menurun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi kecil, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan
responden mengenai cara menentukan tingkat dehidrasi yang diderita anak dapat dilihat yang menjawab benar sebanyak 36 18 orang yaitu penurunan berat badan
anak. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden masih kurang,
sebagian besar jawaban responden kurang tepat dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan tentang dehidrasi akibat diare pada anak. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Purbasari 2009 yaitu hanya 44 ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang dehidrasi pada anak. Peneliti berasumsi pengetahuan ibu tentang dehidrasi
akibat diare masih kurang selain karena informasi tentang dehidrasi akibat diare belum terlalu sering dibicarakan di TV, radio, media cetak, petugas kesehatan,
keluarga maupun teman juga karena biasanya fokus perhatian ibu terlalu terpaku pada cara menyembuhkan dan menghentikan diare sehingga tidak memperhatikan anak
mengalami dehidrasi atau tidak, hal ini yang menyebabkan pengetahuan ibu kurang dan pengobatan yang ibu lakukan tidak optimal.
5.3.3 Pengetahuan Responden Tentang Penanganan Awal Diare Pada Balita
Purnamasari 2010 mengatakan penanganan diare pada anak cukup sederhana yaitu dengan memberikan cairan oralit sesuai dengan jenis atau tingkat
dehidrasi yang diderita anak. Oralit sangat berperan penting dalam mengatasi kehilangan cairan tubuh dan elektrolit tubuh. Langkah pertama dalam menangani
diare pada anak adalah memberikan oralit. Oralit diberikan mulai dari pertama kali anak diare sampai diare berhenti Sofwan, 2010. Oralit dapat digantikan dengan
cairan rumah tangga seperti sup, air tajin, air kelapa, dan larutan gula garam. Namun pada anak diare jangan diberikan minuman seperti soft drink atau kopi. Larutan gula
garam dapat dibuat dengan mudah di rumah. Caranya adalah dengan 1 sendok teh gula ditambah ¼ sendok teh garam dilarutkan dalam 1 liter air putih Menurut
Purnamasari, 2011. Pengetahuan responden mengenai langkah pertama yang harus dilakukan pada anak yang mengalami diare yaitu memberikan oralit pada anak 60
30 orang. Pengetahuan responden mengenai cara membuat larutan gula garam sebagai pengganti oralit yang menjawab 1 sendok teh gula ditambah ¼ sendok teh
garam dilarutkan dalam 1 liter air 14 7 orang. Ketika anak balita mengalami diare, orangtua khususnya ibu harus
memperhatikan aspek gizi pada anak karena balita masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sehingga aspek gizi ini sangat penting. Banyak orangtua ragu
serta tidak mengetahui makanan apa yang sebaiknya diberikan ketika anak diare, sehingga akhirnya membatasi makanan yang dikonsumsi. Adapun, makanan yang
perlu dihindari ketika anak mengalami diare ialah seperti minuman dengan pemanis buatan, minuman bersoda, makanan berlemak atau mengandung lemak dalam jumlah
tinggi dan makanan atau minuman yang terbuat dari gula sederhana Sofwan, 2010. Penanganan diare pada anak balita cukup sederhana yaitu dengan memberikan
cairan oralit sesuai dengan jenis atau tingkat diare yang diderita anak. Diare pada anak termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya self limited disease,
hanya terkadang para orangtua khususnya ibu khawatir melihat keadaan anaknya sehingga perlu diterapi dan penanganan agar penyakit dapat lebih tertangani dengan
optimal dan cepat sembuh Purnamasari, 2011. Waktu yang tepat membawa anak
yang mengalami diare ialah ketika anak mengalami buang air besar cair lebih sering dan tidak membaik dalam 3 hari. Pengetahuan responden mengenai makanan apa
saja yang harus dihindari ketika anak diare sebagian besar responden menjawab benar yaitu minuman bersoda dan dengan pemanis buatan 72 36 orang. Pengetahuan
responden tentang waktu yang tepat membawa anak yang mengalami diare ketika yaitu yang menjawab buang air besar cair lebih sering dan tidak membaik dalam tiga
hari sebanyak 72 36 orang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengetahuan ibu tentang penanganan
awal diare masuk dalam kategori sedang karena sebagian besar ibu menjawab pertanyaan tentang penanganan diare dengan benar. Hasil penelitian Ayu 2011,
menyatakan 85,1 ibu memiliki pengetahuan baik tentang pengobatan diare pada anak. Peneliti berasumsi pengetahuan ibu tentang penanganan dan pengobatan diare
sudah baik karena informasi tentang hal tersebut sudah banyak diperoleh ibu terutama dari petugas kesehatan. Pencarian pelayanan kesehatan maupun informasi dari
petugas kesehatan ditentukan oleh kebutuhan yang dirasakan, disamping itu pencarian pengobatan dipengaruhi oleh keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan
masyarakat, tingkat kegawatan penyakit dan pengalaman pengobatan sebelumnya baik atas dasar pengalaman sendiri maupun orang lain. Sejalan dengan hasil
penelitian dimana sebagian besar responden mengetahui informasi tentang cara menangani dan mengobati diare dari petugas kesehatan 68 34 orang. Hal ini juga
dikarena fokus perhatian ibu biasanya lebih terpaku pada cara menyembuhkan dan menghentikan diare yang diderita anak sehingga ibu akan lebih aktif dalam mencari
informasi tentang penanganan dan pengobatan diare agar dalam melakukan upaya pengobatan diare ibu melakukannya secara optimal.
5.3.4 Kategori Tingkat Pengetahuan