Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

2 dasarnya tidak diperlukan kemampuan khusus yang diperlukan kesungguhan dan tekad yang kuat untuk menjadi pengolah ikan cucut. Indikator keberhasilan penyuluhan pengolahan ikan cucut adalah apabila penyuluh mampu mnyampaikan materi dengan baik dan dimengerti oleh pelaku usaha. Sehingga keberadaan modul dapat bekerja dengan baik yang dibuktikan dengan munculnya produk olahan ikan yang bermutu dan berdaya jual ole pelaku utama dan atau pelaku usaha.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Materi Pokok Biologi Ikan Cucut terdiri dari Sub Materi Pokok Potensi dan Distribusi Ikan Cucut Karakteristik Ikan Cucut Preparasi Ikan Cucut Pengolahan Ikan Cucut 3 MATERI 1. POTENSI DAN DISTRIBUSI IKAN CUCUT Setelah mempelajari materi ini, pelaku utama dan pelaku usaha mengetahui potensi dan distribusi ikan cucut di Indonesia Pada dasarnya keberlanjutan usaha penangkapan ikan sangat ditentukan oleh ketersediaan stock sediaan komoditas yang bersangkutan. Ketersediaan dan keberadaan stock suatu komoditas disuatu perairan ,dipengaruhi oleh perilaku dan pola pikir manusia dalam menerapkan system pengelolaan yang kelak dipilih. Pilihan terhadap system pengelolaan sumberdaya perikanan yang dapat menjamin usaha penangkapan yang berkelanjutan di masa datang , perlu mencermati komponen mana yang sudah mendesak dieliminasi , ditinjau kembali atau bahkan dihapus dari penerapan yang kurang berdayaguna tinggi selama ini. Kegiatan penangkapan sumber daya perikanan dimasa lalu cenderung bersifat eksploitatif. Sejalan dengan dianutnya system pengelolaan dengan menggunakan pendekatan produksi production approach. System pengelolaan itu telah berdampak pada penurunan populasi beberapa jenis komoditas perikanan yang tergolong andalan komoditas ekspor seperti : tuna dan udang dan juga cucut elasmobrachi. Cucut Elasmobranchii di Indonesia merupakan salah satu sumberdaya perikanan ekonomis penting, baik sebagai komoditas ekspor maupun untuk pemenuhan kebutuhan domestik. Cucut adalah hewan yang mempunyai banyak manfaat, disamping merupakan bahan makanan juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri kosmetik, obat-obatan dan asesoris seperti tas dan sepatu. Hampir seluruh bagian tubuh cucut dapat dimanfaatkan, mulai dari sirip dan minyak hati sampai daging, tulang, kulit dan mata. Dewasa ini, perkembangan perdagangan cucut dunia telah memacu meningkatnya pemanfaatan sumberdaya cucut di beberapa negara produsen 4 termasuk Indonesia. Hal ini telah diantisipasi adanya penurunan populasi apabila terjadi penangkapan berlebih, oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik agar dapat menjaga kelestarian dan kesinambungan sumberdayanya. Semakin intensifnya penangkapan ikan cucut menyebabkan ikan cucut rentan terhadap jumlah populasinya di perairan Indonesia sehingga haruslah menjadi pemikiran bagi semua pihak Departemen Kelautan dan Perikanan serta pengusaha untuk menyusun suatu pengelolaan yang tepat melalui Nasional Plan of Action NPOA untuk kelestarian spesies cucut sehingga tidak mengalami kemusnahan karena tekanan penangkapan. Hal ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap International Plan of Action IPOA untuk konservasi beberapa jenis ikan cucut yang telah disusun oleh FAO. Data ini memperlihatkan pertumbuhan perikanan Indonesia masih berkembang cukup baik terutama sector budidaya, namun di sektor penangkapan pertumbuhan makin rendah karena akibat overfishing dan musim yang mulai tidak menentu akibat Global Warming. Tabel pertumbuhan perikanan Indonesia Sumber : KKP.. Tahun 2004 2005 2006 2007 Prod Budidaya Ton 1,468,610 2,163,674 2,682,596 3,088,800 Prod Penangkapan Ton 4,651,121 4,705,868 4,769,160 4,940,000 Total Produksi Ton 6,119,731 6,869,542 7,451,756 8,028,800 Potensi perikanan kita masih terbuka dan pemanfaatannya masih minim. Namun jika kita melihat lebih jauh, ternyata di sektor penangkapan pemanfaatan sudah mencapai 65 dan beberapa daerah dilaporkan sudah over fishing, namun di sektor budidaya pemanfaatan baru mencapai 5 saja. Dari beberapa laporan dan kegiatan Departemen Kelautan dan Perikanan. Di Perikanan Budidaya, pemerintah mencoba mengembangkan industri yang menyerap tenaga kerja, perikanan berskala 5 mikro, pengembangan kawasan budidaya, produksi induk dan benih unggul dan lainnya. Di Perikanan Tangkap, pemerintah menerapkan kegiatan pemacuan stock ikan, memaksimalkan rumpon, perbaikan ekositem laut dan pembrantasan ilegal fishing.

A. Biodiversitas Jenis