PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING lanjutan SIGNIFICANT AGREEMENTS continued

language. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012, 2011 and 2010 Expressed in rupiah, unless otherwise stated 61 31. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN lanjutan 31. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES continued Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi terkini antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, bukan dalam penjualan yang dipaksakan atau penjualan likuidasi. Fair value is defined as the amount at which the instrument could be exchanged in a current arm’s length transaction between knowledgeable willing parties, other than in a forced or liquidation sale. Perusahaan menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan: · Tingkat 1: Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi tidak disesuaikan dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis. · Tingkat 2: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung. · Tingkat 3: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung . The Company uses the following hierarchy for determining the fair value of financial instruments: • Level 1: Fair values measured based on quoted prices unadjusted in active markets for identical assets or liabilities. • Level 2: Fair values measured based on valuation techniques for which all inputs which have a significant effect on the recorded fair values are observable, either directly or indirectly. • Level 3: Fair value measured based on valuation techniques for which inputs which have a significant effect on the recorded fair value are not based on observable market data. Semua instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan: All financial instruments presented in the statements of financial position as of December 31, 2012, 2011 and 2010 are carried at amortized cost. The following methods and assumptions are used to estimate the fair value of each class of financial instruments: a. Aset dan liabilitas keuangan jangka pendek a. Short-term financial assets and liabilities Nilai wajar dari instrumen keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain pihak ketiga, utang usaha, utang lain-lain dan beban akrual diasumsikan sama dengan nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. The fair value of short-term financial instruments with maturities of one year or less cash and cash equivalents, trade receivables, other third party receivables, trade payables, other payables and accrued expenses are assumed to be the same as their carrying amounts due to their short-term nature. language. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012, 2011 and 2010 Expressed in rupiah, unless otherwise stated 62 31. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN lanjutan 31. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES continued b. Aset dan liabilitas keuangan jangka panjang b. Long-term financial assets and liabilities Nilai wajar dari instrumen keuangan jangka panjang deposito jaminan, uang jaminan, pinjaman karyawan dan jaminan pelanggan diasumsikan sama dengan jumlah terutangnya karena instrumen keuangan tersebut tidak mempunyai persyaratan pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkan untuk dikembalikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan. Nilai wajar dari utang bank jangka panjang ditentukan dengan mendiskonto arus kas masa depan menggunakan tingkat diskonto yang berasal dari transaksi pasar yang dapat diobservasi yang mempunyai syarat, risiko kredit dan periode jatuh tempo yang sama. The fair values of long-term financial instruments guarantee deposits, security deposits, employee loans and customers’ deposits are assumed to be the same as their original principal amounts because they have no fixed repayment terms although they are not expected to be settled within 12 twelve months after the reporting period. The fair value of long-term bank loans is determined by discounting future cash flows using applicable rates from observable current market transactions for instruments with similar term, credit risk and remaining maturities.

32. TUJUAN DAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko pasar termasuk risiko mata uang asing dan risiko harga komoditas, risiko kredit dan risiko likuiditas. Direksi Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing- masing risiko ini, seperti dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: The main risks arising from the Companys financial instruments are market risk including foreign currency risk and commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Board of Directors reviews and approves policies for managing each of these risks, as further described as follows: a. Risiko mata uang asing a. Foreign currency risk Mata uang pelaporan Perusahaan adalah rupiah. Perusahaan menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena harga beberapa pembelian utamanya ditentukan dalam mata uang asing atau harganya secara signifikan dipengaruhi oleh pergerakan dari harga acuan dalam mata uang asing terutama dolar AS dan yen Jepang seperti kuotasi dari pasar internasional. Apabila terdapat pembelian oleh Perusahaan dalam mata uang selain rupiah, maka Perusahaan menghadapi risiko mata uang asing. The Company’s reporting currency is the rupiah. The Company faces foreign exchange risk as the costs of certain key purchases are either denominated in foreign currencies or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies mainly U.S. dollar and Japanese yen as quoted in the international markets. To the extent that the purchases of the Company are denominated in currencies other than rupiah, the Company will have an exposure to foreign currency risk. Perusahaan tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk mengatasi risiko pertukaran mata uang asing. Akan tetapi, Perusahaan menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang asing pada tingkat yang minimum untuk membatasi risiko mata uang asing. The Company does not have any formal hedging policy for foreign exchange exposure. However, the Company maintains transactions and balances in foreign currencies at a minimum level in order to minimize foreign currencies exposure.