57
menyatakan hal yang berbeda bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
ROA menggambarkan tingkat profitabilitas perusahaan, jadi dengan demikian tingkat profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap
tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Artinya bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak
melakukan aktivitas sosial karena perusahaan lebih berorientasi pada laba semata. Hal ini juga didukung argumentasi yang menyatakan bahwa ketika
perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan atau manajemen menganggap tidak perlu untuk mengungkapkan hal-hal yang dapat
mengganggu informasi tentang kesuksesan suatu keuangan perusahaan. Namun sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas rendah, perusahaan
berharap pengguna laporan akan membaca kinerja baik perusahaan. Kinerja baik perusahaan dapat berupa aktivitas-aktivitas sosial lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang menyatakan bahwa dengan adanya laba yang tinggi maka manajemen akan
melakukan pengungkapan sosial yang luas.
4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel ukuran perusahaan SIZE terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dapat
diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif secara
Universitas Sumatera Utara
58
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedua H2 diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005, Lucyanda dan Siagian 2012, Rizkia Anggita Sari
2012 dan Haryanto dan Lady Aprilia 2007 yang menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka pengungkapan tanggung jawab sosial
yang dibuat juga semakin luas. Namun penelitian yang dilakukan Anggraini 2006 menyatakan hal yang berbeda bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Sembiring 2005, berkaitan dengan teori agensi, perusahaan
besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Di
samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis
sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Hasibuan 2001 juga menyatakan secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan
politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis
bagi perusahaan. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui laporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang
bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
59
4.2.3 Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel rasio leverage LEV terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dapat diketahui
bahwa rasio leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu dapat
dinyatakan bahwa hipotesis keempat H4 ditolak. Hasil ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005, Anggraini 2006,
Lucyanda dan Siagian 2012 dan Rizkia Anggita Sari 2012 yang menemukan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung kepada kreditor dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang lebih besar dalam struktur
permodalannya akan mempunyai biaya agen yang lebih besar. Dengan demikian, semakin besar proporsi utang suatu perusahaan, maka semakin
luas pula informasi yang dibutuhkan. Tetapi berdasarkan teori agensi, manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan
mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya. Hal ini dilakukan agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders.
4.2.4 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan