38
langkah tindak lanjut selanjutnya dapat berupa pembinaan-pembinaan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan supervisi akademik. adapun penerapan
teknik-teknik supervisi akademik tersebut sesuai dengan kebutuhan guru sehingga guru tidak merasa canggung justru guru merasa lebih mudah dalam melaksanakan
tugasnya karena mendapatkan bantuan dan perhatian dari kepala sekolah.
D. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Yeni Apriyati 2011 tentang pelaksanaan Supervisi Pembelajaran
oleh Kepala Sekolah di SMA Negeri Ngemplak Kabupaten Sleman Yogyakarta diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: a bahwa kepala
sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak telah melaksanakan supervisi pembelajaran terhadap guru dalam merencanakan pembelajaran, antara lain: menyusun RPP,
silabus, program semester dan program tahunan. b Kepala sekolah telah melaksanakan supervisi pembelajaran terhadap guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, antara lain: melakukan kunjungan kelas pada saat guru mengajar serta menilai kegiatan guru selama proses mengajar di dalam kelas.
c Kepala sekolah telah melaksanakan supervisi pembelajaran terhadap guru dalam mengevaluasi pembelajaran. Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat
merangsang guru untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai. Respon guru
mengenai supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat positif. Guru yang telah disupervisi dapat memberikan dampak positif pada
pengerjaan tugas, meningkatkan konsentrasi siswa dan meningkatkan
39
kelancaran proses belajar mengajar. Dengan demikian pelaksanaan supervisi proses belajar mengajar oleh kepala sekolah dapat memotivasi guru untuk
mengajar lebih baik sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi mengalami kendala, sehingga perlu
dicari penyelesaiannya agar supervisi dapat terlaksana dengan baik. 2.
Penelitian Budi Dwi Sulistyo 2010 tentang Efektifitas Pembelajaran dengan Sistem Moving Class di SMA Wates Kulon Progo diperoleh hasil penelitian
sebagai berikut: Pertama, kesiapan manajemen kelas dikategorikan efektif, mencapai 72,97 meliputi: kesiapan jadwal, silabus, RPP, pengaturan kelas,
penetapan aturan dan prosedur, peralihan antar segmen pelajaran, dan pengaturan siswa. Kedua, proses pembelajaran dengan sistem moving class
dikategorikan efektif sekali, mencapai 91, 90 yang mencakup: adaptasi kelas dan laboratorium, kesesuaian mengajar guru dengan RPP, penggunaan metode
pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran dan fasilitas sekolah. Ketiga, ketercapaian tujuan pembelajaran di SMA N 2 Wates dengan sistem
moving class dikategorikan efektif, mencapai 89, 22 yang meliputi: hasil penilian ujian akhir semester, prestasi belajar siswa, dan ketercapaian tujuan
pembelajaran dengan tingkat ketuntasan materi pelajaran. 3.
Penelitian Riffa Hijriah 2011 tentang Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah di Sekolah Dasar se Kecamatan Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian
berdasarkan pendapat guru dan perolehan persentase rata-rata menunjukkan sebagai berikut. 1 Perencanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di
SD se Kecamatan Bantul termasuk dalam kategori baik 95,7. 2