18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 BAHAN DAN PERALATAN
3.2.1 Bahan
Pada penelitian ini bahan yang digunakan antara lain : 1. Minyak Kemiri Sunan
2. Natrium Silikat 3. Aquadest
4. Asam sulfat H
2
SO
4
5. Indikator Phenolphthalein 6. Metanol CH
3
OH 7. Natrium hidroksida NaOH
8. Etanol
3.2.2 Peralatan
Pada penelitian ini peralatan yang digunakan antara lain : 1. Bunsen
2. Batang pengaduk 3. Beaker glass
4. Cawan porselen 5. Corong gelas
6. Corong pemisah 7. Desikator
8. Erlenmeyer 9. Furnace
10. Gelas ukur Fine Tech 11. Hot plate AE lab
12. Labu leher tiga 13. Lumpang dan alu
14. Magnetic stirrer 15. Oven Cosmos CO-958
16. Penjepit tabung 17. Piknometer
18. Pipet tetes 19. Refluks kondensor
20. Satu set alat titrasi 21. Stopwatch
22. Termometer 23. Timbangan digital
24. Viskosimeter Ostwald
Universitas Sumatera Utara
19
3.3 PROSEDUR PENELITIAN
Pada penelitian yang ada beberapa tahapan – tahapan penting yang dilakukan pada penetitian seperti yang dpat dilihat pada gambar 3.1 berikut
Gambar 3.1 Garis Besar Tahapan-Tahapan Penalitian
3.3.1 Preparasi Katalis Natrium Silikat [13]
1. Natrium silikat di dehidrasi pada suhu 200
o
C didalam oven selama 15-20 menit
2. Natrium silikat dikalsinasi di dalam furnace pada suhu 400
o
C selama 2 jam 3. Natrium silikat yang telah dikalsinasi di ayak dengan ayakan yang
berukuran 140 mesh
3.3.2 Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas [49]
1. Sebanyak 20 gram sampel 0,1-20 gram minyak kemiri sunan dimasukkan
ke dalam labu erlenmeyer.
2. Dipanaskan campuran etanol 96 50 ml dengan 0,5 ml phenolptalein hingga suhu diatas 70
o
C.
3. Campuran dimasukkan kedalam labu erlenmeyer yang berisi sampel kemiri
sunan. 4. Campuran dikocok kuat hingga sampel larut.
5. Campuran dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga berubah dari bening
menjadi merah rosa. 6. Dicatat volume NaOH 0,1 N yang terpakai.
Kadar asam lemak bebas sampel dapat dihitung berdasarkan persamaan 3.1 berikut :
Kadar asam lemak bebas =
c x V x M 1000 x
m
x 100 3.1
Pre-treatment Esterifikasi
Preparasi katalis
Transesteri fikasi
Pemurnian Pengujian
Universitas Sumatera Utara
20 c = Normalitas larutan NaOH
V = Volume larutan NaOH terpakai M = Berat molekul FFA
m = Berat sampel kemiri sunan yang digunakan
3.3.3 Proses Esterifikasi [10,13]
1. Dimasukkan Minyak kemiri Sunan 100 gram ke dalam labu leher tiga.
2. Dicampurkan katalis H
2
SO
4
1 dari berat minyak kedalam metanol dengan
perbandingan metanol banding minyak sebesar 9:1.
3. Campuran metanol dan H
2
SO
4
dimasukkan kedalam labu leher tiga dan direaksikan pada suhu 60
o
C.
4. Hasil reaksi didestilasi dengan rotary evaporator selama 30 menit untuk
memisahkan metanol yang berlebih. 5. Minyak hasil esterifikasi dicuci dengan air hingga PH netral.
6. Lalu minyak kemiri sunan yang telah di eseterifikasi PSCO - Pretreated Sunan Candlenut oil dimasukkan kedalam beaker glass lalu dipanaskan
pada suhu 105
o
C selama 30 menit, 7. Dihitung FFA PSCO yang diperoleh tidak boleh lebih dari 3.
3.3.4 Proses Transesterifikasi [13,17]
1. Ditimbang katalis natrium silikat terkalsinasi sebanyak 1-5 dari 40 gram PSCO lalu dimasukkan kedalam beaker glass.
2. Dimasukkan sebanyak 40 gram PSCO kedalam erlenmeyer. 3. Erlenmeyer yang berisi PSCO ditambahkan co-solvent aseton sebanyak 10-
30 massa minyak lalu diaduk dengan magnetic stirrer selama 30 detik. 4. Ditambahkan metanol dari rasio molar metanolminyak kemiri sunan 6:1
kedalam beaker glass yang berisi natrium silikat terkalsinasi lalu diaduk. 5. Campuran natrium silikat dan metanol dimasukkan ke dalam erlenmeyer
yang dilengkapi dengan termometer dan magnetic stirrer lalu ditutup, dan direaksikan selama 10-50 menit pada suhu 25-45
o
C. 6. Setelah reaksi selesai katalis natrium silikat dipisahkan dengan filtrasi
vakum
Universitas Sumatera Utara
21 7. Lalu fitrat di masukkan kedalam rotary evaporator pada suhu 60
o
C selama 30 menit untuk memisahkan co-solvent dan metanol dari campuran metal
ester dan gliserol. 8. Lalu campuran tersebut dipisahkan dalam corong pemisah, lapisan bawah
gliserol dibuang sehingga yang tertinggal hanya lapisan atas yaitu metil ester. Metil ester dicuci dengan air hangat dalam corong pemisah untuk
membuang residu katalis dan sabun. Pencucian ini dilakukan berulang kali dan dilakukan secara perlahan-lahan hingga lapisan air pencuci telah jernih.
9. Setelah dicuci, metil ester yang dihasilkan dimasukkan ke dalam beaker glass dan dipanaskan pada suhu 105
o
C kemudian diukur volumenya dan di analisis.
3.4 ANALISIS BIODIESEL
3.4.1 Analisis Kualitatif [50]
Analisis kualitatif yang dilakukan adalah analisis kemurnian dimana ini dilakukan dengan kromatografi gas GC-14B, SHIMADZU dan sampel yang
dianalisis adalah sampel yang menghasilkan biodiesel maksimum.
3.4.2 Analisis Kuantitatif
3.4.2.1 Analisis Densitas [51]
1. Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang dan dicatat massanya.
2. Piknometer diisi dengan air hingga penuh lalu ditimbang dan dicatat massanya. Massa air dalam piknometer adalah selisih dari massa
piknometer berisi air dengan piknometer kosong. 3. Volume piknometer dihitung dengan membagi massa air dengan densitas
air pada suhu pengukuran. Selanjutnya piknometer diisi dengan metil ester dan ditimbang massanya.
4. Massa metil ester diperoleh dari selisih massa piknometer berisi metil ester dengan massa piknometer kosong.
5. Densitas metil ester diperoleh dengan pembagian massa metil ester dengan volume piknometer.
Universitas Sumatera Utara
22 3.4.2.2
Analisis Viskositas [52] 1. Aquadest dituang sebanyak 5 ml ke dalam viskosimeter dan suhunya
dicatat.
2. Kemudian dihisap dengan karet penghisap sampai cairan berada di atas
tanda garis “a” pada bulatan pipa kecil.
3. Cairan dibiarkan turun, waktu selama cairan turun dari tanda “a” ke tanda
“b” dihitung dengan stopwatch dan dicatat. 4. Prosedur 2 dan 3 diulangi sampai tiga kali.
5. Ditentukan konstanta viskosimeter dan diisi sebanyak 5 ml metil ester ke
dalam viskosimeter.
6. Pengukuran waktu dilakukan sebanyak tiga kali dan dihitung viskositas
sampel dari waktu alir yang diperoleh. 3.5
Flowchart Percobaan 3.5.1
Flowchart Preparasi Natrium Silikat Terkalsinasi
Gambar 3.2 Flowchart Preparasi Katalis Natrium Silikat Terkalsinasi Mulai
Natrium silikat didehidrasi pada suhu 200
o
C selama 2 jam
Hasil gilingan diayak dengan ayakan 140 mesh Selesai
Dimasukkan ke dalam furnace lalu dipanaskan selama 2 jam pada suhu 400
o
C
Universitas Sumatera Utara
23
3.5.2 Flowchart Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
Gambar 3.3 Flowchart Tahap Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
Sebanyak 0,1- 20 gram sampel minyak kemiri sunan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer kemudian ditambahkan 100 ml metanol 95
dan 0,5 ml phenolptalein panas.
Dicatat volume NaOH 0,1 N yang terpakai
Selesai Mulai
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga berubah dari bening menjadi merah
rosa
Apakah ada sampel minyak yang lain ?
Tidak Ya
Universitas Sumatera Utara
24
3.5.3 Flowchart Proses Esterifikasi
Gambar 3.4 Flowchart Proses Esterifikasi
Dimasukkan 100 gram minyak kemiri sunan ke dalam labu leher tiga
Diaduk dan direaksikan pada suhu 60
o
C
Selesai
Mulai
Apakah FFA minyak kemiri sunan 3 ?
Hasil reaksi dimasukkan ke dalam corong pemisah dan dibiarkan terjadi pemisahan selama dua jam pada temperatur kamar
Minyak dan metil ester dicuci dengan aquadest lalu dipanaskan dalam oven pada suhu 100
o
C sampai berat konstan
Tidak
Ya
Setelah itu metanol dipisahkan dengan cara mendistilasi campuran tersebut
Ditambahkan campuran antara metanol sebanyak 9:1 dengan rasio minyak : metanol dan H
2
SO
4
sebanyak 1 dari berat minyak kemiri sunan
Universitas Sumatera Utara
25
3.5.4 Flowchart Proses Transesterifikasi
Mulai
Ditimbang katalis natrium silikat terkalsinasi sebanyak 1-5 dari berat minyak kemiri sunan lalu
dimasukkan ke dalam beaker glass
Ditambahkan aseton sebanyak 10-50 dari berat minyak kedalam minyak lalu diaduk selama 30 detik di dalam
erlenmeyer
Campuran dipanaskan sampai temperatur 30-50
o
C di atas hot plate selama 10-50 menit
Ditambahkan metanol dari rasio molar metanolminyak 6:1 ke dalam beaker glass
Campuran katalis natrium silikat terkalsinasi dan metanol dimasukkan kedalam erlenmeyer
Setelah itu metanol dipisahkan dengan cara mendistilasi campuran tersebut Campuran yang terbentuk dituang ke dalam corong pemisah dan
dibiarkan terjadi pemisahan selama 2 jam pada temperatur kamar
Apakah lapisan pencuci sudah jernih ?
Metil ester dicuci dengan air hangat untuk membuang residu katalis dan sabun dan dilakukan berulang kali
Diukur volume biodiesel yang dihasilkan kemudian dikeringkan hingga suhu biodiesel mencapai 105
o
C lalu diukur volume dan dianalisis
A
B
Universitas Sumatera Utara
26 Gambar 3.5 Flowchart Proses Transesterifikasi
3.5.5 Flowchart Analisis Densitas
Gambar 3.6 Flowchart Analisis Densitas
Selesai Apakah ada variabel
lain yang divariasikan ?
A B
Piknometer dikalibrasi dengan air untuk mencari volume piknometer m
air
ρ
air
Dimasukkan metil ester ke dalam piknometer dan ditimbang massanya
Dihitung densitas metil ester m
sampel
volum piknometer Mulai
Selesai Dihitung spesifik gravitasi
ρ
metil ester
ρ
air
Universitas Sumatera Utara
27
3.5.6 Flowchart Analisis Viskositas
Gambar 3.7 Flowchart Analisis Viskositas Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali
Dihisap air dengan karet penghisap sampai melewati batas atas tanda garis “a”
Selesai Cairan dibiarkan turun dan diukur waktu saat air turun dari
batas atas tanda “a” ke batas bawah tanda “b” Mulai
Diisi sebanyak 5 ml air ke dalam viskosimeter
Ditentukan konstanta viskosimeter Diisi sebanyak 5 ml metil ester ke dalam viskosimeter
Pengukuran waktu dilakukan sebanyak 3 kali seperti pada pengukuran waktu alir air
Dihitung viskositas sampel dari waktu alir yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
28
3.6 RANCANGAN PERCOBAAN
Penelitian ini dilakukan dengan variabel bebas yaitu jumlah katalis, waktu reaksi, temperatur reaksi dan jumlah co-solvent pada reaksi transesterifikasi dengan
menggunakan metode permukaan respon response surface methodology. Metode permukaan respon response surface methodology merupakan
sekumpulan teknik matematika dan statistika yang berguna untuk menganalisis permasalahan dimana beberapa variabel independen mempengaruhi variabel respon
dan tujuan akhirnya adalah untuk mengoptimalkan respon. Ide dasar metode ini
adalah memanfaatkan desain eksperimen berbantuan statistika untuk mengetahui pengaruh interaksi antara variabel bebas terhadap yield yang dihasilkan.
Level-level eksperimen pada masing-masing variabel independen dikodekan sedemikian hingga level rendah berhubungan dengan level tinggi. Untuk Central
Composite Design CCD dengan 5 level dengan 4 faktor, variabel independen tersebut dikodekan dalam dua nama level yaitu rendah -1 dan tinggi+1,
sedangkan titik aksial dikodekan sebagai -2 -
α
dan +2 +
α
[3]. Adapun level terkode percobaan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan 3.2.
Tabel 3.1 Perlakuan Terkode untuk Reaksi Transesterifikasi
Perlakuan Perlakuan Terkode
-2 -1
1 2
Jumlah Katalis 1
2 3
4 5
Waktu 10
20 30
40 50
Temperatur
o
C 30
35 40
45 50
Jumlah Co-solvent 10
15 20
25 30
Tabel 3.2 Central Composite Design CCD untuk 4 Faktor
No Jumlah Katalis
X1 Waktu
X2 Temperatur
X3 Jumlah
Co-solvent X4
1 –1
–1 –1
–1 2
3 –1
-1 1
1 4
1 -1
–1 –1
5 –1
–1 1
–1 6
–2 7
-2 8
1 1
-1 –1
9 1
1 –1
1 10
1 –1
1 1
11
Universitas Sumatera Utara
29 12
-1 1
1 1
13 2
14 1
1 1
1 15
1 -1
1 -1
16 1
1 1
-1 17
2 18
-1 1
-1 1
19 -2
20 21
-2 22
2 23
2 24
-1 -1
-1 1
25 -1
1 1
-1 26
-1 1
-1 -1
27 1
-1 -1
1 28
29 30
Universitas Sumatera Utara
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL ANALISIS BAHAN BAKU
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan baku berupa minyak kemiri sunan yang diambil dari tempat kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Gambar
4.1 menunjukkan hasil analisis dengan GC Gas Chromatography untuk mengetahui komposisi asam-asam lemak yang terkandung di dalamnya.
Gambar 4.1 Hasil Analisis Kromatogram GC Komposisi Asam Lemak Minyak Kemiri Sunan
Dari kromatogram pada gambar 4.1, komposisi asam lemak minyak kemiri sunan tersebut disajikan pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara