90
Universitas Indonesia BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian analisis dan pembahasan dari penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan CKPN kolektif yang ditetapkan pada PSAK 50 Revisi 2006 dapat dihitung dengan menggunakan probability of default dengan
menggunakan CreditRisk
+
, seperti yang dijelaskan pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1
Kelebihan dan Kekurangan Metode CreditRisk
+
Dibandingkan Dengan PPAP
Kelebihan Kekurangan
CreditRisk
+
· Kredit
default dapat
diketahui per band kolektif ·
Default tidak
dapat diketahui per debitur.
· Cadangan yang dibentuk merupakan nilai aktual dari
kredit default. · Exposure setiap debitur
tidak sensitif
dengan variability dari interset rate .
· Dapat memperhitungkan
CKPN kolektif
dan unexpected
loss sehingga
dapat memperkirakan risiko kredit yang dihadapi dengan
satu model. · Asumsi
bahwa risiko kredit
tidak memiliki
hubungan dengan
risiko pasar.
· Sesuai untuk menganalisa risiko
gagal bayar
pada portofolio yang besar namun
dengan jumlah kredit yang kecil daripada portofolio yang
memiliki jumlah kredit yang besar.
PPAP · Default dapat diketahui per
debitur. ·
PPAP yang
dibentuk umumnya lebih tinggi dari
yang diharuskan
tidak aktual.
· Exposure setiap debitur
sensitif dengan variability dari interset rate .
· Metode
perhitungan cadangan tidak applicable
dengan persyaratan
perhitungan cadangan yang tertuang dalam PSAK 55
Revisi 2006. · Asumsi bahwa risiko kredit
memiliki hubungan
dengan risiko pasar.
· Risiko
kredit diperhitungkan
secara terpisah
dari cadangan
yang dibentuk pada sisi akunting,
dan tidak
memperhitungkan economic capital.
Sumber: Peneliti
Pengukuran cadangan..., Kristianti Mutia Fatimah, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari informasi yang terdapat pada tabel 5.1, diketahui bahwa metode CreditRisk
+
dapat memperhitungkan CKPN kolektif dan economic capital, dengan demikian metode tersebut dapat menjembatani perbedaan
metode perhitungan yang terjadi antara metode akunting dan manajemen risiko, dimana metode akunting hanya memperhitungkan kerugian atau
keuntungan data historis saja sedangkan risiko kredit memperhitungkan mengestimasi kerugian atau cadangan yang harus dibentuk oleh Bank
ABC dimasa depan untuk meminimalisasi risiko kerugian yang dihadapi. 2. Dengan model CreditRisk
+
nilai economic capital yang dibutuhkan untuk me-cover unexepected loss masing - masing adalah tahun
2008 Rp 66.760.355.567,- tahun 2009 Rp 43.930.287.712,- dan tahun 2010
Rp 35.088.359.824,-. Dari hasil pengolahan data tersebut diketahui nilai economic capital dari tahu 2008 – 2010 mengalami penurunan yang cukup
signifikan, yaitu sebesar 47 dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, keadaan tersebut dipengaruhi oleh perubahan nilai exposure at default.
Berdasarkan olahan data observasi dan dengan hasil yang telah dijelaskan sebelumnya, Bank ABC mengalami penurunan pada distribution of loss,
keadaan tersebut merupakan hal utama yang mempengaruhi perhitungan economic capital.
3. Dengan menggunakan backtesting diketahui nilai VaR unexpected loss dapat me-cover exposure at defaults selama periode observasi. Validasi
model menggunakan loglikelihood ratio test dengan tingkat keyakinan 99 dan didukung dengan hasil analisa pada bab empat bahwa tidak ada
nilai VaR yang melebihi exposure at defaults, dengan demikian model CreditRisk
+
dapat dinyatakan valid pada perhitungan risiko kredit portofolio KPR dan risiko kerugian pada portofolio KPR bank ABC masih
dapat di-cover. Berdasarkan kesimpulan tersebut Bank ABC dapat mempertimbangkan untuk menggunakan model CreditRisk
+
sebagai pengukur risiko pada portofolio kredit pemilikan rumah.
Pengukuran cadangan..., Kristianti Mutia Fatimah, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
Dengan terujinya validitas model maka dapat disimpulkan bahwa metode CreditRisk
+
dapat digunakan sebagai pendekatan yang efektif untuk mengukur risiko kredit pada Bank ABC.
5.2 Saran