Laporan Keuangan Syariah KAJIAN KEPUSTAKAAN

e. pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf, untuk informasi tentang sumber dan penyaluran dana tersebut f. pengawas syariah, untuk menilai kepatuhan pengelolaan lembaga syariah terhadap prinsip syariah g. karyawan, untuk memperoleh informasi tentang stabilitas dan profitabilitas entitas syariah h. pemasok dan mitra usaha lainnya, untuk memperoleh informasi tentang kemampuan entitas membayar utang pada saat jatuh tempo i. pelanggan, untuk memperoleh informasi tentang kelangsungan hidup entitas syariah j. pemerintah serta lembaga-lembaganya, untuk memperoleh informasi tentang aktifitas entitas syariah, perpajakan serta kepentingan nasional lainnya k. masyarakat, untuk memperoleh informasi tentang kontribusi entitas terhadap masyarakat dan negara.

D. Internet banking

Internet banking adalah salah satu pelayanan jasa Bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan merupakan Bank yang hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalu internet, sehingga pendirian dan kegiatan internet only bank tidak diperbolehkan. 12 Jasa internet banking merupakan produk yang memberi sebuah arah baru dalam perbankan, internet banking bisa menjadi sebuah media saluran distribusi dan perluasan bisnis. Jasa-jasa ini sudah mengubah kebiasaan keuangan masyarakat. Orang sudah dapat menerima gaji, membeli makanan, belanja aksesoris, dan mencicil gadget tanpa memegang uang tunai. Begitu pula perusahaan-perusahaan dapat membayar rekening dan bertransaksi dengan pelanggannya tanpa pertukaran uang tunai. 13 Internet menghilangkan batas tempat dan waktu, dua asas yang cukup esensial di bidang hukum. Terhubungnya sebuah sistem informasi dengan internet membuka peluang adanya kejahatan melalui jaringan komputer. Hal ini menimbulkan tantangan bagi penegak hukum. Hukum dari sebagian besar negara di dunia belum menjangkau daerah cyberspace. Saat ini hampir semua negara di dunia berlomba-lomba untuk menyiapkan landasan hukum bagi internet. 14 12 Surat Edaran BI No.618DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko Pada Aktifitas Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet Internet banking 13 Allem H. Lipis et al., Perbankan Elektronik, Jakarta: Rineka Cipta, 1985, terjemahan Drs. A. Hasymi Ali, Hal 5. 14 Budi Raharjo. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. Jakarta: PT Indocisc, 2005, hal 132 Terdapat 3 tingkatan internet banking 15 diklasifikasi berdasarkan kemampuannya, yaitu : 1. Entry Informational Merupakan tingkatan atau tahapan yang paling sederhana, yaitu hanya menyediakan informasi statistik mengenai bank tersebut serta jasaproduk yang ditawarkan. Tingkatan ini tidak lebih dari sekedar brosur elektronik dari suatu bank. Tingkatan risikonya sangat rendah karena tidak terhubung dengan data base bank. 2. Intermediate Communicative Pelayanannya lebih luas daripada sekedar memberikan informasi, karena nasabah bisa melakukan interaksi dengan bank penyedia jasa internet banking secara terbatas. Misalnya, account inquiry, online account application, electronic mail, dan sebagainya. Dalam tahapan ini tidak ada execution of transaction sama sekali. Tingkatan ini memiliki risiko yang lebih besar dari tingakatan sebelumnya, informational website. 3. Advance Transaction Tingkatan ini adalah yang paling lengkap dan dapat menampilkan seluruh transaksi yang diperlukan oleh nasabah termasuk transfer dana pembayaran, tagihan dan lain-lain, seperti layaknya pelayanan melalui counter atau ATM kecuali penarikan kas. 15 Nasser Atorf, dkk, Internet banking di Indonesia, Jurnal Manajemen VOL I, 2002, hal 2 Penelitian ini mengambil sampel bank BSM yang telah menggunakan fasilitas internet banking dengan tingkatan ketiga, yaitu internet banking advance transaction. Internet banking merupakan sebuah model bisnis elektonik yang