6
Tabel 2.1 Jumlah kasus AIDS di Indonesia menurut faktor risiko 2005-2011
source :
ht t p: w w w.aidsindonesia.or.id dow nload LT3Kem kes2011.pdf
2.1.2 Penularan HIVAIDS
HIV pertama ditemukan pada simpanse dan kera di Afrika yang darahnya kontak dengan manusia ketika hewan tersebut disembelih atau
dimasak oleh orang Afrika sehingga terjadi penyebaran virus Cross Infection dari hewan ke manusia dan menjadi HIV. HIV hanya dapat
ditemukan pada cairan tubuh. Contohnya dalam darah termasuk darah haid dan darah plasenta pada wanita, air manicairan lain yang keluar dari alat
kelamin laki-laki, kecuali air seni dan cairan vagina serta cairan serviks uteri. HIV dapat ditularkan melalui:
Hubungan seksual. Sebagian besar penularan terjadi melalui hubungan seksual, baik melalui vagina, dubur maupun mulut. Pada
saat hubungan seks, mungkin terjadi mikrolesi akibat gesekan dan melalui lesi tadi virus yang terdapat dalam cairan tubuh pasangan seks
yang mengidap HIV dengan mudah akan ditularkan kepada pasangannya
Parenteral, terjadi melalui penggunaan jarum suntik, transfusi darah dan alat-alat tusuk lainnya seperti alat tindik, pisau cukur, alat tato dan
7
alat khitan yang terinfeksi HIV. Penularan melalui jarum suntik atau alat kedokteran yang tidak steril dapat terjadi pada jarum suntik bekas
pengidap HIV Perinatal. Bayi dalam kandungan mendapat zat makanan dan O
2
dari darah ibu yang dipompakan ke darah bayi. Pada umumnya, darah bayi
tidak tercampur dengan darah ibu sehingga tidak semua bayi yang dikandung ibu dengan HIV positif tertular HIV saat dalam kandungan.
Perlindungan plasenta dapat rusak bila ada infeksi virus, bakteri ataupun parasit pada plasenta atau pada keadaan dimana daya tahan
ibu sangat rendah. Bayi dapat juga tertular HIV saat persalinan maupun via ASI meskipun diketahui konsentrasi HIV pada ASI lebih
rendah dari darah, 10-20 bayi akan terinfeksi HIV bila disusui sampai 18 bulan atau lebih
Seseorang dikatakan terinfeksi HIV yang berlanjut menjadi AIDS bila kadar CD4 di bawah 200 atau telah mengalami komplikasi seperti
Pneumocystis pneumonia, Cytomegalovirus, Tuberculosis, Toxoplasmosis, Cryptosporidiosis, dan lain lain.
11,12
WHO mengklasifikasikan HIVAIDS pada remaja dan dewasa berdasarkan pada tanda dan gejala klinis yang muncul pada pasien sebagai
berikut :
13
Clinical Stage 1
Asimptomatik Limfadenopati generalisata yang persisten
Clinical Stage 2
Berat badan turun yang tidak jelas penyebabnya 10 dari berat badan semula
Infeksi saluran nafas berulang, sinusitis, tonsillitis, otitis media dan faringitis
Herpes zooster Angular Cheilitis
8
Ulserasi oral yang berulang Dermatitis seboroik
Infeksi jamur pada kuku
Clinical Stage 3
Berat badan turun yang tidak jelas penyebabnya 10 dari berat badan semula
Diare kronik yang tidak jelas penyebabnya selama lebih dar 1 bulan Demam persisten yang tidak diketahui penyebabnya 37,6
o
C intermiten atau konstan selama lebih dari 1 bulan
Infeksi bakteri berat Pneumonia, Empyema, Pyomyositis, infeksi sendi atau tulang, meningitis atau bacteremia
Stomatitis ulseratif Nekrotik Akut, gingitivitis atau periodontitis Anemia yang tidak jelas penyebabnya 8 gdl, neutropenia 0,5 x 10
9
per liter Atau trkombositopenia kronik 50 x 10
9
per liter
Clinical Stage 4
Wasting Syndrome Pneumocystis Pneumonia
Bakterial Pneumonia berat berulang Infeksi Herpes Simplex kronik orolabial, genital, anorektal selama lebih
dari 1 bulan atau bagian visceral lainnya Kandidiasis Esofageal atau Kandidiasis trakea, bronkus atau paru
Tuberkulosis paru Sarcoma Kaposi
Infeksi CMV retinitis atau infeksi di organ lain Toxoplasmosis di sistem saraf pusat
HIV ensefalopati Cryptococcosis ekstrapulmo termasuk meningitis
Infeksi bakteri non-TB yang luas Leukoensefalopati multifokal progresif
Cryptosporodiasis Kronik dengan diare Isosporiasis Kronik
9
Mikosis yang luas coccidiomikosis atau histoplasmosis Karsinoma servikal invasif
Leishmaniasis atipikal yang luas Bakteremia salmonella non-tifoid yang berulang
Limfoma serebral atau sel B non-Hodgin atau tumor lain terkait HIV Nefropatikardiomiopatisimptomatik terkait HIV
2.1.3 Kriteria Diagnosis HIV