PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK TUBAN”.

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK

TUBAN”

Oleh :

BERLIAN YULIANA

1054010041

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2014


(2)

PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK

TUBAN

Untuk memenuhi sebagaian persyaratan dalam memperolehGelar Sarjana Teknik ( S-1 )

Jurusan Desain Komunikasi Visual

Diajukan oleh :

BERLIAN YULIANA 1054010041

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


(3)

PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK

TUBAN

Dipersiapkan dan disusun oleh

BERLIAN YULIANA

1054010041

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal : 11 Desember 2014 Pembimbing I Penguji I

Widyasari, ST., MT Heru Subiyantoro ST., MT, NPT. 3 7102 96 0061 1

Pembimbing II Penguji II

Aryo Bayu Wibisono,ST., M.Med.Kom Aileena Solicitor C.R.E.C., ST., M.Des NPT. 3 8312 10 0304 1

Penguji III

Aris Sutejo,S.,Sn.,M.Sn NPT. 3 8511 13 0353 1

Ketua Jurusan Koordinator

Heru Subiyantoro ST., MT. Aditya Rahman Yani, ST.,M.Med.Kom NPT. 3 7102 96 0061 1 NPT. 3 8109 10 0303 1

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)

Tanggal : ………

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni Juliardi AR,M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1


(4)

ABSTRAK

Brand identity adalah proses membuat sebuah identitas atau merek yang dapat di kenal oleh semua orang. Brand Identity dapat di arti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang. Namun identitas merek tersebut tidak hanya bisa dilihat, melainkan dapat diingat, dipegang, dirasakan dan itu nyata. Merek tersebut juga dapat ditemui dimana saja. Salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain.Pada pembuatan sebuah identitas merek ini, dibutuhkan beberapa elemen yang sangat penting, yang dapat mendukung dalam sebuah pembuatan identitas, yaitu warna, contoh logo, tipografi dan layout.Brand identity sangat berpengaruh penting dalam dunia desain, apalagi untuk perusahaan yang baru berdiri. Pada perusahaan tersebut pastinya sangat dibutuhkan sebuah identitas atau merek, agar perusahaan tersebut dapat dikenal oleh semua orang.

Seperti halnya salah satu kampung di kota Tuban yang juga memerlukan Brand Identitiy ini. Di Kota Tuban ini juga terdapat kerajinan yang sudah turun temurun di wariskan oleh nenek moyang mereka untuk para generasi penerus, agar kerajinan yang sudah lama di lakukan tersebut tidak punah. Dahulu batik di buat dengan cara di tenun, tapi pada jaman yang semakin maju seperti sekarang ini, alat tenun yang di pakai untuk membatik sudah berganti dengan alat chanting. Kebanyakan pembatik tersebut dari kalangan muda sampai yang tua masih aktif membatik. Kampung batik Tuban ini juga membutuhkan sebuah identitas untuk mengenalkan ke masyarakat, agar masyarakat tahu tentang adanya kampung batik yang ada di belakang bukit dan dapat menjadi tempat wisata batik.Media utama yang digunakan untuk memperkenalkan kampung batik Tuban kepada masyarakat luas adalah buku GSM.

Metode yang dilakukan penulis untuk merancang desain adalah mulai dari wawancara dengan nara sumber yaitu dari dinas kota Tuban sebagai stake holder dan kepala desa dari kampung Batik tersebut, dan menyebar 100 kuisioner . Hasil dari metode yang dilakukan adalah bahwa banyak orang yang tidak mengetahui tentang adanya kampung batik Tuban yang ada didesa Margorejo. Maka membuat Brand Identity untuk Kampung Batik Tuban ini adalah implementasi desain paling tepat sebagai solusi mengenalkan dan mempromosikan tempat ini ke dunia luar.


(5)

ABSTRACT

Brand Identity is a process to make an identity or brand that can be known of everyone. Brand Identity can be fully mean as a brand that has their view point of identity to attract attention of people. But that Brand Identity is not only can be seen, but also can be remembered, touched, felt and it is real. The brand also can be found everywhere. They are such mascots, billboards, signage, and others. In the making of this brand, needed some very important elements, that support in processing the identity, they are colors, example of logos, typography, and layout. Brand Identity is so influential in design world, moreover for the new built firms. For that firms certainly need an identity or brand, so that they can be known of people.

Just like one of village in Tuban City that needs this Brand Identity too. Tuban City has craft that has been handed down by their ancestor for the next generation, so that the craft that has long made will not be extinct. Previously batik was made by weaving process, but in the modern era like this, looms that was used to made batik has changed to canting. Most of the batik maker the oldest until the youngest are still active to make batik. This Batik Tuban Village also needs an identity to introduce people of their place, so that the people know of the existence of batik village behind the hill and it can be batik tourism.The main media that use to introduce Batik Tuban Village to people is GSM Book.

The methods that the writer did to made design were interviewed with the informant of Tuban

City’s government as stake holder and the headman of batik village, and also spread 100

questionnaire. The result of the methods was many people did not know the existence of Batik Tuban Village in Margorejo Village. So making Brand Identity for the Batik Tuban Village is right implementation of design as solution to introduce and promote this place to the world.


(6)

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan ini sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam Naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang sudah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Surabaya, 11 Desember 2014


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan penyertaan-Nya, sehingga atas izin-Nya, makalah tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan secara moril maupun materil, hal ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak, atas bantuan dan dukungan tersebut, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni Juliardi A. R., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Heru Subiyantoro, ST., M.Med.Kom, selaku ketua Jurusan Desain

Komunikasi Visual UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bu Widyasari, ST., MT, selaku dosen pembimbing yang selama pembuatan proposal ini sudah banyak memberikan bimbingan, serta saran, dan kritiknya kepada penulis. 4. Bapak Aryo Bayu Wibisono,ST., M.Med.Kom, selaku dosen pembimbing dua juga

turut memberikan bimbingannya kepada Penulis.

5. Seluruh Dosen DKV UPN “Veteran” Jawa Timur dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di UPN

“Veteran” Jawa Timur.

6. Kepada Tuhan yang maha Esa. Terima kasih untuk segala mukjizatmu perlindungan serta kelancaran untuk menyelesaikan tugas ahkir ini, dan segalanya yang Kau beri dalam hidupku.

7. Kedua orang tua, bapak dan ibu terimakasih untuk semua doa dan dukungannya selama ini, berlian ucapkan banyak terimakasih selalu ada untuk berlian .berlian sayang kalian.

8. Untuk kakak berlian ,Arief yang selalu ada untuk membantu berlian disaat berlian membutuhkan sesuatu dan selalu memberikan support.

9. Untuk sepupu berlian, Koko Steven yang selalu ada untuk membantu berlian disaat berlian sedang membutuhkan uang dan antar.

10.Para sahabat Indy, Rossi, Yuyun, Ica, Dian, Intan dan isti yang selalu menemani dalam suka dan duka dalam pembuatan makalah hingga tugas akhir direalisasikan, makasih slama 4 tahun ini kalian mau menjadi teman berlian sekaligus mau membantu berlian. i love you all guys.


(8)

11.Bapak Edi selaku Kepala Dinas perindustrian dan perikanan Kota Tuban yang sudah memberikan saya ijin untuk melakukan perancangan pada kampung batik Tuban serta memberikan informasi kepada berlian secara akurat.

12.Bapak Junaidi selaku kepala Desa sekaligus pengusaha batik yang ada di kampung Margorejo yang sudah membantu memberikan informasi kepada berlian.

13.Para pejuang tugas akhir 22 Desainer salut buat kalian semua, ga bakal bisa lupa waktu kita harus sibuk acc ke dosen, bertukar pikiran, persiapan pameran, sampai sidang lisan, dan kita semua bisa lulus sama-sama. Semangat Buat DEKAVE!!!!!! 14.Semua teman-teman yang sudah banyak membantu berlian dan menyempatkan hadir

di acara pameran tugas akhir (Albert, Icha, Indy, Ocy, dan yuyun)

15.Untuk isti dan keluarganya terimakasih sudah memperbolehkan berlian bernginap selama 1 bulan lebih sejak TA berlangsung sampai akhir sidang ini dan memberi tumpangan untuk berlian pulang .

16.Cak Bagong, terimakasih cak sudah mau menjadi tempat tongkrongan kita, yang selalu ada untuk pulsanya setiap hari jasamu sungguh berharga cak Gong.

17.Semua warga FTSP teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan banyak terimakasih untuk semua dukungannya

Surabaya, 11 Desember 2014


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI………….. ...i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Rumusan Masalah ... 6

1.4.Tujuan perancangan ... 6

1.5.Target Audience ... 6

1.6.Manfaat Perancangan ... 7

BAB 2 STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Tentang Kota Tuban ... 8

2.2 Tinjauan Tentang Desain Komunikasi Visual ... 19

2.2.1Brand Identity ... 19

2.3Studi Komparator ... 25

2.3.1Logo Batik Pekalongan ... 26

2.3.2Logo Batik Laweyan ... 26

2.3.3Logo Kampung Batik Jetis ... 27

BAB 3 METODE PERANCANGAN ... 28

3.1 Definisi Operasional... 28

3.1.1 Brand Identity ... 28

3.1.2 Kampung Batik Tuban ... 28

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.2.1 Data Primer ... 29


(10)

3.3Analisis Data ... 31

3.3.1 Analisis TOWS Matriks ... 31

3.3.2 Analisis 5W+1H ... 32

3.4Teknik Sampling ... 34

3.4.1 Sample... 34

3.5Skema Kerangka Berfikir ... 35

BAB 4 KONSEP DESAIN ... 36

4.1Perumsan Konsep... 36

4.1.1 Oriental Klasik (Denotatif-Makna Sesungguhnya) ... 37

4.1.2 Oriental Klasik (Konotatif-Bukan Sebenarnya)... 37

4.2Pesan Komunikasi ... 38

4.3Konsep Visual ... 38

4.3.1 Ilustrasi ... 38

4.3.2 Tipografi ... 39

4.3.3 Warna ... 39

4.4Layout Desain ... 40

4.4.1 Lettermark ... 40

4.4.2 Picturemark... 41

4.4.3 Warna ... 44

4.4.4 Alternatif Lendmark ... 46

4.4.5 Studi Bentuk... 47

4.4.6 Evaluasi Landmark ... 49

4.4.7 Final Desain ... 49

4.4.8 Brandline... 50

4.5Konsep Teknis Media ... 51

4.5.1 GSM ... 51

4.5.2 Media Pendukung / Implementasi ... 51


(11)

5.1.2 Logo Sekunder ... 55

5.1.3 Ketentuan Penggunaan Logo Primer dan Logo Sekunder ... 55

5.1.4 Supergrafis ... 55

5.2Media Utama ... 56

5.3Media Pendukung ... 58

5.3.1 Media Pendukung / Implementasi ... 58

5.4Estimasi Harga ... 71

BAB 6 PENUTUP ... 74

6.1Kesimpulan ... 74

6.2Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kampung Margorejo ... 2

Gambar 1.2 Kampung Margorejo ... 4

Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Tuban ... 8

Gambar 2.2 Gaya bangunan sangat tradisional permanen ... 9

Gambar 2.3 Peralatan dan Proses Batik Tuban ... 11

Gambar 2.4 Produk Industri Kecil Meubel Jatirogo dan Bangilan ... 11

Gambar 2.5 Produk Industri Kecil Tembikar (Gerabah) ... 12

Gambar 2.6 Produksi Kecil Anyaman Bambu ... 13

Gambar 2.7 Produk Sangkar Burung ... 13

Gambar 2.8 Kampung Margorejo ... 14

Gambar 2.9 Proses Membatik ... 15

Gambar 2.10 Proses Pewarnaan ... 15

Gambar 2.11 Proses pendinginan sebelum di glorot ... 16

Gambar 2.12 Glorot proses perebusan melelehkan malam ... 16

Gambar 2.13 pencucian dan pembersihan ... 16

Gambar 2.14 Burung Cacingan... 17

Gambar 2.15 Bintang Laut ... 18

Gambar 2.16 Burung Mprit... 18

Gambar 2.17 Bintang Laut ... 18

Gambar 2.18 Brand Identity Ideals ... 20

Gambar 2.19 Contoh Logotype... 23

Gambar 2.20 Contoh Logogram ... 23

Gambar 2.21 Contoh Logotype dan Logogram ... 24

Gambar 4.1 contoh studi Typografi Lettermark ... 40

Gambar 4.2 Tipografi perancangan Lettermark ... 40


(13)

Gambar 4.7 Acuan Visual logo ... 48

Gambar 4.8 Evaluasi Landmark ... 49

Gambar 4.9 Final Desain Landmark ... 49

Gambar 5.1 Landmark ... 54

Gambar 5.2 Logo Primer ... 54

Gambar 5.3 Logo Sekunder ... 55

Gambar 5.4 Supergrafis Landmark ... 56

Gambar 5.5 Isi Buku Graphic Standard Manual (GSM) ... 57

Gambar 5.6 Kartu nama ... 58

Gambar 5.7 Amplop ... 59

Gambar 5.8 Kop Surat ... 60

Gambar 5.9 File Holder ... 61

Gambar 5.10 Pensil ... 62

Gambar 5.11 Spidol ... 62

Gambar 5.12 Bulpoin ... 63

Gambar 5.13 Penghapus ... 63

Gambar 5.14 Mug ... 64

Gambar 5.15 Gantungan Kunci ... 65

Gambar 5.16 Stiker ... 66

Gambar 5.17 Lebel produk ... 66

Gambar 5.18 Packaging... 67

Gambar 5.19 Paper Bag ... 68

Gambar 5.20 Brosur ... 69


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Presentase Omset Batik di Tuban ... 3

Tabel 2.1 Warna ... 21

Tabel 2.2 Tipografi ... 25

Tabel 2.3 Penjelasan Logo Batik Pekalongan ... 26

Tabel 2.4 Penjelasan Logo Batik Laweyan ... 27

Tabel 2.5 Penjelasan Logo Batik Jetis ... 28

Tabel 3.1 TOWS Matriks ... 31

Tabel 3.2 Skema Perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban ... 35

Tabel 4.1Tabel Perumusan Konsep Desain ... 36


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kota Tuban adalah salah satu kota yang berada didaerah Jawa Timur, dimana Kota Tuban tersebut menghasilkan tuak dan legen yang paling terkenal di sana. Kota Tuban merupakan kota kecil memiliki suasana yang nyaman walau padat penduduknya, Keramahan dari penduduknya pun juga merupakan salah satu unsur kenyamanan di kota Tuban. Begitu pula tempat - tempat bersejarah yang ada di kota Tuban salah satunya yaitu makam Sunan Bonang, makam Sunan Bonang ini sudah terkenal dari dulu dan banyak sekali masyarakat dari luar yang datang ke Tuban untuk berziarah kemakam tersebut. Pada kota ini juga memiliki suatu keunggulan yaitu sebuah kerajinan batik yang tentunya pembuatan batik tersebut masih memakai cara yang sangat manual, dahulu kala para nenek moyang mereka membuat batik dengan alat tenun.

Tuban juga memiliki banyak potensi yaitu dari kerajinan berupa batik Tenun Gedhog, Gerabah, Anyaman bambu dan sangkar burung. Namun yang paling unggul diantara potensi tersebut adalah Batik Tenun Gedhog, karena mayoritas penduduk disana adalah pembatik. Batik pada jaman dahulu di buat dengan cara di tenun, teknik menenun pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan menganyam. Tenun gedhog merupakan sebutan alat khusus yang di kenal untuk menganyam dengan benang lawe. Tenun ghedog sendiri merupakan bahan baku utama berupa kain – ghedog / kain tenun ghedog. Lalu, pada jaman yang semakin maju seperti sekarang ini alat tenun yang di pakai untuk membatik sudah berganti dengan alat chanting. Pada alat chanting ini juga terbuat dari kayu yang di pakai sebagai tangkainya untuk pegangan (gagang terong) dan tembaga sebagai kepalanya (nyamplungan) dan mulut untuk keluarnya malam yang sudah cair (carat atau cucuk) (ok-review_online, 20/08/2014). Kebanyakan pembatik tersebut dari kalangan muda sampai yang tua masih aktif membatik. Salah satu kampung yang masih aktif membatiki namun kampung tersebut masih belum di ketahui oleh orang - orang yaitu kampung Margorejo yang letaknya berada di belakang bukit.


(16)

Gambar 1.1 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)

Gambar 1.2 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)

Kampung Margorejo ini adalah kampung yang masih alami dan belum diketahui oleh banyak orang. Orang-orang yang berada di kampung ini sangat ramah dan sopan, suasana pada kampung ini sangat nyaman. Pada kampung Margorejo ini adalah salah satu kampung dimana penduduknya yang rata-rata mayoritas bekerjanya sebagai pengrajin batik. Pada kampung ini juga bisa menghasilkan sebuah karya yang sangat luar biasa yaitu menghasilkan batik tulis khas Tuban, hal ini bisa lebih memajukan kualitas batik yang lebih baik dari batik

– batik yang lain. Batik yang berada di Tuban ini tidak begitu terkenal karena Dinas Perindustrian belum mempopulerkan batik di kampung tersebut. Kemungkinan karena tempat kampung tersebut sangatlah jauh dari perkotaan, kampung ini berada di belakang bukit. Pada kampung batik Tuban ini pun omset yang di dapat dari usaha batik tersebut dari tahun 2009 sampai dengan 2014 ini


(17)

Disini akan di jelaskan secara rinci omset yang di dapat selama pertahun.

Tabel 1.1 Presentase Omset batik di Tuban (sumber :dokumen pribadi. 18/08/ 2014)

Faktor yang menyebabkan naiknya omset di sebabkan karena adanya perluasan pada pasar dan bertambahnya produksi, namun dengan kenaikan omset tersebut ada pula kendala yang dihadapi pada tahun lalu yaitu kurangnya tenaga kerja dan faktor cuaca yang kurang mendukung dalam proses produksi. pada Kondisi masyarakat yang sekarang ini sudah mulai maju omset yang di dapatpun semakin bertambah kembali tidak seperti sebelumnya, karena tenaga kerja yang ada di sana sudah mulai banyak dan masalah yang selama ini mereka alami sudah bisa teratasi dengan baik. Para karyawan pada produksi batikpun dapat mengalami perkembangan dalam hal perekonomian, dengan terjadinya penambahan omset setiap tahun sampai tahun sekarang ini menyebabkan masyarakat di kampung Margorejo yang dulunya banyak sekali pengangguran, namun sekarang ini bisa mengurangi angka pengangguran dengan adanya kerajinan batik tulis tersebut (Lurah kecamatan Kerek desa Margorejo dalam wawancara).

Menurut data-data di atas dapat disimpulkan bahwa pada income per- kapita rumah batik di bawah binaan Dinas Perekonomian dan pariwisata ini naik. Maka dari itu untuk lebih meningkatkan income per-kapita kota Tuban lebih baik lagi dan memajukan industri perekonomian daerah kota Tuban, namun ada salah satu

0 20 40 60 80 100 120 140

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Omset (pertahunnya naik 20%)

Omset (pertahunnya naik 20%)


(18)

yang bisa di ambil contoh yaitu desa Margomulyo yang sekarang ini sudah hampir punah karena harga bahan-bahan pembuatan batik ini naik, sehingga bisa memperpuruk nasib perajin batik yang ada di sana. Seperti yang di lontarkan oleh Mbah Rukayah, perajin batik asal Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Beliu menjelaskan bahwa dengan harga – harga yang serba naik seperti ini tidak menutup kemungkinan income per-kapita pada batik Tuban ini bisa turun dari sektor industri kerajinan batiknya (detiknews_online, 9/11/2013).

Pada kampung batik Margorejo ini bisa dibilang kurang dikenal oleh masyarakat luas khususnya di sekitar Kabupaten Tuban sendiri. Hal ini bisa terjadi dikarenakan lokasi pada kampung batik Tuban desa Margorejo ini terletak di belakang bukit yang jauh dari jalur utama kota yang menghubungkan Kabupaten Tuban. Pada fenomena tersebut bisa juga di perkuat dengan tidak adanya Brand Identity (identitas merek) kampung batik Margorejo yang seharusnya ada agar bisa di kenal oleh semua orang, dan perjalan menuju lokasi kampung Margorejo ini pun juga sangat sulit karena melewati bukit – bukit yang hampir tidak ada penduduknya.

Pengertian Brand dapat di artikan berbagai macam namun brand juga tidak hanya diperlihatkan dalam sebuah simbol (seperti logo), melainkan brand ini juga dapat di terapkan kedalam bentuk aplikasi yang akan di gunakan salah satunya yaitu nama, design, iklan, slogan dan lain sebagainya. Brand tidak hanya itu saja

brand juga memiliki sifat menyeluruh yang dapat di terapkan kemedia mana saja, pada perancangan brand itu sendiri yaitu untuk membuat suatu persepsi dimana perspsi tersebut dapat di lihat dan dapat menarik perhatian masyarakat. Pada

brand ini memiliki sebuah tujuan yaitu untuk membuat sebuah design yang sangat bagus dan benar, agar masyarakat bisa tahu dan memahami tentang apa yang di buat oleh perancang (Permana, 2012 ; 2).

Oleh karena itu, kebutuhan brand sangat penting, karena selain meningkatnya sektor per-kapitanya juga dapat lebih di kenal lagi oleh masyarakat. Pada perancangan tugas akhir ini perancang lebih memfokuskan pada brand


(19)

semua orang tahu tentang adanya kampung batik Tuban dan bisa menjadi identitas kampung batik yang dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Indonesia. Brand identity dapat diarti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang, namun identitas merek tersebut tidak hanya bisa dilihat melainkan dapat di ingat, di pegang, dirasakan dan itu nyata. merek tersebut juga dapat di temui di mana saja salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain (wheeler, 2009 ; 4).

Arah dari perancangan brand identity kampung batik Tuban ini untuk membentuk sebuah identitas kampung itu sendiri, karena kampung ini belum banyak sarana yang dapat mendukung kemajuan potensi pada kawasan atau wilayahnya. Maka dari itu pembuatan logo kampung batik Tuabn ini merupakan salah satu alternatif yang sangat penting demi mengangkat keunggulan dari kampung batik tersebut agar dapat lebih di kenal lagi oleh masyarakat. Pada perancangan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan identitas kampung batik Tuban.

Dalam perancangan ini stake holder yang menaungi adalah Dinas Perekonomian dan Pariwisata kota Tuban. Nantinya segala bentuk rancangan

brand Identity yang perancang buat akan diimplementasikan ke masyarakat luas oleh mereka. Mereka juga membantu sebagai pendukung data primer dalam perancangan ini. Perancangan tersebut akan dirancang secara komunikatif agar

audience yang ingin datang tidak kesulitan dalam mencari informasi terkait dengan lokasi Batik Tuban yang ada di kampung Margorejo Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

1.2 Identifikasi Masalah

 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kampung batik Tuban dan produksi batik itu sendiri.

 Tidak adanya identitas merek seperti logo kampung batik Tuban yang dimana identitas tersebut sangat penting karena dapat memperlihatkan ciri khas dari batik Tuban, sehingga potensi kerajinan batik yang ada di kampung batik Tuban tidak terlihat


(20)

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang konsep brand Identity kampung batik Tuban yang sesuai dengan karakteristik kota Tuban ?

1.4 Tujuan Perancangan

 Membuat sebuah Brand Identity untuk membantu UMKM batik agar lebih di kenal dan memiliki value di mata audiens.

1.5 Target Audience

1. Demografis

 Berumur antara 30 tahun.

 Berpenghasilan bekisar Rp 3.000.000.  Semua agama.

 Pendidikan akhir minimal S1.

 Jumlah anggota keluarga yaitu catur warga.  Status keluarga dari kalangan menengah ke atas. 2. Geografis

 Masyarakat Indonesia yang berada di Jawa Timur terutama di Surabaya atau kota-kota besar.

 Target audience sekunder adalah masyarakat dan wisatawan dalam negeri yang berada khususnya di sekitar Surabaya dan sekitarnya.

3. Psikografis

 Semua orang yang aktif.

 Suka melakukan kegiatan liburan

 Ingin mendapatkan informasi mengenai kampung batik Tuban secara mendalam.


(21)

1.6 Manfaat Perancangan  Bagi Perancang

Menambah informasi keilmuan untuk pengembangan kualitas kreatifitas bagi penulis dalam mengembangkan ilmu tentang pemberdayaan pengusaha khususnya usaha batik tulis.

 Bagi Desa Batik Tuban

Dengan adanya destination branding ini di harapkan agar dapat memberikan dampak yang positif bagi desa batik agar dapat meningkatkan sector pariwisata yang dapat di kenal oleh semua orang.  Bagi Mahasiswa

Memberikan sebuah informasi dan ilmu agar kita tahu dan dapat memahami bagaimana cara memberdayakan batik tulis itu sendiri agar tidak punah dan dapat di ketahui oleh semua orang.

 Bagi Universitas

Memberikan tambahan referensi yang dapat berguna sebagai dasar-dasar pemikiran untuk lebih memahami tentang pemberdayaan pengusaha batik tulis yang sekarang ini sudah hampir punah kerena adanya batik press yang saat ini dipakai untuk membuat batik itu sendiri.

 Bagi Masyarakat

Agar semua orang tahu tentang adanya batik yang ada di kota Tuban dan agar lebih dikenal lagi oleh semua masyarakat yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Diharapkan dengan adanya banyak wisatawan yang datang, maka lapangan pekerjaan yang baru juga akan muncul dan tumbuh dengan adanya perubahan jaman sekarang.


(22)

BAB II

STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Kota Tuban

Kota Tuban adalah kota yang berada di Jawa Timur yang memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan, dimana kota Tuban tersebut adalah kota yang di kenal dengan penghasil tuak dan legen yang sangat enak. Pada kota ini juga memiliki tempat – tempat yang sangat menakjubkan mulai dari cerita – cerita jaman dahulu, namun tidak hanya itu saja kota Tuban juga terkenal sebagai kota Seribu Goa karena letak Tuban yang berada pada deretan Pegunungan Kapur Utara yang sangat bagus.

Bahkan beberapa Goa di Tuban yang terkenal adalah Goa Akbar, dan Goa Putri Asih. Kota Tuban ini juga dapat dilihat secara astronomis dan erletak antara 111,30º-112,35º Bujur Timur dan 6,40º-7,18º Lintang Selatan. Wilayah pada daerah tersebut terbagi atas 5 kecamatan yitu 25 kelurahan/desa, pada kota Tuban tersebut juga memiliki batas – batas administratif yang wilayahnya terbagi mulai dari batas wilayah Utara sampai dengan batas wilayah Barat berikut penjelasannya (Tubankab_online,10/11/2013):

ƒ Batas wilayah utara : Laut Jawa

ƒ Batas wilayah timur : Kecamatan Palang ƒ Batas wilayah selatan : Kecamatan Semanding


(23)

Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Tuban (Sumber : www.Tubankab.go.id,10/11/2013)

Penduduk yang berada pada kota Tuban tersebut sangat padat sekali, karena penduduk yang ada disana berjumlah hampir 1.084.383 jiwa dengan komposisi jumlah pada penduduk laki-laki 535.655 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 548.728 jiwa. Data yang di ambil tersebut sudah di teliti oleh para ahli pada tahun 2004, namun tidak hanya itu saja Kecamatan Tuban juga memiliki data paling tertinggi dengan kepadatan 3.768 jiwa tiap Km2 dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Kenduruan dengan tingkat kepadatan 307 jiwa tiap Km2 (Tubankab_online,11/11/2013).

Pada kampung batik Tuban yang berada di desa Margorejo dimana daerah tersebut berada di belakang bukit dan jalan – jalan untuk menuju ke desa tersebut sangatlah sulit karena melalui bukit – bukit. Penduduk di kampung tersebut sangatlah ramah dan baik, keadaan di sana sangat bagus dan nyaman meskipun jalan di kampung tersebut sangat sempit. Bagunan yang ada di kampung tersebut masih terlihat sangattradisional permanen dengan nuansa pedesaan.

Gambar 2.2 Gaya bangunan sangat tradisional permanen (Sumber : Dokumen pribadi,10/11/2013)

Pada Kota Tuban ini juga terdapat kerajinan yang sudah turun temurun di wariskan oleh nenek moyang mereka untuk para generasi penerus, agar kerajinan yang sudah lama di lakukan tersebut tidak punah. Batik yang dahulu di buat dengan cara di tenun tapi pada jaman yang semakin maju seperti sekarang ini alat tenun yang di pakai untuk membatik sudah berganti dengan alat chanting.


(24)

Kebanyakan pembatik tersebut dari kalangan muda sampai yang tua masih aktif membatik. Salah satu yang paling berpotensi yang ada di kota Tuban yaitu (Tubankab_online,11/11/2013) :


(25)

Gambar 2.3 Peralatan dan Proses Batik Tuban ( sumber : www.Tubankab.go.id,11/11/2013)

b. Mebel

Gambar 2.4 Produk Industri Kecil Meubel Jatirogo dan Bangilan (Sumber : www.Tubankab.go.id,11/11/2013)


(26)

c. Gerabah

Gambar 2.5 Produk Industri Kecil Tembikar (Gerabah) ( sumber : www.Tubankab.go.id12/11/2013)


(27)

Gambar 2.6 Produk Industri Kecil Anyaman Bambu ( sumber :www.Tubankab.go.id12/11/2013)

e. Sangkar Burung

Gambar 2.7 Produk Sangkar Burung (sumber :www.Tubankab.go.id,12/11/2013)

Namun salah satu dari kerajinan tersebut yang paling berpotensi di kota Tuban adalah kerajinan batik, karena batik di kota Tuban ini terkenal dengan batik gedog. Di jaman yang sudah modern ini batik gedog sudah jarang sekali dan hampir sudah tidak ada lagi karena sekarang sudah berganti dengan batik tulis. Batik tulis yang mayoritas penduduknya pengrajin ini berada di kampung Margorejo kecamatan Kerek.

Kampung Margorejo ini adalah tempat yang sangat indah dan nyaman, penduduk yang tinggal di sana sangatlah ramah. Mayoritas penduduknya pengrajin batik tulis, setiap pagi para anak-anak khususnya wanita dan ibu-ibu sibuk menyiapkan alat untuk membatik. Batik yang di buat ini sangatlah kuno masih memakai canting dan bahan pewarna yang di pakai juga masih alami.


(28)

Kampung yang berada di Margorejo ini masih alami belum bercampur tangan dari Dinas atau Pemerintah setempat. Kampung batik tersebut belum di kenal oleh masyarakat luas khususnya daerah Surabaya dan sekitarnya.

Gambar 2.8 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)

Suasana pada kampung Margorejo ini masih sangatlah tradisional dengan nuansa pedesaan yang masih sangat alami. pada Kampung Mragorejo ini dapat menyuguhkan berbagai pemandangan yang sangat menakjubkan yaitu berupa bukit – bukit yang memperlihatkan pesona alam yang sangat luar biasa. Kita bisa melihat pemandangan dari atas bukit pada setiap perjalanan menuju lokasi Kampung Batik Tuban di kampung margorejo tersebut. Pada kampung tersebut memiliki sebuah keunikan yaitu sebagian masyarakat di sana mayoritas sebagai pengrajin batik.

Salah satu pengusaha batik yang berada di kampung Margorejo ini adalah lurah dari kampung tersebut. Di kampung ini batik di buat dengan cara mudah mulai membuat gambar di atas kain putih, proses pewarnaan pada kain batik dengan menggunakan warna, merendam kain ke dalam bak yang sudah di beri warna agar warna tersebut dapt meresap ke kain batik, memasak kain batik yang sudah di batik untuk melelehkan lilin yang menempel di kain batik, membersihkan (Nglorot), mencuci dan membersihkan, dan terakhir adalah pewarnaan pada kain batik yang akan di warnai.


(29)

kebanyakan dari kalangan masyarakat Tuban sendir, para tengkulak yang membeli disan dan nantinya akan di jual kembali, dan para ibu – ibu yang dari luar kota yang datang berombongan untuk membeli batik untuk oleh – oleh. Sebagai salah satu kampung yang dapat menunjang perkembangan perekonomian pada kampung Btaik Tuban ini, dalam perkembangan Kampung batik Tuban ini memiliki sebuah hambatan yaitu tidak adanya identitas pada kampung Margorejo yang mengakibatkan para wisatawan sulit mengenal atau sulit mencari adanya kampung batik tersebut. Hal ini dapat diperkuat oleh kurangnya identitatas (logo) yang dapat memperkenalkan kampung tersebut.

Pada gambar di bawah ini adalah salah satu cara membuat batik :

Gambar 2.9 Proses Membatik (Sumber : Dokumen Pribadi. 28/09/2013)

Gambar 2.10 Proses Pewarnaan ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)


(30)

Gambar 2.11 Proses pendinginan sebelum di glorot ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)

Gambar 2.12 Glorot proses perebusan melelehkan malam ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)

Gambar 2.13 pencucian dan pembersihan ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)


(31)

sudah sejak lama di pakai untuk membatik, ciri khas dari batik Tuban itu sendiri adalah hewan-hewan laut dan hewan darat, motif-motif yang di pakai sekarang ini mempunyai sejarah yaitu pada musim hujan para wanita memakai selendang lalu beriring-iringan untuk pergi ke sawah dan ladang. Batik Tuban termasuk batik pesisir, karena kebanyakan orang menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan Batik Cirebon. Batik tuban memiliki ciri khas motif batik pesisir yang didominasi oleh kebudayaan Jawa, Cina, dan Islam. Misalnya, gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban terpengaruh dari budaya tiongkok.

Hal ini bisa dilihat dari gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut, burung cacingan (Hong). Sedangkan pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis tuban terlihat pada motif dengan nama yang religious seperti kijing miring. Motif-motif ini di ambil dari cerita dahulu, bermula dari seorang pedagang china yang merantau di pesisir pantai dan Pedagang china tersebut menemukan seekor hewan laut yang ada di pantai tersebut.

Motif yang di pakai di kampung Margorejo ini sangat bervariasi yaitu :

a. Burung Cacingan

Gambar 2.14 Burung Cacingan ( Sumber : Dokumen pribadi.9/11/2013)


(32)

b. Bintang laut

Gambar 2.15 Bintang Laut ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)

c. Burung Emprit

Gambar 2.16 Burung Mprit ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)

d. Cumi-cumi

Gambar 2.17 Bintang Laut ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)


(33)

memiliki warna cerah. Batik Tuban mempunyai kharisma dan keindahan yang sangat khas dan unik. Selain itu pada kegiatan membatik ini juga mengandalkan bahan dasar dari alam. Pada Kota Tuban ini yang paling terkenal adalah batik tenun gedog karena bahannya dari kapas yang di bahan kain yang digunakan untuk membatik dibuat langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas di buat menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik (Lurah kecamatan Kerek desa Margorejo dalam wawancara).

2.2 Tinjauan Tentang Desain Komunikasi Visual

DKV atau bisa disebut juga dengan (Desain Komunikasi Visual) ini memiiki sebuah tujuan untuk keterampilan komunikasi dan seni rupa, dimana nantinya dapat dikategorikan sebagai commercial art. Pada Desain Komunikasi Visual ini mempunyai banyak sekali ilmu yang dapat di pelajari mulai dari mendisain logo atau membuat logo, lalu bisa juga membuat suatu karya yang dapat di pamerkan kepada masyarakat agar semua orang tahu hasil dari disain yang di buat. Dengan adanya teknologi yang sudah sangat modern seperti sekarang ini, DKV (Desain Komunikasi Visual) bisa lebih mudah mengkomunikasikannya lewat media pesan atau informasi kepada pembaca yaitu melalui visual seperti tipografi, ilustrasi, warna, garis, layout, dan lain sebagainya. Mereka berusaha agar dapat memberikan respon positif kepada pesan visual yang dibuat. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti. Pada desain komunikasi visual tersebut biasanya di sebut sebagai presentasi sosial budaya masyarakat yang dihasilkan dari rasionalitas, dilandasi pengetahuan yang mendalam, dan bersifat rasional (Tinarbuko,2009;23).

2.2.1 Brand Identity

Pada Desain Komunikasi Visual ini hubungannya sangat erat kaitannya dengan menggunakan tanda-tanda, gambar dan simbol. Dalam dunia DKV juga memiliki salah satu terapan ilmu visual yang akan di pakai oleh perancang untuk tugas akhir ini salah satunya adalah Brand Identity. Brand Identity atau lebih di kenal dengan sebutan identitas merek, dimana pada Brand Identity ini akan


(34)

menjelaskan tentang membuat sebuah identitas merek yang dapat di kenal oleh semua orang. Brand Identity dapat di arti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang, namun identitas merek tersebut tidak hanya bisa di lihat melainkan dapat di ingat, di pegang, dirasakan dan itu nyata. Merek tersebut juga dapat di temui di mana saja salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain. Pada identitas merek ini memiliki asosiasi merek yang berbeda dari yang lain, identitas ini di ciptakan oleh penyusun strategi merek (Wheeler, 2009:04).

Pada pembuatan sebuah identitas merek ini di butuhkan beberapa elemen yang dapat mendukung dalam pembuatan identitas yaitu warna, contoh logo, tipografi dan layout.

Gambar 2.18 Brand Identity Ideals (Sumber : Dokumen pribadi. 03/07/2014)

Brand Identity ini idealnya harus memiliki elemen – elemen seperti pada gambar di atas karena sebuah brand tidak akan bisa di rancang apabila tidak memiliki elemen – elemen yang di butuhkan. Pada Brand Identity ini juga sangat


(35)

a. Warna

Pada kolom di bawah ini akan dijelaskan an, karena elemen tersebut sangatlah penting dan harus ada.

beberapa nama batik dan arti warna yang ada di Indonesia, namun kebanyakan orang – orang tidak mengetahui arti dan maksud dari batik yang ada di Indonesia ini karena pada motif batik tersebut memiliki arti dan dan makna terseniri dari setiap daerah masing – masing.

Tabel 2.1 Warna Sumber : Dokumen pribadi

No Daerah Asal

Batik

Warna Identik Arti Warna

1 Tuban

Motif pada batik Tuban ini memiliki ciri khas yaitu motif burung cacingan (Hong), karena motif tersebut memiliki cerita yang sangat bersejarah dan sampai sekarang masih diingat, namun pada warna batik ter-sebut lebih me-nonjolkan warna coklat muda karena Memiliki arti terang dan rendah hati.

2 Pekalongan

Pada batik Pekalongan ini memiliki motif yang sangat khas yaitu pemakaian ragam hias yaitu berbentuk tumbuh tumbuhan yang realistik, dan warna pada batik tersebut identik dengan warna coklat tua karena Memberikan kesan hangat, nyaman dan indah.

3 Cirebon

Motif pada batik cirebon ini identik dengan bentuk awan karena dimana bentuk awan melambangkan dunia atas atau dunia luas, bebas dan mempunyai


(36)

makna tran-sidental (Ke-tuhanan), namun pada warna batik tersebut lebih identik dengan warna biru karena warna tersebut melambangkan kebbasan seperti laut.

4 Jetis

Batik jetis ini memiliki motif tersendiri yaitu Motif tumbuhan, karena motif tumbuhan yang digunakan merupakan inspirasi dari tumbuh-tumbuhan yang hidup disekitar pengrajin ba-tik. Namun warna pada batik tersebut Mem-perlihatkan kesan ke-dewasaan dan elegan pada setiap orang yang memakainya

5 Jogja

Motif pada batik jogja ini memperlihatkan se-buah kekuasaan atau kewibawaan seorang sultan atau raja, namun warna pada batik tersebut lebih identik dengan warna coklat karena Mem-perlihatkan kesan klasik dan tradisional pada warna batik tersebut

6 Madura

Pada batik madura motif yang dipakai adalah motif bunga bunga dan serat kayu karena melambangkan per-damaian dan persatuan, namun pada warna batik maudara ini identik dengan warna biru karena melambangkan ke-hidupan manusia.

b. Logo


(37)

sebuah logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja yaitu dengan tulisan, logogram, gambar, ilustrasi dan lain-lain. Logo juga memberikan suatu identitas, informasi, persuasi sebagai alat pemasaran yang dapat di sebut sebagai suatu kualitas atau nilai-nilai yang di tujukan. Tidak hanya itu saja logo juga memiliki identitas yang dapat mewakili objek-objek tersebut salah satunya yaitu Logotype dan Logoram (Rustan,2009;12:13).

Logo dapat dikategorikan berdasarkan unsur pembentuknya yaitu: a. Logotype

Logo yang pertama kali memakai jenis huruf tertentu yang di desain secara khusus dengan identitas tulisan nama yaitu logotype, namun logo tersebut sudah di buat semakin unik / berbeda satu sama lain dengan perkembangan yang sudah berubah. Awalnya Logotype ini adalah sebuah elemen tulisan yang biasa saja, istilah lain logotype ini di olah dengan menambahkan elemen gambar yang bahkan tulisannya pun dijadikan satu.

Gambar 2.19 Contoh Logotype

(Sumber : www.google.co.id,13/11/2013)

b. Logogram

Kemiripan dari sebuah logotype mengalami perubahan yaitu dengan istilah

logogram, namun pada elemen gambar logo tersebut memiliki anggapan umum tentang logogram. Pada logogram tersebut juga memperlihatkan sebuah kata / makna yang dapat mewakili sebuah simbol tulisan daroi logo tersebut.

Gambar 2.20 Contoh Logogram ( Sumber : www.google.co.id,13/11/2013)


(38)

c. Gabungan antara Logotype & Logogram

Sebuah logo akan di katakan sempurna jika logo tersebut dibentuk dengan penggabungan antara jenis Logotype & Logogra.

Gambar 2.21 Contoh Logotype dan Logogram ( Sumber : www.google.co.id13/11/2013)

c. Tipografi

Tipografi adalah salah satu bahasa yang selalu digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata–kata ke dalam bentuk tulisan. Di dalam desain, Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dibaca. Pada huruf dan tipografi yang dapat diyakini sebagi hubungan yang mengandalkan aspek pesan visual yang berbentuk deretan huruf atau ilustrasi yang persuasif. Desain Komunikasi Visual ini juga tidak bisa lepas dari tipografi karena semua bentuk dari desain harus memiliki elemen sebagai pendukungnya (Kusrianto, 2007:204).

Dalam pembuatan sebuah Brand Identity ini perancang akan menggunakan huruf berjenis Sans Serif dan serif, Karena huruf Sans Serif memiliki bentuk lekuk yang bundar dan harmoni sedangkan serif sendiri memperlihatkan kesan elegan. Dalam sebuah perancangan yang akan kita buat ini tidak semudah yang dibayangkan, Oleh karena itu, “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak

hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki. pada kolom dibawah ini akan dijelaskan beberapa


(39)

Tabel 2.2 Tipografi

Sumber : Dokumen pribadi

No Contoh font Ciri khas font

1

Pekalongan : font yang di pakai adalah font sans serif karena memiliki karakter klasik dan pada font tersebut juga di beri gambar bunga karena identik dengan batik Pekalongan yang memiliki corak gambar bunga.

2

Font pada batik ini memakai font serif karena memperlihatkan kesan elegan, namun pada font putra Laweyan ini memakai font sans serif karena pada font tersebut mengartikan sebuah karakter yang identik dengan kebersamaan. Pada logo tersebut juga di perlihatkan gambar canting karena pada pembuatan batik Laweyan ini memakai alat canting.

3

Pada penulisan logo Kampoeng tersebut menggunakan font berjenis sanserif dan Batik Jetis menggunakan font jenis serif yang dimana pada font tersebut dimodifikasi dengan diberi gambar tumbuhan, karena font yang dipakai untuk huruf “ J ” ini mem-perlihatkan bahwa kampung batik jetis ini identik dengan tumbuhan.

2.3 Studi Komparator

Seorang perancang tidak akan bisa merancang dengan baik apabila tidak mempunyai acuan contoh untuk membuat sebuah desain yang akan di buat. Maka dari itu perancang harus mencari sebuah refrensi tentang apa tang ingin perancang inginkan, dengan adanya semua data yang di dapat itu barulah perancang bisa melanjutkan pekerjaannya. Dalam studi komperator ini perancang akan menjelaskan beberapa contoh desain yang akan di buat dan akan menjelaskan tentang dari setiap komperator yang menjadi acuan dalam pembuatan sebuah rancangan Logo. Salah satu yang di buat acuan adalah Logo batik Pekalongan, batik Laweyan, batik Jetis.


(40)

2.3.1 Logo Batik Pekalongan

Tabel 2.3 Penjelasan Logo Batik Pekalongan Sumber : Dokumen pribadi

Gambar Logo Batik Pekalongan

Nama logo Pekalongan world city batik

Logogram

Pada logogram tersebut yang menggunakan bunga mawar pada tangkainya terkesan luwes dan menyatu dengan logotype nya

Logotype

Logotype menggunakan tipografi yang luwes

dan sederhana, namun tetap meng-intepretasikan motif batik

Bentuk dasar logo Logo yang digunakan tanpa menggunakan background

Warna

Warna pada logogram dan logotype

menggunakan warna yang sama yaitu hitam, hal tersebut memudahkan pengaplikasian pada media-media dan memudahkan orang untuk mengingat


(41)

2.3.2 Logo Batik Laweyan

Tabel 2.4 Penjelasan Logo Batik Laweyan Sumber : Dokumen pribadi

Gambar logo batik Laweyan

Nama logo Batik Putra Laweyan

Logogram

Logogram memvisualisasikan (penyederhanaan bentuk) canting yang digunakan untuk membatik

Logotype

Logotype yang digunakan memakai 2 jenis tipografi serif dan sanserif dan dalam logotype

tersebut mamasukkan unsur visual yang sama dengan logogram

Bentuk dasar logo Bentuk dasar logo persegi panjang antara logogram dan logotype

Warna

Warna yang di pakai warna hijau yang memperlihatkan kesan dingin, ramah dan alami


(42)

2.3.3 Logo Kampung Batik Jetis

Tabel 2.5 Penjelasan Logo Batik Jetis Sumber : Dokumen pribadi

Gambar logo kampung batik Jetis

Nama logo Kampung Batik Jetis

Logogram

Logogram yang visualnya berbentuk tumbuhan

yang tumbuh menyerupai dan membentuk huruf

“J” sehingga logogram juga berfungsi sebagai

logotype

Logotype

Logotype yang dipakai menggunakan 2 jenis

typografi yaitu serif dan san serif

Bentuk dasar logo

Tidak memakai background lebih ke arah berdiri sendiri

Warna

Warna yang di pakai memperlihatkan warna yang cerah dan memperlihatkan kesan nyaman dan enak dilihat


(43)

BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 Definisi Operasional

Pada perancangan ini judul yang di angkat yaitu “Perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban” pada perancangan ini aspek – aspek yang diambil adalah dari media – media yang fungsinya untuk memberikan sebuah identitas kepada kampung batik Tuban agar dapat dikenal oleh semua orang dan dapat menjadi sebuah lokasi wisata kerajianan batik yang disukai oleh masyarakat.

3.1.1 Brand Identity

Lebih di kenal dengan sebutan identitas merek, dimana pada Brand Identity ini akan menjelaskan tentang cara membuat sebuah identitas merek yang dapat di kenal oleh semua orang. Brand Identity dapat diarti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang (Wheeler, 2009:04).

3.1.2 Kampung Batik Tuban

Kampung batik Tuban ini merupakan suatu kota kecil yang memiliki suasana yang nyaman walau padat penduduknya, Keramahan dari penduduknya pun juga merupakan salah satu unsur kenyamanan di kampung batik Tuban tersebut. Tuban juga memiliki banyak potensi yaitu dari kerajinan berupa batik Tenun Gedhog, Gerabah, Anyaman bambu dan sangkar burung. Pada kampung batik Tuban ini kerajinan yang paling unggul diantara potensi tersebut adalah Batik Tenun Gedhog, karena mayoritas penduduk disana adalah seorang pembatik dan motif-motif yang digunakan tersebut diambil dari unsur-unsur islam,jawa dan cina (Tubankab_online,11/11/2013).

Pada judul ini perancang membuat sebuah kesimpulan yaitu dengan membuat sebuah strategi penggambaran, perencanaan dan sebuah sketsa yang nantinya akan diterjemahkan kedalam sebuah konsep perancangan. Salah satu konsep yang akan di buat adalah Brand Identity. Brand Identity atau lebih dikenal dengan sebutan


(44)

identitas merek, dimana pada Brand Identity ini akan menjelaskan tentang membuat sebuah identitas merek yang dapat dikenal dan dapat di ingat oleh semua orang. Pada identitas merek ini memiliki asosiasi merek yang berbeda dari yang lain, namun pada perancangan ini perancang ingin membuat sebuah identitas untuk kampung tersebut.

Bahkan di kampung ini juga terdapat sebuah usaha kecil atau disebut dengan UMKM yaitu usaha batik yang proses penulisan gambar atau ragam hias pada kain putih dengan menggunakan lilin batik (Wax/malam), dimana sebagai alat perintang warna yang di tuangkan ke kain yang akan di batik.Usaha batik ini ternyata terdapat di suatu kota yaitu kota Tuban, dimana Kota Tuban ini berada di Jawa Timur yang memiliki keindahan alam, namun di kota Tuban juga sudah terkenal dengan penghasil tuak dan legen. Tuban memiliki banyak sekali usaha-usaha yang sangat maju, salah satunya adalah Batik.

Kesimpulan yang di ambil adalah perancang ingin membuat sebuah logo dengan judul “perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban” dimana perancang ingin Membuat sebuah identitas untuk membantu UMKM batik agar lebih dikenal dan memiliki value di mata audiens.

3.2 Teknik Pengumpulan Data 3.2.1 Data Primer

a. Metode Observasi

Mengambil data dari lokasi tempat yang dituju yaitu desa Margorejo kecamatan kerek, di sini perancang mengambil data dari apa yang perancang rencanakan. Perancang mencari informasi atau data yang ada di kampung secara lengkap, setelah itu mencoba untuk mencari data pada dinas perindustrian untuk menambah data yang akan di buat, perancang pun terjun langsung menemui kepala bagian dinas perindustrian untuk meminta data. Pada wawancara tersebut perancang memberikan beberapa pertanyaan kepada nara sumber yang akan di wawancarai seputar tentang sejarah batik.


(45)

dan batik tulis. Batik tenun yang ada di Kota Tuban ini perlu pengembangan teknologi dan perlu perimbuhan tenaga kerja baru untuk tenun. Dari pihak dinas Perindustrian menyetujui di laksanakannya Brand Identity (Identitas merek) untuk kampung batik yang ada di desa Margorejo (Bapak Edi Kepala Dinas Perindustrian dalam wawancara).

b. Metode Wawancara

Melakukan wawancara / diskusi mendalam untuk mendapatkan sebuah data yang lengkap dari para narasumber yang dipercaya. pada kampung ini rata-rata adalah pengrajin batik mulai dari anak-anak sampai yang sudah tuapun semuanya pengrajin batik. Pada kampung tersebut terdapat banyak sekali pengusaha-pengusaha batik yang sudah di kenal oleh masyarakat di sana. Perancang mengambil salah satu pengusaha yang ada di kampung tersebut.

Perancang mencoba untuk mencari data ke warga-warga kampung Margorejo ini, setelah itu perancang mencoba untuk mengajak pak lurah selaku tokoh masyarakat yang ada di kampung batik di desa Margorejo untuk membuat sebuah forum yang nantinya akan di adakan sebuah diskusi atau wawancara. Perancang juga mengajak pemilik usaha batik tersebut untuk berpartisipasi dalam diskusi, turut serta juga para pengrajin batik di kampung tersebut dan konsumen. Pada wawancara yang telah di lakukan perancang, dapat di simpulkan bahwa Kampung batik Margorejo ini masih belum ada penanganan mengenai usaha batik yang ada di kampung Margorejo ini dari Pemerintah Pusat Kota Tuban. (bapak Junaidi dalam wawancara).

c. Metode Kuisioner

Melakukan penyebaran sebuah kuisioner kepada orang-orang khususnya pembatik yang ada di kampung Margorejo ini dan mencari data atau fakta – fakta yang terkait pada kampung batik tersebut, kuisioner tersebut di tujukan kepada semua pembatik yang ada di kampung Margorejo dan nara sumber yang ada kaitannya dengan kampung tersebut. Pada metode kuisioner tersebut bisa lebih memudahkan dan lebih praktis praktis dalam pengerjaannya. Perancang melakukan kuisioner kepada pembatik agar kuisioner tersebut di jawab dengan


(46)

sebenarnya yang terjadi pada kampung tersebut, tujuannya agar mendapatkan data yang lengkap dan akurat dari kuisioner tersebut.

3.2.2 Data Sekunder

Meliputi pengambilan data yang bisa diambil dari berbagai media cetak seperti artikel PDF, media internet dan referensi buku yang berkaitan dengan teori tersebut. Namun ada juga pengambilan datanya melalui wawancara untuk lebih lengkapnya. Dari data tersebut kita bisa mendapatkan sebuah refrensi tentang judul yang kita ambil.

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisa TOWS Matriks

Tabel 3.1TOWS Matriks

TOWS

Matriks

Strength

1. Brand Identity ini bertujuan untuk memperkenalkan identitas kampung batik Margorejo kepada ma-syarakat

2. Masyarakat bisa lebih mengenal mendalam ten-tang adanya kampung batik Margorejo

3. Identitas yang belum ada sebelumnya

Weakness

1. Sulitnya untuk mem-perkenalkan identitas kepada masyarakat 2. Tidak adanya identitas di

kampung tersebut

Opportunity

1. Mudah mengetahui identitas kampung batik Margorejo

2. Dapat dijadikan identitas bagi kampung batik mar-gorejo

3. menjadi media alternatif Os

1. dibuatnya identitas kam-pung batik Margorejo 2. masyarakat bisa lebih

me-ngetahui tentang adanya identitas kampung batik Margorejo

3. Agar banyak orang yang Wo

1. Perlu diadakan sosialisasi terhadap masyarakat setempat unuk mem-perkenalkan kampung batik Margorejo


(47)

3.3.2 Analisis 5W+1H

Pada rancangan ini perancang ingin membuat sebuah Brand Identity atau bisa disebut sebagai (Identitas Merek) dimana nantinya identitas tersebut dapat di jadikan sebagai identitas untuk kampung batik Margorejo agar kampung tersebut dapat lebih di kenal oleh semua orang, sedangkan untuk masyarakat yang berada di luar Tuban bisa lebih tahu dan mengenal kampung batik Margorejo tersebut khususnya para pecinta batik itu sendiri. Pada identitas ini juga memperlihat motif khas dari kampung batik Margorejo, tidak hanya itu saja pada Identitas tersebut akan diperlihatkan warna dan tipografinya yang dimana diharapkan agar Identitas tersebut dapat di ingat sebagai khas batik Tuban.

Dengan berubahnya jaman yang sudah modern seperti sekarang ini perancang ingin Membuat sebuah identitas untuk membantu UMKM batik yang ada di kota Tuban khususnya yang ada di kampung batik Margorejo, agar lebih di kenal dan memiliki value di mata audiens. Pada dasarnya masyarakat tidak tahu adanya kampung batik yang ada di Margorejo ini di karenakan, kampung tersebut berada di belakang bukit yang letaknya sangat jauh dari kota dan untuk mengetahui kampung tersebut sangatlah susah.

Ketika suatu identitas yang sudah perancang buat telah teraplikasikan pada berbagai media promo yang ada di kawasan kampung batik Tuban, dengan begitu masyarakat dapat mengetahui adanya kerajinan batik yang ada di Tuban.Identitas tersebut akan diberikan kepada Pemerintah Dinas perekonomian agar kampung tersebut memiliki sebuah identitas yang nantinya dapat di ketahui dan di kenal Threat

1. tidak adanya minat masyarakat terhadap kam-pung batik Margorejo se-telah dubuat sebuah identitas

2. kurang adanya sosialisasi masyarakat terhadap adanya kampung batik Margorejo

Ts

1. perlu adanya strategi untuk meningkatkan minat ma-syarakat terhadap kam-pung batik Margorejo 2. meningkatkan kualitas

desain secara berkala sesuai perkembangan jaman

Tw

1. perlu adanya kerjasama antara pemerintah daerah dan dinas perindustrian terhadap identitas kam-pung batik Margorejo


(48)

oleh semua orang, dengan adanya identitas tersebut diharapkan masayarakat tahu tentang adanya kampung batik Margorejo khususnya masyarakat Tuaban sendiri.

Dalam membuat Brand Identity kampung batik Tuban, target audience bisa dari berbagai kalangan meliputi wanita Dewasa, kebanyakan yang lebih menyukai batik adalah para ibu-ibu. Namun dikarenakan dari kampung batik Tuban ini adalah batik yang belum terlalu dikenal oleh masyarakat jadi dengan menjalin kerja sama dengan mita-mitra bisnis lainnya serta keinginan beliau untuk memperluas jaringan pelanggannya didalam negeri, maka target audience dalam branding ini di jelaskan dari segi:

1. Demografis

 Berumur antara 30 tahun.

 Berpenghasilan bekisar Rp 3.000.000.  Semua agama.

 Pendidikan akhir minimal S1.

 Jumlah anggota keluarga yaitu catur warga.  Status keluarga dari kalangan menengah ke atas. 2. Geografis

 Masyarakat Indonesia yang berada di Jawa Timur terutama di Surabaya atau kota-kota besar.

 Target audience sekunder adalah masyarakat dan wisatawan dalam negeri yang berada khususnya di sekitar Surabaya dan sekitarnya.

3. Psikografis

 Semua orang yang aktif.

 Suka melakukan kegiatan liburan

 Ingin mendapatkan informasi mengenai kampung batik Tuban secara mendalam

 Pecinta Batik

Perancangan Brand Identity ini tidaklah mudah karena pembuatan identitas kampung batik Margorejo ini merupakan salah satu alternatif yang sangat penting


(49)

perancang harus terlebih dahulu melakukan sebuah observasi di kampung batik Margorejo agar dapat membuat konsep yang sangat menarik.

3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang di gunakan adalah dengan cara mengambil data dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan kepada nara sumber dan menjelaskan untuk mendapatkan data dari hasil wawancara yang di lakukan.

3.4.1 Sample

Data yang di cari adalah data dari para nara sumber, salah satu nara sumber yang harus ada pada wawancara tersebut adalah:

 Dinas Perindustrian daerah kota Tuban  Pemerintah Setempat (Lurah setempat)

 Pemilik Usaha Batik di Kampung Batik Tuban  Pembuat Batik di Kampung Batik Tuban  Target Segmen / Konsumen Batik


(50)

3.5 Skema kerangka berfikir

Tabel 3.2 Skema Perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban

FENOMENA Identifikasi

masalah

RISET

IDE

KONSEP RISET

STUDI EKSISTING &

PUSTAKA

METODE PENELITIAN

WAWANCARA FGD KUISIONER

KONSEP PERANCANGAN

PROSES PENGERJAAN

DESAIN


(51)

BAB IV KONSEP DESAIN

4.1 Perumusan Konsep


(52)

4.1.1 Oriental Klasik (Denotatif-makna sesungguhnya)

Oriental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebuah dunia dimana dunia tersebut menjelaskan tentang adat ketimuran seperti negara Cina, Jepang dan negara-negara Asia, adat tersebut sangat kental dan sudah di pakai dari sejak turun temurun. Sedangkan Klasik dalam arti Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu berasal dari masa lampau yang dimana semua hal yang berhubungan dengan masa lalu dapat dikatakan klasik. Karena pada masa lampau yang berhubungan dengan warna atau ciri khas yang sudah lama dipakai bisa disebut klasik.

4.1.2 Oriental Klasik (Konotatif-bukan sebenarnya)

Pada konsep ini memperlihatkan khas dari batik Tuban yaitu motif/corak yang dapat di terapkan pada media brand identity yang akan di buat sebagus mungkin agar dapat menarik perhatian. Pembuatan merek ini juga memberikan sedikit sentuhan yaitu dari unsur cina dan jawa, kata-kata oriental ini juga dari observasi yang di dapat melalui audience, namun salah satu unsur faktor yang mempengaruhi yaitu dari motif batik Tuban yang memiliki unsur dari cina dan adat jawa tersebut, dari unsur tersebut terbentuklah lagu-lagu kami

Pada klasik itu sendiri dapat di perlihatkan dari segi penulisan atau layout yang memperlihatkan unsur klasik dari batik Tuban dan tidak akan hilang unsur yang sudah lama ada. Pada batik Tuban dapat memperjelas tentang ciri khas dari batik Tuban dimana desain yang akan dibuat ini dapat memperlihatkan kesan dari ciri khas batik Tuban yang berupa elemen yang dipakai dari motif/corak dari batik itu sendiri dan warna-warna yang akan dipakai pun akan mengikuti warna khas dari batik Tuban. Pada penulisan typografi atau layout tersebut tidak akan jauh-jauh dari kesan klasik batik Tuban. Perancangan ini dibuat agar dapat menarik perhatian dan dapat lebih dikenal oleh semua orang.


(53)

4.2 Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi yang ingin disampaikan dalam perancangan Brand identity

ini bertujuan agar dapat memperkenalkan kepada anda tentang adanya kampung batik dan agar dapat selalu diingat oleh siapapun. Pesan yang didapat berdasarkan atas pengumpulan data yang sangat lengkap dari penggalian data secara mendalam seperti wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang bersangkutan seperti dari Dinas, Pak Lurah, Pembatik, Pengusaha, dan konsumen. Pada target audience pun juga dilakukan sebuah kuisioner dimana target tersebut dari kalangan ibu-ibu yang menyukai berwisata kuliner dan pecinta batik namun tidak tahu dimana saja tempat -tempatnya. Kendala yang sering dialami yaitu tidak begitu tahu informasi tentang batik dan menunggu hari libur. Padahal ini dapat dijadikan acuan untuk merancang

Brand Identity.

Pada rumusan konsep tersebut, perancangan Brand Identity disini selain memberikan sebuah informasi dan memperkenalkan kepada semua masyarakat tentang identity kampung batik. Pada perancangan tersebut yang dimana identity ini berbeda dari yang lainnya. Pada perancangan brand identity ini memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri dari kampung batik Tuban yang dapat digunakan sebagai elemen visual dari kampung batik tersebut dan nantinya akan di perkenalkan kepada masyarakat secara tidak langsung. Tidak hanya itu saja dengan memakai konsep Oriental Klasik tersebut dapat lebih memberikan khas kota Tuban dan dapat memperlihatkan potensi dari kampung batik Tuban sendiri agar lebih dapat menarik perhatian masyarakat yang ingin berkunjung ke kampung tersebut.

4.3 Konsep Visual 4.3.1 Ilustrasi

Teknik ilustrasi pada Oriental Klasik ini dibuat dengan mengambil elemen-elemen dari motif batik khas Tuban, suasana kampung, bangunan rumah, unsur-unsur pada motif dan sebagainya. Namun pada konsep ini menggunakan elemen yang hubungannya sangat erat dengan konsep yang dibuat yaitu seperti pengambilan elemen tentang oriental dan elemen dari klasik. Pada konsep tu juga tidak jauh-jauh


(54)

dari motif batik Tuban. pada dasarnya pada elemen-elemen tersebut dapat menjadi sebuah kesatuan yang dimana menggunakan prinsip penyerdahanaan tersebut dapat mudah tuk dikenali.

Pada konsep pembuatan brand identity ilustrasi yang di buat dalam perancangan elemen visual lainnya yang dapat membentuk sebuah media dengan cara memperlihatkan karakteristik Kampung batik Tuban seperti suasana, adat, dan kerajinan yang paling diperlihatkan di kampung Batik Tuban. di bawah ini adalah salah satu contoh pengaplikasiannya

4.3.2 Tipografi

Pada Typografi ini memiliki jenis berbeda, jenis typografi yang digunakan pada konsep ini harus memenuhi 4 aspek dalam disiplin ilmu tipografi yaitu

readability (mudah dibaca), legability (mudah dikenali dan dibedakan), clarity

(mudah dimengerti) dan visibility (mudah di baca dalam jarak yanmg jauh). Pada tipografi ini yaitu menggunakan tipografi dari keluarga serif. Pada font serif ini mudah dibaca dan simple, karakter pada font tersebut juga tidak terlalu kaku lebih kearah luwes. Font yang di buat ini dapat diartikan bahwa masyarakat pada kampung batik Tuban ini memiliki karakter yang luwes dan tidak kaku.

4.3.3 Warna

Warna yang digunakan dalam perancangan ini tidak jauh-jauh dari karakteristik lingkungan atau warna yang khas dari kampung batik Tuban itu sendiri yaitu oriental klasik. Salah satu warna yang diambil dari suasana kampung, dan yang paling terutama adalah motif batik Tuban yang memiliki unsur-unsur tertentu dan warna khas dari batik Tuban yang sudah lama di pakai. Warna yang dipakai tersebut diambil dari unsur-unsur Oriental dan klasik yang dimana sudah menjadi ciri kahs dari kampung batik tersebut.


(55)

4.4 Layout Desain 4.4.1 Lettermark

Pada lettermark yang akan digunakan ini lebih kearah klasik dari segi fontnya, tidah hanya itu bentuk font yang akan di buat ini juga sesuai dengan karakter masyarakat disana yang identik dengan ramah. Font tersebut harus memenuhi 4 aspek yang harus ada dalam pembuatan suatu logotype di dalam ilmu tipografi diantaranya yaitu readability (mudah dibaca), legibility (mudah dikenali dan dibedakan), clarity

(mudah dimengerti)dan visibility (mudah dibaca dalam jarak tertentu). Pada aspek ini

font yang di pakai sangat simpel dimana font tersebut terlihat luwes atau tidak kaku.Berikut adalah salah satu contoh font yang bisa di jadikan acuan dalam pembuatan font klasik namun ada ampuran dari oriental:

Gambar 4.1 contoh studi Typografi Lettermark

Sumber: Data pribadi

Gambar 4.2 Tipografi perancangan Lettermark

Font pada contoh di atas ini merupakan salah satu contoh font Oriental yang nantinya akan digunakan pada pembuatan Logotype. Seperti halnya font Ocean dan Young serif yang ada pada contoh di atas ini pada ujung huruf diberi sebuah


(56)

lengkungan yang memperlihatkan ciri khas dari font tersebut. Font tersebut nantinya tidak jauh berbeda dengan karakter oriental yang dia mbil dari unsur cina, karena bentuk pada font ini lebih kearah seperti kuat. Warna yang akan digunakan pada

Picturemark tersebut menggunakan warna oriental yang sesuai dengan warna khas dari batik Tuban itu sendiri, karena warna tersebut menggambarkan (mencitrakan) ciri khas dari kota Tuban itu sendiri.

4.4.2 Picturemark

Picturemark yang dibuat tidak jauh-jauh dari segi bentuk, warna dan garis. Pada segi bentuk menggunakan motif yang sesuai dengan ciri khas dari batik Tuban itu sendiri, karena motif tersebut memiliki ciri khas yaitu bentuk lengkungan yang berada di setiap ujung. Warna yang di pakai untuk Picturemark diambil dari warna yang paling identik dari batik Tuban, karena warna tersebut memperlihatkan warna yang klasik dan cocok untuk pembuatan logo batik Tuban.

Warna yang di pakai dapat men-citrakan sebuah ciri khas dari batik Tuban yang sangat kental dengan warna klasik. Dari garis pada picturemark ini di buat melengkung agar terlihat tidak kaku, melainkan terlihat luwes. Dari logo tersebut dapat terlihat karakter orang-orang yang ada di sana ramah dan luwes. Logo tersebut bisa menggunakan salah satu dari motif yang khas dari Batik Tuban atau yang paling identik dengan kampung batik Tuban. sedangkan dengan memakai konsep Oriental Klasik bisa lebih memperlihatkan lagi khas dari batik Tuban yang terlihat klasik dan masih memperlihatkan unsur-unsur dari batik tersebut.


(57)

Gambar 4.3 Studi Picturemark

Sumber: Data Pribadi

Namun pada tahap selanjutnya ialah membuat sebuah sketsa desain yang nantinya akan menjadi acuan untuk membuat sebuah visual.


(58)


(59)

Gambar 4.4 Sketsa Desain Logo Sumber: Data Pribadi


(60)

4.4.3 Warna

Warna yang di gunakan adalah warna oriental dan klasik, karena warna tersebut memakai warna khas dari batik Tuban itu sendiri. Warna tersebut sering di pakai pada pembuatan batik dan paling banyak diminati oleh orang-orang. Maka dari itu pada pembuatan sebuah logo, perancang memakai warna tersebut karena dapat memperkuat citra dari batik Tuban. Sehingga warna yang akan digunakan terlihat menarik. Berikut contoh warna


(61)

(62)

Gambar 4.6 Alternatif Landmark

Sumber: Data Pribadi

4.4.5 Studi Bentuk

Bentuk pada logo diatas merupakan penyederhanaan dari bentukan visual pada karakteristik Kampung Batik Tuban, namun tidak hanya itu pada pembuatan logo tersebut di perlukan acuan yang terkait dengan bentuk logo yang sesuai, pada pembuatan logo tersebut aspek yang di ambil adalah dari unsur-unsur motif yang di butuhkan.

Oriental :


(63)

Kaligrafi cina

Klasik : Batik

Bangunan

Gambar. 4.7 Acuan Visual logo Sumber: Data pribadi


(64)

4.4.6 Evaluasi Landmark

Tahap selanjutnya setelah membuat alternatif landmark adalah dengan cara memilih beberapa alternative Landmark, salah satunya yaitu diambil dari unsur yang khas dari kampung batik Tuban tersebut mulai dari sayap pada burung, lalau dari unsur kasik dan oriental. Dengan begitu logo yang sudah dibuat bisa dengan mudah untuk diaplikasikan pada banyak media.dibawah ini adalah salah satu alternative yang sudah dipilih.

Gambar. 4.8 Evaluasi Landmark Sumber:Data Pribadi


(65)

Gambar. 4.9 Final Desain Landmark

Sumber: Data Pribadi

Logo diatas merupakan identitas visual dari Kampung batik Tuban, terdiri dari

picturemark dan lettermark. Filosofi logo diatas diambil dari berdasarkan karakteristik kampung tersebut mualai dari potensi usaha disana dan suasana di kampung tersebut. Pada bentuk Picturemark terlihat seperti gambar burung yang ada pada motif batik Tuban dan dibuat seperti klasik. Warna yang ada pada logo tersebut memperlihatkan kesan Original karena pada warna tersebut sangat erat kaitannya dengan unsur yang ada pada kampung Batik Tuban tersebut yaitu merah, warna terbut menggunakan warna gradasi dari merah tua ke merah muda karena memperlihatkan unsur dari Oriental.

Bentuk pada logo yang membentuk sebuah burung ada kaitannya dengan motif yang ada pada batik, dimana motif tersebut memperlihatkan burung yang mereka kenal dengan burung cacingan (Hong), motif tersebut memiliki arti dari 3 unsur yang digabungkan yaitu Cina, Islam dan jawa. Pada tiga unsur tersebut di satukan menjadi motif yang ada pada batik Tuban tersebut, namun pada logo yang dibuat menggunakan 2 unsur yaitu Oriental Klasik namun lebih identik kearah klasik.

Lettermark pada logo di atas menggunakan font Oriental agar terlihat kuat namun pada ujung font tersebut di beri lengkungan yang memperlihatkan khas dari unsur Oriental.

4.4.8 Brandline

Brandline yang digunakan pada logo batik Tuban ini adalah Oriental Klasik. Dimana tagline tersebut sangat cocok karena terlihat klasik dan memperlihatkan khas dari Tuban tersebut, sedangkan pada logotype yang digunakan yaitu nama kampung batik Tuban. Dimana pada tagline ini bertujuan agar dapat menarik perhatian dan dapat diingat sekaligus memperkenalkan kepada semua orang tentang adanya kampung batik Tuban. Dari segi warna sendiri akan memakai warna klasik karena warna yang paling dominan dari khas batik Tuban agar terlihat menarik dan


(66)

mengaplikasikannya ke dalam sebuah media yang akan di buat seperti Logo. Sedangkan untuk bentuknya sendiri lebih kearah simpel namun tetap kelihatan khas dari kota Tuban.

4.5 Konsep Teknis Media 4.5.1 GSM

Pada media yang akan di buat nanti salah satunya yaitu GSM, dimana GSM pada umumnya berisi tentang tulisan singkat mengenai tujuan GSM salah satu yang paling utama adalah logo dan maknanya. Pada buku tersebut ada juga penjelasan tentang elemen visual lain yang disertai ukuran minimum, output, clear area, warna,

typografi, incorrect use (penggunaan yang salah) dan penerapan logo di berbagai media yang di pakai. Pada cover buku GSM ini nantinya kan diberi warna yang identik dengan warna khas tuban agar terlihat seragam.

4.5.2 Media pendukung / Implementasi

Media pendukung yang akan di gunakan adalah mediacetak dimana media tersebut sangat di butuhkan untuk mempromosikan kepada masayarakat yang kurang tahu tentang adanya kampung batik Tuban, dengan media tersebut di harapkan agar semua orang bisa mengetahui tetang kampung batik Tuban secara mendalam. Salah satu media cetak yang digunakan yaitu media Id card/kartu nama, brosur, lebel baju, kemasan, gantungan kunci dll.di sini akan di jelaskan tentang media yang akan di buat :

a. Super grafis

Super grafis ini berguna untuk memberikan identitas atau logo dari Oriental Klasik pada media-media pendukung, contohnya penerapan logo pada kemasan, GSM, dll

b. kartu nama


(67)

c. Brosur

Brosur yang dibuat akan di buat pada 1 lembar A4 dengan seunik mungkin, gunanya agar pembaca mengetahui banyak informasi namun pengemasannya lebih efektif dan dapat di bawa kemana-mana.

d. Lebel produk batik

Lebel yang di buat ada untuk memberikan identitas pada batik Tuban dengan di aplikasikan pada bagian dalam baju, 5 cm x 2 cm, untuk warna pada lebel tersebut mengikuti warna logo.

e. Kemasan (packaging)

Kemasan yang saya buat ada dua jenis yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder, kemasan primer berbentuk persegi panjang,. Sedangkan kemasan sekunder berbentuk shopping bag.

f. Letter set

Letter set atau kop surat di desain dengan mengaplikasikan logo Oriental Klasik. Letter set ini berguna jika pemilik Ukm batik ini memutuhkan tempat usaha.

g. Poster

Poster bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang adanya acara yang diselenggarakan, agar orang-orang dapat datang untuk melihat acara tersebut.

4.5.3 Marcendise

Marcendise yang dibuat untuk mempromosikan sekaligus menarik perhatian orang-orang yang melihat. Salah satu marcendise yang dibuat yaitu Gantungan kunci, stiker dan mug.

a. Gantungan Kunci

Gantungan kunci yang saya buat membentuk logo agar dapat menarik perhatian orang, gantungan kunci ini terbuat dari akrilik agar logonya lebih kelihatan warnanya dan di buat transparan pada bagian samping logo.


(68)

b. Stiker

Stiker yang dibuat juga sama seperti gantungan kunci yang membentuk logo, Dan stiker ini juga dapat di tempel dimana pun.

c. Mug

Gelas yang di buat ini saya beri logo kampung batik Tuban agar bagus gdan warna gelas yang di pakai berwarna putih.


(69)

BAB V

IMPLEMENTASI DESAIN

5.1 Landmark

Gambar 5.1 Landmark Sumber: Data Pribadi

Pada Landmark ini juga terdiri dari beberapa elemen yaitu picturemark

yang membentuk sebuah burung dan lettermark yang membentuk sebuah tulisan yaitu Kampung Batik Tuban. Landmark ini juga dapat terbagi menjadi dua logo yaitu mulai dari logo primer dan logo sekunder yang sangat dibutuhkan dalam peletakan logo kemedia.

5.1.1 Logo Primer

Pada logo primer dan logo sekunder ini memiliki fungsi yang sangat berbeda-beda namun tergantung pada media pengaplikasiaannya seperti apa. Logo primer ini pada pengaplikasianya ke media dapat diletakkan sesuai dengan posisi penempatan logo yang cocok, logo ini harus menjadi satu dan pada stiap penempatan kemedia harus tetap seperti itu tanpa boleh ada perubahan


(1)

Pada brosur ini dibuat lipatan agar terlihat seperti dompet, pada brosur ini memberikan sebuah informasi tentang kampung batik Tuban seperti sejarah dan cara pembuatan batik tersebut. Brosur ini dapat menarik perhatian banyak orang agar banyak orang yang membaca brosur tersebut. Untuk membuat brosur memakai ukuran A4 yaitu 29,7x21 dan menggunakan kertas Art Paper 150gr.

- Poster

Gambar 5.21 Poster Sumber: Data Pribadi

Poster yang dibuat ini untuk memberikan sebuah informasi sekaligus mempromosikan kepada masyarakat untuk menghadiri sebuah pameran tentang batik untuk menarik perhatian orang dan agar datang ke tempat yang sudah dicantumkan. Ukuran yang dibuat untuk membuat poster yaitu ukuran A3 yaitu


(2)

29,7x32 dengan memakai kertas Art Paper 210gr yang pada desain akhirnya di laminasi glossy agar terlihat bagus.

5.3 Estimasi Dana

Berikut merupakan tabel estimasi tentang dana untuk proses produksi

Brand Identity Kampung Batik Tuban:

Tabel 5.1 Estimasi Dana

No Jenis Media Bahan Harga Satuan Total

1 GSM Kertas 8 lembar @ 1 lembar Rp. 15.000

Rp. 120.000

Cetak Art Paper 210gr

Rp. 10.000 Rp. 10.000

Cetak isi buku @ 1 lembar Rp. 7.000

Rp. 112.000

Hard Cover Rp. 25.000 Rp. 25.000 TOTAL Rp. 267.000

2 Paper bag 1 Paper bag = 4

Art paper 260gr Cetak Kertas Art Paper 260gr x 4

@ 1 lembar Rp. 3.000

Rp. 12.000

Laminasi Dof Rp. 2.000 Rp. 8.000 TOTAL Rp. 20.000 1 lusin 12 x Rp. 20.000 RP 240.000

4 Packaging Cetak Kertas Art

Paper 210gr

Rp. 3000 Rp. 3000

Laminasi Glossy Rp. 2.000 Rp. 2.000 Plastik Mika @ 1 Lembar

Rp. 1.000


(3)

TOTAL Rp. 6.000 1 lusin 12 x Rp. 6.000 Rp. 72.000 5 Kop surat Cetak Kertas HVS

80gr

Rp. 1.000 Rp. 1.000

TOTAL Rp. 1.000 1 lusin 12 x Rp. 1.000 Rp. 12.000 7 Amplop Cetak Kertas HVS

100gr

Rp. 3.000 Rp.3.000

TOTAL Rp. 3000 1 lusin 12 x Rp. 3000 Rp. 36.000 8 File Holder Cetak Art Paper

260gr

Rp. 3.000 Rp. 3.000

Laminasi Dof Rp. 2.000 Rp. 2.000 TOTAL Rp. 6.000 1 lusin 12 x Rp. 6000 Rp. 72.000

9 Pensil Pensil Rp. 2.000 Rp. 2.000

TOTAL Rp. 2.000 1 lusin 12 x Rp. 2.000 Rp. 24.000

10 Bulpoin Bulpoin Rp. 2.500 Rp. 2.500

TOTAL Rp. 2.500 1 lusin 12 x Rp. 2.500 Rp. 30.000

11 Spidol Spidol Rp. 4.000 Rp. 4.000

TOTAL Rp. 4.000 1 lusin 12 x Rp. 4.000 Rp. 48.000 12 Penghapus Penghapus Rp. 1.000 Rp. 1.000

Cetak Art Paper 210gr

Rp. 3.000 Rp. 3.000

TOTAL Rp. 4.000 1 lusin 12 x Rp. 4.000 Rp. 48.000


(4)

13 Kartu nama 1 Box Rp. 25.000 Rp. 25.000 TOTAL Rp. 25.000 14 Lebel Baju Cetak Art Paper

260gr

Rp. 3.000 Rp. 3.000 TOTAL Rp. 3.000 1 lusin 12 x Rp. 3.000 Rp. 36.000 15 Stiker Cetak Art Paper

210gr

Rp. 3.000 Rp. 3.000 TOTAL Rp. 3.000 1 lusin 12 x Rp. 3.000 Rp. 36.000 16 Gantungan

Kunci

Akrilik @ 1 biji Rp. 15.000

Rp. 15.000

TOTAL Rp. 15.000 1 lusin 12 x Rp. 15.000 Rp. 180.000

17 Mug Keramik Rp. 5.000 Rp.5.000

TOTAL Rp. 5.000 1 lusin 12 x Rp. 5.000 Rp. 60.000 18 Brosur Cetak Art Paper

210gr

Rp. 3.000 Rp. 3.000

TOTAL Rp. 3.000 19 Poster Cetak Art Paper

210gr

Rp. 3.000 Rp. 3.000

TOTAL Rp. 3.000 TOTAL KESELURUHAN Rp. 1.192.000


(5)

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Adanya karya Tugas Akhir yang terkait dengan perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban yang saya buat dapat sampai pada target segmen yaitu wanita dewasa, Diharapkan dengan membuat Brand Identity ( identitas merk ) masyarakat bisa mengetahui adanya kampung batik margorejo di tuban. sehingga potensi pada kampung tersebut bisa lebih dikenal kembali.

6.2. Saran

Perancang berharap, dengan adanya Brand Identity kampung batik Tuban ini mampu memberikan kesan yang baik pada masyarakat, tidak hanya itu saja dengan membuat identitas pada kampung batik Tuban diharapkan masyarakat dapat mengetahui secara mendalam tentang adanya kampung batik Tuban. Pada desain tersebut penggunaan elemen visual yang dapat mempengaruhi terciptanya suatu identitas yang berbeda dengan identitas yang lainnya. Berdasarkan pengamatan selama proses perancangan hingga implementasi yang panjang, namun ada juga saran yang harus diingat sampai kedepanny yaitu Selalu menjaga identitas merek yang sudah dibuat dan selalu konsisten dengan bentuk dan elemen visual antara media satu kemedia yang lainnya.agar dapat menjadi ciri khas dari daerah tersebut


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bandi. 1992. “Batik Ghedog Tuban”. Permuseuman Jawa Timur. Permana, Irvan. 2012. “Brand is like a donut”. Jakarta: BIP

Rustan, Surianto. 2009. “Tpografi”. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Rustan, Surianto. 2009. “Logo”. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Wheeler, Alina. 2009. “Designing Brand Identity”. WILEY.

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra Webtografi :

http://karyatulis.singkatpadat.com/pengertian-batik. 2014.html, 2 Desember 2013. http://news.detik.com/surabaya/read/2008/06/14/114904/956284/475/perajin-batik

gedhok-tuban-terancam-punah?nd771104bcj, 14 juni 2008.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/129/jbptunikompp-gdl-s1-2007-ariawanrac-6437-bab-ii.pdf, 2 Desember 2013

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2238827-pengertian-kampung-desa/#ixzz2qL1lCdm8, 14 Desember, 2011

http://www.ahlidesain.com/Desain Komunikasi Visual,.html, September 26, 2009 http://tubankab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tuban “ letak dan luas wilayah. 2013

html.10 November 2013

http://tubankab.go.id/site/sejarah/sejarah-tuban/2013. 10 November 2013 http://tubankab.go.id/site/potensi/kerajinan/2013. 12 November 2013

http://www.desainstudio.com/2010/10/logo-dan-brand-pengertian-fungsi-dan.html, 10 Oktober 2010

http://www. kbbi.cs.ui.ac.id/ 27 Agustus 2014 http://www.kbbi.cs.ui.ac.id/ 27 Agustus 2014