Komunikasi Verbal dan NonVerbal Kaum Gay

menjadi pendiam karena paksaan sehingga dia memutuskan tidak berteman. Sumber: Hasil Peneltian 2015

4.1.5 Komunikasi Verbal dan NonVerbal Kaum Gay

Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas kaum homoseksual melakukan pengungkapan diri dengan cara langsung bergabung melalui media dan situs tertentu serta perkenalan dari teman ke teman. Sehingga cara pendekatan komunikasi antarpribadi yang dilakukan kaum gay itu sendiri lebih cepat terjalin dan interaksi lebih cepat dalam pengenalan diri satu sama lain. Kebanyakan dari homoseksual yang ada melakukan pengungkapan diri dengan berperilaku menarik perhatian orang yang ada di sekitar mereka baik menggunakan kata-kata tertentu bahkan penggunaan bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang dimaksud disini seperti berperilaku ngondek atau berperilaku kemayu serta menirukan gerakan perempuan berjalan dengan lenggokan-lenggokannya.Selain itu dengan ucapan- ucapan kata yang dikeluarkan dengan bahasa tersendiri yang hanya diketahui sesama komunitas mereka. Penggunaan simbol lebih kepada komunikasi non verbal yaitu gerakan mata, permainan tangan dan gerakan-gerakan yang memancing lawan mereka. Permainan mata, gerakan tubuh dan tindakan yang mengundang perhatian itu sebagai ciri keberadaan mereka. Informan I Dika menjelaskan bahwa dalam kehidupannya sehari-hari sebagai seorang gay, dirinya menggunakan alat-alat media sosial seperti grindr dan akun lainnya. Dika sebagai seorang gay yang sudah belajar dan memahami tentang orientasi dan identitas seksual mengaku bahwa kaum gaysama dengan kaum heteroseksual pada umumnya. Ketika jatuh cinta dengan seseorang maka akan memperhatikan, melirik, mendekati, main mata dan lain- lain. Cara-cara komunikasi yang dilekatkan kepada kaum gay menurutnya adalah sebuah stigma semata. Misalnya, ketika seorang gay menggigit bibirnya saat melihat orang lain yang dia suka, di kelompok heteroseksual dan kelompok lainnya juga ini sering terjadi. “Kadang orang menilai gay itu hanya dari satu sisi.Banyak kali stigma- stigma yang dilekatkan terhadap gay.Ketika ada seorang laki-laki yang ngodek langsung dikira gay padahal belum tentu. Itu kan ekspresi bukan identitas seksual orang. Kan banyak gay yang maskulin dan seperti kata orang jantanlah. Cara komunikasi gay yang satu dengan gay yang lain juga ya seperti biasa, ketika ada yang ditaksir ya ada yang suka meliriknya sambil main mata atau mungkin ada juga yang sampai minta no hp nya. Dan ini kurasa ada dikalangan manapun mau dia gay, lesbi, hetero dan lainnya.” Informan II Hasri menggunakan banyak cara-cara komunikasi non verbal.Hasri lebih cenderung menggunakan bahasa tubuh terhadap sesama gay. Menurut Hasri banyak cara berkomunikasiyang digunakan dikelompok gay yang memang dikelompokkan lainya tidak ada. Contohnya adalah lekong dan pewong Istilah lekong, merujuk pada arti bahasa yang ditujukan kepada gay dengan peran sebagai “lelaki” sedangkan pewong ditujukan kepada bagi gay yang peran “perempuan”. Kedua istilah tersebut sudah sangat dikenal dalam kehidupan homoseksual khususnya kaum gay. “Banyak sih komunikasi-komunikasi yang kita gunakan dalam komunitas sesama gay terutama kalau mau menunjukkan identitas kita sebagai gay.Kalau aku pergi nongkrong orang sih udah tau kalau aku gay karena aku menggunakan identitas yang dengan mudah bisa diketahui oleh gay lainnya. Aku selalu menggunakan gelang pelangi, kalo udah ada gelang pelangi atau memakai kostum lainnya dengan warna pelangi biasanya orang langsung tau.” Simbol-simbol yang digunakan oleh komunitas ini sangat terkait dengan peran yang mereka mainkan. Layaknya kehidupan heteroseksual, dalam diri mereka juga terdapat peran yang mengarah pada sisi maskulin dan juga feminim. Peran tersebut berlaku pada gay. Dalam permainan peran yang mereka lakukan, terdapat sejumlah istilah yang telah disepakati bersama sebagai ‘bahasa’ dan komunikasi mereka, ‘bahasa’ interaksi komunitas gay. Istilah- istilah tersebut sebagian besar memang digunakan oleh seluruh anggota komunitas dimanapun mereka berada, namun terdapat sejumlah istilah yang hanya digunakan oleh gaypada wilayah tertentu dan sangat mungkin bahwa istilah-istilah tersebut berlaku hanya dalam kurun waktu tertentu. Informan III Informan III ini mengaku tidak mengerti cara-cara komunikasi kaum gay, seperti bahasa tubuh, cara berbicara dan lain-lain. HS dalam kehidupan sehari-harinya bergabung dalam grindr dengan tujuan untuk mencari pasangannya. Cara HS agar dilirik oleh laki-laki yang lain, HS memasang foto yang maskulin di grindr tersebut. Tak jarang berhasil hubungan seperti ini bahkan ia mengaku bahwa ini hanya untuk menghabiskan waktu luang dan supaya tidak bosan. HS merupakan tipe orang yang setia bahkan sejak ia putus dengan pasangannya ia belum berniat mencari pasangan yang lain. “Aku sih kurang paham soal bahasa tubuh atau cara-cara yang dilakukan kaum gay dalam berkomunikasi.Yang aku liat ya biasa-biasa aja, aku pun waktu mulai kenalan dengan pasanganku ya biasa aja seperti pada umumnya. Diawali dengan kenalan, ngobrol, PDKT, jadian. Gak ada tuh bahasa tubuh seperti main mata dulu atau lambaikan tangan.Awalnya dia minta nomor hp ku dari teman sekantorku lalu kami ketemu.” Tabel 4.4 Hasil Wawancara Berdasarkan Tujuan Penelitian Nama Informan Tujuan Penelitian Hasil Dika Untuk mengetahui proses pengungkapan diri kaum gay melalui komunikasi antarpribadi gay dengan teman - Kominikasi tetap berjalan seperti percakapan biasa pada umumnya dengan teman di lingkungannya terutama di kampus dan di tempat bekerja. Namun, ada beberapa sahabat yang menjauhi saat mengungkapkan dirinya sebagai gay. - Ada istilah-istilah tertentu yang digunakan saat berbicara dengan sesama gay seperti bot, top, andro. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi gay dengan keluarga - Komunikasi antarpribadi dengan keluarga, terutama dengan ibunya selama ini baik-baik saja. meskipun dirinya pernah dicurigai tapi paling tidak ibunya tidak pernah mengetahui identitasnya sebagai gay. Di keluarga yang mengetahuinya seorang gay hanyalah adik perempuannya yang ternyata adiknya dengan cepat bisa menerimanya. Untuk mengetahui hambatan yang ditemui oleh para gay saat - Berasal dari orang lain yang tidak menerima dirinya ketika mengaku sebagai seorang gay. - sikap tertutup, pendiam sebagai salah satu strategi untuk bisa tetap diterima oleh berkomunikasi dengan teman dan keluarga Aplikasi atau sosial media yang digunakan dalam hubungan gay masyarakat terutama teman dan keluarga. - Tuntutan dari orang tua untuk segera menikah karena usia yang sudah matang yang akhirnya membuat dirinya Aplikasi chatting yang digunakan Dika adalah MIRC media, internet, relay and chatmenemukan seorang laki-laki. Sejak saat itu juga Dika membangun relasi dengan laki- laki. Hasri Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi gay dengan teman - Komunikasi berjalan lancar dnegan sesama teman gay baik di komunitas atau di luar komunitas karena memiliki orientasi seksual yang sama sehingga lebih terbuka dan menerima. Penggunaan istilah-istilah dalam komunikasi gay baik sebagai teman atau dalam pacaran yang membuat mereka lebih nyambung antara satu dengan yang lain. -Curhat sesamagay lebih nyaman dibandingkan curhat dengan orang lain seperti heteroseksual. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi gay - komunikasi Hasri dengan ibunya memang baik-baik saja. Tapi Hasri sering merasa tidak nyaman karena ibunya selalu menuntutnya dengan keluarga untuk menjadi laki-laki yang seutuhnya. Sejak kecil dia tidak mendapt dukungan dari keluarganya melainkan sering mengalami kekerasan dan diskriminasi. Untuk mengetahui hambatan para gay saat berkomunikasi dengan teman dan keluarga Aplikasi atau sosial media yang digunakan dalam hubungan gay - Secara psikis, Hasri sudah mengalami trauma yang mengakibatkan dirinya menjadi tertutup. Bahkan dirinya pernah berpikir untuk menyembuhkan penyakit yang dirasakannya. Keberanian Hasri sejak kecil sudah dibatasi oleh keluarga yang selalu menekannya. Akan tetapi sejak dewasa dirinya menemukan pemikiran yang baru bahwa ini bukan sebuah penyakit tapi hak nya sebagai manusia untuk tertarik dengan siapapun. Aplikasi yang digunakan Hasri adalah website, facebook, dan twitter. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi gay dengan teman - Sejak HS menyadari ketertarikannya terhadap sesama jenis, hubungan komunikasinya berjalan lancar dan baik. Bekerja di sebuah NGO membentuk dirinya lebih percaya diri untuk tetap berjuan dalam melakukan yang terbaik. - Memiliki teman curhat di lingkungan kerja HS membuatnya merasa nyaman dan beberapa temannya bersedia mendengarkan semua keluh kesah HS. Akan tetapi pengungkapan dirinya ini hanya dilakukan di tempat kerja sedangkan di luar belum berani karena belum siap untuk menghadapi semua perlawanan yang akan terjadi. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi gay dengan keluarga - Hubungannya dengan keluarga sejak dulu sampai sekarang tidak banyak berubah. Dia tetap berada di keluarga yang sederhana dan bahagia. Hal ini karena orangtuanya tidak mengetahui bahwa dirinya seorang gay. Akan tetapi, ada yang membedakan ketika dirinya harus dituntut menikah di usia yang menurut keluarga sudah matang yang membuat HS merasa terbebani saat ini. Untuk mengetahui hambatan para gay saat berkomunikasi dengan teman dan keluarga Aplikasi atau sosial media yang - Ketidaksiapan untuk jujur terhadap keluarga tentang dirinya yang sebenarnya karena selama ini tidak ada masalah dalam keluarga dan takut ketika mengaku akan muncul masalah yang besar. - Takut dikucilkan keluarga apabila coming out Aplikasi yang digunakan HS adalah Inbox facebook digunakan HS dalam hubungan gay Sumber: Hasil penelitian 2015

4.2 Pembahasan