Hipotesis Penelitian Metode Analisa Data

kelompok yang tidak mendapat sebuah perlakuan dan 1 menunjukkan kelompok yang mendapat perlakuan. Dalam persamaan ini variabel dummy adalah variabel internet banking, dimana periode sebelum penggunaan internet banking bernilai 0 dan sesudah penggunaan internet banking bernilai 1. 2 Dana Pihak Ketiga DPK Sumber dana dari masyarakat dana pihak ketiga ini merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. 3 Non Performing Financing NPF NPF merupakan proksi dari harga input perusahaan. Risiko pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank. 3 3 Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005. h.359 Non Performing Financing NPF dipaparkan dalam laporan keuangan, yang berfungi untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan. 4 NPF = Pembiayaan KL, D, M �� � 4 Rasio Biaya Operasional Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional 100 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa data yang digunakan beristribusi normal dan dalam model tidak mengandung multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi klasik harus dilakukan hanya pada analisis regresi linear berganda sedangkan pada analisis regresi linear sederhana tidak ada prasyarat uji asumsi klasik. Pada analisis regresi linear berganda dimana datanya berupa data time series penelitian dilakukan lebih dari satu periode berkalaberseri maka uji asumsi klasik yang digunakan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Namun 4 Dwi Nur’aini Ihsan. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013 h.98 jika data penelitian adalah data cross section penelitian hanya satu periode maka uji asumsi klasik yang digunakan hanya uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui normal tidaknya masing-masing variabel penelitian. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5. b. Uji Multikolinieritas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan linier diantara variabel independen dalam model regresi. Syarat berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel bebasnya variabel independen tidak memiliki hubungan sempurna atau mengandung multikolinieritas. Deteksi terhadap adanya mulkolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan melihat besaran Variance inflation factor VIF pada model regresi. Pada umumnya jika VIF 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel lainnya. Sedangkan apabila model regresi diperoleh VIF 5, maka dalam model tersebut tidak terjadi multikolinieritas. c. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksaman varians dari residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati scatterplot model tersebut. Model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik scatterplot dengan pola titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya pada model regresi linier yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. 5 Terjadinya autokorelasi atau tidak dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Bila nilai statistik DW terletak 5 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 92. diantara du dw 4-du maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif, atau jika nilai statistik DW mendekati angka 2. Tabel DW terdiri dari nilai batas bawah d L dan batas atas d U , nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pembanding uji DW dengan aturan sebagai berikut: 6 - DW d L ; berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungan nya ρ = 1. - d L ≤ DW ≤ d U ; tidak dapat diambil kesimpulan - d U DW 4 –d U ; tidak ada korelasi positif maupun negatif. - 4 – d U ≤ DW ≤ 4-d L ; tidak dapat mengambil kesimpulan. - DW 4-d L ; ada korelasi negatif. Selain dengan menggunakan uji durbin-watson DW, uji autokorelasi dalam penelitian ini juga akan menggunakan uji run jika nilai DW tidak dapat diambil kesimpulan. Run test digunakan untuk melihat data residual bersifat random atau tidak, untuk melihat hasilnya maka dilihat dari 6 Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Popular dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006, h.191-192. output SPSS, jika nilai sig α 0,05 berarti residual bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. 7 4. Uji Statistik a. Uji F Uji f dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Jika nilai F-hitung F-tabel maka secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependennya. Jika nilai t-hitung t-tabel atau sebaliknya maka variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependennya. c. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi Goodness of Fit, yang dinotasikan dengan R 2 , merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. 7 Dyah Nirmala Arum Janie. “Statistik Deskriptif Regresi Linier Berganda Dengan SPSS.” Semarang: Semarang University Press, 2012, h. 34. Nilai koefisien determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen Y dapat diterangkan oleh variabel independen X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 R 2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri didirikan sejak tahun 1999, paska krisis ekonomi moneter 1997-1998. Kondisi perbankan nasional pada kala itu yang didominasi bank-bank konevensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia sebagai upaya menstabilkan indutri perbankan. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. Sedangkan pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah dual banking system. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU. tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. 2. Visi dan Misi Adapun visi dan misi PT. Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut : a. Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. b. Misi 1 Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan, 2 Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM, 3 Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat, 4 Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, 5 Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 3. Profil Internet Banking PT Bank Syariah Mandiri Produk internet banking Bank BSM disebut dengan BSMnet. Untuk mengakses internet banking, nasabah pengguna masuk melalui address http:bsmnet.syariahmandiri.co.id. Adapun fasilitas yang disediakan BSMnet adalah sebagai berikut: a. rekening, ini adalah menu yang menyajikan link untuk mengakses informasi posisi keuangan nasabah. Mutasi transaksi disajikan lengkap dan rinci, berisi tanggal transaksi, nominal transaksi, keterangan transaksi, diberi pilihan untuk tampilan per bulan atau pada tanggal tertentu, b. transfer, menu yang berisi opsi untuk melakukan pemindahan dana dari rekening nasabah pengguna ke rekening lain dengan beberapa metode yang terlihat pada gambar menu secara real-time c. payment, menu yang menyajikan pilihan pembayaran, sesuai kebutuhan transaksi nasabah pengguna, pembelian pulsa, pembayaran listrik, pembelian tiket pesawat, dan pembayaran lain yang available d. inquiry, terdiri dari transfer uang tunai, digunakan untuk memperoleh informasi no ktp dan pin transaksi uang tunai dari transaksi yang pernah dilakukan dan cek token, digunakan untuk memperoleh informasi token pembelian listrik prabayar yang dilakukan terakhir e. admin, menu untuk mengatur informasi keamanan akun nasabah pengguna

B. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: