2.3. Kerangka Pemikiran
Petani tanaman hias bonsai merupakan pengelola usahatani yang mempunyai tugas untuk mengusahakan tanaman hias bonsai dan juga mengorganisir
pemanfaatan faktor-faktor produksi dalam usahatani tanaman hias bonsai.
Sistem usahatani bonsai merupakan usaha budidaya dan pengembangan tanaman hias bonsai yang dilakukan dengan dua teknik, yaitu baik dengan menanam
langsung di tanah maupun pembesaran di pot, dengan pengambilan bakalan bonsai dari alamhutan. Dimana memiliki beberapa input produksi diantaranya
bibitbatang, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Input produksi ini menjadi komponen biaya produksi dalam pengelolaan usahatani tanaman hias bonsai.
Input dan Output dari usahatani mencakup biaya dan hasil biaya pada usaha pertanian umumnya adalah biaya produksi yang meliputi biaya investasi, yaitu :
biaya yang digunakan untuk pembelian atau sewa tanah, penyediaan pot, peralatan bangunan yang mendukung jalannya usaha budidaya tanaman hias tersebut dan
biaya operasional yang meliputi: pembelian lahan, bibitbatang, obat-obatan, pupuk, jasa air dan tenaga kerja, baik dari dalam keluarga maupun diluar keluarga
yang mendukung jalannya usahatani tanaman hias bonsai tersebut.
Untuk mengetahui kontribusi pendapatan dari usahatani bonsai terhadap total pendapatan keluarga, maka kontribusi pendapatan usahatani bonsai diperoleh dari
pendapatan usahatani tanaman hias bonsai dibagi dengan pendapatan keluarga dan dikalikan dengan 100 . Usahatani bonsai sangat ditentukan oleh faktor produksi
Universitas Sumatera Utara
seperti tanah, modal dan tenaga kerja. Suatu produksi dapat terwujud karena adanya unsur faktor produksi.
Jumlah anggota keluarga mempengaruhi besarnya konsumsi dan kontribusi pendapatan keluarga, semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kebutuhan
konsumsi juga akan semakin tinggi, hal ini secara langsung akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani, sehingga dapat dikatakan jumlah anggota
keluarga memberikan pengaruh yang negatif terhadap pendapatan, apabila anggota keluarga tersebut berada pada usia non produktif, tetapi sebaliknya akan
memberikan pengaruh yang positif apabila jumlah anggota keluarga yang semakin tinggi itu berada pada usia produktif.
Pendapatan yang diperoleh adalah total penerimaan yang besarnya dinilai dalam bentuk uang dan dikurangi dengan nilai total seluruh pengeluaran selama proses
produksi berlangsung.
Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga satuan, sedangkan pengeluaran adalah nilai penggunaan sarana produksi atau input yang
diperlukan pada proses produksi yang bersangkutan.
Pendapatan rumah tangga petani merupakan total keseluruhan pendapatan baik yang berasal dari usahatani maupun yang bukan dari usahatani. Pendapatan dari
usahatani yang rendah menyebabkan petani mencari tambahan di luar usahataninya.
Universitas Sumatera Utara
Kelayakan usahatani bonsai di daerah penelitian, akan menentukan peluang pengembangan bonsai ini, yaitu dengan menganalisis apakah layak atau tidak
untuk diusahakan di daerah penelitian. Oleh karena itu, untuk menganalisis kelayakan usahatani bonsai ini dianalisis dengan metode analisis RC. Analisis
RC ini membandingkan nilai penerimaan Revenue dengan total biaya produksi Cost dengan menggunakan kriteria, bila nilai RC 1, maka usahatani ini layak,
bila nilai RC = 1, maka usahatani ini berada pada titik impas dan bila nilai RC 1, maka usahatani ini tidak layak.
Universitas Sumatera Utara
Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dirumuskan sebagai berikut :
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan : = Ada Hubungan = Kontribusi
Petani Bonsai
Sistem Usahatani Tanaman Hias Bonsai
Produksi
Penerimaan Biaya yang dikeluarkan
- Bibit Batang
- Pupuk
- Obat-obatan
- Pot
- Tenaga Kerja
- Tanah Kawat
Analisis RC
Layak Tidak Layak
Harga
Pendapatan Usahatani
Pendapatan Keluarga
Biaya Produksi
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian