POKJA II Peningkatan Aksesibilitas Pangan Beragam Ketua

51 6 Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah; 7 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah; 8 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah; 9 Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah ; 10 Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah; 11 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Selain sektor pemerintah, sektor non pemerintah atau swasta dan lembaga masyarakat juga dapat berperan untuk melaksanakan rencana aksi pangan dan gizi. Sektor swasta yang dapat mengambil peran adalah perguruan tinggi, lembaga profesi, lembaga swadaya masyarakat, pelaku usaha, organisasi PBB UN system, donor, masyarakat madani, dan media.

3. Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian berbagai tugas dan tanggung jawab terkait dengan pelaksanaan tugas dalam kelembagaan RAD-PG adalah, sebagai berikut :

a. Tim Pengarah

1 memberikan arahan dalam pelaksanaan koordinasi penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019; 2 memberikan arahan dan masukan kepada Tim Penyusun mengenai substansi penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019; 3 memberikan arahan mengenai kebijakan yang diharapkan dalam menyusun rekomendasi untuk penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019; 4 menyampaikan laporan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf c kepada Gubernur Jawa Tengah

b. Tim Penyusun

1 melakukan kegiatan penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019 sesuai bidang tugasnya; 2 melakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019; 3 melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator dalam penentu pencapaian pembangunan Pangan Dan Gizi sesuai dengan tugasnya; 4 menyusun Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019 sesuai dengan sistematika untuk dikonsolidasikan dengan hasil Kelompok Kerja lainnya; 5 melakukan sosialisasi Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019 kepada pemangku kepentingan di daerah; 6 mengkomunikasikan dan menginformasikan kepada KabupatenKota guna percepatan pencapaian target Pangan Dan Gizi. 7 melaporkan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai huruf f kepada Ketua Tim Pengarah.

B. Pengembangan Kapasitas

Untuk melaksanakan program yang telah direncanakan, diperlukan adanya peningkatan kapasitas organisasi, sumber daya manusia, dan panduan pelaksanaan program atau kegiatan. Adapun pengembangan kapasitas dapat dilaksanakan melalui : 52

1. Pelatihan

Pelatihan merupakan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia sehingga program yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Pelatihan yang diberikan harus menunjang kompetensi SDM untuk melaksanakan perbaikan pangan dan gizi terutama pada 1000 HPK. Pelatihan dapat dilakukan melalui dua bentuk, yaitu Pre service training meliputi pengembangan kurikulum yang sesuai dengan isu strategis gizi bagi perguruan tinggi atau pusat pelatihan tenaga kesehatan dan on the jobservice training pelatihan kepada tenaga yang terkair 1000 HPK sesuai dengan kurikulum dan modul yang telah disusun.

2. Pedoman Teknis

Informasi mengenai pedoman yang digunakan agar sesuai dengan standar sangat penting untuk dijadikan panduan dalam pelaksanaan program dan dapat dijadikan sebagai pedoman teknis oleh masing-masing SKPD dalam melaksanakan program.

3. Advokasi dan Komunikasi

Advokasi adalah kombinasi dari desain dukungan individu dan sosial untuk meningkatkan komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem untuk tujuan program kesehatan tertentu WHO, 1998. Advokasi merupakan strategi untuk mempengaruhi para pengambil keputusan khususnya saat mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber daya dan mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut khalayak masyarakat . Agar mencapai target yang telah ditetapkan, diperlukan pemenuhan kondisi dan asumsi, sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai. Untuk memenuhi asumsi tersebut diperlukan adanya advokasi kepada stakeholder terkait dalam mencapai komitmen pengambil kebijakan, dan stakeholder yang terlibat sehingga diperoleh pendanaan, sumber daya manusia yang cukup, metode intervensi yang tepat, dan peningkatan cakupan serta keberlanjutan intervensi yang dilakukan, koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah serta koordinasi lintas sektor berjalan dengan baik.

C. Monitoring dan Evaluasi 1. Monitoring

Pelaksanaan Monitoring dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Aspek input yang meliputi sumberdaya yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan peran setiap SKPD pelaksana yang terlibat, serta sumber dana yang digunakan. b. Aspek Proses yang meliputi tahapan kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur pedoman yang ditentukan. c. Output yang meliputi capaian hasil kegiatan setelah kegiatan dilakukan tiap tahun. d. Dampak yang meliputi perubahan jangka panjang yang dicapai dari program dan kegiatan yang dilaksanakan.

2. Evaluasi

Pelaksanaan Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Matrik evaluasi perkembangan indikator pelaksanaan kegiatan yang digunakan untuk mengukur perkembangan proses dan sistem yang direncanakan b. Analisis pengumpulan data dan informasi secara periodik serta lebih ditekankan kepada kendala-kendala yang terjadi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.