BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah deskriptif cross sectional. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction PCR dan
kultur.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran USU Medan dan laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
UISU.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah penderita batuk kronis yang datang berobat ke poliklinik paru Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampelnya adalah sputum dari penderita batuk kronis. Perkiraan besarnya sampel penelitian berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus
Sastroasmoro S, 1995 : n = ZA
2
d .P.1-P
2
Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
n = jumlah sampel Z = tingkat kepercayaan 95 1,96
P = proporsi 80-90 d = ketepatan 0,1
Hasil Perhitungan : n =
0,1 1.96 x 0.9 0.1
2
= 34,57 minimal 35 orang
3.4 kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi
1. penderita batuk yang lebih dari tiga minggu
2. penderita batuk yang disertai dahak
3. penderita yang berusia 17 tahun ke atas
4. penderita batuk kronis yang telah mendapatkan pengobatan anti mikroba
maupun yang belum.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
1. Penderita yang telah terdiagnosa menderita penyakit jamur dengan
pemeriksaan kultur. 2.
Penderita batuk kronis yang mendapatkan pengobatan anti jamur sistemik 3.
Penderita batuk kronis yang tidak dapat mengeluarkan dahak.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.6 Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah: 1.
Aspergillus fumigatus 2.
Sputum penderita batuk kronis 3.
Polymerase Chain Reaction 4.
Kultur Batuk Kronis
Deteksi Aspergillus fumigatus
Kultur Serologis
PCR Spesimen
Sputum Bilasan
Bronkus Aspirasi
Tracheal Darah
Biopsi Jaringan
Mikroskopik KOH
Tes Kulit Mikroskopik
KOH Tes Kulit
Hasil
Positif Negatif
Aspergillosis Batuk Kronis
Deteksi Aspergillus fumigatus
Kultur Serologis
PCR Spesimen
Sputum Bilasan
Bronkus Aspirasi
Tracheal Darah
Biopsi Jaringan
Universitas Sumatera Utara
3.7 Defenisi operasional
1. Aspergillus fumigatus adalah jenis jamur eksogen yang banyak terdapat di
lingkungan yang dapat menginfeksi manusia bila terhirup konidianya sehingga menyebabkan penyakit aspergillosis pada paru.
2. Sputum penderita batuk kronis adalah sekret kental yang berasal dari
saluran pernapasan bagian bawah dari pasien yang menderita batuk terus- menerus selama lebih dari tiga minggu. Sputum didapatkan dengan cara di
batukkan dengan kuat dan dalam dan dimasukkan kedalam cawan plastik yang steril.
3. Polymerase chain reaction adalah suatu alat ukur untuk dapat mendeteksi
jamur Aspergillus fumigatus. Cara mengukurnya adalah dengan melipatgandakan secara eksponensial suatu sekuen nukleotida tertentu
dengan cara in vitro menggunakan metode enzimatis, dilakukan dengan tiga tahap yaitu denaturasi, annealing dan extension. Kemudian hasil PCR
dapat divisualissasi dengan metode elektroforesis. Pita DNA akan terlihat pada 236bp dengan menggunakan UV transluminator. Hasil pengukuran
adalah ditemukan atau tidak ditemukan jamur Aspergillus fumigatus. Skala pengukuran menggunakan skala ordinal yaitu positif atau negatif.
4. Kultur adalah suatu metode untuk menlihat pertumbuhan jamur
Aspergillus fumigatus dengan menggunakan media miring Sabaroud
Dextrose Agar dan di inkubasi pada suhu 26°C - 28°C selama ± 10 hari. Lalu dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 10X. Hasilnya positif
terdapat jamur Aspergillus fumigatus bila dijumpai hifa bersepta konidiopora dan membentuk konidia spora yang khas pada Aspergillus
Universitas Sumatera Utara
fumigatus . Skala pengukuran menggunakan skala ordinal yaitu positif
atau negatif.
3.8 Alat dan Bahan