Exposure at Default Analisis Pembahasan Pengukuran CKPN kolektif dan Risiko Kredit

Universitas Indonesia diperoleh. Parameter lainnya adalah jangka waktu pemberian kredit dan syarat besaran pinjaman yang dapat dicairkan.

4.2 Analisis Pembahasan Pengukuran CKPN kolektif dan Risiko Kredit

Dalam analisis pembahasan ini akan menganalisa pengukuran CKPN kolektif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan pengukuran risiko kredit pada kredit pemilikan rumah KPR dengan metode CreditRisk + . Model tersebut akan memberikan informasi besarnya Probability of Default dengan menerapkan distribusi Poisson, dan mengetahui nilai expected loss dan unexpected loss serta besarnya economic capital untuk mengetahui besarnya modal yang yang harus disediakan Bank.

4.2.1 Exposure at Default

Pada tahap ini dilakukan penyusunan data nasabah KPR yang menunggak lebih dari 90 hari dari tanggal jatuh tempo atau dinyatakan default setiap akhir periode. Komposisi jumlah exposure kredit yang dinyakatan default pada Bank ABC untuk tahun 2008, 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Total Exposure at Default KPR Bank ABC Tunggakan Hari 2008 2009 2010 90 – 120 14,407 3,603 5,874 120 – 180 6,844 3,582 4,157 180 58,704 38,128 24,168 Total 79,956 45,313 34,199 Sumber: Bank ABC laporan manajemen, Des ember 2010 jutaan rupiah, diolah Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui nilai exposure at default terjadi penurunan antara tahun 2008 dengan tahun 2010. Penurunan tertinggi terjadi pada debitur menunggak selama 90 - 120 hari, yaitu sebesar 59,2. Di lain pihak penurunan terendah terjadi pada tunggakan 120 – 180 hari, yaitu sebesar 39. Pengukuran cadangan..., Kristianti Mutia Fatimah, FE UI, 2012 Universitas Indonesia Berdasarkan hasil analisa di atas, teori yang menyatakan loss meningkat sebesar kenaikan jumlah loans dalam sebuah portfolio Saunders, 2004, tidak sejalan dengan kondisi yang terjadi pada kredit pemilikan rumah pada Bank ABC. Kenaikan loss yang berdampak dari kenaikan loans dapat diminimal dengan menerapkan tahapan mekanismen pengembangan pada manajemen risiko. Tahapan tersebut terdiri dari: identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan dan limit risiko, dan pengendalian risiko. Tahapan identifikasi risiko dan pengukuran risiko yang dilakukan oleh Bank ABC adalah dengan menerapkan minimal syarat analisa awal kondisi debitur secara detail, yaitu 5 C’s of credit. Analisa awal seperti disebutkan pada program produk kredit rumah, 5 C’s of credit terdiri dari: • Character, merupakan sifat dari nasabah, bank memperoleh informsai atas nasabah tersebut dari pihak ke tiga dan bisa juga meminta bank to bank information. Dengan demikian Bank ABC dapat memperoleh informasi atas status pinjaman debitur tersebut pada Bank lainnya. Bank ABC menetapkan syarat utama berdasarkan hasil BI checking, debitur tersebut memiliki kolektibilitas lancar selama tiga bulan terakhir pada tanggal verifikasi. Bank ABC juga melakukan analisa atas kriteria individu, antara lain kewarganegaraan, jenis peminjam, usia peminjam pada saat kredit berakhir. • Capacity, kemampuan debitur untuk menjalankan usahanya dan mampu membayar kewajiban melalui cashflow yang dihasilkan. Pada tahap ini Bank ABC menganalisa atas profil nasabah apakah calon nasabah tersebut bekerja sebagai karyawan atau pengusaha dan profesional. Bank ABC memastikan calon nasabah tidak termasuk dalam daftar nasabah berisiko tinggi termasuk politically exposed person. • Capital, merupakan modal yang dimiliki oleh calon debitur, Bank ABC melakukan analisa minimum pendapatan berdasarkan pendapatan kotor per bulan dan membedakan untuk perhitungan minimum pendapatan untuk karyawan non permanen atau agen dari perusahaan. Pengukuran cadangan..., Kristianti Mutia Fatimah, FE UI, 2012 Universitas Indonesia • Condition, faktor kondisi eksternal yang mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar kewajibannya. Bank menganalisa pasar dan kondisi persaingan kemudian mengaitkan dan menganalisa industri pekerjaan yang digeluti oleh calon debitur dengan kondisi makro ekonomi atau eksternal, sehingga bank dapat mengantisipasi lebih awal kerugian yang akan dihadapi. • Collateral, merupakan jaminan dari debitur apabila dirinya tidak dapat memenuhi kewajibannya. Bank melakukan pemeriksaan fisik atas jaminan dan membagi persyaratan jenis jaminan berdasarkan pasar yang dituju oleh debitur, yaitu pasar primer dan pasar sekunder. Di lain pihak Bank ABC menetapkan minimal nilai appraisal jaminan dengan catatan Plafondd yang disetujui tidak boleh lebih rendah dari ketentuan minimum untuk Plafondd, dengan demikian Bank dapat mengetahui besaran nilai yang dapat me- cover kewajiban debitur bila debitur tersebut default. Penerapan selanjutnya adalah pemantauan limit risiko, pada tahap ini bank melakukan pemeriksaan dan verifikasi atas dokumen yang dipersyaratkan untuk memenuhi pencairan kredit. Bank ABC juga melakukan prosedur pemeriksaan jaminan dan verifikasi dokumen dan nilai saldo dengan jaminan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang telah ditetapkan oleh Bank ABC. Penerapan proses manajemen risiko yang terakhir adalah pengendalian risiko, pada tahap ini Bank ABC melakukan review atas perkembangan peraturan dan kondisi perekonomian yang terjadi. Perubahan tersebut dituangkan pada program produk KPR yang di release secara berkala atau dengan artian lain dikeluarkannya revisi program produk secara berkala oleh Bank ABC. Perincian exposure at default per band untuk selama tahun 2008 sampai dengan 2010 pada Bank ABC dapat dilihat pada lampiran 1.1 – 1.3.

4.2.2 Penentuan Recovery Rate