9 Minyak kemiri sunan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
sebagai insektisida alami yang sangat efektif untuk membunuh hama dan bahan pelapis cat [29].
Berdasarkan hasil ekstraksi minyak kemiri sunan diperoleh rendemen minyak yang berkisar 36,53-50 persen [9]. Bahkan Carlos Martin et al 2010
mendapatkan bahwa minyak kemiri sunan memiliki kadungan minyak sebesar 62 dimana jarak pagar hanya mengandung 49,1 dari berat bijinya [30]. Lalu
jika ditinjau dari potensi biji, produktivitas biji kemiri sunan dapat mencapai 12 ton ha tahun, dimana bila dibandingkan dengan jarak pagar yang hanya
mencapai 10 ton ha tahun [7]. Minyak kemiri sunan tersusun dari beberapa asam lemak yang dapat diolah
lebih lanjut menjadi berbagai produk oleokimia yang bernilai tinggi [9], akan Tetapi minyak kemiri sunan mengandung racun sehingga tidak dapat dikomsumi
dimana dikatakan bahwa minyak kemiri sunan mengandung asam alpha- eleostearat yang menyebabkan minyak kemiri beracun [29]. Berikut ini
merupakan tabel kandungan asam lemak kemiri sunan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Asam Lemak Penyusun Kemiri Sunan [31]
Komponen Komposisi
Asam palmitat 10
Asam stearat 9
Asam oleat 12
Asam linoleat 19
Asam alpha- eleostearat 51
2.3 ALKOHOL
Metanol merupakan salah satu bahan kimia industri yang penting. Sebagai bahan kimia industri, metanol telah digunakan secara luas untuk produksi
berbagai baha kimia yang lain. Sekitar sepertiga dari produksi metanol digunakan untuk membuat formaldehida dan selebihnya digunakan untuk membuat MTBE
Methyl Tertiary Buthyl Ester, asam asetat, plarut, metaklirat, bahan bakar dan lain-lain [32].
Alkohol seperti metanol, etanol, propanol, butanol dan amil alkohol dapat digunakan dalam proses transesterifikasi. Metanol dan etanol merupakan yang
paling banyak digunakan, terutama metanol karena biayanya murah dan
Universitas Sumatera Utara
10 keuntungan fisik dan kimianya [23]. Metanol merupakan turunan alkohol yang
memiliki berat molekul paling rendah sehingga kebutuhannya untuk proses alkoholisis relatif sedikit dan lebih stabil [33]. Sifat – sisat fisika dan kimia dari
metanol dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Sifat – Sifat Metanol [34]
Berat Molekul 32,04 gmol
Wujud Cairan tidak berwarna
Titik Didih 64,7
o
C Viskositas
0,541 Cp Densitas
0,7869 gml Kelarutan dalam air
Mudah larut Konstanta dielektrik
32,7
2.4 KATALIS HETEROGEN
Secara komersial,
biodiesel secara
umum dibuat
dengan reaksi
transesterifikasi dari minyak nabati mengunakan katalis homogen basaasam seperti H
2
SO
4
, NaOH atau KOH. Tetapi dalam prosesnya, pengilangan katalis dan pemurnian gliserolnya sangatlah susah dan dalam jumlah yang besar
menghasilkan air buangan secara simultan, yang mana memerlukan biaya ekstra untuk membentuk produk akhir. Katalis heterogen dapat mengubah pendekatan
sintesa biodiesel dengan menghindari biaya proses dalam penghilangan katalis yang ada pada katalis homogen [20].
Sodium silikat merupakan material padatan basa. Sodium silikat tidak dapat larut dalam medium pereaksi minyak dan alkohol dan dalam kinerjanya ia
berfungsi sebagai katalis heterogen dalam reaksi transesterifikasi [20]. Natrium silikat sama seperti natrium karbonat yang dapat bereaksi dengan air untuk
membentuk NaOH dalam produksi biodiesel. Dalam penambahannya, ia tidak larut dalam trigliserida dan alkohol dan mempunyai aktivitas katalitik yang tinggi
setelah proses kalsinasi [35]. Berikut ini merupakan mekanisme reaksi pembuatan biodiesel dengan aktivitas katalitik dari natrium silikat yang dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
11 Gambar 2.1 Mekanisme Reaksi Pembuatan Biodiesel Dengan Natrium Silikat
[35] Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa reaksi trasnsesterifikasi dimulai pada
permukaan katalis natrium silikat terkasinasi dimana terjadinya pertukaran ion setelah terabsorbsinya metanol pada permukaaan katalis lalu terbentuklah gugus
aktif katalitik CH
3
O
-
. Setetlah itu nukleofilik dari CH
3
O
-
menyerang gugus karbonil karbon sehingga terbentuklah intermediet yang tetrahedral sperti yang
dapat dilihat pada alur 2. Setelah itu terjadinya penyususan kembali dari intermediet membentuk metil ester seperti yang terlihat pada alur 3. lalu akhirnya
proton ditransfer kepada anion digliserida untuk membentuk digliserida [35].
2.5 CO-SOLVENT ASETON