25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tertampung pada receiving part sedangkan untuk ekstrak jintan hitam terbentuk pada evaporation part. Pemekatan dihentikan ketika pelarut tidak
menetes pada receiving part dengan asumsi bahwa sudah tidak ada pelarut yang terkandung didalam sampel Yuliani, 2010. Rendemen ekstrak yang
diperoleh yaitu sebesar 20,54. Nilai rendemen memperlihatkan bahwa ekstrak yang diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-
heksana cukup banyak. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya kemungkinan bahwa biji jintan hitam didominasi oleh senyawa-senyawa
non polar .
4.3 Penapisan Fitokimia
Tujuan dilakukannya penapisan fitokimia ini adalah mengetahui golongan metabolit sekunder yang terdapat didalam ekstrak biji jintan hitam
Nigella sativa L. yang diekstraksi dengan n-heksana. Tabel 4.1 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Biji Jintan Hitam
Metabolit sekunder Hasil
Alkaloid -
Flavonoid -
Saponin -
Tannin -
Fenol -
Terpenoid +
Triterpenoid +
Minyak Atsiri +
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji jintan hitam dalam n-heksana positif mengandung metabolit terpenoid, triterpenoid dan
minyak atsiri. Golongan terpenoid teridentifikasi dengan terbentuknya lapisan berwarna kuning setelah penambahan kloroform dan asam sulfat
pekat. Golongan triterpenoid ditunjukkan dengan terbentuknya cincin
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kecoklatan pada perbatasan dua pelarut. Sedangkan kandungan minyak atsiri ditandai dengan residu yang tetap beraroma khas.
4.4 Parameter Standar.
Parameter standar yang dilakukan terhadap ekstrak kental biji jintan hitam dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Parameter Standar Ekstrak
Parameter Ekstrak
Susut pengeringan 2,639
Kadar abu 0,297
Pemeriksaan kadar abu dilakukan dengan memanaskan bahan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya akan terdekstruksi dan
menguap, sehingga yang tertinggal hanya unsur mineral dan anorganik. Tujuan penetapan kadar abu adalah untuk memberikan gambaran
kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal pada proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Batas kadar abu total jintan hitam yang
diperbolehkan yaitu tidak lebih dari 8,00 seperti yang telah dijelaskan dalam Materi Medika jilid III. Dari tabel diatas maka diketahui bahwa
ekstrak kental jintan hitam masuk dalam persyaratan yang dianjurkan. Sementara, nilai pada susut pengeringan menyatakan jumlah maksimal
senyawa yang mudah menguap atau hilang pada proses pengeringan.
4.5 Pemisahan Senyawa Inhibitor Dengan Kromatografi Kolom