Dampak Pangan dan Gizi terhadap Penyakit

38 pertumbuhan janin, maka wanita usia subur, termasuk remaja perempuan, perlu dimasukkan sebagai suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan 1.000 HPK. Pada gambar 4.1 intervensi spesifik yang dapat dilakukan pada sasaran prioritas. Sumber : Lancet, 2013 Gambar 4.1 Intervensi Gizi Spesifik pada Target 1000 HPK Remaja perempuan sebagai calon ibu perlu mengetahui informasi yang memadai mengenai kesehatan reproduksi dan hubungannya dengan status gizi ibu, dan juga perlu dipersiapkan secara psikologis mengenai kehamilan dan persiapannya, sehingga dapat mempertimbangkan kapan sebaiknya hamil dan berapa jarak kelahiran anaknya yang terbaik. Oleh karena pentingnya pengaruh status gizi ibu pra-hamil dan saat hamil, maka intervensi yang perlu dilakukan adalah penyuluhan mengenai konsumsi energi protein yang cukup, suplementasi zat gizi mikro yaitu tablet besi-folat dan kalsium, serta penghentian atau perlindungan dari asap rokok. Perlindungan penyakit, seperti infeksi malaria dan kecacingan, dan pencegahan obesitas saat hamil juga penting dilaksanakan. Bagi bayi baru lahir, perlu diperkenalkan praktik inisiasi menyusu dini IMD dalam satu jam pertama pasca lahir, dan pemberian vitamin K. Saat usia bayi dan anak-anak, intervensi spesifik yang perlu dilakukan terdiri dari pemenuhan zat gizi dan pencegahan serta perlindungan penyakit. Upaya terkait pemenuhan gizi yang dilakukan terdiri dari pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan, pemberian makanan pendamping ASI MP ASI yang sesuai, suplementasi vitamin A setiap 6 bulan sejak anak umur 6 bulan sampai umur 60 bulan, serta multi mikronutrien dalam bentuk bubuk tabur gizi taburia. Sementara itu dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit, upaya yang dilakukan mencakup penanganan kurang gizi akut, pemberian Zn dan pemberian makan yang benar bagi penderita diare, sanitasi dan akses memadai terhadap air bersih, pencegahan dan penanganan malaria, kecacingan, dan obesitas pada anak Lancet, 2013. Remaja Perempuan WANITA USIA SUBUR dan Ibu Hamil Neonatal Baduta Balita Pelayanan prakonsepsi: • Keluarga berencana • Menunda usia kehamilan pertama • Memperpanjang jarak kelahiran • Memperhatikan kondisi psikososial • Suplementasi besi- folat • Suplementasi Ca • Suplementasi energi dan protein yang seimbang • Suplementasi yodium • Berhenti merokok Pencegahan dan penanganan penyakit • Pencegahan malaria pada wanita • Penanganan kecacingan pada ibu • Menunda cord clamping • Iniasiasi menyusu dini • Pemberian vitamin K • Suplementasi vitamin A • Perawatan metode kangguru Pencegahan dan penanganan penyakit Manajemen kekurangan gizi dan gizi buruk: • Terapi Zn untuk penderita diare • WASH • ASI eksklusif sampai 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun • Pemberian MP ASI setelah usia 6 bulan • Suplementasi Zn • Suplementasi Fe • Suplementasi vit A • Pemberian makan gizi seimbang • Suplementasi Vit A • Suplementasi Fe 39 Sumber : Modifikasi Lancet 2013 “Executive Summary of The Maternal and Child Nutrition” Gambar 4.2 Kerangka Pendekatan Multi-Sektor Upaya perbaikan gizi melalui intervensi spesifik yang dilakukan secara langsung terhadap sasaran yang rawan akan efektif apabila cakupannya ditingkatkan. Untuk meningkatkan cakupan intervensi gizi diperlukan adanya dukungan dari sektor lainnya yang dalam hal ini disebut sebagai intervensi sensitif. Permasalahan yang diselesaikan oleh selain sektor kesehatan adalah permasalahan mendasar yang mempengaruhi penyebab langsung kurang gizi, seperti kemiskinan, kerawanan pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan jaminan sosial, sanitasi dan akses terhadap air bersih, pendidikan anak usia dini, pemberdayaan perempuan, pendidikan di dalam kelas, dan perlindungan anak. Untuk meningkatkan ketahanan pangan diperlukan upaya untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenfaatan pangan oleh masyarakat, apabila salah satu dari ketiga aspek tersebut tidak berfungsi, maka pemerintah perlu melakukan tindakan intervensi. Upaya yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan pangan dapat berupa bantuansubsidi saprodi, kebijakan harga pangan, dan kebijakan cadangan pangan pemerintah. Untuk meningkatkan keterjangkauan perlu dilakukan intervensi dalam aspek distribusi berupa penyaluran pangan bersubsidi, penyaluran pangan untuk keadaan darurat dan operasi pasar untuk pengendalian harga pangan. Sementara dalam aspek konsumsi dapat dilakukan pemberian makanan tambahan untuk kelompok rawan pangangizi buruk, pemberian bantuan tunai untuk meningkatkan kemampuan mengakses pangan. Kemampuan ekonomi merupakan salah satu faktor penting yang menggambarkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhannya, terutama kebutuhan pangan yang cukup dan aman. Mengatasi kemiskinan artinya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan yang aman, dan bergizi, namun selain itu juga diperlukan adanya pola asuh dan pemberian makan yang tepat yang ditentukan oleh pengetahuan orang tua, terutama ibu. Faktor lain yang PERBAIKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA