.

 Makna Denotatif

Makna denotative merupakan makna yang meliputi dari hal-hal yang ditunjukkan oleh kata-kata (makna refrensial).

 Makna Konotatif

Makna konotatif meliputi semua signifikansi sugestif dari symbol yang lebih dari pada arti refrensinya.

 Buku Pujiriyanto dengan judul “Desain Grafis Komputer”

Buku ini merupakan yang digunakan untuk menjembatani kebutuhan dalam mendalami teori serta sekaligus mempelajari keterampilan teknis.

 Buku Surianto Rustan dengan judul “Font & Tipografi”

Buku ini merupakan buku Panduan memilih dan memadukan font, Problem-solusi berbagai kasus penerapan tipografi pada media, sampai eksperimen super kreatif berkenan dengan huruf.

 Buku Surianto Rustan dengan judul “Layout, Dasar & Penerapannya”

Buku ini merupakan buku yang memuat misi desain visual yang kental mulai dari konteksnya, pemaparannya, hingga penyajian yang berpaku pada konsep visual grafis.

 Buku dari pembimbing Shofwan dengan judul “Katalog Uang Kertas Indonesia 1782 – 2010”


(55)

Buku ini memberikan gambaran terhadap segala jenis uang kertas yang pernah beredar di Indonesia dari jaman pemerintahan belanda hingga uang daerah republic Indonesia.

 Buku Wijanarko Aditjondro “Bung Karno, the Untold Stories

Melalui komunikasi emosional, interaksi dan intelektual mewawancari Bung Karno berbagai topik yang relevan dengan tantangan yang di hadapi Indonesia Dalam buku ini mengulas tentang Bung Karno dalam Geopolitik

 BukuPaul Tresno dengan judul “The Ideal President!

Buku ini merupakan buku yang mengungkap pengalaman subyektif. Dengan pengalaman tersebut, semakin kaya dengan pengalaman langsung yang menyentuh realistis.

 Buku Alfons Taryadi dengan judul “Buku Dalam Indonesia Baru” Buku ini memberikan informasi lebih dalam menegnai seberapa jauh perkembangan Indonesia khusunya dan keberadaan industry perbukuan di Negara dunia ketiga lainnya.

 Buku Agus Trianto dengan judul “Bahasa Indonesia”

Buku ini merupakan buku pembahasan tuntas kopetensi bahasa Indonesia pada pokok bahasan dan memahami materi secara utuh untuk mencapai aspek kopetensi berbahasa mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

 Buku Luca Tacconi, Obidzinky dkk, dengan judul “Proses Pembelajaran (Learning Lessons) Promosi Sertifikat Hutan Dan

Pengendalian Penebangan Liar Di Indonesia”

Buku ini merupakan buku untuk memperluas sinyal-sinyal pasar, sertifikasi serta memerangi penebanmgan liar, Meningkatkan pasokan kayu Indonesia yang bersertifikat, solusi praktis sertifikasi serta memebedakan pasokan legal dan illegal, mengurangi pembiayaan dan investasi.


(56)

 Buku Michael H Hard dengan judul “100 Orang Paling Berpengaruh Di Dunia Sepanjang Sejaranh”

Buku ini merupakan buku mengungkap orang-orang yang mempengarui sejarah, mendorong kebangkitan dan kejatuhan sebuah peradaban, mengubah sejarah dan mengayunkan takdir jutaan manusia.

 Buku Ees dengan judul “Kekuatan Garis Dan Warna CorelDRAW 12

For Designer Ees”

Buku ini merupakan buku yang mencoba menjelaskan beeerbagai teknik desain mengguakan corel draw dalam membuat desain yang diinginkan, khususnya untuk teknik percetakan.

 Buku Retno Listyarti, Setiadi dengan judul “Pendidikan Kewarganegaraan”.

Buku ini merupakan buku yang memfokuskan pembentukan warganegara Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya.

 Buku Ratna Sukmayani, Umang dkk, dengan judul “Ilmu Pengetahuan Sosial 3”

Buku ini merupakan buku ilmu pengetahuan sosial yang layak untuk dipakai sebagai bahan pengajaran dan pembelajaran yang sudah dinilai layak oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).

 Buku Harry Sulastianto dengan judul “Seni dan Budaya”

Buku ini merupakan buku yang mempelajari berbagai dunia seni dan budaya berdasarkan teknik-tekniknya serta berbagai seni dan budaya di seluruh ragam Indonesia.

b. Studi Pesaing/Komparator

Istilah komparator merupakan istilah pembanding dari jenis perancangan yang akan dirancang. Dari komparator tersebut, maka sangat banyak hasil yang kita dapatkan dengan menstudinya. Buku yang digunakan dalam menstudi komparator adalah:


(57)

 Buku dari pembimbing Shofwan dengan judul “Katalog Uang Kertas Indonesia 1782 – 2010”

Seperti pada penjelasan studi literature diatas, bahwa buku ini merupakan buku dengan berisikan gambar-gambar seluruh mata uang kertas yang pernah beredar di Indonesia.Dengan Menstudi komparator ini maka dinilai dari empat tinjauan aspek yaitu:

 Meninjau aspek bentuk buku.

Dalam studi ini, meninjau dari jenis buku komparator tersebut. Sehingga, dapat dijadikan pertimbangan untuk jenis buku yang akan dirancang.

 Meninjau aspek ide buku.

Meninjau aspek ide buku dapat digunakan untuk memberikan gambaran abstark terhadap perancangan yang akan dibuat. Dengan itu maka dapat dijadikan pertimbangan banyak atau sedikitnya kutipan-kutipan dari buku tersebut.

 Meninjau aspek visual buku

Tinjauan aspek visual buku komparator tersebut ditinjau dari elemen-elemen Desain Komunikasi Visual yaitu ilustrasi, huruf, warna, komposisi, layout serta prinsip-prinsip dalam layout yaitu urutan, Emphasis, balance, kesatuan.

 Meninjau aspek pesan buku

Meninjau aspek pesan buku yang disampaikan kepada pembaca, sehingga apa mengerti isi buku komparator tersebut.

 Meninjau data visual buku.

Ditinjau dari data-data visual yang ada pada buku tersebut, sehingga data visual yang ada bisa mampu atau tidaknya untuk kejelasan sang pembaca. Seperti gambar foto atau ilustrasi serta ukuran-ukura font yang digunakan.


(58)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dari tahap identifikasi masalah dan pengumpulan data skunder maupun data primer, maka langkah awal yaitu menentukan jenis perancangan yang akan dibuat sesuai dengan target segmentasi dengan metode kualitatif dan kuantitatif.

Dari wawancara melalui pesan blackberry, Menurut Diandra salah satu komunitas asosiasi numismatik indonesia, bahwa perancangan buku tentang visual mata uang kertas Indonesia era soekarno merupakan buku yang sangat bagus. Karena buku yang akan dirancang merupakan buku pertama bagi numismatik Indonesia. Krena selama ini buku-buku yang telah beredar untuk para numismatik khususnya hanya sekedar buku katalog mata uang saja.

Buku yang dirancang merupakan jenis buku ilmu pengetahuan sejarah dimana buku yang dirancang memberikan pengetahuan terhadap jenis mata uang kertas Indonesia. Dalam studi literature yang sudah ada, buku yang dirancang tergolong buku ensiklopedia. Ditambah lagi dengan wawancara yang mengatakan bahwa buku yang akan dirancang lebih tepatnya bukan termasuk buku cerita, melainkan buku sejarah.

Sulitnya memahami sejarah-sejarah pada saat kepemimpinan Ir. Soekarno disebabkan oleh munculnya buku-buku maupun segala informasi yang berkaitan dengan beliau hanya berupa tulisan naskah. Sehingga banyak komunitas maupun masyarakat umum sulit memahami cerita sejarah beliau, dengan menggunakan metode kuantitatif 5 orang memilih lebih suka dan lebih cepat memahami cerita dalam bentuk buku berilustrasi, 3 orang memilih lebih suka dan lebih cepat memahami melalu orang-orang tertentu, 2 orang memilih lebih suka dan lebih cepat memahami cerita dalam bentuk tulisan naskah dari 10 kuisioner yang dibagikan.

3.6 Menentukan Isi Dan Tema Buku

Isi dari buku yang dirancang memberikan ilmu sejarah tentang jenis-jenis mata uang kertas republik Indonesia di era kepemimpinan presiden Soekarno. Dalam buku terdapat gambar-gambar dari mata uang aslinya dan ditambahkan keterangan nominal uang tersebut, nama percetakan, visual gamar depan yang


(59)

menonjol, serta beberapa cerita yang dimaknai dari visual yang menonjol dari jenis-jenis mata uang kertas menurut sejarah dan data-data yang berasal dari asumsi untuk menguatkan visual tersebut. Untuk mengetahui makna dari tanda visual yang diambil, maka pemaknaan visual dari jenis uang kertas tersebut menggunakan pendekatan semiotik.

Melalui pendekatan semiotik, dilakukan dengan menilai kandungan berbagai tanda yang ingin disampaikan seseorang perupa kepada penikmatnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat dibuat berbagai tafsir atas karya yang dilihat (Sulistianto, 2006:16). Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign),

berfungsinya tanda dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi sesorang berarti sesuatu yang lain (Tinarbuko, 2009:12).

Semiotika bukanlah ilmu yang mempunyai sifat kepastian, ketunggalan, dan objektivitas macam itu, melainkan dibangun oleh pengetahuan yang lebih terbuka bagi aneka interpretasi (Tinarbuko, 2009:KP). Konsep dasar semiotika yang digunakan dalam pemaknaan tanda visual uang kertas republik Indonesia era Soekarno ini mengacu pada teori Roland Barthes yang berangkat dari pendapat Ferdinand de Saussure.

Semiotika Struktural mengacu pada Saussure dan barthes dengan Signifier (Penanda, Bentuk) dan Signified (Petanda,Makna). Hubungan antara penanda dan petanda relative stabil dan abadi (Tinarbuko, 2009:19). Teori semiotika yang dimiliki barthes berdasarkan dari pendapat Saussure, memiliki 3 tahapan dalam memaknai suatu tanda. Yakni, dari makna denotatif yang didapat pada semiosis tingkat pertama dan makna konotatif yang didapat pada makna semiosis tingkat berikutnya. Pendekatan semiotik terletak pada tingkat kedua atau pada tingkat

signified, makna pesan dapat dipahami secara utuh dengan penganut prinsip

peminjaman tanda sekaligus peminjaman kode sosial mitos dan ideologi (Tinarbuko, 2009: 14-16). Menurut Spradley menjabarkan makna denotatif meliputi hal-hal yang ditunjuk oleh kata-kata (makna refrensial). Sedangkan

makna konotatif meliputi semua signifikansi sugesti dari simbol yang lebih dari arti refrensialnya (Tinarbuko, 2009:19-20).


(60)

Dari tahapan yang ke tiga yaitu mitos dan ideology. Mitos berasal dari bahasa yunani Muthos, yang secara harfiah diartikan sebagai cerita atau sesuatu

yang dikatakan seseorang. Dalam pengertian yang lebih luas bisa berarti suatu pertanyaan, sebuah cerita, atatupun suatu alur drama (Dhavamony, 2\1995:147).

Sedangkan ideologi adalah istilah yang berasal dari gabungan dua kata yaitu “Ideas” dan “logos” yang berasal dari bahasa yunani. Ideas yang berarti idea

tau gagasan, dan logos berarti ilmu. Secara sederhana, ideology dapat diartikan

pengetahuan tentang ide-ide , keyakinan atau gagasan. Adapula pengertian ideologi secara luas yaitudasar untuk memberikan arahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam melangsungkan dan mengembangkan kehidupan nasional suatu bangsa dan Negara (Nurdiaman, 2007:9). Oeang Repoeblik Indonesia merupakan mata uang pertama yang dimiliki Indonesia setelah mengalami kemerdekaan. Presiden Soekarno menjadi tokoh yang sering tampil dalam desain uang kertas ORI. Sehingga ORI memperoleh kepercayaan penuh oleh masyarakat luas, dan dipergunakan sebagai lambing perlawanan terhadap Negara lain (Lintang Khastiti, 2011:9-11). Menurut Raharjanti, dari semua jenis-jenis mata uang yang pernah beredar dinegara masing-masing, sangat erat sekali kaitannya dengan sejrah bangsa pada waktu itu (Raharjanti, 2000:42).

Maka, peminjaman kode sosial mitos dan ideologi merupakan peminjaman kode sosial yang tepat untuk mengasumsikan makna visual dari jenis-jenis uang kertas republik Indonesia di era Soekarno secara luas. Karena, Bukan hanya Literatur dan kesimpulan itu saja yang didapat, tapi dari wawancara terhadap salah satu numismatik Indonesia melalui pesan BlacBerry mengatakan bahwa banyak cerita dibalik uang-uang di era presiden Soekarno.


(61)

Gambar 3.2. Teori Semiotika Roland Barthese Untuk MemaknaiTanda Visual Pada Jenis Uang Kertas


(62)

3.7 Bagan Alur Berpikir


(63)

BAB IV KONSEP DESAIN

4.1 Hasil Analisa Riset

4.1.1 Analisa Riset Komparator

Salah satu studi aspek buku komparator dengan judul Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2010 yang dilakukan pada bab II, didalamnya terdapat informasi-informasi ilmiah yang berada pada setiap jenis uang yang ditampilkan. Menurut komunitas numismatik, buku tersebut merupakan buku katalog yang sering mengalami revisi. Banyaknya jumlah numismatik yang bertambah serta didukung dengan penemuan jenis mata uang yang baru, mendorong penerbit melakukan revisi pada buku tersebut.

4.1.2 Analisa Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan Bpk. Budi yang merupakan salah satu numismatik Indonesia, Bpk. Hoya sebagai komunitas Bung Karno dan Ibu nanik di mana beliau merupakan ahli sejarah mengatakan bahwa ada banyak cerita-cerita yang berkaitan antara Bung Karno dengan mata uang yang diedarkan pada saat kepemimpinan beliau, sehingga sangat menarik jika memadukan cerita sejarah Bung Karno dengan visualisasi mata uang yang beredar.

4.1.3 Analisa Hasil Kuisioner

Dari 50 sampling yang dibagikan kepada target audiens, mengatakan bahwa masih belum adanya buku yang menceritakan presiden Bung Karno yang dikaitkan dengan jenis mata uang yang beredar disaat itu. Selama ini mereka mengatakan bahwa hanya menemukan buku-buku yang mengisahkan beberapa kisah dan biografi tentang Bung Karno. Sedangkan buku mengenai mata uang, mereka hanya mengetahuinya dalam bentuk katalog.


(1)

94

Poster Event dan X Benner Event

Poster event bedah buku diletakkan di depan toko buku dan disetiap

area-area yang memungkinkan untuk menarik konsumen mendatangi acara tersebut. Sedangkan untuk X Benner event diletakkan di tempat toko buku maupun tempat

acara berlangsung sebelum acara diadakan. X Benner tersebut lebih tepatnya

untuk memudahkan konsumen untuk mengetahui informasi-informasi terhadap acara yang telah diadakan.

Event bedah buku “Soekarno Dalam Visual” diadakan di BG Junction mall

pada area Rainbow hall., dimana waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan jam istirahat target segmentasi yaitu pukul 12.00-14.00. Acara tersebut diadakan secara gratis yang diikuti dengan peluncuran buku “Soekarno Dalam Visual” dengan pembicara dari penulis buku tersebut yaitu Harif Soebagiyo. Tempat yang disediakan dengan kapasitas 150 audiens, yang terdiri dari 40 audiens Numismatik, 40 audiense Pecinta Soekarno, 40 mahasiswa ataupun mahasiswi dari jurusan desain grafis dan jurusan umum, dan 30 sisanya disediakan untuk konsumen umum.


(2)

95 Iklan Pada Internet

Iklan pada internet digunakan untuk memberikan informasi pada target segmen secara langsung untuk memudahkan target mengetahui peluncuran buku yang sudah menjadi hobi ataupun pekerjaannya. Iklan tersebut didapat melalui riset Consumer Journey, dimana sang target lebih sering menggunakan gadget

ataupun pc dan laptop untuk menggunakan internet disetiap sela-sela pekerjaannya.

T-Shirt Event dan Booth Event

T-shirt tersebut digunakan sebagai merchandise disaat peluncuran buku

dan acara event bedah buku yang telah diselenggarakan, sehingga mampu menarik

perhatian konsumen terhadap peluncuran tersebut. Sedangkan booth yang

dirancang, digunakan untuk acara pameran buku yang dapat digunakan pada


(3)

96 BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Dengan adanya buku Soekarno Dalam Visual maka, buku ini dapat mengenalkan jenis-jenis mata uang kertas Republik Indonesia di era kepemimpinan Soekarno. Selain itu, buku ini dapat membuka wacana ilmu pengetahuan sejarah yang baru terhadap hubungan antara uang dengan masa pemerintahan Ir. Soekarno yang disajikan dalam bentuk yang berbeda dari buku-buku yang telah ada. Sehingga buku-buku ini menjawab seluruh keinginan khususnya para numismatik tentang cerita dibalik mata uang kertas di era Soekarno agar para numismatik lebih tertarik dalam mengoleksi mata uang kuno pada era kepemimpinan beliau. Selain ditujukan untuk para numismatik, buku ini juga diperuntukkan kepada para pecinta Soekarno serta seluruh desain grafis Indonesia. Dengan memakai teori semiotika Roland Barthes yang dijadikan acuan dalam mengupas cerita disetiap mata uang kertas yang beredar di era Soekarno, menjadikan buku “Soekarno Dalam Visual” menjadi buku yang berbeda dari buku-buku yang lain. Teori semiotika Roland Barhtes digunakan karena teori tersebut dapat menggunakan peminjaman kisi-kisi kode yang sudah dibagi oleh Roland Barthes. Selain menggunakan peminjaman kode-kode tersebut, diperkuat dengan adanya ideologi-ideologi yang dimiliki Soekarno pada zaman beliau, menjadikan cerita yang diulas akan lebih menarik dan lebih luas.

Buku “Soekarno Dalam Visual” dapat memberikan gambaran cerita secara ringan yang mudah dimengerti oleh pembaca terhadap cerita negara indonesia pada saat kepemimpinan Ir. Soekarno,. Sehingga pembaca tau, bahwa suatu negara dapat dibaca ceritanya melalui mata uang yang beredar pada saat itu.


(4)

97

KEPUSTAKAAN

Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial Dan Huku (Edisi 1). Jakarta: Granit.

Aditjondro, Wijanarko. 2012. Bung Karno, the Untold Stories. Jakarta: Buku Pintar.

Barthes, Roland. 1947. S/Z. New York: Hill and Wang

Dhavamony, Mariasusai. 1995. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: KANISIUS. Ees. 2004. Kekuatan Garis Dan Warna CorelDRAW 12 For Designer Ees.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, kelompok gramedia, anggota IKAPI.

Hard, Michael H. 2009. 100 Orang Paling Berpengaruh Di Dunia Sepanjang Sejarang. Jakarta: PT. Mizan Publika, anggota IKAPI.

Iskandar, Mohammad. 2004. Jurnal Sejarah “Pemikiran, Rekonstruksi, Presepsi”, vol 6, No.1, Tilly “Collective Action” Revolusi, Kisah Tawanan Bouven Digul. Yayasan Masyarakat Sejarahwan Indonesia.

Lesmana, Tjipta. 2009. Dari Soekarno Sampai SBY. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lintang Khastiti, Yemima. 2011. Seri Lawas: Uang Kuno. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).


(5)

98

Manggut, Wenseslaus. 2010. Seri Buku TEMPO: Orang Kiri Indonesia Aidit. Kepustakaan Populer Gramedia.

Narasi, Tim. 2009. 100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia. Yogyakarta: Narasi. Nurdiaman, Aa. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan

Bernegara. Bandung: Pribumi Mekar

Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer, (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: Andi.

Rustan, Surianto. 2009. Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building.

……., Surianto. 2011. Font & Tipografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building.

Santrock, Jhon W. 2003. Adolescence (Edisi 6). Jakarta: Erlangga.

Shofwan. 2009. Katalog Uang Kertas Indonesia 1782 – 2010, Edisi ke 3. Jakarta: Pt. Sugijaya Abadi Sentosa.

Spardly, James, P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Sukmayani, Ratna. Umang, Tomas K. Sedono. Kristianto, Seno. Djoko Raharjo,

Y. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sulastianto, Harry. Dkk. 2006. Seni Budaya. Jakarta: PT. Grafindo Media Pratama.


(6)

99

Tacconi, Luca, Obidzinky, Krystof, Agung, Ferdinandus, 2004. Proses Pembelajaran (Learning Lessons) Promosi Sertifikat Hutan Dan Pengendalian Penebangan Liar Di Indonesia. Jakarta: Center Of International Forestry Reserch (CIFOR)

Taryadi, Alfons (ed). 1999. Buku Dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia anggota IKAPI DKI Jakarta atas bantuan The Japan Foundation.

Tresno, Paul. 2009. The Ideal President!.

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual, Edisi Revisi. Yogyakarta: Jalasutra.

Trianto, Agus. 2007. Bahasa Indonesia (jilid 2). Jakarta: Esis, sebuah imprint dari penerbit erlangga

Triwikromo, Triyanto. 2003. Inul!, How To Do Media And Cultural Studies (Panduan untuk melaksanakan penelitian dalam kajian media dan budaya). Yogyakarta: Bentang.

Yuliastanti, Ana. 2002. Bekerja Sebagai Desain Grafis. Jakarta: Esensi, erlangga group