Morfologi dan identifikasi Pathogenesis

menghasilkan hifa yang dapat menginvasi paru dan jaringan lain. Dumasari, 2008, Mitchell 2007

2.2.1 Morfologi dan identifikasi

Aspergillus adalah jamur yang distribusinya tersebar luas di atmosfir dan memegang peranan dalam mendaur ulang karbon dan nitrogen. Jamur ini memiliki siklus biologikal yang sederhana dengan karakteristik sporulasi yang tinggi, yaitu dapat menghasilkan konidia dengan konsentrasi yang tinggi 1 – 100 konidia m 3 Aspergilus Sp. Tumbuh secara cepat, menghasilkan hifa aerial dengan ciri struktur konidia yang khas: konidiofora panjang dengan vesikel terminal yang fialidnya menghasilkan rantai konidia yang bertumbuh secara basipetal. Spesies diidentifikasi berdasarkan perbedaan morfologi struktur, termasuk ukuran, bentuk, tekstur, dan warna konidia. Mitchell, 2007 di udara. Diameter konidia Aspergillus cukup kecil 2-3µm untuk mencapai alveoli paru. Chamilos dan Kontoyiannis, 2008 Terdapat 19 spesies aspergillus yang dapat menyebabkan penyakit, yaitu Aspergillus fumigatus, Aspergillus flavus, Aspergillus amstelodami, Aspergillus avenaceus, Aspergillus candidus, Aspergillus carneus, Aspergillus caesiellus, Aspergillus clavatus, Aspergillus glaucus, Aspergillus granulosus, Aspergillus nidulans, Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Aspergillus quadrilineatus, Aspergillus restrictus, Aspergillus sydowi, Aspergillus terreus, Aspergillus ustus, and Aspergillus versicolor. Yang paling sering menyebabkan penyakit adalah Aspergillus fumigatus .Stevens et al, 2000, Thompson dan Patterson, 2008 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Gambaran mikroskopis Aspergillus fumigatus. Tomas et al, 2001

2.2.2 Pathogenesis

Kecil kemungkinan untuk menderita penyakit invasif kecuali jika jumlah fagosit pada tubuh berkurang. Pada paru, makrofag alveolar mampu menelan dan menghancurkan konidia. Makrofag dapat memfagosit dan menghancurkan conidia aspergilus sedangkan polymorphonuclear PMN leukosit dan monosit MNC dapat merusak hypha aspergillus melalui mekanisme oxidative dan non-oxidatif. Makrofag dan neutrofil merupakan pertahanan tetap pada paru dalam melawan spesies Aspergillus. Keratin dan barrier epidermal kulit bertindak sebagai tambahan pertahanan pertama secara mekanik. Konidia spesies Aspergillus yang lebih kecil, 3-5 µm lebih mudah mencapai alveolar, dimana tidak terdapat pertahanan mekanis. Chander, 2002 Makrofag dari hewan yang diobati kortikosteroid atau pasien imunokompromais mengalami penurunan kemampuan untuk mengandung inokulum. Dalam paru, konidia membesar dan bergerminasi menghasilkan hifa Universitas Sumatera Utara yang cenderung menginvasi kavitas yang sudah ada aspergiloma atau bola fungi atau pembuluh darah. Dumasari, 2008, Mitchell,2007 Faktor resiko terjadinya infeksi aspergillosis termasuk hingga menjadi invasiv aspergillosis antara lain adalah keganasan hematologi, penggunaan steroid, agranulocytosis intensitas dan durasi, penyakit CMV, penyakit paru termasuk PPOK, penyakit paru interstitial, dan riwayat operasi thoraks dan tergantung status imun selama pengobatan dengan corticosteroid, alkoholisme, penyakit vascular kolagen atau Chronic granulomatous disease, dan penyakit yang menimbulkan kavitas. Pasien yang mengalami BMT atau transplantasi organ, neutropenia setelah kemoterapi pada keganasan hematologi atau limfoma, pasien dengan HIV stadium terakhir. Resiko timbulnya invasif aspergillosis juga berhubungan dengan derajat terpapar spora aspergillus. Garbino, 2004

2.2.3 Mikotoksin