bunga mawar  rosettes . Tumor berdifferensiasi baik memiliki susunan berpola insular, trabekular, glandular, atau spindel Perunovic, 2006.
c.6.  Karsinoma Tak Terdifferensiasi  Undifferentiated Carcinoma
2.  Tumor Mesenkimal dan Kondisi Seperti Tumor tumor- like condintions
a.  Leiomyosarcoma Secara  makroskopis  besar,  polipoid,  lunak,  dengan  batas  luar  irregular,  dan
sering  disertai  pendarahan  dan  nekrosis.  Secara  mikroskopis  ,  terdapat  sel  otot polos dengan nukleus yang hiperkromatik, besar, dan atipikal  Fadare, 2006 .
b. Endometrioid stromal sarcoma
Secara mikroskopis terdapat gambaran lembaran sel berbentuk spindel dengan sitoplasma  minimal  dan  aktivitas  mitosis  yang  tinggi.  Tumor  ini  menyerupai
sarkoma  stromal  endometrial  tetapi  tanpa  pembuluh  darah  yang  mencolok Perunovic, 2006 .
c. Undifferentiated endocervical sarcoma
Pertumbuhan  polipoid  ataupun  pertumbuhan  infiltratif  sel  tumor  yang  mirip dengan pertumbuhan tumor selubung saraf perifer di serviks. Tumor ini memiliki
sel  berbentuk  stelata  atau  spindel  dengan  sedikit  sitoplasma.  Inti  sel  berbentuk oval  dan  hiperkromatik  dan  tersusun  seperti  lembaran.Tidak  ada  bentukan
vaskular  yang  mencolok  seperti  pada  sarcoma  endometrium.  Nukleus  menjadi atipia  dan  banyak  terdapat  aktifitas  mitosis,  dan  pada  banyak  kasus  ditemukan
pendarahan, nekrosis, dan degenerasi miksoid  Fadare, 2006 . d.  Embryonal rhabdomyosarcoma sarcoma botyroides
Secara  makroskopis  tumor  ini  memiliki  massa  seperti  anggur  grape-like masses  dari  serviks  hingga  ke  vagina.  Permukaannya  berkilau  dan  translusen.
Secara  mikroskopis  sel  tumor  menyerupai  tumor  vagina,  terdapat  lapisan
Universitas Sumatera Utara
kambium  di  bawah  epitel  serviks,  stroma  miksoid  longgar,  ulserasi  permukaan, dan dapat memiliki kartilago pada wanita yang lebih tua. Terdapat variasi jumlak
aktifitas  mitosis.  Pada  anak,  sel  tumor  mungkin  tidak  terlihat  atipia  yang mencolok  dan  menyatu  dengan  stroma  sel  yang  normal  dan  immatur
Fadare, 2006 . e.  Alveolar soft parts sarcoma
Secara  makroskopis  tumor  padat,  diameter  rata-rata  4cm    1-10cm  ,  nodul ireguler,  berbatas  tegas  dan  rapuh.  Secara  mikroskopis  tumor  berbatas  tegas
dengan  pola  pseudoalveolar,  ruang  vaskular  sinusoidal,  sel  besar  dengan  batas jelas,  menyerupai  astrosit  gemistosintik,  dan  nukleus  kecil  dengan  nucleoli
mencolok  Fadare, 2006 .
f.
Angiosarcoma Tumor  ini  memiliki  aktifitas  mitosis  yang  banyak  dan  terdapat  anastomosis
pembuluh  darah.  Anastomosis  ini  dilapisi  oleh  sel  kuboidal  atipikal  atau tombstone-shaped  sel  endothelial.    Tumor  ini  menginvasi  secara  agresif  dan
memiliki prognosis yang buruk  Zaloudek, 2001 .
g.
Malignant peripheral nerve sheath tumor Tumor berukuran sekitar 2-8cm dan terdiri dari sekumpulan sel spindel  yang
padat  dan tersusun  dalam  bentuk  pucuk rebung    herringbone . Selain itu dapat ditemukan juga struktur kumparan yang fokal Mills, 2011.
h.
Leiomyoma Sel  otot  polos  membentuk  seperti  kumparan  whorled  .  Sitoplasma  banyak
mengandung  eosinofil.  Inti  sel  memanjang  dan  pada  ujungnya  menjadi  tumpul tapered  ends.  Anak  inti  kecil  dan  aktifitas  mitosis  tidak  banyak  ditemukan
Robboy, 2009.
Universitas Sumatera Utara
i.
Genital rhabdomyoma Secara  mikroskopis  tumor  ini  berbentuk  polipoid  atan  cauli-flower  mass  dan
dilapisi oleh epitel. Tumor ini jarang ditemukan dengan diameter 3cm. Terdapat banyak  serat  otot  dengan  lebih  banyak  ataupun  sedikit  serat  otot  yang  matur
Weiss, 2001.
j.
Postoperative spindle cell nodule
3.  Tumor  campuran  epitel  dan  mesenkim Mixed  epitelial  and  mesenchymal
tumors
a.  Carcinosarcoma malignant mullerian mixed tumor Secara  makroskopis  terdapat  massa  polipoid  dengan  nekrosis.  Secara
mikroskopis  menyerupai  tumor  uteri,  terdapat  komponen  epitel  dan  mesenkim neoplastik  dan  biasanya  disertai  lesi  intraepitelial  skuamos  tingkat  tinggi  high
grade  SIL.  Kemungkinan  komponen  epitelial  invasif  adalah  sel  basal  adenoid, kistik  adenoid,  skuamos  basaloid  atau  sel  skuamos  keratinisasi,  tetapi  bukan
adenokarsinoma. Komponen
sarkoma biasanya
homolog menyerupai
fibrosarkoma  atau  sarkoma  stromal  endometrial,  dan  sering  dengan  perubahan miksoid  yang  mencolok.  Komponen  heterolog  biasanya  rhabdomyosarcoma,
chondrosarcoma, dan liposarcoma  Perunovic, 2006 .
b. Adenosarcoma
Secara  makroskopis  terbentuk  massa  polipoid  atau  sessile  polypoid  mass. Secara mikroskopis  terdapat  gambaran bifasik,  seperti daun pakis.  Stroma  ganas
menyerupai  sarcoma  stromal  dan  yang  kurang  sering  terdapat  elemen rhabdomioblast
tulang, kartilago,
otot rangka,
lemak, otot
polos [ Perunovic, 2006 ].
Universitas Sumatera Utara
c. Wilms tumor
Secara  makroskopis    massa  berwarna  abu-abu  dan  padat,  tetapi  ada  yang seperti  karet  dan  massa  gelatin.  Secara  mikroskopis  terdapat  gambaran  trifasik
dengan blastema, area epitelial, dan mesenkim Perunovic, 2006 .
d. Adenofibroma
Secara  makroskopis  terlihat  massa  polipoid  dan  berlobus.  Berwarna kecoklatan dan area pendarahan fokal. Secara mikroskopis terdapat stroma fibrosa
dengan mitosis yang sedikit dan tanpa atipia. Terdapat banyak area kistik dan area papilari    yang  dilapisi  eleh  epitel  kuboid,  kolumnar,  ataupun  sel  epitel  lainnya
Bitterman, 2010.
e. Adenomyoma
Terdapat sel kelenjar ireguler yang tersusun berkelompok atau berlobus-lobus. Banyak  glandular  yang  bercabang-cabang  dan  menyerupai  neoplasia  intraepitel
endometrium.  Pada  banyak  kasus  terdapat  metaplasia  skuamos  termasuk komponen glandular Robboy, 2009.
4.  Tumor Melanosit Melanocytic tumors
a.  Malignant melanoma Secara makroskopis terdapat nodul berwarna abu-abu, biru, dan hitam. Secara
mikroskopis, sering terlihat varian sel kecil dan sel spindel juga infiltrasi stromal oleh sel ganas  Perunovic, 2006.
Universitas Sumatera Utara
b.  Blue nevus Secara  makroskopis    berwarna  biru  atau  hitam,  datar,  lebih  dari  3cm,  dan
biasanya  terdapat  di  endoserviks  bawah.  Secara  mikroskopis,    terlihat  gambaran sel dendrintik bergelombang dan panjang  yang berkelompok maupun individual,
berada  di  bawah  epitel  endoservikal.  Sitoplasma  memiliki  melanin  coklat  dan juga makrofag stromal  Perunovic, 2006 .
5. Miscellaneous tumors
a.Germ cell tumors a.1. Yolk sac tumor
Secara  makroskopis  tumor  ini  terlihat  mengalami  pengikisan  parsial, bertangkai,  lunak,  dan  rapuh.  Pada  gambaran  mikroskopis  terlihat  pola
reticular  net-like,  padat,  dan  seperti  rangkaian  bunga  yang  bergantung festoon  garland  [ Perunovic, 2006 ]
a.2. Kista dermoid
a.3. Teratoma kistik matur mature cystic teratoma Secara  mikroskopis,  sel-sel  tumor  ini  tidak  tersusun  dengan  baik.  Epitel
skuamos, interstinal, kartilago, dan bronkial dapat terlihat. Tumor ini bersifat jinak,  walaupun  pada  beberapa  kasus  dapat  berkembang  menjadi  ganas
Wells, 2009.
Universitas Sumatera Utara
6. Lymphoid and hematopoietic
a.  Malignant lymphoma tipe spesifik Secara makroskopis terlihat pembesaran difus serviks  barrel-shaped cervix
atau  massa  polipoid  dengan  gambaran  daging  ikan    fish-flesh  ,  lunak,  dan berwarna abu-putih. Secara mikroskopis terdapat stroma dengan infiltrat sel tumor
tanpa penghancuran epitel glandular atau skuamos Perunovic, 2006.
b.  Leukemia tipe spesifik
7. Tumor Sekunder
2.2.5.  Stadium Kanker Serviks
Tabel  2.1.  Stadium  kanker  serviks  berdasarkan  klasifikasi  TNM  dan International Federation of Gynecologist and Obstetricians FIGO 2000
TNM FIGO
Kriteria
Tx Tumor tidak dapat diidentifikasi
T0 Tumor ada tumor
Tis Karsinoma insitu, karsinoma intraepithelial
T1 I
Karsinoma  masih  terbatas  di  serviks  penyebaran  ke  korpus uteri diabaikan
Universitas Sumatera Utara
T1a Ia
Invasi  kanker  ke  stroma  hanya  dapat  dikenali  secara mikroskopik,  lesi  yang  dapat  dilihat  secara  langsung  walau
dengan  invasi  yang  sangat  superfisial  dikelompokkan sebagai  stadium  Ib.  Kedalaman  invasi  ke  stroma  tidak  lebih
dari 5 mm dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7 mm T1a1
Ia1 Invasi  ke  stroma  dengan  kedalaman  tidak  lebih  dari  3  mm
dan lebar tidak lebih dari 7 mm T1a2
Ia2 Invasi  ke  stroma  dengan  kedalaman  lebih  dari  3  mm  tapi
kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm T1b
Ib Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari Ia
T1b1 Ib1
Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm T1b2
Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm
T2a IIa
Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan parametrium T2b
IIb Infiltrasi  ke  parametrium,  tapi  belum  mencapai  dinding
panggul T3
III Telah  melibatkan  13  bawah  vagina  atau  adanya  perluasan
sampai  dinding  panggul.  Kasus  dengan  hidronefrosis  atau gangguan  fungsi  ginjal  dimasukkan  dalam  stadium  ini,
kecuali kelainan ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain T3a
IIIa Keterlibatan  13  bawah  vagina  dan  infiltrasi  parametrium
belum mencapai dinding panggul T3b
IIIb Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidronefrosis
atau gangguan fungsi ginjal
Universitas Sumatera Utara
T4 IVa
Perluasan  ke  luar  organ  reproduktif,  keterlibatan  mukosa kandung kemih atau mukosa rectum
M1 IVb
Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul Sumber : FIGO Committee on Gynecologic Oncology. 2006. Staging Classifications
and Clinical Practice Guidelines for Gynaecological Cancers.
N –
Nodus Limfe
Regional NX
:Keterlibatan limfe
regional tidak
dapat diidentifikasi
N0 :Tidak
ada metastasis
limfe regional
N1 :Metastasis
ke limfe
regional
M –
Metastasis jauh
MX :Metastasis
jauh tidak
dapat diidentifikasi
M0 :Tidak
ada metastasis
jauh M1
:Metastasis jauh
Tabel 2.2. Pengelompokan Stadium Berdasarkan TNM dan FIGO 2000
FIGO UICC
T N
M
Tis N0
M0 IA1
T1a1 N0
M0 IA2
T1a2 N0
M0 IB1
T1b1 N0
M0
Universitas Sumatera Utara
IB2 T1b2
N0 M0
IIA T2a
N0 M0
IIB T2b
N0 M0
IIIB T1
N1 M0
T2 N1
M0 T3a
N1 M0
T3b any N
M0 IVA
T4 any N
any M IVB
any T any N
M1 Sumber : FIGO Committee on Gynecologic Oncology. 2006. Staging Classifications
and Clinical Practice Guidelines for Gynaecological Cancers.
2.2.6.  Derajat differensiasi Kanker Serviks
Menurut  American  Joint  Committee  on  Cancer  2002,  terdapat  4  derajat differensiasi kanker sel skuamos serviks, yaitu:
1.  Grade I  : Differensiasi baik  Well differentiated Terdapat  banyak  sel  skuamos  matang  dengan  banyak  keratin  pearls,  aktifitas
mitosis masih sedikit, dan pleomorfisme masih minimal. 2.  Grade II
:Differensiasi sedang  moderately  intermediate differentiated Batas  sel  mulai  tidak  jelas  dan  sitoplasma  lebih  sedikit  daripada  kanker  grade  I.
Terdapat lebih banyak pleomorfisme dan mitosis. 3.  Grade III  : Differensiasi buruk  poorly differentiated
Universitas Sumatera Utara
Sitoplasma  sangat  sedikit  dan  terdapat  banyak  mitosis.  Keratinisasi  sedikit  bahkan tidak  ada.  Gambaran  mikroskopisnya  menyerupai  HSIL  High  Grade  Squamous
Lesions. 4.  Grade IV  : Kanker anaplastik  undifferentiated
Sel-sel  kanker  sudah  tidak  lagi  menyerupai  sel  asal  dan  terdapat  pleomorfisme yang nyata.
Derajat differensiasi adenokarsinoma serviks, yaitu : 1.  Grade I
: differensiasi baik  well differentiated Tumor  memiliki  sel-sel  kelenjar  yang  terbentuk  baik,  sel  memanjang  dan
berbentuk kolumnar dengan inti  yang oval. Terdapat stratifikasi  yang minimal, yaitu kurang dari 3 lapis sel. Aktifitas mitosis juga masih sangat sedikit.
2.  Grade II : differensiasi sedang  moderate differentiated
Tumor memiliki kelenjar yang kompleks dengan pembentukan kribiform, inti sel lebih bulat dan ireguler, anak inti lebih kecil, dan mitosis semakin banyak.
3.  Grade III  : differensiasi buruk  poorly differentiated Terdapat  lapisan  sel-sel  ganas,  sel-sel  besar  dan  ireguler,  inti  sel  pleomorfik,
banyak nekrosis dan mitosis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP  DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka  konsep  pada  penelitian  ini  untuk  mengetahui  gambaran  histopatologi tumor  serviks  di  Instalasi  Patologi  Anatomi  RSUP  H.  Adam  Malik  periode  Januari
2009 - Desember 2010. Berdasarkan  latar  belakang  dan  tinjauan  pustaka,  maka  kerangka  konsep  dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Histopatologi Tumor Serviks
3.2. Definisi Operasional
Tumor  serviks  adalah  segala  bentuk    pertumbuhan  jaringan  yang  tidak  normal pada serviks, baik itu tumor ganas, mikroinvasif, maupun tumor jinak.
Gambaran  histopatologi  adalah  hasil  pembacaan  sediaan  histopatologi  serviks oleh ahli Patologi Anatomi.
Alat Ukur :Data rekam medis
Cara Ukur :Menganalisis  data  rekam  medis  yang  menunjukkan
gambaran histopatologi serviks dan dipastikan terdiagnosis tumor serviks.
Skala :Nominal
Kategori :Klasifikasi tumor serviks menurut WHO 2002
1.  Tumor epitelial a  Tumor dan prekursor skuamos
b  Tumor dan prekursor glandular c  Tumor epitel lainnya
Gambaran Histopatologi Tumor serviks
Universitas Sumatera Utara
2.  Tumor mesenkimal dan kondisi seperti tumor 3.  Tumor  campuran  epitelial  dan  mesenkimal  Mixed
epithelial and mesenchymal tumours 4.  Tumor melanositik  Melanocytic tumours
5. Miscellaneous tumors
6. Limfoid dan hematopoetik
7. Tumor sekunder
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis  penelitian  yang  digunakan  adalah  penelitian  deskriptif,  dengan  desain penelitian  cross-sectional potong lintang. Menurut Alatas 2008, dalam penelitian
cross-sectional peneliti akan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat  tertentu.  Jadi,  dengan  satu  kali  pengamatan,  akan  didapatkan  data  gambaran
histopatologi  tumor  ganas,  tumor  mikroinvasif,  dan  tumor  jinak  serviks  di  Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik.
4.2. Waktu  Tempat Penelitian